Super Junior FanFiction: “Get Married″
part 4″
Hari ini adalah hari yang sangat membosankan bagi seorang Choi
Siwon. Setelah memutuskan pindah ke rumahku, tampaknya Siwon-ahjusshi mulai
dijauhi oleh teman-teman asramanya dulu. Ketika ia datang untuk mengunjungi
teman-teman yang dikiranya sangat menantikan kehadirannya, ternyata tak seorang
pun dari mereka yang menyambutnya dengan antusias. Ya, dia sama sekali tidak
dirindukan. Dia hanya termenung melihat teman-temannya sedang asyik dengan
aktivitas mereka masing-masing. Kemudian setelah ada salah seorang dari mereka
menyadari kedatangannya dia pun tersenyum.
“Siwon-sshi… Wow kau datang! Apa kau sudah membawa video ‘itu’?
Aku sangat menantikannya,” sambut pria yang bernama Lee Hyuk Jae.
Siwon yang semula senang disapa malah mendengus kesal, “Belum
kurekam,tak ada kesempatan!” sahutnya ketus.
“MWO?! Lalu untuk apa kau kemari? Kau tahu kan kalo kami di sini
sangat menantikan video ‘itu’. Apa kau tidak tega karena dia keponakanmu?” Hyuk
Jae mengintimidasinya lagi .
“Aku tega, kok! Sudah kubilang aku tidak ada kesempatan untuk
merekam. Tiap malam aku mengintai mereka sampai aku selalu telat tidur. Tapi
sebulan ini si Chae Ri itu pergi berbulan madu di Jejudo. Kau pikir aku mau
mengikuti mereka ke sana?”
“Kenapa kau malah marah-marah? Huh, sudahlah sini kembalikan
Handycamku! Tidak usah saja kau rekam pasangan muda itu, adegan mereka juga
belum tentu asyik.”
Siwon pun mengembalikan handycam Hyuk Jae, kemudian dia memutuskan pulang. Teman-temannya memang menyebalkan, otak mereka mesum semua!
Siwon pun mengembalikan handycam Hyuk Jae, kemudian dia memutuskan pulang. Teman-temannya memang menyebalkan, otak mereka mesum semua!
“Cih… Arghhh, menyebalkan. Mati kau Hyuk Jae!” umpat Siwon
sepanjang perjalanan dari asrama sampai ke halte bis yang berjarak 30 meter.
Dilihatnya 3 orang gadis tak jauh dari dirinya berdiri, mereka semua tersenyum
kepadanya dan Siwon tetap memasang wajah cuek. Kemudian salah seorang dari
mereka menghampirinya.
“Siwon-sshi, aku ingin berbicara sesuatu padamu,” kata gadis
itu. Siwon tidak terkejut jika gadis itu tahu namanya, sebab dia merasa dirinya
cukup populer di antara gadis-gadis di lingkungan tersebut.
“Ada apa?” sahut Siwon dengan senyum mengembang. Dia melihat dua
gadis lainnya memperhatikan dengan tegang.
“A-a-aku suka kamu. Jadilah pacarku!” kata gadis itu menunduk
malu.
“Baiklah,” sahut Siwon pendek. Gadis itu membelalakkan matanya
ketika mendengar jawaban Siwon. “Kenapa memasang tampang begitu? Sekarang aku
pacarmu. Ayo, kita kencan!” Siwon menarik tangan gadis itu, pada saat itu juga
ada sebuah bis berhenti di halte tempat mereka berdiri. Ia mengajak gadis itu
masuk ke dalam bis meninggalkan dua temannya. Siwon dan gadis itu hanya berdiam
diri sepanjang perjalanan. Siwon selalu memegang tangan gadis itu, sampai
mereka turun disuatu tempat.
“Siwon-sshi, kau akan mengajakku kemana?” tanya gadis itu heran
karena Siwon sama sekali tidak berbicara dan hanya menarik tangannya menyuruh
mengikuti kemana pun Siwon berjalan.
Hingga akhirnya Siwon menghentikan langkahnya, dia menatap gadis
itu dan kemudian berkata, “Aku akan mengajakmu berkencan di motel.”
Gadis itu seketika melepaskan genggaman tangan Siwon.
“Siwon-sshi, kita kan baru jadian,” jerit gadis itu.
“Tidak masalah, kan? Bukankah itu yang kau mau dariku makanya
kau mau aku jadi pacarmu?” jawab Siwon sambil tersenyum dan…
PLAKKK! Gadis itu menampar keras wajah Siwon, membuatnya menyeka
darah yang muncul di sudut bibirnya namun tetap tersenyum. “KAU GILA!” umpat
gadis itu sambil menangis dan kemudian meninggalkan Siwon.
@@@
“My home sweet home. Kangen…kangen…kangen…” Aku berteriak girang
sesampainya di ruang tamu rumahku. Menghempaskan diri di atas sofa tanpa
memperdulikan barang bawaanku. Kuletakkan barangku di pintu depan, sehingga Kyu
yang juga membawa barang banyak bersusah payah membawakannya ke ruang tamu.
“Aigoo, Kyu dan Chaesa datang. Kalian pasti lelah. Kenapa kalian
tidak menunggu kami menjemput kalian, sih? Barang bawaan kalian juga banyak.
Aku akan membuatkan minuman untuk kalian, cepat duduk dan istirahatlah,” sambut
eomma.
“Eomma, buatkan aku jus tomat dicampur wortel dan jeruk nipis!”
perintahku. Bukannya menuruti, eomma malah melemparku dengan serbet.
“Kenapa memerintahku?! Kau harusnya membantu!” serunya.
“Eomma, aku juga kan lelah. Aku juga baru datang, masa malah
disuruh membantu sih. Sudah lebih dari sebulan tidak bertemu dengan anak sendiri,
aku malah dilempar dengan serbet kotor,” balasku. Eomma hanya menghela
nafasnya, mungkin yang dia harapkan dengan kepergianku ke Jejudo selama sebulan
bisa membuatku berubah. Tentu saja hal itu tidak mungkin. Aku sudah cukup
menderita di sana. Sudah cukup selama sebulan aku menjadi gadis rajin. Sekarang
sesampai di rumah, aku bertekad untuk kembali seperti saat sebelum pergi,
kembali menjadi diriku yang melakukan apapun semauku. Dan sekarang yang
kuinginkan adalah…bersantai!
“Annyeong,” terdengar salam dari luar dan pintu rumahku pun
terbuka. Kulihat Siwon-ahjusshi masuk, terlihat jelas jika perasaannya sedang
buruk. Setelah menutup pintu dia langsung naik ke lantai dua tanpa menyapa kami
yang berada diruang tamu.
“Wooo, kenapa wajahnya seperti itu? Harusnya dia menyapa kita.
Dasar tidak sopan,” dengusku.
“Kau juga tidak sopan,” sahut Kyu sambil lalu meninggalkan aku
dan Chaesa yang masih melepas lelah diruang tamu. Kudengar Chaesa terkikik, aku
langsung mengarahkan pandangan mematikanku padanya dan dia pun langsung
terdiam. Padahal kulihat di sepanjang perjalanan ke Seoul, Chaesa sangat
tegang. Mungkin saja dia hanya mabuk perjalanan.
@@@
Ini malam pertama Chaesa tinggal bersama di rumahku. Dulu memang
dia pernah menginap disini jadi ini bukan pertama kalinya tetapi jelas ini akan
menjadi hari-hari awalnya menjalani kehidupan di Seoul. Kemungkinan dia merasa
tidak tenang dengan perubahan suasana yang dialaminya menjadikannya tak bisa
tidur walaupun jarum jam sudah menunjukkan angka dua dini hari. Dia memutuskan
untuk keluar dari kamarnya yang terletak di lantai dua berjarak tiga kamar dari
kamarku.
Dia menuju balkon yang berada di sebelah kamarku, mencoba
mencari angin segar. Namun, dilihatnya seseorang sedang mencoba mencuri dengar
kejadian di dalam kamarku.
“Siwon-ahjusshi, kau ngapain?” tanya Chaesa. Dia sangat heran
melihat Siwon berdandan mirip pencuri di tv dengan stetoskop menempel di
telinga.
“Shhhh!” perintah Siwon karena kesal kegiatan mencuri dengarnya
diganggu Chaesa. Ia melepaskan stetoskop, memasukannya ke saku celana kemudian
berjalan melewati Chaesa. Tetapi setelah berjalan sekitar tiga langkah,
dia berbalik dan mencengkram pundak Chaesa. Membuat gadis itu terkejut.
Dia tidak pernah sedekat ini dengan Siwon. Dia merasakan Siwon sedang membaui
rambutnya dari belakang. Karena tidak tahan dengan sikap Siwon, dia memutar
tubuhnya sehingga sekarang wajahnya dan wajah Siwon hanya berjarak sepuluh
senti. Chaesa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, dia memang tidak
pernah sedekat ini dengan seorang pria dan tentu saja dengan pria setampan
Siwon.
“Rambutmu indah sekali ya, Chaesa,” katanya. Dia menarik rambut
Chaesa dan menciuminya. “Selain itu sangat wangi. Tetapi sayangnya aku tidak
suka dengan rambutmu ini,” katanya lagi. Dia melepaskan rambut Chaesa, lalu
meninggalkannya yang sangat terkejut dengan perkataannya. Chaesa masih
kebingungan dengan sikap Siwon, kemudian ia meraba rambutnya dan menyadari ada
sesuatu yang lengeket disana, SIWON MENEMPELKAN PERMEN KARET DIRAMBUTNYA!!!
Rambut yang dengan susah payah dipanjangkannya selama 5 tahun dan selalu
dirawatnya, rusak karena ulah Choi Siwon!
@@@
“Ini sih harus dipotong,” ujarku. ”Chaesa, kau ceroboh sekali.
Kenapa permen karet bisa menempel dirambut? Kau pasti semalam makan permen
karet kemudian menaruhnya di dekat tempat tidur. Sayang sekali padahal rambutmu
bagus.”
“Chae Ri, jangan memarahinya terus. Lihat Chaesa sangat sedih,
harusnya kau menghiburnya,” bentak eomma. “Chaesa ayo kita ke salon sekarang!”
ajaknya. Chaesa menggangguk menurut.
“Kyu, hari ini kan hari terakhir liburan. Kita juga jalan-jalan,
yuk!” ajakku. Kyuhyun memandangku dengan pandangan tidak mau, tetapi aku
membalasnya dengan pandangan memaksa.
“Baiklah, kita pergi.”
@@@
“Chae Ri, sudah dua jam nih. Apa sih yang kau cari?” tanya Kyu
kesal yang sepertinya sudah sangat kelelahan karena selalu mengikutiku dari
satu toko ke toko lain. Sebetulnya, aku memang tidak berniat membeli apapun.
Aku hanya ingin melihat-lihat pusat perbelanjaan dan aku senang melihat Kyu
selalu mengikutiku. Dia seperti anak bebek yang mengikuti induknya.
Aku melihat sebuah mesin permainan dan mengajak Kyu mencobanya.
“Kyu, ambilkan aku boneka kodok itu!” perintahku padanya.
“Mwo?” sahut Kyu membulatkan mulutnya. Lucu sekali.
“Ya, kau kan pintar game. Pasti tidak akan memerlukan waktu
lama,” aku membujuknya dengan kalimat yang pas. Kyu langsung mengeluarkan uang
1000 won dari dompetnya dan memasukkan ke lubang koin. Dia mulai
menggerak-gerakan stick di tangannya mengarahkan penjepit ke boneka kodok dan
ia berhasil meraih boneka itu. Aku pun meloncat girang dan berteriak, tetapi
ketika boneka itu diarahkan ke lubang keluar, boneka itu terlepas dari jepitan
dan gagal kami dapatkan.
“Aarrghh, harusnya kamu nggak teriak Chae Ri! Merusak
konsentrasiku saja,” bentak Kyu.
“Ne, ne, arasseo. Aku akan diam saja,” sahutku merasa bersalah.
Kyu pun mulai mencoba lagi, tetapi tetap gagal. Dia mencoba sampai sepuluh kali
tetapi tak kunjung berhasil juga.
“Aku menghabiskan 10.000 won demi permainan ini,” sesal Kyu.
“Hyaaa, Park Chae Ri, ini salahmu! Kalau kau tidak berteriak tadi, aku pasti
bisa mendapatkannya.”
“Kenapa kau menyalahkanku? Kau saja yang tidak bisa main. Dengan
uang segitu kau bisa membelikanku boneka beruang besar di toko sana,” tunjukku
ke arah toko boneka di sebrang kami.
“Aku bisa main kok, lagipula kau sendiri yang ingin boneka ini,
makanya aku berusaha mengambilkannya.”
“Sudahlah, kau ngotot sekali. Sini gantian biar aku yang
mencoba,” kataku sambil mendorong Kyu menjauh dari mesin permainan. Kumasukkan
uangku dan mulai menggerakkan stick mesin permainan itu.
“Kau takkan bisa,” ejeknya meremehkan.
“Kita lihat saja,” sahutku. Dan tak lama kemudian aku pun
berhasil mendapatkan boneka kodok itu.
“Cih, hanya kebetulan!”
“Biarin, yang penting tak menghabiskan banyak uang,” balasku.
“Kulakukan itu untukmu Chae Ri-ah, harusnya kau menghargai
perbuatanku, dong!” serunya.
“Kau hanya tak ingin kalah, paling tidak itu sifatmu yang kutahu
jika sedang main game,” sahutku sambil tersenyum. Kulihat Kyu terdiam kemudian
membalas senyumanku. Aku tahu dia tidak akan membalas ucapanku tadi, jadinya
kulanjutkan perkataanku, “Kyuhyun-sshi, gomawoyo.”
Kyu tersenyum makin lebar, dia meletakkan tangannya di kepalaku
dan memembelai rambutku, sambil mengganggukan kepalanya. Sekarang aku bisa
melihat gigi putihnya, aku merasakan senyumnya menyejukkan hatiku. Aku
benar-benar merasa sangat bahagia saat itu sampai saat Kyu mendorongku. Aku
sangat terkejut dengan apa yang dilakukannya, sangat ingin memarahinya sampai
kudengar suara yang kukenal.
“Hey, Kyu ngapain kau disini? Kupikir kau lagi di rumah, sedang
belajar. Hehehe…” sapa Kangin. Kulihat Kyu tersenyum sangat masam pada Kangin.
“Lho, Chae Ri-ah? Kau dan Kyu sedang kencan, ya?” tanyanya. Kyu menjawab pertanyaan Kangin sebelum aku sempat membuka mulutku.
“Lho, Chae Ri-ah? Kau dan Kyu sedang kencan, ya?” tanyanya. Kyu menjawab pertanyaan Kangin sebelum aku sempat membuka mulutku.
“Kami hanya kebetulan bertemu.”
“Ya, mana mungkin kami berkencan,” aku menimpali.
“Ya, ya, ya. Tidak usah ngotot begitu, aku yakin kalian tidak
akan mungkin berkencan. Hahaha,” kata-kata Kangin benar-benar meremehkan, dia
tidak tau kalau sebenarnya aku dan Kyu malah sudah menikah. Tapi syukurlah
paling tidak aku dan Kyu aman sekarang.
“Hyung, kau sendiri mau ngapain?” tanya Kyu. Kangin adalah
sunbaenim kami, tapi aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan kehormatan.
Sebenarnya karena dia jugalah aku dan Kyu jadi menikah. Kangin yang mengajak
kami untuk minum Shoju, tetapi syukurlah bukan dia yang mengantarku pulang. Aku
tidak habis pikir jika dia yang mengantarku pasti sekarang yang menjadi suamiku
adalah Kangin bukannya Kyu. Walaupun aku juga masih menyesali pernikahanku
dengan Kyu, menurutku Kyu masih lebih baik daripada Kangin.
“Kau pasti tidak akan menduganya. Hehehe, aku akan kencan dengan
Jung Myu Ra,” jawab Kangin sambil tersenyum malu.
“APA???” aku berteriak, cukup terkejut mendengar perkataan
Kangin.
“Chae Ri, kau tidak perlu sekaget itu! Aku sedang menunggunya,
limabelas menit lagi pasti dia datang,”sahut Kangin. “Boneka kodokmu lucu. Chae
Ri-ah, kau beli di mana?”
“Aku mendapatkannya dari mesin ini,” kataku sambil menyentuh
mesin di sampingku.
“Wah, bonekanya lucu-lucu. Aku akan mengambilkan boneka monyet
itu untuk Myu Ra,” katanya penuh semangat.
“Kenapa mengambil boneka monyet untuk Mirsa-eonni?” tanyaku. Aku
memang memanggil Jung Myu Ra dengan panggilan Mirsa-eonni karena dia juga
sunbaeku.
“Karena dia lucu seperti monyet. Hehehe…”jawab Kangin asal
sambil terkekeh.
“SIAPA YANG LUCU SEPERTI MONYET, HAH???” terdengar teriakan dari
belakang kami. Dan suara itu milik Myu Ra-eonni.
“Akhirnya pasangan kencan hyung datang. Hyung, aku pergi dulu
ya,” pamit Kyu. Aku sangat kaget mendengar Kyu mau meninggalkanku. Sebelum aku
mencegahnya, Mirsa-eonni sudah menarik tangannya duluan.
“Mau kemana kamu, Kyu? Siapa yang kencan dengan siapa? Aku dan
Kangin bertemu di sini karena ada urusan dengan ketua klub teater SMA Paran.
Kangin, aku pikir kau memberitahukan hal ini pada Chae Ri dan Kyuhyun makanya
mereka ada di sini.”
Aku dan Kyu hanya bisa membulatkan mulut kami dan kemudian tersenyum
memandang Kangin yang sudah berhasil mendapatkan boneka monyet. Ia hanya
tersenyum malu.
“Ya sudah, karena kita semua sudah berkumpul di sini, ayo kita
berangkat ke tempat pertemuan! Janjiannya kan ketemuan jam tiga, masih ada sisa
½ jam lagi. Ayo berangkat!” ajak Myu Ra sambil menggandeng tangan Kyuhyun. Aku
tidak kaget melihatnya karena memang Myu ra naksir Kyu. Hanya Kyu saja yang
tidak menyadarinya, padahal tindakan Myu Ra sudah cukup jelas. Eh, tetapi
sepertinya ada lagi seorang yang tak sadar, dia adalah pria disampingku,
Kangin. Aku memasukkan boneka kodok yang tadi kudapatkan ke dalam tas selempang
yang memang sedang kugunakan, kemudian kulihat Kangin menyodorkan boneka
monyetnya kepadaku.
“Tolong bawakan,” pintanya.
@@@
Aku, Kyuhyun, Mirsa-eonni, dan Kang in sedang berhadapan dengan
dua orang siswa SMA Paran. Mereka adalah Jung Jin Rin dan Kim Heechul. Aku
cukup terpana dengan penampilan mereka yang sangat keren, dan tentu saja aku
tidak pernah melepaskan pandanganku dari Kim Heechul karena dia memang sangat
tampan, sepertinya tanganku bergetar saat kami bersalaman, tapi masa bodoh!
Gadis mana yang dapat menahan rasa kagum atas wajah tampan nyaris sempurna
milik Heechul? Bahkan Mirsa-eonni pun tidak bisa menutup mulutnya saking
terpukau melihat Heechul. Aku tidak bisa membayangkan Jin rin yang setiap hari
selalu bersamanya, jangan-jangan mereka pacaran.
“Aku dan Heechul masih sepupu, dia anak bibiku,” katanya seakan
bisa membaca pikiranku. “Aku yakin kalian pasti mau tau hubungan kami, kan? Hehehe,
biasanya hal itu yang ditanyakan orang kepada kami, karena memang kami sangat
dekat,” tambahnya.
Aku, Kyu, Kang in dan Mirsa-eonn hanya bisa membulatkan mulut
kami membentuk huruf O. Ternyata tidak hanya aku yang berpikiran seperti itu.
“Chae Ri, karena kita sesama ketua, setelah ini kita pasti akan
sering bertemu dan berdiskusi. Jadi, mohon kerja samanya,” sambut Heechul
ramah.
“Ne, aku juga mohon kerjasamanya,” kataku. Dalam hati kuberpikir
pasti sangat menyenangkan bisa terus-terusan bersama pria setampan Kim Heechul.
Aku melihat Kyu menatap ke arahku, tetapi aku pura-pura tak melihatnya.
Bagaimanapun juga aku sebagai ketua klub teater akan berusaha semaksimal
mungkin demi suksesnya pementasan, bukan hanya bersemangat karena akan
bekerjasama denga pria yang sangat tampan. Sekolah ku dan sekolah Kim heechul
saat ini memang akan merencanakan pementasan kolaborasi dari dua klub,
pementasannya sendiri akan diadakan akhir tahun nanti, jadi masih ada waktu
bersiap-siap selama enam bulan, dan selama waktu itu aku dan Heechul akan
menghabiskan waktu bersama. Oh, tidak! Tampaknya jika aku bercermin sekarang
aku akan melihat wajahku memerah. Aku harus bisa mengontrol perasaanku.
“Kudengar Kim Ki Young mulai musim ini akan belajar di sekolah
kalian, ya?” tanya Heechul. Aku yang saat itu sedang minum, langsung
memuncratkan minumanku.
“Kim Ki Young?! Maksudmu Kim Ki Young member girlband SRBF yang
lagi ngetop-ngetopnya itu akan masuk ke sekolah kami?”tanyaku tak percaya.
“Ya, itu benar. Chae Ri memang selalu ketinggalan berita jadi
jangan heran lah,” Sahut Kangin.
“Memangnya kenapa dengan Kim Ki young?’ kali ini Kyu yang
bertanya.
“Hey, Kyunnie, memangnya kau tak tahu Kim Ki Young itu siapa?
Kurasa kau takkan mengenalinya walau dia duduk disampingmu, kau kan tidak suka
melihat berita dan gosip-gosip artis,” ejek Kangin membuat kami semua tertawa
dan tidak sengaja aku bertatapan dengan Heechul. Oh, matanya benar-benar indah.
“Kami ingin kalian mengajak Ki Young bergabung dengan klub
kalian,” kata Jin rin.
“Bagaimana caranya? Dia kan pastinya sangat sibuk, lagipula
untuk apa dia bergabung?” tanyaku.
“Caranya ya terserah kalian. Aku yakin kalian bisa membujuknya.
Jika dia bergabung, sangat mungkin kita mendapatkan banyak dana untuk
pertunjukan kita. Dia kan artis, pasti banyak fansnya yang akan ikut menonton
dan aku rasa untuk mendapatkan sponsor akan lebih mudah,” terang Jin rin.
“Baiklah, kalo begitu sampai di sini dulu pembicaraan kita,”
kata Mirsa-eonni menutup pembicaraan. “Ini sudah cukup sore, kita masih harus
mempersiapkan bahan untuk sekolah besok.”
Kami pun bersalaman dan menyepakati pertemuan berikutnya. Aku
melihat Kyu sudah berjalan lebih dulu meninggalkanku beriringan dengan Kangin
dan Mirsa-eonni yang disusul oleh Jin rin. Aku melihat Heechul menyesuaikan langkahnya
denganku di belakang.
“Chae Ri, boleh pinjam Hpmu?” katanya.
“Ne. Silakan,” aku menyerahkan Hpku padanya. Kulihat dia sedang
memencet keypadnya, kemudian mengembalikannya kepadaku.
“Telpon aku setelah kau sampai di rumah,” pintanya.
“Ne?” tanyaku masih tak mengerti.
“Aku ingin berbicara banyak hal denganmu. Jadi jangan lupa
telepon aku jika kau sudah sampai rumah, aku sudah memasukkan nomorku di Hpmu,”
sahut Heechul. Kulihat dia melambaikan tangannya untuk menyetop taksi. Dia dan
Jung rin masuk ke taksi itu dan pergi meninggalkanku yang masih
terbengong-bengong.
“Chae Ri,” panggil Kyu membuyarkan lamunanku.
“Kyu, di mana Mirsa-eonni dan Kangin?”
“Mereka sudah pulang. Kangin-hyung dan Myu Ra-noona buru-buru
karena PR liburan musim panas mereka masih ada yang belum selesai,” jawab Kyu.
Kemudian aku tersadar satu hal… PR LIBURAN MUSIM PANAS!!! Aku
bahkan belum mengerjakan satu pun. Huaaaaaaaa…
“Chae Ri-ah, kau sudah mengerjakan PRmu kan?” tanyanya penuh
selidik, kugelengkan kepalaku dan menangis. “MWO?! Bagaimana bisa?! Memangnya
kau melakukan apa selama liburan ini?” bentaknya. Ingin rasanya aku menarik
lidah Kyu dan mengeluarkannya.
”Jangan menanyakan itu! Kau tidak ingat apa yang kulakukan
selama aku dirumahmu?” kataku sambil terisak-isak.
“Chae Ri-ah, mianhe. Jangan menangis, lalu apa gunanya aku? Aku
pasti akan membantumu menyelesaikannya sampai akhir. HWAITING!!!” teriaknya.
“Kalau begitu kau mengizinkanku menyontek PRmu dong?” rayuku
penuh harapan dia bakal menjawab ‘iya’.
“Chae Ri, aku akan mengajarkanmu cara menjawab yang benar, bukan
memberimu contekan. Jadi, ayo kita pulang! Kita kerjakan PRmu sekarang,”
ajaknya. Dalam hati, aku masih mengharapkan Kyuhyun memberikan contekan, karena
sudah tidak mungkin mengerjakan semua PR tanpa langsung melihat jawabannya.
To Be Continue ……………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar