Minggu, 26 Februari 2012

Super Junior FanFiction: “Get Married″ part 4″


Super Junior FanFiction: “Get Married

part 4″
Hari ini adalah hari yang sangat membosankan bagi seorang Choi Siwon. Setelah memutuskan pindah ke rumahku, tampaknya Siwon-ahjusshi mulai dijauhi oleh teman-teman asramanya dulu. Ketika ia datang untuk mengunjungi teman-teman yang dikiranya sangat menantikan kehadirannya, ternyata tak seorang pun dari mereka yang menyambutnya dengan antusias. Ya, dia sama sekali tidak dirindukan. Dia hanya termenung melihat teman-temannya sedang asyik dengan aktivitas mereka masing-masing. Kemudian setelah ada salah seorang dari mereka menyadari kedatangannya dia pun tersenyum.
“Siwon-sshi… Wow kau datang! Apa kau sudah membawa video ‘itu’? Aku sangat menantikannya,” sambut pria yang bernama Lee Hyuk Jae.
Siwon yang semula senang disapa malah mendengus kesal, “Belum kurekam,tak ada kesempatan!” sahutnya ketus.
“MWO?! Lalu untuk apa kau kemari? Kau tahu kan kalo kami di sini sangat menantikan video ‘itu’. Apa kau tidak tega karena dia keponakanmu?” Hyuk Jae mengintimidasinya lagi .
“Aku tega, kok! Sudah kubilang aku tidak ada kesempatan untuk merekam. Tiap malam aku mengintai mereka sampai aku selalu telat tidur. Tapi sebulan ini si Chae Ri itu pergi berbulan madu di Jejudo. Kau pikir aku mau mengikuti mereka ke sana?”
“Kenapa kau malah marah-marah? Huh, sudahlah sini kembalikan Handycamku! Tidak usah saja kau rekam pasangan muda itu, adegan mereka juga belum tentu asyik.”

Siwon pun mengembalikan handycam Hyuk Jae, kemudian dia memutuskan pulang. Teman-temannya memang menyebalkan, otak mereka mesum semua!
“Cih… Arghhh, menyebalkan. Mati kau Hyuk Jae!” umpat Siwon sepanjang perjalanan dari asrama sampai ke halte bis yang berjarak 30 meter. Dilihatnya 3 orang gadis tak jauh dari dirinya berdiri, mereka semua tersenyum kepadanya dan Siwon tetap memasang wajah cuek. Kemudian salah seorang dari mereka menghampirinya.
“Siwon-sshi, aku ingin berbicara sesuatu padamu,” kata gadis itu. Siwon tidak terkejut jika gadis itu tahu namanya, sebab dia merasa dirinya cukup populer di antara gadis-gadis di lingkungan tersebut.
“Ada apa?” sahut Siwon dengan senyum mengembang. Dia melihat dua gadis lainnya memperhatikan dengan tegang.
“A-a-aku suka kamu. Jadilah pacarku!” kata gadis itu menunduk malu.
“Baiklah,” sahut Siwon pendek. Gadis itu membelalakkan matanya ketika mendengar jawaban Siwon. “Kenapa memasang tampang begitu? Sekarang aku pacarmu. Ayo, kita kencan!” Siwon menarik tangan gadis itu, pada saat itu juga ada sebuah bis berhenti di halte tempat mereka berdiri. Ia mengajak gadis itu masuk ke dalam bis meninggalkan dua temannya. Siwon dan gadis itu hanya berdiam diri sepanjang perjalanan. Siwon selalu memegang tangan gadis itu, sampai mereka turun disuatu tempat.
“Siwon-sshi, kau akan mengajakku kemana?” tanya gadis itu heran karena Siwon sama sekali tidak berbicara dan hanya menarik tangannya menyuruh mengikuti kemana pun Siwon berjalan.
Hingga akhirnya Siwon menghentikan langkahnya, dia menatap gadis itu dan kemudian berkata, “Aku akan mengajakmu berkencan di motel.”
Gadis itu seketika melepaskan genggaman tangan Siwon. “Siwon-sshi, kita kan baru jadian,” jerit gadis itu.
“Tidak masalah, kan? Bukankah itu yang kau mau dariku makanya kau mau aku jadi pacarmu?” jawab Siwon sambil tersenyum dan…
PLAKKK! Gadis itu menampar keras wajah Siwon, membuatnya menyeka darah yang muncul di sudut bibirnya namun tetap tersenyum. “KAU GILA!” umpat gadis itu sambil menangis dan kemudian meninggalkan Siwon.
@@@
“My home sweet home. Kangen…kangen…kangen…” Aku berteriak girang sesampainya di ruang tamu rumahku. Menghempaskan diri di atas sofa tanpa memperdulikan barang bawaanku. Kuletakkan barangku di pintu depan, sehingga Kyu yang juga membawa barang banyak bersusah payah membawakannya ke ruang tamu.
“Aigoo, Kyu dan Chaesa datang. Kalian pasti lelah. Kenapa kalian tidak menunggu kami menjemput kalian, sih? Barang bawaan kalian juga banyak. Aku akan membuatkan minuman untuk kalian, cepat duduk dan istirahatlah,” sambut eomma.
“Eomma, buatkan aku jus tomat dicampur wortel dan jeruk nipis!” perintahku. Bukannya menuruti, eomma malah melemparku dengan serbet.
“Kenapa memerintahku?! Kau harusnya membantu!” serunya.
“Eomma, aku juga kan lelah. Aku juga baru datang, masa malah disuruh membantu sih. Sudah lebih dari sebulan tidak bertemu dengan anak sendiri, aku malah dilempar dengan serbet kotor,” balasku. Eomma hanya menghela nafasnya, mungkin yang dia harapkan dengan kepergianku ke Jejudo selama sebulan bisa membuatku berubah. Tentu saja hal itu tidak mungkin. Aku sudah cukup menderita di sana. Sudah cukup selama sebulan aku menjadi gadis rajin. Sekarang sesampai di rumah, aku bertekad untuk kembali seperti saat sebelum pergi, kembali menjadi diriku yang melakukan apapun semauku. Dan sekarang yang kuinginkan adalah…bersantai!
“Annyeong,” terdengar salam dari luar dan pintu rumahku pun terbuka. Kulihat Siwon-ahjusshi masuk, terlihat jelas jika perasaannya sedang buruk. Setelah menutup pintu dia langsung naik ke lantai dua tanpa menyapa kami yang berada diruang tamu.
“Wooo, kenapa wajahnya seperti itu? Harusnya dia menyapa kita. Dasar tidak sopan,” dengusku.
“Kau juga tidak sopan,” sahut Kyu sambil lalu meninggalkan aku dan Chaesa yang masih melepas lelah diruang tamu. Kudengar Chaesa terkikik, aku langsung mengarahkan pandangan mematikanku padanya dan dia pun langsung terdiam. Padahal kulihat di sepanjang perjalanan ke Seoul, Chaesa sangat tegang. Mungkin saja dia hanya mabuk perjalanan.
@@@
Ini malam pertama Chaesa tinggal bersama di rumahku. Dulu memang dia pernah menginap disini jadi ini bukan pertama kalinya tetapi jelas ini akan menjadi hari-hari awalnya menjalani kehidupan di Seoul. Kemungkinan dia merasa tidak tenang dengan perubahan suasana yang dialaminya menjadikannya tak bisa tidur walaupun jarum jam sudah menunjukkan angka dua dini hari. Dia memutuskan untuk keluar dari kamarnya yang terletak di lantai dua berjarak tiga kamar dari kamarku.
Dia menuju balkon yang berada di sebelah kamarku, mencoba mencari angin segar. Namun, dilihatnya seseorang sedang mencoba mencuri dengar kejadian di dalam kamarku.
“Siwon-ahjusshi, kau ngapain?” tanya Chaesa. Dia sangat heran melihat Siwon berdandan mirip pencuri di tv dengan stetoskop menempel di telinga.
“Shhhh!” perintah Siwon karena kesal kegiatan mencuri dengarnya diganggu Chaesa. Ia melepaskan stetoskop, memasukannya ke saku celana kemudian berjalan melewati Chaesa. Tetapi setelah berjalan sekitar tiga langkah,  dia berbalik dan mencengkram pundak Chaesa. Membuat gadis itu terkejut. Dia tidak pernah sedekat ini dengan Siwon. Dia merasakan Siwon sedang membaui rambutnya dari belakang. Karena tidak tahan dengan sikap Siwon, dia memutar tubuhnya sehingga sekarang wajahnya dan wajah Siwon hanya berjarak sepuluh senti. Chaesa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, dia memang tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria dan tentu saja dengan pria setampan Siwon.
“Rambutmu indah sekali ya, Chaesa,” katanya. Dia menarik rambut Chaesa dan menciuminya. “Selain itu sangat wangi. Tetapi sayangnya aku tidak suka dengan rambutmu ini,” katanya lagi. Dia melepaskan rambut Chaesa, lalu meninggalkannya yang sangat terkejut dengan perkataannya. Chaesa masih kebingungan dengan sikap Siwon, kemudian ia meraba rambutnya dan menyadari ada sesuatu yang lengeket disana, SIWON MENEMPELKAN PERMEN KARET DIRAMBUTNYA!!! Rambut yang dengan susah payah dipanjangkannya selama 5 tahun dan selalu dirawatnya, rusak karena ulah Choi Siwon!
@@@
“Ini sih harus dipotong,” ujarku. ”Chaesa, kau ceroboh sekali. Kenapa permen karet bisa menempel dirambut? Kau pasti semalam makan permen karet kemudian menaruhnya di dekat tempat tidur. Sayang sekali padahal rambutmu bagus.”
“Chae Ri, jangan memarahinya terus. Lihat Chaesa sangat sedih, harusnya kau menghiburnya,” bentak eomma. “Chaesa ayo kita ke salon sekarang!” ajaknya. Chaesa menggangguk menurut.
“Kyu, hari ini kan hari terakhir liburan. Kita juga jalan-jalan, yuk!” ajakku. Kyuhyun memandangku dengan pandangan tidak mau, tetapi aku membalasnya dengan pandangan memaksa.
“Baiklah, kita pergi.”
@@@
“Chae Ri, sudah dua jam nih. Apa sih yang kau cari?” tanya Kyu kesal yang sepertinya sudah sangat kelelahan karena selalu mengikutiku dari satu toko ke toko lain. Sebetulnya, aku memang tidak berniat membeli apapun. Aku hanya ingin melihat-lihat pusat perbelanjaan dan aku senang melihat Kyu selalu mengikutiku. Dia seperti anak bebek yang mengikuti induknya.
Aku melihat sebuah mesin permainan dan mengajak Kyu mencobanya. “Kyu, ambilkan aku boneka kodok itu!” perintahku padanya.
“Mwo?” sahut Kyu membulatkan mulutnya. Lucu sekali.
“Ya, kau kan pintar game. Pasti tidak akan memerlukan waktu lama,” aku membujuknya dengan kalimat yang pas. Kyu langsung mengeluarkan uang 1000 won dari dompetnya dan memasukkan ke lubang koin. Dia mulai menggerak-gerakan stick di tangannya mengarahkan penjepit ke boneka kodok dan ia berhasil meraih boneka itu. Aku pun meloncat girang dan berteriak, tetapi ketika boneka itu diarahkan ke lubang keluar, boneka itu terlepas dari jepitan dan gagal kami dapatkan.
“Aarrghh, harusnya kamu nggak teriak Chae Ri! Merusak konsentrasiku saja,” bentak Kyu.
“Ne, ne, arasseo. Aku akan diam saja,” sahutku merasa bersalah. Kyu pun mulai mencoba lagi, tetapi tetap gagal. Dia mencoba sampai sepuluh kali tetapi tak kunjung berhasil juga.
“Aku menghabiskan 10.000 won demi permainan ini,” sesal Kyu. “Hyaaa, Park Chae Ri, ini salahmu! Kalau kau tidak berteriak tadi, aku pasti bisa mendapatkannya.”
“Kenapa kau menyalahkanku? Kau saja yang tidak bisa main. Dengan uang segitu kau bisa membelikanku boneka beruang besar di toko sana,” tunjukku ke arah toko boneka di sebrang kami.
“Aku bisa main kok, lagipula kau sendiri yang ingin boneka ini, makanya aku berusaha mengambilkannya.”
“Sudahlah, kau ngotot sekali. Sini gantian biar aku yang mencoba,” kataku sambil mendorong Kyu menjauh dari mesin permainan. Kumasukkan uangku dan mulai menggerakkan stick mesin permainan itu.
“Kau takkan bisa,” ejeknya meremehkan.
“Kita lihat saja,” sahutku. Dan tak lama kemudian aku pun berhasil mendapatkan boneka kodok itu.
“Cih, hanya kebetulan!”
“Biarin, yang penting tak menghabiskan banyak uang,” balasku.
“Kulakukan itu untukmu Chae Ri-ah, harusnya kau menghargai perbuatanku, dong!” serunya.
“Kau hanya tak ingin kalah, paling tidak itu sifatmu yang kutahu jika sedang main game,” sahutku sambil tersenyum. Kulihat Kyu terdiam kemudian membalas senyumanku. Aku tahu dia tidak akan membalas ucapanku tadi, jadinya kulanjutkan perkataanku, “Kyuhyun-sshi, gomawoyo.”
Kyu tersenyum makin lebar, dia meletakkan tangannya di kepalaku dan memembelai rambutku, sambil mengganggukan kepalanya. Sekarang aku bisa melihat gigi putihnya, aku merasakan senyumnya menyejukkan hatiku. Aku benar-benar merasa sangat bahagia saat itu sampai saat Kyu mendorongku. Aku sangat terkejut dengan apa yang dilakukannya, sangat ingin memarahinya sampai kudengar suara yang kukenal.
“Hey, Kyu ngapain kau disini? Kupikir kau lagi di rumah, sedang belajar. Hehehe…” sapa Kangin. Kulihat Kyu tersenyum sangat masam pada Kangin.
“Lho, Chae Ri-ah? Kau dan Kyu sedang kencan, ya?” tanyanya. Kyu menjawab pertanyaan Kangin sebelum aku sempat membuka mulutku.
“Kami hanya kebetulan bertemu.”
“Ya, mana mungkin kami berkencan,” aku menimpali.
“Ya, ya, ya. Tidak usah ngotot begitu, aku yakin kalian tidak akan mungkin berkencan. Hahaha,” kata-kata Kangin benar-benar meremehkan, dia tidak tau kalau sebenarnya aku dan Kyu malah sudah menikah. Tapi syukurlah paling tidak aku dan Kyu aman sekarang.
“Hyung, kau sendiri mau ngapain?” tanya Kyu. Kangin adalah sunbaenim kami, tapi aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan kehormatan. Sebenarnya karena dia jugalah aku dan Kyu jadi menikah. Kangin yang mengajak kami untuk minum Shoju, tetapi syukurlah bukan dia yang mengantarku pulang. Aku tidak habis pikir jika dia yang mengantarku pasti sekarang yang menjadi suamiku adalah Kangin bukannya Kyu. Walaupun aku juga masih menyesali pernikahanku dengan Kyu, menurutku Kyu masih lebih baik daripada Kangin.
“Kau pasti tidak akan menduganya. Hehehe, aku akan kencan dengan Jung Myu Ra,” jawab Kangin sambil tersenyum malu.
“APA???” aku berteriak, cukup terkejut mendengar perkataan Kangin.
“Chae Ri, kau tidak perlu sekaget itu! Aku sedang menunggunya, limabelas menit lagi pasti dia datang,”sahut Kangin. “Boneka kodokmu lucu. Chae Ri-ah, kau beli di mana?”
“Aku mendapatkannya dari mesin ini,” kataku sambil menyentuh mesin di sampingku.
“Wah, bonekanya lucu-lucu. Aku akan mengambilkan boneka monyet itu untuk Myu Ra,” katanya penuh semangat.
“Kenapa mengambil boneka monyet untuk Mirsa-eonni?” tanyaku. Aku memang memanggil Jung Myu Ra dengan panggilan Mirsa-eonni karena dia juga sunbaeku.
“Karena dia lucu seperti monyet. Hehehe…”jawab Kangin asal sambil terkekeh.
“SIAPA YANG LUCU SEPERTI MONYET, HAH???” terdengar teriakan dari belakang kami. Dan suara itu milik Myu Ra-eonni.
“Akhirnya pasangan kencan hyung datang. Hyung, aku pergi dulu ya,” pamit Kyu. Aku sangat kaget mendengar Kyu mau meninggalkanku. Sebelum aku mencegahnya, Mirsa-eonni sudah menarik tangannya duluan.
“Mau kemana kamu, Kyu? Siapa yang kencan dengan siapa? Aku dan Kangin bertemu di sini karena ada urusan dengan ketua klub teater SMA Paran. Kangin, aku pikir kau memberitahukan hal ini pada Chae Ri dan Kyuhyun makanya mereka ada di sini.”
Aku dan Kyu hanya bisa membulatkan mulut kami dan kemudian tersenyum memandang Kangin yang sudah berhasil mendapatkan boneka monyet. Ia hanya tersenyum malu.
“Ya sudah, karena kita semua sudah berkumpul di sini, ayo kita berangkat ke tempat pertemuan! Janjiannya kan ketemuan jam tiga, masih ada sisa ½ jam lagi. Ayo berangkat!” ajak Myu Ra sambil menggandeng tangan Kyuhyun. Aku tidak kaget melihatnya karena memang Myu ra naksir Kyu. Hanya Kyu saja yang tidak menyadarinya, padahal tindakan Myu Ra sudah cukup jelas. Eh, tetapi sepertinya ada lagi seorang yang tak sadar, dia adalah pria disampingku, Kangin. Aku memasukkan boneka kodok yang tadi kudapatkan ke dalam tas selempang yang memang sedang kugunakan, kemudian kulihat Kangin menyodorkan boneka monyetnya kepadaku.
“Tolong bawakan,” pintanya.
@@@
Aku, Kyuhyun, Mirsa-eonni, dan Kang in sedang berhadapan dengan dua orang siswa SMA Paran. Mereka adalah Jung Jin Rin dan Kim Heechul. Aku cukup terpana dengan penampilan mereka yang sangat keren, dan tentu saja aku tidak pernah melepaskan pandanganku dari Kim Heechul karena dia memang sangat tampan, sepertinya tanganku bergetar saat kami bersalaman, tapi masa bodoh! Gadis mana yang dapat menahan rasa kagum atas wajah tampan nyaris sempurna milik Heechul? Bahkan Mirsa-eonni pun tidak bisa menutup mulutnya saking terpukau melihat Heechul. Aku tidak bisa membayangkan Jin rin yang setiap hari selalu bersamanya, jangan-jangan mereka pacaran.
“Aku dan Heechul masih sepupu, dia anak bibiku,” katanya seakan bisa membaca pikiranku. “Aku yakin kalian pasti mau tau hubungan kami, kan? Hehehe, biasanya hal itu yang ditanyakan orang kepada kami, karena memang kami sangat dekat,” tambahnya.
Aku, Kyu, Kang in dan Mirsa-eonn hanya bisa membulatkan mulut kami membentuk huruf O. Ternyata tidak hanya aku yang berpikiran seperti itu.
“Chae Ri, karena kita sesama ketua, setelah ini kita pasti akan sering bertemu dan berdiskusi. Jadi, mohon kerja samanya,” sambut Heechul ramah.
“Ne, aku juga mohon kerjasamanya,” kataku. Dalam hati kuberpikir pasti sangat menyenangkan bisa terus-terusan bersama pria setampan Kim Heechul. Aku melihat Kyu menatap ke arahku, tetapi aku pura-pura tak melihatnya. Bagaimanapun juga aku sebagai ketua klub teater akan berusaha semaksimal mungkin demi suksesnya pementasan, bukan hanya bersemangat karena akan bekerjasama denga pria yang sangat tampan. Sekolah ku dan sekolah Kim heechul saat ini memang akan merencanakan pementasan kolaborasi dari dua klub, pementasannya sendiri akan diadakan akhir tahun nanti, jadi masih ada waktu bersiap-siap selama enam bulan, dan selama waktu itu aku dan Heechul akan menghabiskan waktu bersama. Oh, tidak! Tampaknya jika aku bercermin sekarang aku akan melihat wajahku memerah. Aku harus bisa mengontrol perasaanku.
“Kudengar Kim Ki Young mulai musim ini akan belajar di sekolah kalian, ya?” tanya Heechul. Aku yang saat itu sedang minum, langsung memuncratkan minumanku.
“Kim Ki Young?! Maksudmu Kim Ki Young member girlband SRBF yang lagi ngetop-ngetopnya itu akan masuk ke sekolah kami?”tanyaku tak percaya.
“Ya, itu benar. Chae Ri memang selalu ketinggalan berita jadi jangan heran lah,” Sahut Kangin.
“Memangnya kenapa dengan Kim Ki young?’ kali ini Kyu yang bertanya.
“Hey, Kyunnie, memangnya kau tak tahu Kim Ki Young itu siapa? Kurasa kau takkan mengenalinya walau dia duduk disampingmu, kau kan tidak suka melihat berita dan gosip-gosip artis,” ejek Kangin membuat kami semua tertawa dan tidak sengaja aku bertatapan dengan Heechul. Oh, matanya benar-benar indah.
“Kami ingin kalian mengajak Ki Young bergabung dengan klub kalian,” kata Jin rin.
“Bagaimana caranya? Dia kan pastinya sangat sibuk, lagipula untuk apa dia bergabung?” tanyaku.
“Caranya ya terserah kalian. Aku yakin kalian bisa membujuknya. Jika dia bergabung, sangat mungkin kita mendapatkan banyak dana untuk pertunjukan kita. Dia kan artis, pasti banyak fansnya yang akan ikut menonton dan aku rasa untuk mendapatkan sponsor akan lebih mudah,” terang Jin rin.
“Baiklah, kalo begitu sampai di sini dulu pembicaraan kita,” kata Mirsa-eonni menutup pembicaraan. “Ini sudah cukup sore, kita masih harus mempersiapkan bahan untuk sekolah besok.”
Kami pun bersalaman dan menyepakati pertemuan berikutnya. Aku melihat Kyu sudah berjalan lebih dulu meninggalkanku beriringan dengan Kangin dan Mirsa-eonni yang disusul oleh Jin rin. Aku melihat Heechul menyesuaikan langkahnya denganku di belakang.
“Chae Ri, boleh pinjam Hpmu?” katanya.
“Ne. Silakan,” aku menyerahkan Hpku padanya. Kulihat dia sedang memencet keypadnya, kemudian mengembalikannya kepadaku.
“Telpon aku setelah kau sampai di rumah,” pintanya.
“Ne?” tanyaku masih tak mengerti.
“Aku ingin berbicara banyak hal denganmu. Jadi jangan lupa telepon aku jika kau sudah sampai rumah, aku sudah memasukkan nomorku di Hpmu,” sahut Heechul. Kulihat dia melambaikan tangannya untuk menyetop taksi. Dia dan Jung rin masuk ke taksi itu dan pergi meninggalkanku yang masih terbengong-bengong.
“Chae Ri,” panggil Kyu membuyarkan lamunanku.
“Kyu, di mana Mirsa-eonni dan Kangin?”
“Mereka sudah pulang. Kangin-hyung dan Myu Ra-noona buru-buru karena PR liburan musim panas mereka masih ada yang belum selesai,” jawab Kyu.
Kemudian aku tersadar satu hal… PR LIBURAN MUSIM PANAS!!! Aku bahkan belum mengerjakan satu pun. Huaaaaaaaa…
“Chae Ri-ah, kau sudah mengerjakan PRmu kan?” tanyanya penuh selidik, kugelengkan kepalaku dan menangis. “MWO?! Bagaimana bisa?! Memangnya kau melakukan apa selama liburan ini?” bentaknya. Ingin rasanya aku menarik lidah Kyu dan mengeluarkannya.
”Jangan menanyakan itu! Kau tidak ingat apa yang kulakukan selama aku dirumahmu?” kataku sambil terisak-isak.
“Chae Ri-ah, mianhe. Jangan menangis, lalu apa gunanya aku? Aku pasti akan membantumu menyelesaikannya sampai akhir. HWAITING!!!” teriaknya.
“Kalau begitu kau mengizinkanku menyontek PRmu dong?” rayuku penuh harapan dia bakal menjawab ‘iya’.
“Chae Ri, aku akan mengajarkanmu cara menjawab yang benar, bukan memberimu contekan. Jadi, ayo kita pulang! Kita kerjakan PRmu sekarang,” ajaknya. Dalam hati, aku masih mengharapkan Kyuhyun memberikan contekan, karena sudah tidak mungkin mengerjakan semua PR tanpa langsung melihat jawabannya.
To Be Continue ……………

share by superdiya.wordpress.com



Tidak ada komentar: