Minggu, 26 Februari 2012

Super Junior FanFiction: “Get Married″ Part 8″



Super Junior FanFiction: “Get Married

Part 8″
Aku tersadar dari pingsanku dan aku mengenali tempatku berbaring sekarang, di klinik sekolah. Sepi, hanya aku sendirian. Tega sekali meninggalkan orang yang sedang sakit seorang diri, bagaimana kalau ada orang iseng yang masuk kemudian memperkosaku? Ah, aku berpikiran yang tidak-tidak. Aku meraba-raba tubuhku. Tak ada kancing baju yang terbuka. Aku pun menarik nafas lega, kemudian aku mencoba bangkit dan merasakan kepalaku berat sekali tapi aku tetap berusaha untuk duduk di sisi ranjang. Aku merasa sangat lapar. Bagaimana nasib rotiku ya? Ahh, kenapa malah memikirkan roti sih? Yang lebih penting itu bagaimana nasib pernikahanku? Di mana Cho Kyuhyun keparat itu? Tega sekali dia! Jangan-jangan dia malah sedang asyik dengan Ki Young sementara aku ditinggalkan disini. Argh… Aku pun menghempaskan tubuhku lagi ke pembaringan, tetapi tiba-tiba pintu klinik terbuka membuatku terkejut dan kembali duduk. Ah… Kurasakan kepalaku sakit sekali dan orang yang membuka pintu itu pun menghampiriku.
“Chae Ri, kau sudah sadar? Syukurlah,” katanya sambil memelukku.
“Cho Kyuhyun, lepaskan! Bagaimana kalau ada yang lihat?” seruku sambil mendorong tubuhnya.
“Tidak ada yang lihat, tenanglah. Ayo sekarang kau kuantar pulang. Tenang saja, tadi perawat bilang kau harus banyak beristirahat jadi pihak sekolah mengizinkan tidak mengikuti pelajaran. Kau diizinkan libur sampai 2 hari. Lihat ini surat izinnnya,” katanya sambil menunjukkan surat izin kepadaku.
“Aku bisa pulang sendiri,” kataku sambil berusaha berdiri, tetapi kakiku terasa lemas dan aku pun kembali terduduk.
“Tuh kan, mana bisa pulang sendiri. Sudahlah biar kuantar…,” ujarnya, “…aku akan mengambil tas dulu dan menyuruh petugas gerbang sekolah memanggil taksi. Tunggulah sebentar di sini sambil berbaring.”
Aku pun menurut, ketika Kyuhyun keluar ruangan aku kembali merebahkan diriku. Syukurlah ternyata dia masih perhatian padaku. Aku pun mencoba mengenyahkan ingatanku tentang kejadian kemarin malam dan sesaat sebelum aku pingsan. Kyuhyun itu milikku, tidak mungkin dia bermain api dengan wanita lain di belakangku. Ya itu benar, dia hanya mencintaiku, di hatinya hanya ada aku. Ki Young bukan siapa-siapa. Ya, Chae Ri babo! Buat apa semalam kau bermuram durja dan menangis? Sudah jelaskan kalau Kyuhyun itu milikmu tidak mungkin dia mengkhianatimu. Pria polos itu milikmu. Milikmu! Ya, aku menekankan kata milik itu berulang kali dalam hatiku supaya memberikan sugesti positif dan aku pun bisa tersenyum, pusing di kepalaku hilang tetapi tetap saja perutku berbunyi kencang bagaikan koor supporter bola. Aku lapar dan menekankan bahwa Kyuhyun itu milikku tidak bakal membuat diriku kenyang. Tetap saja aku butuh makanan. Kyuhyun cepatlah kembali dan antar aku pulang, aku lapar. Aku bahkan bisa memakanmu kalau aku ini menjadi manusia kanibal. Untunglah dia cepat kembali dan bergegas memapahku keluar gedung sekolah. Kami pulang dengan menumpang taksi. Sepanjang perjalanan menuju rumah aku tidak pernah melepaskan pandanganku dari wajahnya. Sudah berapa lama kami tidak sedekat ini, akupun menyandarkan kepalaku di bahunya. Aku dapat menghirup aroma tubuhnya. Bau keringat tetapi aku suka. Aku benar-benar merindukannya.
“Tidak ada seorang pun di rumah, eomonim pasti masih di toko,” kata Kyuhyun ketika kami sampai di rumah. Kemudian secara mendadak dia menggendongku.
“Kyaaa, apa yang kaulakukan?” seruku kaget dengan tindakannya ini.
“Kau mana kuat menaiki tangga, jadi kugendong saja,” sahutnya, “Tadi saat kau pingsan, aku juga yang menggendongmu ke klinik, jadi percayalah kau tidak akan jatuh.”
“Jadi tadi kau juga yang mengangkatku? Pasti tadi banyak yang melihatnya,” kataku menahan malu.
“Er… Yeah. Mau bagaimana lagi? Masa aku menyeretmu sih, tak mungkinlah,” balasnya dengan wajah bersemu merah. Sesampainya di kamarku, dia merebahkanku di kasur dengan sangat hati-hati.
“Gomawoyo,” kataku lirih. Hampir tak terdengar.
“Apa?” tanyanya.
“Gomawoyo, Cho Kyuhyun,” kataku kali ini dengan suara lantang dan dia pun tertawa mendengarnya. Kemudian dia mengusap rambutku.
“Tak usah berterima kasih, sudah tugasku menjaga dan melindungimu. Aku kan suamimu,” serunya lembut dan seketika membuatku melayang. Aku pun langsung memeluknya.
“Saranghaeyo, Cho Kyuhyun,” ucapku semakin mempererat pelukanku padanya.
“Naddo saranghae, Park Chae Ri,” balasnya kemudian mencium bibirku. Ya, inilah ciuman terlama yang pernah kami lakukan, juga French kiss pertama kami. Bahkan dengan perutku yang sedang berteriak-teriak minta di isi tidak dapat menghentikan ciuman hot ini. Di mana dia belajar melakukan ini? Bahkan seorang pria sepolos Kyuhyun bisa melakukan ciuman sedahsyat ini. Bagaimana dengan tipe pria seperti ahjusshiku ya? Pasti lebih gila lagi. Tapi aku segera menghentikannya ketika aku merasakan tangannya sudah mulai menyelip kedalam bajuku.
“Yak, cukup. Sekarang aku lapar buatkan aku makanan!” perintahku sambil menyeka bibirku yang basah karena ciumannya. Jantungku masih berdetak kencang, tapi sungguh masih kalah dengan erangan perutku.
“Sebentar, kita lakukan sebentar lagi,” sahutnya sambil berusaha mendekatkan lagi bibirnya kewajahku yang dengan cepat kubalas dengan dorongan keras.
“Kau ingin aku mati kelaparan, Cho Kyuhyun? Aku sudah tidak makan dari pagi,” seruku.
“Ya baiklah,” balasnya kemudian dia mulai memencet hpnya dan menelpon rumah makan. “Ehm… Ahjusshi, aku pesan jajangmyeon 1 porsi sama bubur dengan sup ikan 1 porsi juga. Kirimkan ke jalan x no. xx. Cepat, ya! Istriku sudah hampir mati kelaparan,” serunya kemudian menutup telponnya.
“Hah? Kau memesan makanan? Kukira kau akan membuatkannya sendiri untukku,” protesku.
“Aku tidak mau kau mati karena memakan masakanku,” sahutnya enteng. Kemudian dia menarikku ke dalam pelukannya. “Lagipula aku sedang tidak ingin jauh darimu, aku takut nanti kau berubah pikiran lagi dan menjauhiku. Aku sangat menderita saat kau menjaga jarak dariku. Aku sangat rindu padamu, Yeobo.”
Romantis sekali kata-katanya, perempuan mana yang tidak terbuai dirayu seperti ini. Aku pun membiarkannya menciumku lagi. Ya, kami melakukan French kiss kedua kami. Sepertinya hari ini harus dicatat dalam sejarah hubungan kami. Saat aku merasakan tangan liar Kyu mulai menyelinap lagi ke dalam bajuku, aku pun menghentikan kegiatan kami.
“Ya,Chae Ri! Kenapa lagi?” serunya kesal.
“Kau belum menceritakan hubunganmu dengan Ki Young. Kenapa kau keluar dari apartemennya semalam?” tanyaku.
“Ah, masalah itu,” dia berkata sambil menghempaskan tubuhnya ke sampingku, “Aku hanya membantunya belajar.”
“Hah?” tanyaku masih tak mengerti.
“Aku diminta seonsaengnim untuk membantunya belajar. Dia sangat ketinggalan sekali, tetapi seonsaengnim tidak bisa setiap hari memberikan kelas khusus padanya makanya aku disuruh membantu. Statusnya sebagai artis tidak boleh sampai rusak karena mendapat nilai yang buruk di sekolah, lagipula upahnya lumayan besar. Tapi aku mulai berpikir untuk berhenti, banyak beredar gosip tak sedap tentang kami sekarang,” jelasnya panjang lebar.
“Aku dan Myu Ra mengira kalau kau dan Ki Young berpacaran.”
“Mana mungkin! Ki Young memang berulang kali mengatakan kalau dia suka padaku. Tapi aku kan sudah punya kau Chae Ri. Aku kan suamimu.”
Ya, dia berkata romantis lagi. Aku heran dia belajar darimana kata-kata manis ini. Kami pun kembali berciuman. Jackpot untuk kali ini, French kiss ketiga. Hari ini hari keberuntunganmu Cho Kyuhyun, kau tidak akan mendapatkannya lagi lain hari. Saat kami lagi asyik bercumbu kudengar hpku berdering. Telpon dari Myu Ra. Aku langsung melepaskan diri dari Kyuhyun dan mengangkat teleponku.
“Yeobseyo?”sahutku.
“Chae ri, kau baik-baik saja? Kudengar kau sakit?” seru Myu ra di sebrang sana.
“Ne, Onnie. Aku sedang tidak enak badan,” balasku.
“Sepulang sekolah aku dan Kang In akan menjengukmu. Heechul juga katanya mau ikut. Jadi, tunggulah kedatangan kami ya,” katanya kemudian menutup telpon.
“Tu-tunggu dulu! Yah, sudah ditutup,” sesalku.
“Kenapa?” tanya Kyuhyun keheranan.
“Jung Myu Ra akan kemari. Sekarang cepat sembunyikan semua bukti kalau kau juga tinggal di sini. Cepat!” perintahku. Dia langsung bergegas mengangkat dan membereskan foto-foto pernikahan kami yang dipajang eomma di dinding kamarku. Kemudian keluar ruangan untuk menyingkirkan foto-foto yang juga dipajang di ruangan lain. Terlihat sangat panik. Tapi sampai kapan aku harus menunggu makananku tiba?
@@@@
Myu Ra, Kang In, dan Heechul memperhatikanku yang sedang memakan bubur dengan lahap. Sedangkan Kyuhyun asyik dengan jajangmyeonnya. Makanan kami tiba sesaat sebelum mereka bertiga tiba dirumahku. Sementara anggota keluargaku yang lain belum ada yang pulang. Mereka cukup heran melihat Kyuhyun ada di rumahku walau mereka tahu bahwa dia yang mengantarkanku pulang.
“Kenapa kau masih di sini, Kyu?” tanya Kang In pada Kyuhyun.
“Ohmm,” Kyuhyun berusaha menelan makanannya kemudian menjawab, “Aku tidak tega meninggalkannya seorang diri.”
“Bukannya justru lebih berbahaya kalau hanya berduaan saja?” sindir Heechul. Mendengar perkataannya, aku langsung tersedak.
“Chae Ri, telan makananmu dengan baik. Sini aku suapi,” tawar Myu Ra ramah.
“Gomawoyo, Onnie,” ujarku.
Kemudian suasana menjadi sunyi, hanya terdengar suara dentingan sendok dan suara Kyuhyun saat menyeruput makanannya. Semuanya diam tanpa kata sampai kemudian Chaesa masuk ke kamarku.
“Onnie, tadi eomma menelponku katanya kau sakit dan aku disuruh menjagamu. Eomma tidak bisa pulang cepat karena lagi banyak pelanggan,” ujar Chaesa yang sekarang memang menyebut ibuku dengan sebutan eomma. Kemudian dia duduk di sampingku tanpa menyadari adanya teman-temanku. Tetapi kemudian dia malah menghampiri Kyuhyun, “Oppa, jajangmyeonmu kelihatannya enak sekali. Minta dong!” kemudian dia mengambil sumpit yang dipegang Kyuhyun dan menyuapkan jajangmyeon ke mulutnya. Membuat ketiga orang asing itu tersentak.
“Ya, Agasshi. Sebenarnya kau ini siapa?” tanya Myu Ra jelas sekali dia sedang cemburu melihat pemandangan itu.
“Ehm, annyeong haseyo Shim Chaesa imnida. Aku adik Cho Kyuhyun-oppa,” dia memperkenalkan diri dengan gampangnya.
“Lalu kenapa kau memanggil Chae Ri dengan sebutan onnie dan ibunya eomma? Dan kenapa juga adik Cho Kyuhyun di sini?” tanya Heechul penuh kecurigaan.
“Tentu saja, aku kan tinggal di sini dan Chae Ri itu kakak i…”
Dengan cepat aku memotong perkataan Chaesa dengan teriakan lantang , “Karena aku kakak sepupunya…”
“Onnie… Ya, kau ini bicara apa? Kau kan kakak… Aduh,” Chaesa menghentikan perkataannya karena kulihat kakinya dicubit Kyuhyun membuatnya meringis kesakitan.
Aku pun langsung melanjutkan ucapanku, “Aku dan Kyuhyun itu saudara sepupu. Dia anak dari bibinya sepupu kakaknya nenek pamanku,” kemudian aku melanjutkan kebohongan lagi, “Kalian tahu kan kalau dia asalnya dari Jejudo? Orang tuaku cemas kalau mereka berdua tinggal sendiri jadinya mereka di suruh tinggal bersama kami.”
“Oh, pantas saja kalian dekat sekali,” angguk Kang In. Dia dengan mudahnya mempercayai ucapanku.
Kemudian Myu Ra berbisik padaku, “Kalau begitu kau bisa membantu hubunganku dengan Kyuhyun kan?” aku memandangnya kemudian tersenyum ingin menggeleng tapi tidak berani. Jadi hanya melebarkan senyumku dan kulihat dia tertawa girang yang membuat Kyuhyun dan Kang In heran melihatnya. Tapi tampaknya ada satu orang yang masih ragu, kulihat Heechul menggaruk-garuk lehernya dengan tampang berpikir. Kemudian pandangan kami teralihkan saat melihat seseorang memasuki kamarku.
“Ramai sekali di sini,” seru Siwon, “Kau sakit Chae Ri? Dasar payah! Baru sekali mabuk dan pulang larut kau jadi sakit. Tubuhmu payah sekali,” kemudian dia memandang sekeliling dan tatapannya berhenti pada Heechul kemudian dia tersenyum simpul. Lalu pandangannya dialihkan ke Kyuhyun kemudian tersenyum simpul lagi, “Hmmm… Dua lelaki payah,” katanya sambil mengerlingkan matanya padaku. Kemudian dia mendatangi Chaesa lalu menarik tangannya dan mengajaknya keluar dari kamar. Kami pun kebingungan dengan perkataannya.
“Yang dia bilang dua lelaki payah itu siapa sih? Di sini kan ada tiga pria,” tanya Kang in keheranan sambil memandang Heechul dan Kyuhyun.
“Yang jelas bukan aku!” sahut Kyuhyun dan Heechul bersamaan, membuat tawaku dan Myu Ra meledak. Kami semua di ruangan itu tertawa. setelah tawa kami mereda, kulihat Heechul membuka tasnya dan mengambil sebundel kertas yang merupakan naskah drama.
“Ya, Chae ri saatnya kita berlatih dialog lagi,” serunya membuat semua mata tertuju padanya, “kenapa kalian memandangku seperti itu?”
Aku berseru padanya, “ Kim Heechul, kau datang kemari untuk menjengukku atau mau berlatih, sih? Aku kan lagi sakit!”
@@@@
“Siwon-sshi, lepaskan tanganku! Apa-apaan sih?” berontak Chaesa saat dia dipaksa mengikuti Siwon menuju halaman belakang rumahku. Siwon tidak peduli, padangannya tetap lurus dengan seringai khasnya. Setibanya mereka di halaman belakang Siwon mendudukkan Chaesa ke sebuah kursi.
“Kau tunggu sebentar di sini!” perintahnya yang membuat Chaesa kebingungan. Tak lama Siwon kembali sambil membawa kamera saku. “Sekarang senyum yang manis aku mau memotretmu.”
“Untuk apa?” tanya Chaesa.
“Untuk cover dvd porno,” sahut Siwon enteng yang membuat Chaesa langsung berdiri dan bersiap pergi, “Tunggu! Bercanda kok. Aku memotretmu buat Eunhyuk.”
“Hah?” tanya Chaesa sambil duduk lagi di tempat semula.
“Sudahlah jangan malu-malu, kalian pacaran kan? Aku sih setuju saja. Berkatmu, otak yadong sahabatku itu berkurang dan dia meminjamkanku lagi handycamnya. Proyekku yang dulu tertunda karena tak ada alat sekarang bisa berjalan lagi. Hahahaha!” tawa Siwon riang membuat Chaesa bergidik ngeri.
“Siapa bilang kami pacaran? Dia cuma menolongku dari gadis-gadis yang menggilaimu. Jadi sebagai balasannya, aku setuju saja diajaknya kencan. Tapi kami tidak pacaran!” seru Chaesa meluruskan pandangan Siwon terhadap hubunganya dengan Eunhyuk.
“Ya, memang belum. Tapi setelah kalian jalan berdua nanti, pasti kalian langsung jadian. Percaya saja padaku!” sahut Siwon meyakinkan.
Chaesa yang kesal dengan ucapan Siwon langsung pergi menuju kamarnya. Dia langsung mengunci pintu dan menghempaskan diri ke ranjang. Semua hal yang kini sedang menimpanya itu karena buah keisengan yang selalu dilakukan Choi Siwon padanya. Chaesa ingat saat dia baru mengawali hari-harinya di sekolah baru. Bukan kebahagiaan yang didapatnya tetapi kemalangan. Belum seminggu dia bersekolah, dia sudah mendapatkan musuh. Semua siswi SMK Nam San memusuhinya karena mereka mengira Chaesa adalah kekasih Siwon. Dan bukannya meluruskan masalah, Siwon malah semakin ekstrim melakukan segala jurus pendekatan dan membuat pandangan semua orang ke arah yang sama yaitu bahwa mereka sepasang kekasih. Benar-benar bodoh, mana mungkin Chaesa sudi berpacaran dengan orang segila Siwon. Tapi di sekolah tak ada yang menyadari betapa buruknya sifat ahjusshi yang satu ini. Choi Siwon tampil sebagai idola sekolah yang tampan dan serba bisa, berotak super cemerlang, selalu ramah kepada siapa saja dan tentu saja dia itu idola semua wanita. Tidak hanya siswi, guru-guru bahkan perawat sekolah dan ahjumma penjaga kantin semua menyukainya. Kalau ada pepatah ular berkepala dua, pepatah itu patut disematkan pada Choi Siwon.
Chaesa selalu memohon pada Siwon agar menghentikan permainannya. Chaesa sudah tidak tahan karena setiap hari di sekolah dia selalu diancam oleh para siswi yang tidak tahan melihat kedekatan Siwon dengannya. Walau berulang kali susah payah menjelaskan bahwa mereka tak ada hubungan apa-apa tetap saja tak ada yang percaya. Chaesa benar-benar menderita jika berada di sekolah, yang membuatnya tetap bertahan hanyalah tidak ingin mengecewakan keluarganya yang telah mengizinkannya bersekolah di Seoul. Lagipula tidak semua orang membencinya. Ada Lee Hyuk Jae atau sering disapa Eunhyuk yang selalu membantunya. Eunhyuk sangat tahu tentang sifat usil Siwon karena mereka adalah sahabat. Ya, secara sifat mereka juga sama. Itulah yang mungkin membuat mereka dekat tetapi separuh warga sekolah tak habis pikir kenapa mereka berdua bisa bersahabat akrab karena Eunhyuk itu terkenal dengan sifat urakan dan semaunya sendiri. Sebenarnya Siwon pernah tinggal di asrama yang sama dengan Eunhyuk sebelum akhirnya memutuskan tinggal di rumahku kini.
Chaesa kembali teringat kejadian kemarin siang saat dirinya diancam beberapa siswi yang merupakan seniornya di atap sekolah. Gadis-gadis itu mengancam akan menyakiti Chaesa jika ia masih tidak putus dari Siwon. Chaesa dengan tegas mengatakan bahwa semua itu kebohongan dan menjelaskan bahwa Siwon hanya mempermainkan mereka. Chaesa bukan kekasih Siwon, berulang kali Chaesa menegaskan hal itu tetapi tidak digubris. Gadis-gadis itu malah akan menjambak rambut Chaesa sebelum akhirnya Eunhyuk datang menghentikan aksi bejat mereka. Karena itulah Chaesa tidak keberatan saat diajak Eunhyuk berkencan minggu ini, itu sebagai wujud balas budi.
Chaesa kemudian bangkit dari ranjangnya, menuju lemari pakaian. Dia memilih-milih pakaian yang akan dikenakannnya untuk berkencan dengan Eunhyuk. Dalam hati, walaupun untuk membalas kebaikan Eunhyuk, dia juga merasakan kebahagiaan karena ini akan menjadi kencan pertamanya dengan seorang pria. Diam-diam Chaesa juga merasakan ketertarikan dengan Eunhyuk. Walau banyak orang mengatakan bahwa Eunhyuk itu pria yang aneh, tapi dimatanya Eunhyuk sangat mempesona. Pesonanya terpancar saat dia dengan tegas mengusir gadis-gadis yang mencoba menjahili Chaesa. Chaesa kemudian teringat kata-kata Siwon yang bilang kemungkinan setelah mereka berkencan, Chaesa dan Eunhyuk akan berpacaran. Chaesa lalu terseyum sendiri membayangkan hal itu. Jika Eunhyuk menyatakan cinta saat mereka kencan nanti, ia tidak akan menolaknya. Ini kesempatan emas untuk merasakan indahnya cinta di masa remaja dan juga merupakan jalan terbaik supaya tidak ada lagi yang beranggapan bahwa Chaesa dan Siwon berpacaran. Gosip itu akan musnah, dan Chaesa akan kembali tersenyum serta menikmati masa-masa yang indah di sekolah. Seperti impiannya dulu sebelum beranjak ke Seoul.
@@@@
“Hoaaaammm…,” aku menguap lebar saat terbangun dari tidur. Ternyata sudah pukul sepuluh malam. Aku tertidur setelah Myu Ra dan kawan-kawan pulang dari jengukan mereka kemari. Kemudian kulihat pintu kamarku terbuka dan Kyuhyun masuk lalu menutup pintu lagi serta menguncinya. Dia lalu menghampiriku sambil menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Dia menaiki ranjang dan duduk di sampingku.
“Kau mau tidur di sini?” tanyaku heran dan dia mengangguk sambil tersenyum.
“Masih tidak boleh, ya?” dia lalu menarik selimut untuk menutup tubuhnya, aku baru sadar kalau dia sudah memakai piyamanya. “Nih, aku sudah siapkan penutup mata jadi tidak masalah, kan?”
“Aku sih tidak masalah, hanya saja yang dulu menjauh karena tidak tahan kan itu kau,” kataku sambil merebahkan kepalaku ke bantal.
“Iya, tapi tubuhku sakit sejak tidur di sofa. Lebih nyaman di sini bersamamu,” sahutnya sambil merebahkan kepalanya ke bantal.
Sekarang kami malah saling diam dan menatap satu sama lain. Sudah lama tak begini jadi agak kikuk juga, apalagi setelah ciuman panjang tadi siang. Aku mencoba menjernihkan kepalaku dengan kembali duduk. Kemudian aku teringat sesuatu.
“Tadi apa yang kau sembunyikan?”
“Tidak ada,” katanya gelagapan.
“Bohong. Tadi aku lihat kau menyembunyikan sesuatu saat masuk kemari. Cepat tunjukan!” pintaku.
Kyuhyun pun menurut, dia memperlihatkan sesuatu yang disembunyikannya. Sebuah kalung perak. Dia tersenyum bangga saat memamerkannya. Sementara aku hanya bisa mengerenyitkan dahi melihat inisial yang ada di kalung tersebut.
“Untukmu Chae Ri. Aku membelinya menggunakan uang yang kudapat saat membantu Ki Young belajar.”
“CK itu singkatan dari Calvin Klein, ya? Bukannya itu merk pakaian dalam? Kenapa tidak LV atau Channel? Babo! Aku tidak mau,” tolakku.
“Bukan. CK ini inisial nama.”
“Cho Kyuhyun? Apalagi itu. Aku tetap nggak mau pakai!”
“Ya, Chae Ri babo! CK ini inisial nama kita. Chae Ri-Kyuhyun. Aku sudah memesan ini khusus jadi harus dipakai!” perintahnya yang membuatku ketakutan sehingga akhirnya menggangguk walau dalam hati masih tidak menerima. Kemudian dia mengalungkannya di leherku. “Nah, lehermu jadi kelihatan makin cantik dengan kalung itu. Harus dipakai terus ya, jangan dilepas!”
“Iya,” kataku masih dengan tidak ikhlas.
“Oya, Siwon juga memberikan aku ini. Katanya untukmu,” katanya sambil menyerahkan sebuah bungkusan kecil. Aku pun mengambilnya lalu membuka. Bentuknya seperti balon yang transparan. Kyuhyun yang tampaknya penasaran dengan benda yang kupegang langsung menyambarnya lalu memperhatikan. “Buat apa Siwon memberi kita balon? Ya sudah, biar kutiup saja. Setelah itu kita pecahkan biar seisi rumah kaget. Aku tahu pasti itu maksudnya Siwon memberi kita ini,” serunya dengan penuh semangat. Kemudian dia meniup balon itu, setelah balon itu cukup terisi udara dan kelihatan bentuknya, aku baru sadar balon itu balon apa. Dengan cepat aku menarik balon itu dari tiupan Kyuhyun dan langsung berlari ke kamar mandi lalu membuang balon itu di lubang kloset.
Setelah itu aku kembali ke ranjangku dan langsung berbaring. ‘Lihat saja besok kau Siwon, kau tidak akan selamat’. Umpatku dalam hati. Masih tetap menahan rasa jijik karena sudah menyentuh sesuatu yang tidak menyenangkan.
“Chae Ri-ah, balon tadi kau apakan?” tanya Kyuhyun penasaran dengan ulahku.
“Sudah kubuang! Lain kali jangan menerima semua pemberian Siwon lagi. Kau benar-benar tidak tahu ya itu benda apa?” seruku dan Kyuhyun pun menggeleng. Aigo, syukurlah. Bisa gawat kalau dia sampai tahu.
“Tadi saat memberikan benda itu, Siwon bilang kalau Chaesa akan berkencan dengan salah seorang Playboy sekolah minggu ini. Adikku dalam bahaya, kita harus mengikutinya, ya! Kau mau ikut kan? Aku dan Siwon sudah menyiapkan rencana untuk menggagalkan kencan mereka,” seru Kyuhyun dengan penuh semangat.
“Tidak bisa, aku juga sudah janji bakal jalan-jalan dengan Heechul hari minggu ini,” tolakku.
“Mwo? K-kau jalan-jalan dengan Heechul? Berdua saja?” tanya Kyuhyun yang kubalas dengan anggukan. “Hyaaa, tidak boleh! Berani-beraninya kau ini. Itu namanya sedang berselingkuh!”
“Hey, tadi sore saat kau minta izin untuk pergi ke apartemen Ki Young, kau juga sedang berkencan dengannya kan?” tanyaku menyinggungnya.
“Sudah kubilang kan, aku itu membantunya belajar.”
“Iya, tetap saja berduaan.”
“Tapi bukan kencan, hanya belajar bersama,” jelas Kyuhyun. Kelihatan sekali dia mulai marah.
“Aku juga sama, Heechul itu lawan mainku nanti. Kami harus sering bersama dan berlatih dialog supaya chemistry kami terlihat nyata. Hanya jalan bareng kok. Kau saja belum melihat adegan kami saat berciuman,” balasku dengan santainya.
“Ciuman? Kau dengan Heechul pernah ciuman?” tanyanya dengan mata terbelalak.
“Ya, setiap kami berlatih di akhir minggu pasti selalu ada latihan berciuman. Kira-kira sudah sepuluh kali aku menciumnya.”
“Sepuluh kali? Aku saja baru menciummu lima kali, tapi kau sudah…” tampaknya Kyuhyun sudah tidak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya. Aku pun tersenyum lalu memberikan kecupan di bibirnya.
“Seperti itu caraku mencium Heechul. Terkadang juga tidak kena. Tapi kata pembimbing dan sutradara saat di pergelaran nanti harus lebih dalam dan lebih lama. Jadi kau harus bersabar ya! Untuk melatih agar kau terbiasa melihatnya, sabtu ini kau harus menonton kami latihan. Jangan hanya berdiam di ruangan klub bermain komputer. Karena kebiasaanmu itu makanya kau tidak tahu kalau di drama kita ada adegan kissingnya,” jelasku.
“Aku tidak mau. Kau harus berhenti dari drama itu segera!” serunya.
Aku langsung memukul kepalanya dengan bantal, “Gampang sekali bicaramu, pergelaran sisa satu bulan lagi, tidak mau!”
“Hyaaa, tapi aku tidak suka melihatmu beradegan mesra dengan pria lain!”
“Biasakan dirimu! Aku tidak akan berhenti walau kau harus membenciku. Itu semua hanya peran, yang penting hatiku hanya untukmu,” aku pun meletakkan tangannya ke dadaku.
“Mianhae, aku telah egois,” ucapnya melunak, “Aku lupa, bahkan sejak sebelum kita menikah kau sudah terlebih dahulu bermain teater. Aku juga lupa dulu saat kita masih menjadi anggota baru klub teater kau pernah bilang kalau impianmu kelak adalah menjadi aktris panggung dan bermain di drama musical besar. Aku tidak mungkin menghancurkan impianmu.”
Aku yang mendengar ucapannya sangat terharu kemudian memeluknya. Aku tidak menyangka dia masih ingat dengan kejadian itu. Itu kata-kata yang kuucapkan saat upacara penerimaan anggota baru klub teater.
“Bagaimana bisa kau masih mengingat kata-kataku? Itu sudah lama sekali. Kita bahkan belum berteman saat itu.”
“Karena kata-kata itulah yang membuatku jatuh cinta padamu,” ujarnya.
“Jadi, kau sudah suka aku sejak lama ya?”
“Yeah, tapi sering hilang karena sifatmu yang menyebalkan dan suka seenaknya. Apalagi setelah kau menjadi ketua klub. Kau sering menindasku tapi aku tetap menurut, karena aku menyukaimu. Itulah alasanku tidak menolak saat Kang In menyuruhku mengantarkanmu pulang saat kau mabuk di akhir musim semi lalu. Aku punya perasaan akan terjadi hal yang tak baik bila Kang In yang mengantarmu. Tapi syukurlah karena hari itu, kau jadi milikku sekarang,” kata Kyuhyun menerangkan perasaannya selama ini yang mebuatku terharu. “Lalu sejak kapan kau jatuh cinta padaku, Chae Ri?”
Aku langsung melepaskan pelukanku lalu berbaring memejamkan mata.
“Ya, Chae Ri. Jawab aku!”
“Aku lupa!”
“Lupa? Hyaaa, dasar kau ini.” Kyuhyun berniat memukulku dengan bantalnya tetapi diurungkan. Dia langsung berbaring dan mengambil penutup matanya lalu memunggungiku. Membuatku tertawa geli.
“Selamat tidur suamiku,” kataku sambil membetulkan selimutnya.
“Selamat tidur istriku,” balasnya tanpa berbalik.
Baru kemarin rasanya aku menangisinya, sekarang dia malah membuatku tertawa. Mungkin di pernikahan kami yang semula di karenakan kecelakaan ini memang butuh perjuangan untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan perjuangan yang terberat itu adalah menurunkan ego dari kami sendiri. Dulu aku memang menyesal sudah menikah dengannya tetapi lambat laun aku makin mensyukuri. Mungkin ini memang sudah suratan takdir kami. Mungkin memang dia yang sudah dihendakkan Tuhan untuk menjadi teman hidupku selamanya. Terima kasih, aku tidak akan mengeluh lagi.
To Be Continue ……………

share by superdiya.wordpress.com


Tidak ada komentar: