Minggu, 26 Februari 2012


Super Junior FanFiction: “Get Married

Part 11″
 “Kyaaa~”
Terdengar jerit histeris baik dari penonton maupun orang-orang di belakang panggung saat adegan teater Romeo dan Juliet masuk babak ke-2 adegan ke-4. Mereka semua berteriak saat adegan Pastor Laurence menikahkan Romeo dan Juliet.
Ya, setelah Romeo dan Juliet menikah, untuk drama kami memang dimasukkan adegan ciuman. Tapi tentu saja itu sudah dibatalkan jauh-jauh hari. Dan sayangnya pemeran Romeo yang baru tidak mengetahui hal itu. Sehingga ia tanpa ragu mencium pemeran Juliet tepat di bibir. Karena itulah semua orang yang ada di aula menjerit. Mereka terkejut karena tidak menyangka di drama sekolah ada adegan ciumannya.
Setelah pergelaran teater itu berakhir, yang menjadi kesan kuat dari penonton justru adegan ciuman dari pemeran utamanya. Mereka sama sekali tidak mempermasalahkan akting si Romeo yang sangat canggung dan buruk.

“Kyu, kau hebat. Kau menutupi akting burukmu dengan ciuman dahsyat. Ah, aku bangga padamu,” sambut Kang In sambil memeluk Kyuhyun di backstage saat pergelaran berakhir.
“Hyung-ah, kau menyindirku,” sahut Kyuhyun malu sembari melepaskan pelukan Kang In. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Merah padam.
Sementara teman-teman yang lain pun ikutan mengejeknya. Membuat tak hanya wajahnya yang memerah, tetapi kupingnya pun ikut panas. Terlihat sekali kalau dia sangat kesal diejek seperti itu.
“Chae Ri, bagaimana rasanya ciuman Kyuhyun?” tanya Myu Ra sambil memegang daguku.
“Biasa saja,” sahut ku pendek.
“Kyaa~ Aku gagal mendapatkan ciuman pertama Kyuhyun,” isak Myu Ra. Kemudian dia menyodorkan bibirnya ke arahku.
”Eonnie, apa-apan kau? Mau menciumku?” protesku sambil mendorong tubuhnya.
“Aku hanya ingin merasakan bekas bibirnya,” sahut Myu Ra santai.
Aigoo~ Eonni-ku ini sudah sakit jiwa rupanya. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Setelah Myu Ra berlalu, aku masih mendengar teman-teman mengejek Kyuhyun. Aku tak bisa diam saja melihatnya diperlakukan seperti itu, maka aku menegur mereka dengan setengah berteriak, “Kalian bisa tidak berhenti mengejeknya? Dia sudah berusaha keras. Paling tidak berkat dia, acara kita tidak gagal.”
Aku cukup kesal dengan ulah teman-teman yang mengejek Kyuhyun dan tampaknya mereka cukup paham kalau aku tidak suka dengan cara mereka memperlakukan suamiku seperti itu. Sehingga mereka pun diam dan tidak mengejek Kyuhyun lagi.
Setelah selesai membereskan perlengkapan drama dan membersihkan backstage, kami semua pun pergi mengadakan perayaan di sebuah restoran. Walau tidak berjalan seperti yang diharapkan, tapi paling tidak drama kami tidak gagal total. Itu patut untuk kami syukuri. Tetapi Kyuhyun tampaknya masih merasa sedih. Di mana semua orang tertawa, hanya dia saja yang muram.
Lagi-lagi aku tidak bisa tinggal diam melihatnya seperti itu. Lantas kunaikki kursiku kemudian berteriak, “Kyuhyun-sshi, gomawoyo!”
Semula teman-teman hanya tertegun melihat kelakuanku, tapi kemudian Myu Ra dan Ki Young juga melakukan hal yang sama. Melihat itu, mereka semua yang ada di sana mengikuti kami. Muram di wajah Kyuhyun pun langsung sirna berganti senyum manis yang mengembang.
“Kamsahamida. Aku bahagia sekali mempunyai teman seperti kalian. Aku akan lebih berusaha lagi demi klub kita,” ujar Kyuhyun sambil membungkukkan tubuhnya. Semua anak lelaki yang ada di ruangan itu langsung memeluk Kyuhyun dan menepuk-nepuk punggungnya.
Kebahagian dan keceriaan sekarang sudah tampak di wajah kami semua. Aku berharap tidak seorang pun dari kami melupakan saat-saat membahagiakan seperti ini. Di klub teater aku menemukan sahabat-sahabatku, menemukan kebahagiaan, serta menemukan cinta. Entah kenapa aku ingin menangis saat ini, mengingat masa-masa kebersamaan kami hanya tersisa setahun lagi.
@@@@@
“Chae Ri,” panggil Kyuhyun saat kami sudah berada di kamar kami. Aku yang sedang membersihkan sisa make-up di wajah pun menoleh ke arahnya yang sudah berbaring di tempat tidur.
“Ada apa?”
“Apa aktingku sangat buruk?”
Aku terkekeh mendengar pertanyaannya, “Tentu saja, itu kan pengalaman pertamamu. Tanpa berlatih pula.”
“Ya, semula aku sangat sedih karena sudah merusak pergelaran drama kita. Tetapi ketika melihat senyuman dari penonton kemudian ucapan teman-teman saat di restoran tadi, aku menjadi sangat bahagia. Sekarang aku jadi semakin mengerti dengan kecintaanmu terhadap akting.”
“Gomawoyo…”
“It’s the east… And Park Chae Ri is the sun,” gumamnya.
“Hah, kau mengutip perkataan Romeo! Mwooo~ Kyuhyun tak kreatif!” ejekku sambil duduk di sampingnya yang sedang berbaring. “Kalau aku matahari, maka kau adalah burung bul-bul!”
“Haha… Aku burung bul-bul?” sahutnya sambil tertawa. “Tapi, bukannya setelah saling merayu seperti itu Romeo dan Juliet melakukan malam pertama mereka? Aigoo~ Mereka juga seumuran kita saat melakukan itu. Jadi kenapa kau masih takut sih?”
“Omo~ Kau sendiri yang waktu itu bilang menunggu aku sampai siap. Kenapa jadi tidak konsisten seperti ini? Lagipula tak lama setelah mereka melakukan ‘itu’, mereka justru mati. Kau juga mau bernasib seperti itu?”
“Tentu saja tak mau,” sahutnya sambil memanyunkan bibirnya. “Lalu kenapa kau tidak bilang kalau adegan ciuman sudah dihapus? Pasti kau mau buat aku cemburu ‘kan?”
“Ya, begitulah,” jawabku. “Oh ya, besok pagi aku mau menjenguk Heechul. Kau mau ikut?”
“Tidak. Kau pergilah sendiri!”
“Mwo? Kenapa tak mau?” selidikku.
“Sudah bagus kau kuizinkan menjenguknya!” serunya kemudian mengambil penutup matanya dan kemudian tidur.
Haha~ Dia cemburu. Lucu sekali melihat tingkahnya yang seperti ini.
@@@@@
Liburan akhir tahun sudah dimulai hari ini, bertepatan sehari sesudah pergelaran kami. Setelah 2 minggu liburan nanti, kami akan dihadapkan dengan ujian kenaikan tingkat. Jadi sepanjang liburan aku harus belajar keras. Tetapi hari pertama liburan kugunakan untuk menjenguk Heechul yang semalam dioperasi karena radang usus buntu.
“Tidak ada teman-teman yang datang menjenguk. Hanya kau saja yang peduli padaku,” ujar Heechul, wajahnya sangat muram.
“Lalu? Bukankah denganku seorang kau juga bisa senang?” tanyaku yang duduk di samping pembaringannya.
“Ne, kau benar. Cukup kau saja, aku sudah bahagia,” sahutnya sembari meraih tanganku dan menggenggamnya erat.
Sebenarnya aku bisa saja menarik tanganku dari pegangannya karena tenaga Heechul masih sangat lemah. Tapi kuurungkan saja hal itu. Kubiarkan saja dia menggenggamnya tetapi aku selalu menunduk. Menghindari pandangan matanya. Tampaknya dia sadar dengan ketidaknyamanan yang kurasakan sehingga dia melepaskan genggamannya.
“Mianheyo,” ucapnya pendek.
“Minta maaf? Untuk apa? Kau tidak ada salah padaku.”
“Aku minta maaf karena tidak bisa mengaggapmu hanya sebagai teman. Aku rasa kau tau itu ‘kan? Tapi kau terlalu baik padaku. Harusnya kau tak menjengukku seorang diri seperti ini. Lebih baik tidak usah datang. Aku tidak bisa menahan perasaanku jika kita hanya berdua saja. Aku tidak ingin menyakitimu dengan beban perasaanku ini,” serunya gusar.
“Kenapa kau berkata seperti itu? Kita bisa berteman. Lagipula aku bukan gadis baik. Rasa cintamu itu pasti akan berubah. Aku yakin. Jadi, kumohon jangan meminta maaf padaku!” isakku.
Dia menyeka air mata yang jatuh ke pipiku. Kemudian berkata, “Aku bukan tipe pria yang mudah jatuh cinta. Aku juga bukan pria yang mudah melupakan perasaanku. Haruskah aku merebutmu dari Cho Kyuhyun? Bagaimanapun juga kita tidak akan bisa menjadi teman, Chae Ri.”
Aku terdiam sejenak mendengar ucapannya barusan. Air mataku pun tiba-tiba berhenti mengalir. Aku menatap tajam ke matanya. Dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya. Aku tahu itu. Tapi, bagaimana dia tahu hubunganku dengan Kyuhyun?
“Kau pasti kaget karena aku mengetahui hubunganmu dengan Cho Kyuhyun. Pria yang merebut peranku dan juga dirimu. Aku mendengar percakapan kalian saat di backstage kemarin. Saat dia terkejut dengan kedatangan orang tuanya. Kalian berdua bercakap tanpa sadar aku ada di dekat kalian,”ujarnya menjelaskan.
“Dia tidak merebutku darimu. Aku sudah mengenalnya terlebih dulu daripada kau. Aku juga sudah menikah dengannya jauh sebelum kita bertemu. Jangan berbicara seakan-akan kau memiliku terlebih dahulu. Aku tidak suka!” seruku. Nada suaraku sudah cukup tinggi saat ini. Aku tidak suka dengan apa yang sudah diucapkannya tadi.
“Cihhh~ Tapi dia sudah merebut peranku. Aku sudah berusaha sekian lama demi peran itu. Tapi dia merusaknya,” sahut Heechul. Kulihat mimik marah di wajahnya. Begitu menyeramkan. Dia tidak seperti orang yang baru saja dioperasi.
“Jangan menyalahkannya! Kau sendiri yang tidak bisa menjaga kesehatanmu,” balasku lagi tidak kalah galaknya. “Aigoo~ Heechul-sshi, kemana semua sifat baikmu selama ini? Yang dioperasi itu perutmu ‘kan? Bukan isi kepalamu?”
Dia terdiam setelah mendengar perkataanku itu. Tampak sedang menahan sakit. Tetapi kemudian aku mencium bau tidak menyenangkan. Kyaaa~ Dia buang angin di hadapanku.
“Ah~ Akhirnya aku bisa buang angin juga,” ujarnya lega.
“Hya, Heechul-sshi. Seharusnya kau bilang kalau mau buang gas,” protesku sambil tetap menahan nafas.
“Tidak masalah. Kau kan pacarku,” sahutnya enteng.
“Pacar? Yang benar saja. Itu hanya dalam mimpimu.”
“Kalau kau tidak mau menjadi pacarku, aku akan umumkan pada semua orang di sekolahmu kalau kau dan Kyuhyun sudah menikah. Aku yakin kalian berdua akan langsung dikeluarkan. Bagaimana? Masih mau menolak?” ancamnya.
“Kenapa kau bisa jadi sekejam ini? Kau bahkan mengancamku sekarang,” pekikku. Ingin rasanya meninju wajahnya. Ah, sayang masih tidak tega.
“Aku tidak akan kejam kalau pria yang bersamamu itu bukan Cho Kyuhyun. Aku membencinya. Dia sudah merebut peranku.”
Aku menggigit bibirku menahan geram, “Kau kekanak-kanakkan. Dia menggantikanmu karena tidak ada pilihan lain…”
“Lebih baik drama itu hancur daripada peranku diambilnya!” sela Heechul.
Aku sudah tidak bisa menahan emosiku lagi. Aku akan segera menampar wajahnya tetapi kuhentikan saat seorang perawat masuk ke ruangan. Perawat itu memandang tajam ke arah kami.
“Agashi, sebaiknya Anda keluar. Suara pertengkaran kalian terdengar jelas sampai luar. Lagipula pasien masih butuh istirahat. Kedatangan mu membuat pemulihannya akan berjalan lambat,” usirnya.
Segera kuambil mantel dan tasku. Aku keluar dari ruangan itu tanpa pamit pada Heechul. Dulu aku begitu menyukainya, tapi hari ini perasaanku sudah berubah 180 derajat. Aku sangat membencinya.
@@@@@
Siwon memandangi foto-foto yang menempel di dinding sebuah kamar. Kamar yang dulu adalah miliknya. Ya, sampai sekarang kamar itu sebenarnya masih miliknya tetapi sudah cukup lama tak ditempati. Kamar itu memuat semua kenangannya saat masih anak-anak. Tidak hanya kamar itu tetapi seluruh bagian dari rumah tempatnya berada memiliki kenangan berarti. Kenangan masa kecil nan indah tetapi hanya sebentar yang kemudian berganti dengan kenangan buruk.
“Eomma, andai saja kau masih hidup. Mungkin kita akan tersenyum bersama seperti di foto ini,” ujar Siwon sambil memeluk bingkai foto yang menggambarkan dirinya saat masih berusia 7 tahun. Fotonya yang tersenyum bahagia bersama kedua orang tuanya. Dia ingin menangis tetapi air matanya tertahan. Kemudian tersadar kalau dia sudah tidak sendirian lagi diruangan itu. Di ambang pintu kamar dilihatnya seorang pria paruh baya. Ayahnya saat ini sedang memandangnya.
“A-abeoji!” seru Siwon terkejut.
Pria itu masih saja diam. Ia diam karena baru kali ini bisa melihat dengan jelas sosok putranya itu setelah sepuluh tahun diacuhkannya. Anak itu begitu mirip dengannya, hanya mata mereka yang berbeda. Mata Siwon adalah mata Istrinya. Mata yang ditransplantasikan oleh istrinya kepada putranya. Saat itu juga dia teringat peristiwa sepuluh tahun lalu. Peristiwa tragis yang merebut nyawa istri yang sangat dicintainya. Ia kemudian memegangi dadanya. Nafasnya terasa sesak. Ia tak sanggup menahan sakit yang menyerangnya. Ia pun tumbang. Terdengar jeritan panik dari Siwon memanggil-manggil namanya. Ia sangat ingin menjawab panggilan dari anaknya. Tetapi bibirnya kelu, matanya pun sulit untuk dibuka. Kesadarannya perlahan menghilang. Berganti dengan rekaman semua kejadian di masa lalu bermunculan di pikirannya. Ia berpikir, mungkinkah hidupnya akan berakhir saat ini juga? Ia sangat menyesal jika itu terjadi. Ia bahkan belum berbicara dan meminta maaf kepada satu-satunya putranya yang diabaikannya selama ini. Dan tiba-tiba semuanya berubah menjadi gelap. Tak ada apapun.
@@@@@
Aku baru saja meninggalkan loby rumah sakit tempat Heechul dirawat saat menerima telpon dari Siwon. Dia mengatakan bahwa haraboji dibawa ke rumah sakit karena terkena serangan jantung. Kebetulan haraboji dibawa dirumah sakit yang sama dengan tempatku berada sekarang. Aku pun bergegas ke UGD rumah sakit itu dan kulihat Siwon sedang duduk di kursi panjang di depan ruangan UGD. Kuhampiri dia yang sedang cemas, kemudian duduk di samping dan merangkulnya.
“Ha-haraboji pasti akan baik-baik saja,” ujarku mencoba menenangkannya.
Siwon memandangku dengan mata berkaca-kaca kemudian memelukku erat. Tangisannya sangat deras dipelukanku. Dia dulu pernah menangis seperti ini. Dia menangis saat pemakaman halmeoni dan saat haraboji pergi meninggalkannya untuk pergi ke China sepuluh tahun lalu. Tapi setelah itu, sekalipun aku tak pernah melihatnya meneteskan air mata. Kejadiannya menangis di pelukan ku saat ini bagaikan déjà vu. Saat dia menangis dulu, dia juga menangis di pelukanku. Saat itu adalah saat kami masih anak-anak. Masa-masa saat hubungan kami sangat baik. Aku pun tersadar. Aku ternyata masih sangat menyayanginya, rasa sayang yang terlupakan selama sepuluh tahun kini muncul lagi. Aku menyayanginya bukan hanya sebagai seorang paman, tetapi juga sebagai kakak lelaki.
Siwon melepaskan pelukannya saat eomma datang. Eomma juga terlihat cemas dan panik. Dia sangat terkejut mengetahui bahwa ayahnya terkena serangan jantung. Selama ini walau kami jarang bertemu dengan haraboji tapi kami tahu kalau haraboji dalam kondisi sehat-sehat saja. Beliau tidak pernah mengeluhkan kondisi tubuhnya. Saat dokter yang melakukan pertolongan kepada haraboji keluar dari ruang UGD, kami pun segera menghampirinya untuk meminta penjelasan. Alangkah terkejutnya kami saat mengetahui ternyata haraboji sudah menggunakan alat pacu jantung selama 3 tahunan ini. Kami tak pernah diberi tahu tentang operasi pemasangan alat pacu jantung itu. Hal itu membuat kami shock dan terpukul. Tak lama setelah haraboji sadar, dia dipindahkan dari UGD ke ruang perawatan. Haraboji menjalani perawatan di rumah sakit selama seminggu. Dan selama ia dirawat, Siwon selalu menemaninya. Hubungan mereka yang semula dingin menjadi mencair. Entah apa yang dilihat oleh haraboji saat dia pingsan yang telah merubah sikap kerasnya itu.
Setelah menjalani perawatan selama seminggu di rumah sakit, haraboji pun pulang kerumahku. Hal itu pun diikuti dengan Siwon. Dialah yang merawat haraboji dengan sungguh-sungguh. Menyenangkan sekali melihat keharmonisan kembali di keluargaku. Rasanya itu sudah lama sekali. Dan lebih senangnya lagi, haraboji sudah tidak mempermasalahkan kehadiran Kyuhyun di rumahku. Dia sudah menyetujui pernikahan kami. Haraboji sudah kembali menjadi haraboji yang sangat kusayangi. Ah, untunglah dia berubah tanpa perlu usaha keras dari kami untuk mengubahnya.
@@@@@
Hari memang begitu cepat berganti. Terkadang pergantian hari bisa mengubah seseorang. Tetapi tidak sedikit yang masih tidak ingin berubah. Heechul contohnya. Dia masih saja menginginkanku untuk menjadi pacarnya dan kalau aku menolak, dia akan meyebarkan tentang status hubunganku dengan Kyuhyun. Menyebalkan sekali pria itu. Di mataku dirinya sudah berubah drastis, dari seorang teman yang sangat baik berubah menjadi makhluk paling menyebalkan di muka bumi. Menggantikan Kim Ki young tentunya. Hal ini tentu sangat membebani pikiranku. Tapi aku tidak pernah memberitahukan masalah ini pada Kyuhyun. Aku merasa aku bisa menyelesaikan masalah ini seorang diri. Aku yakin itu. Tetapi ada dampak buruk yang terjadi. Aku menjadi tidak bisa konsentrasi dalam belajar. Saat tidak ada masalah saja aku masih kesulitan mengerjakan soal-soal ujian, apalagi saat pikiran ku ‘puyeng’ seperti ini.
Saat hari ketiga ujian, dari mata pelajaran sejarah dunia, kulihat Kyuhyun dengan mudahnya mengerjakan soal-soal ujiannya. Sementara aku, hanya 10 dari 40 soal yang bisa kujawab. Itupun masih tidak yakin kebenarannya. Dan ada satu lagi masalah, yaitu haraboji. Perubahan sikapnya yang drastis itu hanya menyenangkan di awalnya saja. Tetapi semakin ke sini, hal itu menjadi menyebalkan. Entah kenapa dia menjadi begitu menyayangi Kyuhyun, melebihi rasa sayangnya padaku. Ditambah lagi saat dia tahu kalau Kyuhyun itu sangat pandai.
Saat aku dan Kyuhyun pulang dari sekolah setelah ujian, haraboji selalu menanyai kami. Dia selalu menyambut kepulangan kami dengan pertanyaan, “Bagaimana ujian kalian? Apakah bisa mengerjakan soal-soal dengan mudah?”
Tentu saja Kyuhyun selalu menjawabnya seperti ini, “Ujiannya menyenangkan sekali. Aku bisa menjawab setiap pertanyaan dengan mudah.”
Dasar Kyuhyun, dia terlihat seperti orang yang sedang cari muka pada haraboji, karena jawaban seperti itulah yang selalu diharapkan dari haraboji padaku selama ini. OH~ Entah kenapa sekarang aku merasa haraboji sudah bukan harabojiku, lagi tetapi dia adalah harabojinya Kyuhyun.
Hari-hari ujian sangat cepat berlalu. Besok adalah hari terakhir ujian. Dan mata pelajaran yang diujikan besok adalah fisika. Aisshh~ Aku benci pelajaran itu, tetapi di antara semua mata pelajaran, hanya fisika saja yang aku kuasai. Sungguh aneh memang. Saat ini aku sedang memahami rumus-rumus dan berlatih soal seorang diri di halaman belakang rumahku
Kemudian Siwon datang menghampiri ku dengan tersenyum. “Kau akan ujian fisika?” tanyanya sambil duduk di sampingku. Kujawab pertanyaannya dengan anggukan. Kemudian Siwon melanjutkan lagi, “Tidak ada gunanya berusaha keras. Kyuhyun pasti akan tetap lebih unggul dari pada kau.”
Aku membelalakkan mataku. Ternyata ahjusshiku ini mengerti perasaanku. Aigoo~ Ternyata dia sungguhan keluargaku. “Lalu? Beri aku saran agar aku bisa mengalahkannya!” pintaku.
“Gampang, cukup rayu dan ajak dia bermesraan saat dia sedang belajar. Dia pasti kehilangan konsentrasi.”
“Tapi, aku jadi tidak bisa belajar juga. Berikan saran lain!” pintaku lagi.
Siwon terlihat berpikir keras, tapi tak lama sepertinya dia mendapatkan ide. Dia kemudian pergi meninggalkan ku, walau hanya sebentar. Dia kembali sambil membawa sebotol minuman soft drink. “Berikan ini padanya di pagi hari sebelum kalian ujian besok,” sarannya.
“Apa ini?”
“Minuman yang sudah kucampurkan pencahar di dalamnya,”sahutnya tersenyum.
“Aigoo~ Cara ini tak terpikirkan olehku,” sambutku girang.
“Chae Ri-ah, benar kau akan memberikannya? Aku hanya menyarankan lho. Tak kusangka kau bisa tega terhadap suamimu.”
“Tidak peduli. Aku akan melakukannya. Hanya dengan cara ini aku bisa mengalahkannya,” sahutku tegas.
@@@@@
Esok paginya saat kami dalam kereta menuju ke sekolah, aku sama sekali tidak mengurungkan niatku untuk memberinya minuman itu. Aku akan menyerahkan minuman itu padanya di sini. “Kyuhyun, minumlah ini. Minuman ini bisa menambah semangatmu saat ujian nanti,” ujarku sambil menyodorkan minuman yang sudah dicampur pencahar itu.
Ahh~ Aku tidak bisa membayangkan nanti saat di kelas dia akan kesulitan mengerjakan soal-soal karena akan sering bolak-balik ke kamar kecil. Dia tersenyum melihat kebaikan hatiku padanya tanpa disadarinya sebenarnya justru aku akan mencelakakannya. Tetapi, tiba-tiba hati nuraniku berteriak ‘Chae Ri, setega itukah kau pada suamimu sendiri? Bukankah kau mencintainya? Tetapi kenapa malah bertindak securang ini?’ Jeritan itu membuat tanganku yang masih memegang minuman itu menjatuh kannya.
“Hya, kenapa malah kau jatuh kan minumannya?” tanya Kyuhyun sambil memanyunkan bibirnya. Aku tidak menjawabnya. Aku langsung memeluknya yang membuat dirinya keheranan. “Chae Ri-ah, jangan peluk aku di sini. Banyak yang melihat kita.”
Aku melepaskan pelukanku dan berkata, “Abaikan saja minuman itu. Aku memelukmu karena semangatmu pasti akan lebih banyak muncul jika kupeluk. Minuman itu tidak ada artinya.”
“Mwoya? Haha. Kau terlalu percaya diri. Baiklah, lupakan minuman itu. Gomawoyo,” ujarnya sambil menyeringai.
Setelah itu sepanjang perjalanan kami saling berdiam diri. Fiuuuh~ Untunglah aku tak jadi mencuranginya. Melihatnya tersenyum saja sudah cukup untukku. Walaupun tetap saja menyedihkan saat mengetahui aku harus kalah darinya di pelajaran yang paling aku kuasai. Seusai ujian, saat kutanya berapa soal yang mampu dijawabnya dengan puas dia menjawab bahwa dia bisa menjawab keseluruhan soal. Aissh~ Aku bahkan hanya mampu menyelesaikan 80% dari semua soal. Itu pun masih tidak yakin.
Setelah ujian berakhir, aku dan Kyuhyun tidak langsung pulang ke rumah. Rencananya di hari terakhir ujian akan ada rapat penutupan Klub teater kami dan akan ada pemilihan ketua baru. Aishh~ Aku lupa kalau ini hari terakhirku menjabat sebagai ketua klub. Saat akan menuju ruangan klub yang berada di lantai lima gedung sekolah kami, kulihat Heechul sedang duduk di salah satu anak tangga yang menuju lantai lima. Cih~ Untuk apa anak itu ada disini?
“Kau duluan saja Kyu, ada yang akan kubicarakan dengannya. Katakan pada teman-teman aku akan sedikit terlambat,” ujarku menyuruh Kyuhyun untuk pergi ke ruangan klub terlebih dahulu. Tapi dia tidak bergeming. Dan kulihat Heechul menyeringai ke arahku.
“Biarkan saja dia disini. Dia harus mendengar apa yang akan kukatakan,” ucap Heechul.
“Pergilah, Kyu!” seruku karena dia masih saja tidak menurut.
“Katakanlah yang mau kau katakana!” Ada nada memerintah dari ucapan Kyuhyun.
“Aku ingin Chae Ri menjadi pacarku. Kalau kau tidak setuju, aku akan menyebarkan tentang hubungan kalian yang sebenarnya pada semua orang di sekolah ini. Kau tahu kan dampaknya pada kalian jika itu terjadi?” ancam Heechul dengan lagak menantang.
Kyuhyun terdiam mendengar ucapannya. Ada ekspresi bingung dan keterkejutan di raut wajahnya. Tapi kemudian dia dapat mengatasi semua itu dan dengan tegas berkata pada Heechul, “Itu takkan pernah terjadi!”
Kyuhyun kemudian menarik tanganku, mengajak untuk mengikutinya sementara Heechul mengekor di belakang kami. Aku tidak mengerti apa yang akan dilakukannya. Hingga akhirnya sampailah kami di depan ruangan klub teater. Kyuhyun membuka ruangan klub dengan kasar, membuat semua orang yang berada di dalam ruangan terkejut. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah kata-kata yang diucapkannya, “Sebenarnya… Aku dan Park Chae Ri telah menikah.”
Aku menahan nafas saat mendengar ucapannya itu. Ruangan yang semula riuh menjadi sunyi senyap. Sampai seserorang menyeletuk, “Kyuhyun babo~ Kau pikir kami akan tertipu? Hari ini bukan April Fool. Hahaha~”
Kemudian ada lagi yang berkata, “Kyuhyun, leluconmu bikin aku sukses menghilangkan stress akibat ujian tadi.”
Tetapi ucapan dari Kang In yang semakin membuat seluruh ruangan tertawa, “ Hal yang paling bodoh yang pernah kudengar sepanjang hidupku adalah perkataannya tadi. Bagaimana mungkin sih mereka bisa menikah? Hahaha~” Setelah mendengar ucapan itu sontak suara tawa menggelegar keseluruh ruangan. Aku, Kyuhyun, dan Heechul hanya bisa terbengong-bengong melihat pemandangan ruangan yang penuh tawa itu.
“Hah? Mereka tidak percaya? Memangnya seburuk apa sih hubungan kalian di sekolah sampai mereka tidak bisa percaya?” ujar Heechul kebingungan.
“Aku juga tidak mengerti,” sahutku.
“Aishh~ Membosankan sekali. Ya sudahlah aku pergi,” ujar Heechul lagi.
“Tunggu!” cegahku. “Sekarang kau tau kalau ancamanmu itu tidak ada gunanya. Jadi kumohon, jangan paksa aku lagi. Ayolah, kita berteman saja seperti dulu.”
Heechul memandangiku kemudian dia menatap Kyuhyun lalu berkata, “Aku mengalah. Ternyata kau sangat mencintainya. Jangan membuatnya menangis lagi karena aku sudah tidak bisa menghiburnya lagi. Kalian tidak usah khawatir denganku lagi…,” dia menghentikan ucapannya karena dia melihat seseorang di belakangku. “…cih~ Tampaknya rahasia hubungan kalian memang sudah saatnya terbongkar.”
“Jadi, wanita yang kau cintai itu dia?” tanya Ki Young di belakangku kepada Kyuhyun. Kemudian dia berlari ke arah tangga menuju lantai atas.
“Kyuhyun,” seruku. “Sampai sekarang kau masih belum menjelaskan pada Ki Young?”
“A-aku akan menjelaskannya sekarang,”jawabnya gugup kemudian berlari menyusul Ki Young.
“Kenapa kau biarkan dia pergi sendiri? Kau juga harusnya ikut menyusul,” ujar Heechul.
Ia benar. Aku juga harus menyusul mereka. “Gomawo,” ucapku padanya. Dan pada saat sampai di atap sekolah, aku bisa mendengar makian Ki Young kepada Kyuhyun. Pria itu hanya diam saja dimaki. Ah~ Dimana kejantanannya tadi saat mengumumkan hubungan kami?
“Kau jahat, Oppa. Aku benci. Aku tidak terima kau menolakku hanya demi seorang Park Chae Ri. Oppa babo…babo…ba…”
PLAK! Aku menampar Ki Young sebelum dia melanjutkan makiannya. Dalam hati aku berkata ‘Hanya Park Chae Ri saja yang boleh menyebut Kyuhyun babo. Yang lain tidak boleh!’ Gadis itu terdiam setelah menerima tamparanku. Dia menatapku dengan penuh amarah dan tangannya sudah siap untuk membalas tamparanku tetapi berhasi dicegah Kyuhyun.
“Ki Young-ah, belum puaskah kau memakiku? Kumohon jangan dilanjutkan lagi! Apa yang harus kulakukan agar kau bisa menerima keadaan ini?” tanya Kyuhyun.
Ki Young tidak menjawab, dia menangis. Di sela isakannya dia berkata, “Oppa, saranghaeyo…”
“Tapi  Kyuhyun mencintai ku,” sahutku yang membuat Ki Young lagi-lagi menatapku geram.
“Ya, aku hanya mencintainya. Jadi, kumohon jangan berkata kau mencintaiku lagi!” lanjut Kyuhyun menimpali.
“Arrgghh… Bodohnya aku ditolak oleh pria bodoh sepertimu,” sesal Ki Young. Dia sudah tidak menangis lagi.
“Jangan mengatainya bodoh lagi! Kyuhyunlah yang mengajarimu selama ini. Dia jauh lebih pintar dari pada kau,”seruku memarahinya.
Ki Young memandangku sinis, “Tentu saja dia bodoh. Dia sudah menolakku, Kim Ki Young. Mana ada pria bodoh yang menolak gadis secantik aku?”
Ki Young sombong sekali, kemudian aku membalasnya lagi, “Ada kok, ini dia,”ujarku santai sambil menunjuk-nunjuk Kyuhyun.
“Tuh kan, kau juga mengakuinya bodoh,” sahut Ki Young dengan senyum mengejek.
“Hei Ki Youngie. Di dunia ini yang pantas menyebut Kyuhyun bodoh itu hanya aku. Yang lain tidak berhak!”
“Hyaaa, kalian berdua, sudah cukup mengataiku bodoh!” protes Kyuhyun yang membuatku dan Ki Young tertawa, padahal tadi kami bertengkar.
“Ya sudahlah kalau itu keputusan oppa. Nanti juga oppa yang akan menyesal karena tidak memilihku dan malah memilihnya,” kata Ki Young setelah dapat meredakan tawanya.
Dia berlalu hendak meninggalkan kami, tetapi kemudian Kyuhyun mengatakan sesuatu yang membuatku terbuai karena indahnya ucapan dia. “Aku tidak akan pernah menyesal memilih Chae Ri. Dia adalah hal terindah yang pernah kumiliki.”
Kulihat Ki Young mengangguk dan tersenyum. Setelah hari itu, kami tidak pernah bertemu dengannya lagi selain melihat penampilannya di televisi. Ki Young memutuskan untuk pindah sekolah dengan alasan jadwal di sekolah kami tidak bisa menyesuaikan dengan jadwal kegiatan keartisannya.
@@@@@
Musim dingin pun berganti, di awal musim semi saat tiba tahun ajaran baru lagi-lagi aku dan Kyuhyun di tempatkan di kelas yang sama. Menyenangkan sekali bsia belajar di kelas yang sama dengannya di tahun terakhir kami. Aku sudah tidak menjabat sebagai ketua klub teater lagi. Aku dan Kyuhyun juga tidak aktif lagi di kegiatan klub, orang tua kami menyuruh untuk fokus belajar. Bahkan eomma menyarankan pada kami untuk tidak sekamar lagi. Menurut eomma, sangat menyeramkan jika membayangkan apabila saat ujian akhir nanti tiba-tiba aku mengandung. Aku dan Kyuhyun pun menurut. Yah, walau kami tidak sekamar tapi kami masih bisa bermesraan. Kalau di larang bermesraan baru kami akan protes. Hehe~
Waktu pun berlalu dengan cepat. Tak terasa musim gugur tiba lagi. Aku ingat tahun lalu sepanjang musim gugur aku mengacuhkan Kyuhyun. Tahun ini tidak akan kuulangi lagi. Lagi pula tidak ada masalah yang berarti dalam hubungan kami.
Ah~ Dengan berjalannya waktu, perasaan orang-orang juga bisa berubah. Aku pikir akan memakan waktu lama bagi Ki Young untuk melupakan Kyuhyun. Tetapi waktu memang menjadi bukti, dia kepergok wartawan sedang berkencan dengan seorang Violist asal Kanada bernama Henry Lau dan tak lama mereka pun akhirnya mengakui hubungan mereka. Begitu juga dengan Jung Myu Ra, kupikir walaupun dia telah lulus dan tidak bisa bertemu dengan Kyuhyun, dia akan tetap bertahan mencintai Kyuhyun. Tapi nyatanya tidak. Baru-baru ini dia menelponku dan bercerita kalau dia sudah punya pacar. Yang membuatku tertawa, nama kekasih Myu Ra juga Kyuhyun. Katanya pria itu sebentar lagi akan debut sebagai penyanyi. Baguslah kalau dia mendapatkan Kyuhyun yang lain. Aku juga jadi tidak merasa bersalah lagi padanya.
Tetapi hati pria tampaknya berbeda dengan hati wanita. Melalui Jin Rin aku tahu tentang keadaan Heechul. Sampai sekarang dia belum memiliki pacar dan masih memikirkanku. Seharusnya dia tidak sebodoh itu. Heechul juga tidak pernah mau bertemu dengan ku lagi. Menyedihkan sekali, aku kehilangan sehabat sebaik dirinya. Untuk sahabat ku yang lain, Kang In entahlah bagaimana kabarnya. Setelah lulus dia memutuskan untuk mengikuti wajib militer. Cukup sulit untuk menghubunginya. Tetapi, aku tahu kalau dia tidak bisa melupakan Myu Ra. Menyedihkan sekali jadinya kalau ingat mereka.
Oh ya, ada juga yang dengan berjalannya waktu hubungan pun kandas. Itulah kisah cinta Lee Hyuk Jae dan Chaesa. Setelah Hyuk Jae lulus, sekalipun dia tak pernah menghubungi Chaesa lagi. Yang kutahu, di universitas Hyuk Jae mendapatkan pacar baru. Ckckck~ Kasian sekali Chaesa. Saat mereka putus, Chaesa mengurung diri seharian di kamar. Keadaan seperti ini seharusnya menjadi kesempatan untuk Siwon melancarkan serangan. Tapi sayang, ahjusshiku setelah lulus ikut dengan haraboji ke China. Dia melanjutkan kuliahnya di sana sambil menjaga haraboji.
Itulah kisah cinta, ada yang bahagia dan ada yang terluka. Aku berharap kisah cintaku dengan Kyuhyun akan bahagia selalu dan kami tidak akan terpisahkan. Kemudian masih di awal musim gugur, setelah menikmati indahnya liburan musim panas. Sekolah pun dimulai lagi. Mulai saat ini, akan menjadi saat-saat yang berat bagi kami yang sudah di tingkat akhir. Aku heran dulu bagaimana bisa Kang In dan Myu Ra masih bisa aktif di kegiatan klub, padahal banyak tugas dan kelas-kelas tambahan yang harus diikuti.
Di pertengahan musim gugur, sudah banyak siswa yang mulai mengikuti tes ujian masuk universitas. Aku dan Kyuhyun tidak pernah berdiskusi tentang pilihan sekolah kami selanjutnya jadi aku tidak tahu dia akan melanjutkan di mana. Setahuku, Kyuhyun seperti yang dulu pernah di ceritakannya kemungkinan akan melanjutkan ke Univesritas Seoul. Untuk jurusan yang dipilih bisa jadi kedokteran atau hukum. Jika diukur dengan nilai selama di sekolah, aku yakin Kyuhyun pasti diterima. Tidak terbayang girangnya abeonim jika itu sampai terjadi. Aku sendiri tidak mau membayangkan Kyuhyun menjadi dokter atau pengacara. Rasanya menggelikan melihat dari perilakunya.
Kemudian di suatu hari masih di musim gugur. Aku dipanggil wali kelasku untuk berdiskusi tentang kelanjutan sekolahku. Aku mengatakan pada Seosangnim bahwa aku ingin melanjutkan kuliah ke Universitas Kyung Hee dan mengambil jurusan drama di sana. Tampaknya seonsaengnim setuju dengan keputusanku. Nilai-nilai sekolahku memang menjadi sedikit masalah tapi mengingat prestasiku di bidang teater, bisa menjadi rujukan juga. Aku girang sekali saat permohonanku bisa dikabulkan. Tetapi kegembiraan itu sirna saat aku mendengar seseorang Seonsaengnim berteriak girang setelah menerima email. Dengan riangnya Seonsaengnim itu berkata, “Cho Kyuhyun… Uri Cho Kyuhyun… Dia berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Tokyo. Dia diterima di jurusan desain grafis. Keren sekali.”
Aigoo~ Apa-apaan ini? Selama ini kukira dia akan melanjutkan ke universitas Seoul. Tapi kenapa justru di Tokyo? Jika dia melanjutkan kuliahnya di Jepang, itu artinya kami akan berpisah. Omo~ Aku tidak mau itu terjadi. Tak mau!
To Be Continue ……………

share by superdiya.wordpress.com



Tidak ada komentar: