Actually,
That's You [Part 1]
Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Hyejinother Super Junior members
Author : Park Yeonra
Percayakah
aku terhadap cinta? Haha kalimat itu selalu berhasil membuatku tertawa. Tapi
setiap itu juga aku menanyakan hal itu pada hatiku, "percayakah aku pada
Cinta?".. Pertanyaan bodoh, aku yakin dan percaya tak ada yang namanya
Cinta di dunia ini. Dan aku tak membutuhkan Cinta, aku hanya pemain Biola yang
tinggal di jalanan, tanpa mengharapkan sebuah kehangatan bola lampu pijar di
musim salju.
***
Hyejin's pov
Aah~ jadwal kuliah hari ini akhirnya
selesai juga. 18 jam sehari, sungguh melelahkan dan membosankan, tapi.. Ya,
musik adalah hidupku, aku tak pernah membayangkan kehidupanku tanpa sebuah
musik. Kutatap lagi jalanan kota Seoul yang selalu menjadi pemandangan biasa di
mataku. Jalanan yang selalu padat akan kendaraan bermotor dan penjalan kaki,
serta gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi memantulkan sinar
yang sangat indah. Kembali terulang diingatanku tadi, perkataan dosen yang
sudah keriput itu
"Sebuah musik akan terdengar
begitu indah jika kau memainkannya dengan Cinta"
Aiisshh.. Aku tak begitu mengerti
apa itu Cinta, bahkan bercinta saja belum. Sepanjang hidup 21 tahunku aku tak
pernah memiliki seorang kekasih, entah memang tak ada yang ingin padaku, atau
memang bukan saatnya bagiku untuk menjalin sebuah hubungan serius. Aakkhh!!
Aaww... Sungguh bodoh! Kaleng ini! Dia ingin membunuhku.. Hampir saja aku mati
tertabrak truk tadi.. Aah.. Mana lagi tali sepatuku terbuka, kubungkukkan
badanku dan mengikat tali sialan itu. Eh? Suara apa ini?? Terdengar seperti
suara biola darimana asalnya?
Kuedarkan pandanganku, hari ini
memang banyak yang melakukan Street live atau pertunjukkan jalanan, bahkan ada
beberapa penyanyi terkenal juga yang ikut meramaikan suasana seperti ini. Tapi,
suara ini berbeda, kupererat genggaman ku pada tas selempang yang sedang
kukenakan lalu mengikuti darimana arah suara itu. Sebuah gang kecil dan sempit
darisanalah aku bisa mendengar suara permainan biola yang begitu menyayat itu.
Ku tajamkan penglihatanku, tampak seorang namja disana, tubuhnya tinggi
semampai, aku memutuskan untuk ikut masuk kedalam gang itu, untuk melihatnya
lebih jelas.
Permainannya sangat indah, dan suara
dari biolanya itu sungguh menyayat dan berhasil membuatku mematung disana. Dia
membalikan tubuhnya yang sedari tadi membelakangiku dan Aigoo~ neomu kyeopta!!
A.. Apa dia malaikat.. Sungguh tampan, matanya menatapku tajam, dengan wajah
datar seperti itu saja aku yakin dia bisa menenggelamkan gadis-gadis dalam
penglihatannya. Dia menatapku sekilas lalu memasukan biolanya kedalam tas. Eh??
Selesai?? Aku belum puas!!
"He...hei" kataku, dia
menatapku tatapan dingin itu lagi
"Kau yang memainkan biola
itu?" Tanyaku sopan, berharap bisa mendengar suaranya
"Apa urusanmu?" Katanya
dingin, aku membulatkan mataku, dia mengacuhkan aku lalu melangkah keluar
meninggalkan aku yang masih terdiam disana.
Aku menatap punggungnya yang semakin
menjauh dan menghilang diantara gemerlap cahaya kota Seoul itu. Aah~ bisakah
aku kembali ke menit-menit yang sudah lewat itu??
***
"Aku pulaang"
"Kenapa baru jam segini kau
kembali?? Darimana saja kau??"
Terdengar di telingaku suara seorang
namja yang sudah tidak asing lagi, itu kakakku Lee Hyukjae. Aku menatapnya
sekilas lalu melewatinya menuju ruang tengah, dia menatapku dan mengikutiku
menuju ruang tengah.
"Kutanya.. Mengapa kau baru
pulang jam segini?? Malah mengacuhkanku" protesnya, tak bisakah sedikit
saja dia mengerti bahwa aku lelah. Aku menghela nafas panjang, belum mau
membuka suara. Hyukkie menatapku meminta penjelasan mengapa jam setengah 12 ini
aku baru tiba di rumah.
"Tadi aku mencari seseorang
dulu" kataku dengan suara yang sangat pelan. Hyukkie mendekatiku dan duduk
bersila dihadapanku, aku menatapnya
"Siapa?" Katanya lagi
"Seseorang, aku juga tak tau siapa
namanya, tapi.. Permainan biolanya sungguh indah" kataku sambil tersenyum.
Hyukkie berdecak, Mwo?? Apa aku salah bicara?
"Kukira kau mencari siapa??
Hanya mencari orang yang tak begitu penting" katanya, aku membulatkan
mataku begitu mendengarnya berucap seperti itu. Hei! Hyukjae kau belum melihat
penampilannya! Jika kau melihatnya aku yakin kau juga akan berlaku seperti
layaknya aku!! Geram aku jika melihatnya seperti ini
"Aah.. Terserahlah, aku hanya
mengungkapkan alasanku.." Kataku ketus, kuraih tas selempangku dan
berjalan menuju kamarku. Malas aku jika sudah berurusan dengan kakakku itu.
Kami bisa mengoceh semalam suntuk layaknya pasangan suami istri yang tak pernah
akur.
Kurebahkan tubuhku diatas kasur
kerasku, menerawang langit-langit kamarku yang sudah mulai berubah warnanya
dari putih menjadi agak kekuningan. Kembali terekam saat aku melihat wajah
super tampan namja itu. Aah~ sungguh pengalaman yang tak bisa kulupakan, jika
besok dia melakukan street live itu lagi. Aku berjanji akan menontonnya! Harus!
***
"Ka, Aku berangkat!!"
Kataku seraya mengambil sepotong roti tawar yang baru selesai dipanggang lalu
menuju pintu depan setelah selesai mengikat tali sepatu ketsku. Aku terlambat!!
Akan sangat menyebalkan jika kau dimarahi dosen karena alasan terlambat seperti
ini.
Dengan sangat tergesa-gesa aku
menaiki bis begitu sampai di halte.. Ahh!! Aku menabrak seseorang,
"Hei hati-hati!!!"
Hardiknya padaku, dia...dia... Dia kan yang semalam?? Namja tampan bagaikan
malaikat pemain biola, kini ada dihadapanku lagi.. Mimpi apa aku semalam????
***
Kyuhyun's pov
Sial! Aku terlambat, kenapa jarum
jam ini harus berputar begitu cepatnya?? Kupacu langkahku melewati jalanan
Seoul untuk mencapai halte bis yang mulai terlihat itu. Saat akan menaiki bis aku
tertabrak seseorang, punya matakah dia?? Aakh tanganku sakit!
"Hei, Hati-hati!!!"
Hardikku padanya, yeoja itu menatapku seolah melihat setan, matanya terbelalak
begitu melihat wajahku, ya, aku tau aku tampan.. Tapi tak usah menatapku
seperti itu, membuat risih saja. Aku meninggalkannya yang masih mematung dalam
posisi duduk itu dan menaiki bis. Tak lama dia juga mengikutiku, kelihatannya
tujuan kami sama, ah, jangan sampai.. Kuharap tujuanku dan dia berbeda. Aku
mengambil tempat duduk di dekat kaca jendela bis, itu memang kebiasaanku. Bis
mulai berjalan dan mengubah pemandangan yang kulihat menjadi jalan perkotaan
yang sedang padat. Aku merasa ada yang memperhatikan, dengan malas kutolehkan
wajahku, dan.. Taraa, bocah ini duduk di samping dengan pandangan yang
memuakkan
"Kenapa melihatku seperti itu?
Kau minta dibunuh?" Kataku ketus, malas sekali sebenarnya membuka
percakapan dengan yeoja ini.
"Aigo~ mulutmu itu sepertinya
harus kau sekolahkan! Enak saja.. Aku bukan menatapmu" katanya sambil
mengalihkan pandangannya dan menggembungkan pipi tembemnya itu
"Oh ya?" Tanyaku tanpa
menolehkan wajahku lagi
"Ya" jawabnya singkat, ada
sedikit nada kejengkelan dari ucapannya itu "kau kuliah dimana?"
Tanyanya lagi, aku menatapnya, kedua bola mata coklatnya itu.
"Kyunghee? Dan tolong jangan
bilang kau juga kuliah disana dan jurusan musik modern" kataku
"Ya, itu memang benar, aku
kuliah di Kyunghee dan mengambil jurusan musik modern" jawabnya, aku
memutar mataku, sudah tau bahwa itu jawabannya
"Neraka" kataku pelan,
yeoja itu membulatkan matanya
"Hey! Aku tau kau tampan tapi
paling tidak hargai aku sedikit!" Hardiknya, aku menatapnya memberikan
tatapan seperti ini akan memabantunya diam. Dan berhasil tatapan 'lalu maumu
apa?' Ini berhasil membungkam mulutnya yang sedari tadi berkicau mengucapkan
kalimat yang bisa merusak telingaku.
Hyejin's pov
"Oh ya?" Tanyaku tanpa
menolehkan wajahku lagi
"Ya" jawabku singkat,
orang ini sungguh mengesalkan. Aku tak suka orang dengan tipe sepertinya. Aku
terdiam sejenak lalu menanyakan,"kau kuliah dimana?" Itulah
pertanyaanku, dia menatapku datar, matanya itu sangat mempesona. Selalu
berhasil membuatku terdiam
"Kyunghee? Dan tolong jangan
bilang kau juga kuliah disana dan jurusan musik modern" katanya tanpa
melihatku lagi, dia berkonsentrasi menatap pemandangan di luar bis
"Ya, itu memang benar, aku
kuliah di Kyunghee dan mengambil jurusan musik modern" jawabku, mendengar
jawabanku dia memutar matanya, seperti dia memang sudah tau jawabanku
"Neraka" kata namja sial
ini pelan namun sampai di telingaku yang jelas-jelas dekat dengannya, aku
menoleh dan membulatkan mataku. Hei, seburuk apakah aku dimatamu??
"Hey! Aku tau kau tampan tapi
paling tidak hargai aku sedikit!" Aku membentaknya, rasa amarah sudah
menguasai diriku, aku memang benar-benar tak suka diperlakukan seperti ini, dia
menatapku dengan tatapan tak peduli namun berhasil membungkam mulutku.
***
"Aaahh... Eonni~" keluhku
saat sampai di kelas, aku langsung menyambar kursi di sebelah teman terbaikku
selama aku kuliah disini Lee Eunhwa, dia lebih tua dariku 3 tahun jadi aku
memanggilnya eonni,
"Ada apaa?? Kau belum
sarapan?" Tanyanya asal tanpa mengalihkan pandangannya dari buku itu.
Iissh.. Bukan itu.. Aku menceritakan kejadian menyebalkan tadi
"Jadi?? Kau bertemu dengan si magnae
itu?" Katanya, kali ini kedua bola matanya menatapku yang sudah berhenti
mengoceh itu, aku membulatkan mataku
"Magnae??" Kataku
"Iya.. Diantara 3 temannya dia
itu magnae, evil magnae, Cho Kyuhyun" jelas Eunhwa, aku menganggukan
kepalaku, sekarang aku tau namanya, Cho Kyuhyun kelihatannya dia orang kaya
"Kau tak menyukainya
kaan?" Tanya Eunhwa dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku menggeleng
"aku hanya suka permainan biolanya, tidak lebih" jawabku
Aku ingat sesuatu, tapi.. aah, tak
begitu jelas, tak lama aku mendengar suara pintu geser kelas dibuka 3 orang
namja memasuki kelasku dan aku mengenali salah satu dari mereka bertiga. Cho
Kyuhyun, tak kusangka kita sekelas. Melihatku yang terus menatap mereka
bertiga, Eunhwa menepuk pundakku lalu mengenalkan mereka satu-persatu
"Yang satu itu.. Pakai jaket
putih berambut agak kecoklatan, namanya Kim Jongwoon, tapi dia lebih sering
dipanggil Yesung, suaranya bagaikan suara malaikat, bagus sekali" jelas
Eunhwa tepat ditelingaku. Aku menganggukan kepalaku tanda menegerti
"Yang satu lagi.. Yang duduk di
sebelah Kyu sekarang namanya Kim Kibum, dia itu namja idola di Kyunghee ini.
Kau tau kan?? Orang yang selalu dibicarakan Sica dkk?? Nah itu orangnya"
jelas Eunhwa lagi, aku menganggukan kepalaku lagi.
Aku melihat Kyu, dia memperhatikan
aku lalu mengatakan sesuatu pada Kibum, namja itu tersenyum lalu melihat
kearahku dan tersenyum, aku membalasnya hanya dengan tersenyum dengan perasaan
ragu dan menganggukan kepalaku
"Annyeong" katanya, setiap
huruf yang dia katakan itu sukses membuat seluruh tubuhku gemetaran. Namja
seperti dia menyapaku, omona~ bagaikan mimpi!
"A..a..anyeong" jawabku
aku kembali menganggukan kepalaku. Tingkat kegugupanku sudah mencapai 100%
Sekarang aku beradu pandang dengan
Kyu, namja sial ini menatapku datar lalu kembali memainkan PSP, aku membenarkan
posisi dudukku kembali mengahadap ke depan.
"Kyu itu maniak game, dia
sering sekali memainkan game di jam dosen ngajar, dia juga baru belajar main
biola belakangan ini.. Tapi prestasinya di bidang biola itu sudah menjulang!
Hebat ya" kata Eunhwa lagi, entah sejak kapan cerewetnya yeoja adik sepupu
dari Lee Donghae ini menjadi begitu cerewet sepertiku. Tapi.. Setiap kata yang
keluar dari mulutnya itu membuatku semakin mengenal mereka bertiga. Kulihat
Sica menatapku tajam, aah eonni ku yang satu itu mudah sekali cemburu. Tenang
saja, aku tak mungkin merebut Kibum dari pelukanmu.
***
Jam setengah 6 sore, tumben hari ini
tak selama biasanya. Kulirik lagi jam tangan hijau lumut yang melingkar di
tanganku. Tidak salah! Aah akhirnya aku bisa pulang.. Eunhwa menatapku dan
sebuah senyuman simpul terkembang di wajahnya. Aku menatapnya bingung
"Hei miina, boleh aku
bergabung?" Terdengar suara seorang namja yang tiba-tiba sajamenarik kursi
dan duduk. Depan kami berdua, aku mengenali wajahnya dia Yesung. Aku tersenyum
"Tentu saja" kataku
"eh? Eonni kelihatannya aku duluan saja, aku mau beli kue pedas untuk kaka
sampai jumpa, Jongwoon-ah, sampai jumpa" aku berpamitan pada mereka
berdua. Yesung menahan tanganku kemudian berdiri tepat di depan wajahku.
"Mau pulang? Kuantar ya?
Kudengar kau adik Hyukjae temanku" katanya
"Hyung, ayo pulang" aku
kenal suara ini, aku menolehkan wajahku, benar kan? Kyu ada disana
"Aku mau mengantarnya
dulu" jawab Yesung, dia menyentuh pundakku sambil tersenyum pada Kyu
"Ya sudah.. Aku ke dorm duluan
bersama Kibum, jangan malam-malam kau ingat pesan Teukkie hyung kan?"
Katanya lagi, jujur aku tak mengerti apa yang mereka berdua bicarakan
"Ta..tak usah, aku mau mampir
ke kedai dulu membeli kue pedas" aku mengangkat suara
Kyuhyun's pov
"Hyung, ayo pulang" ajakku
pada Yesung yang masih berdiri di depan yeoja sial yang membuat membuat
tanganku memar seperti ini
"Aku mau mengantarnya
dulu" ujar Yesung, entah kerasukan setan apa lagi manusia ini sampai mau
mengantarkan orang lain, apalagi ini seorang Yeoja yang tadi dipanggil miina
olehnya
"Ya sudah.. Aku ke dorm duluan
bersama Kibum, jangan malam-malam kau ingat pesan Teukkie hyung kan?" Aku
kembali berucap, malas aku berdebat dengannya.. Rasa lelah sudah menggerayapi
tubuhku ditambah lagi masa ada yang harus kulakukan di dorm
"Ta..tak usah, aku mau mampir
ke kedai dulu membeli kue pedas" yeoja sial ini mengangkat suara, yang
sejak tadi hanya diam dan melihatku berbicara dengan Yesung. Ha?! Biar kutebak,
dia pasti tak mengerti apa yang kubicarakan dengan Yesung.
Kuhampiri Kibum yang sudah menunggu
di depan ruang kelas
"Mana Yesung?" Tanyanya
"Mengantarkan pacarnya"
jawabku asal
"Pacar??"
Sebelum aku berhasil menjawab pertanyaan
Kibum ponselku bergetar, tanda telepon masuk. Eomma? Aku menatap layar ponsel
tak percaya, eomma?? Menghubungiku?
"Ada apa eomma? APA?!"
***
Hyejin's pov
Kumelangkah memasuki rumahku, yang
kecil ini, kudengar kaka sepertinya sedang berbincang dengan seseorang di
dalam. Suara ini benar-benar tak asing di telingaku, dan benar, kudapati
kakakku berbincang dengan appa. Tapi, apa yang mereka bicarakan?
"Hyejin?? Kau pulang?"
Kata kakakku, dia bangun dari tempatnya duduk, senyuman ini.. Jangan bilang ada
sesuatu yang buruk bagiku dan baik bagi mereka akan terjadi di rumah ini. Dan
tolong jangan bilang aku korbannya
"Sayang, kau ingat rencana
perjodohanmu dulu?" Tanya appa, aku mengangguk
"Dan kau masih ingat dengan
siapa kau akan dijodohkan nantinya?" Tanya appa lagi, aku menggeleng
seingatku appa tak pernah mengenalkan pasanganku dan aku juga tak pernah
menyetujui perjodohan ini.
"Bulan depan, kau akan bertemu
dengannya" sahut kakak, aku membulatkan mataku dan menatap mereka
bergantian. Mulutku masih terkunci belum berani menarik kesimpulan apa-apa
"Mwo?" Hanya respon itu
saja yang bisa kuberikan
To Be
Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar