Minggu, 01 April 2012

ENDLESS MOMENT [Part 3]


ENDLESS MOMENT [Part 3]

Title : ENDLESS MOMENT
Author : Cho Hyena/ Larassatii Queenbee
Main cast : Lee Ji Young, Lee Minji, Super Junior member, Other (cari sendiri lah di dalemnya entar)
Genre : kagak tau ah, tentuin readers sendiri aja yeh *plak*
Ost : Super Junior~ Stop Walking, de.el.el wkwk
Kembali lagi dengan FF gaje saya maap ya kalo ceritanya nggak nyambung atau membosankan. Soalnya ya beginilah adanya ide dari otak saya yang sudah dipenuhin sama KYUHYUN doang *ditimpuk sparkyu* udah deh ya... oia satu lagi, mianhe kalo banyak typo maklum, author kan juga manusia yang kadang punya kesalahan... wkwk~ Happy Reading.... ^^

Perasaan cinta hanya terletak dihati, meskipun tersembunyi dan sekuat apapun aku menyembunyikannya, getaran itu terasa jelas sekali.
Jangankan untuk menyangkalnya, hanya sekedar untuk menghindarpun kurasa aku tidak mampu...


Sebelumnya...

“Nona, benarkah kau gadis dalam majalah ini?”

“Nona, sejak kapan kau memiliki hubungan dengan Super Junior Cho Kyuhyun?”

Argh! Pertanyaan apa itu? Menyebalkan sekali! Ternyata aku dekat dengan Kyuhyun berakibat seperti ini. Aku tidak bisa menjawab apa-apa! Siapapun tolong aku! Tolong...!!
Saat sedang dalam kesulitan seperti ini ku rasakan tanganku di tarik oleh seseorang keluar dari kerumunan wartawan yang hampir membuatku pingsan. Terimakasih Tuhan telah mengirimkan seseorang untuk menolongku.

Tapi kenapa harus manusia ini lagi? Kenapa harus dia? Dia tersenyum kepadaku, tangannya menggenggam erat tanganku dan membawaku lari menjauh...
Kali ini aku tidak akan protes karena memang posisiku sedang tidak meyakinkan, aku menurut saja dibawanya. Satu kata yang bisa ku ucapkan padanya. Terimakasih....

****

Setelah berlari-lari menjauh dari serbuan wartawan yang membuatku hampir menangis dan pingsan akhirnya aku dan dia sampai di sebuah tempat yang sepi. Jalanan setapak yang di kelilingi semak dan bunga-bunga. Seperti sebuah taman tapi sangat sepi.
Kami berdua berhenti sejenakdan duduk untuk mengatur nafas agar kembali normal. “Kau lelah?” tanya~nya

“Huh! Kau masih menanyakan lelah atau tidak? Tantu saja lelah! Kau tanpa aba-aba langsung mengajakku lari begitu saja, ku pikir setelah kau mengajakku lari kau akan membawaku masuk ke dalam mobilmu tapi kenapa kau terus mengajakku lari? Apa kau tidak membawa mobil?!”

Dia hanya tertawa. Dasar manusia tanpa rasa dosa! Tapi bagaimanapun juga dia yang menyelamatkanku dari serbuan wartawan itu. “Aku tentu membawa mobil. Tapi jika kau ku ajak masuk ke dalam mobil tentu saja semua wartawan itu mengenali mobilku. Kau lihat tidak, saat kita lari mereka tetap mengejar. Tapi untung kau lari sangat cepat dan bisa mengimbangi kecepatan lari~ku, jadi kita selamat”

“Tapi aku sangat lelah bodoh!”

“Bukan hanya kau, aku juga lelah!”

Lalu kami berdua duduk diatas hamparan rumput berdua. Rasanya baru pertama kali juga aku berada di tempat ini. Huh! Sebagai warga Korea aku buta sekali tempat-tempat di sekitaran Seoul. Seperti kemarin malam saat di pinggiran sungai, aku juga baru pertama kali mengunjungi tempat itu. Jika aku tidak mengenal manusia ini, sepertinya aku tidak mungkin tau bagaimana indahnya sungai itu. Cho Kyuhyun terimakasih untuk kedua kalinya! Kau selalu ada dimana-mana tanpa ku cari. Benar-benar aneh dan sulit dipercaya.

“Kenapa kau melihatku seperti itu Ji Young??!” tanya Kyuhyun membuyarkan terawangan tidak jelas di otakku.

“Tidak! Siapa yang melihatmu, kau jangan GR!”

“Haha” tangannya sukses menoyor sedikit bagian belakang kepalaku.

“Sudahlah tidak perlu malu. Kau menyukai ku?”

“TIDAK!!”

“Hahahaha!!”

Dia ini menyebalkan sekali! Ya! Umurnya masih sangat muda, tapi kenapa memiliki sifat yang selalu membuat orang menjadi mati gaya dan terlalu GR? Aku menyukainya? Yang benar saja. Itu tidak mungkin. Sampai sekarang aku masih belum bisa melupakan Donghae, walaupun aku sedikit membencinya, terlebih lagi sekarang aku tau bagaimana dia sekarang dan keadaannya. Fish... kalau saja kau tau aku merindukanmu...

Ya! Kenapa aku malah memikirkan dia?

“Kau marah padaku Ji Young?”

“Ah? Untuk apa aku marah? Memangnya kau melakukan kesalahan apa padaku Kyu??”

“Karena berita itu. Kau sadar tidak? Sekarang kau dan aku sedang menjadi incaran wartawan dimanapun. Terlebih lagi kau. Para wartawan itu tidak akan tinggal diam dan akan selalu mencari informasi tentangmu. Aku juga takut kau di apa-apakan oleh banyak kekasihku~ELF”

Aku menunduk sejenak. Benar juga apa yang dikatakannya. “Apa karena alasan itu aku harus marah padamu?”

“Ku kira pasti begitu”

“Kau lucu sekali mengira~ku akan marah. Aku memutuskan untuk mengenal dan dekat denganmu, maka aku sudah tau akibatnya akan seperti ini. Kalau aku tidak mau mengenalmu, aku tidak akan pernah melayanimu saat kau berkunjung ke kedai tempatku bekerja. Kejadian seperti ini sudah ada di pikiranku sebelumnya, tapi ku kira tidak akan se~fatal ini sampai aku diburu wartawan. Ternyata dugaanku salah. Aku sampai ikut diburu wartawan juga. Haha... ini benar-benar di luar dugaanku Kyu...”

“Jadi, kau tidak marah?”

“Tidak, kau jangan khawatir...”

“Terimakasih ya”

“Untuk apa?”

“Untuk kebesaran hatimu, karena kau tidak marah. Tapi bagaimana
jika wartawan itu terus mendesak mu? Kau tetap tidak akan marah padaku?”

Dasar bocah setan pabo! Bukankah aku sudah bilang aku tidak akan marah? Kenapa menanyakannya lagi “Ya! Kyu sudah kubilang aku tidak akan marah! Kau mengerti bahasa manusia atau tidak hah?!!”

“Hehe, Ne, aku mengerti. Kau tidak usah memasang wajah seperti
itu Ji Young. Aku takut melihatnya”

“Menyebalkan! Memangnya seperti apa wajahku sekarang?! apa terlihat seperti hantu tua yang menakutkan?!”

“Tidak tidak, kau sangat cantik”

“Haha, kau bisa saja Cho Kyuhyun~!”

“Ji Young?”

“Hmm?”

“Kau tidak memanggilku oppa? Kebanyakan yeoja di luar sana selalu memanggilku oppa”

Aku hampir saja mati terkejut “Apa itu penting?”

“Hhh... tidak juga. Yasudah terserah kau saja mau memanggilku apa”

Seandainya kau tau, usiaku hampir menginjak kepala 3. Kyu... bagaimana reaksimu kalau kau tau usiaku sebenarnya? Apa kau akan menjauhiku karena aku sudah tua sedangkan usiamu masih jauh dibawahku?
Aku hanya bisa tersenyum menanggapi jawaban darinya. Dia masih tertawa menatap lurus dan luas di hamparan rumput dan bunga itu. Ku perhatikan sekilas senyum lebarnya. Dia sangat lucu.

****

Aku benar-benar tidak bisa pergi kemana-mana sembarangan. Kali ini aku hanya berdiam diri di rumah dan ku kunci rapat-rapat pintu kamarku. Ibuku yang daritadi mendobrak-dobrak (?) pintu itu saja tidak ku ijinkan masuk. Mungkin sekarang dia sudah prustasi menghadapiku hari ini. Makanya tidak ku dengar dobrakan pintu dari luar lagi.
Aku sedang butuh ketenangan sekarang! ku rebahkan tubuhku di atas tempat tidurku yang sempit. Tak lama setelahnya ponselku berdering, sebuah pesan singkat dari Minji ku dapati.

From : Minji
Aku sudah melihat beritamu.
Benar-benar sulit dipercaya!
Kau akan menjadi pacar Kyuhyun.
Selamat!
Lupakan Donghae

Ish! Minji!! Bicara apa dia? Menyebalkan, apa dia sudah gila?? Pesan ini sangat tidak berguna.
Sejenak kedua mataku mulai terpejam. Berat sekali. Aku lelah, aku mengantuk! Aku butuh mengistirahatkan otakku. Sekarang.
Belum lama aku terbuai ke alam bawah sadarku, kedua telingaku tengah di sibukkan untuk mendengar suara teriakan tidak penting dari arah luar rumah. Aku beranjak turun dari atas tempat tidurku dan kulirik jendela. Tepat sekali dugaanku! Semua wartawan kurang ajar berada di depan rumahku. Astaga! Apa yang harus ku lakukan?
Dari sana ku lihat ibu mempersilahkan masuk salah seorang wartawan. Ibu apa yang kau lakukan???

Aku tidak bisa mengontrol emosi, perasaan, otak dan nafasku, lalu tubuhku melemas dan semuanya gelap. Sudah ku pastikan aku pingsan!

Pingsan karena alasan terkonyol yang pernah ku alami.

****

Kurasa sudah genap satu minggu aku selalu di buru wartawan. Tidak dimana-manapun keadaanku sudah hampir mirip mafia kasus penggelapan dana perusahaan hingga ber~milyaran rupiah. Aku selalu harus sembunyi saat semua wartawan itu hadir dan berada di dekat posisiku.
Malam ini aku kembali ke pekerjaanku seperti semula. Kedai malam ini sangat sepi. hanya ada dua-tiga orang yang berkunjung, itupun mereka sudah pulang. Kali ini hanya ada aku dan Minji di dalam.
Minji berjalan mendekat ke arahku dan menyodorkan se cangkir cokelat hangat untukku.

“Kau sedang memikirkan apa Ji Young?”

Sekilas ku tatap Minji. “Aku takut”

“Kau takut? Apa yang kau takutkan?” Minji duduk menyebelahiku di belakang meja kasir.

“Bagaimana jika Kyuhyun tau umurku sebenarnya? Aku sangat tua, sedangkan dia masih muda. Aku takut dia marah padaku...”

“Kau ini aneh sekali. Kenapa kau menakutkan masalah umur? Kau ini masih 29 tahun saja. Sedangkan Kyuhyun 24 tahun. Jarak umur kalian hanya 5 tahun. Menurutku itu tidak buruk. Eh, memangnya kau benar-benar menyukai Kyuhyun? Bagaimana dengan Fish?”

“Mwo? Menyukai Kyuhyun? Yang benar saja, aku hanya takut dia kecewa padaku karena dia selalu menganggapku muda. Bahkan mungkin dia menganggapku lebih muda darinya. Tadi saja dia bertanya kenapa aku tidak memanggilnya oppa? Kau tau, aku hampir saja mati tersedak dan terkejut. Bagaimana bisa aku yang lebih tua darinya memanggilnya oppa? Harusnya dia yang memanggilku noona”

"Sudahlah, akui saja kalau kau ini menyukai Kyuhyun. aku bisa melihat dari ekspresi wajahmu"

"Tidak! aku tidak mungkin menyukainya, kami baru saja kenal. lagipula aku, aku belum bisa melupakan Fish"

Minji tertawa mendengar penjelasanku. Aku tidak tau apa ada yang lucu dari perkataanku? Dia menyebalkan sekali. Tertawanya semakin menjadi. Ku bekap saja mulutnya dan ku peluk dia erat se-erat-eratnya! Mati kau Minji!

“Ji Young!! Apa yang kau lakukaaaaan!!” dia terus meronta-ronta di dekapanku

CKLEK!!

Seketika pergulatan (?) kecilku dengan Minji berhenti saat kami mendengar pintu kedai dibuka oleh seorang yang ku kira pelanggan tapi ternyata...
Untuk apa dia kesini? Darimana dia tau aku bekerja disini? Fish...
Dia berjalan semakin mendekat ke arahku. Ku lirik Minji, dia mematung dan sama sekali tidak ber~reaksi apapun. Aku sepertinya salah tingkah. Aku bahagia bisa bertemu dan menatap wajahnya lagi tapi aku juga marah melihat wajahnya. Bagaimana perasaanku sebenarnya?

“Yung...” ucapnya ketika dia sampai di depan meja kasir dan menatapku sendu. Ya Tuhan, suara seperti ini yang selalu ku rindukan. Suara tenang dan berat milik Lee Donghae~ku. airmataku hampir saja menetes.

Tubuhku sangat kaku. Suaraku seperti tercekat di tenggorokan. Minji memilih menjauh dari~ku dan berlari kecil ke belakang.
Aku memalingkan wajahku dari wajahnya. Tangan Donghae mencoba meraih tanganku, tapi dengan segera ku tepis tangannya. Dia terkejut melihat reaksiku.

“Yung, aku tau kau marah padaku...” ucapnya. Donghae, ku mohon kau jangan berkata seperti itu... “Maaf Yung, aku...”

“Cukup!!”

“Yung, aku minta maaf, aku benar-benar...”

“CUKUP!! HENTIKAN UCAPANMU LEE DONGHAE!!”

Aku sepertinya mulai memiliki sedikit nyawa dan keberanian, aku keluar dari meja kasir dan lari keluar dari kedai. Kemanapun tujuannya hanya hatiku yang dapat menentukan.

“YUNG!!!” Donghae berteriak memanggilku. Kemungkinan besar dia pasti juga mengejar langkahku.
Ji Young apa yang kau lakukan? Dia sudah berada di depan matamu kenapa kau malah bersikap seperti ini?

Sementara ini hanya berlari sejauh mungkin yang dapat ku lakukan. Di pinggiran jalan kota Seoul malam hari, aku menerobos beberapa kerumunan orang yang berdesakan memenuhi jalanan.
Ku rasakan beberapa kilatan cahaya menyambar tubuhku. Apa yang akan terjadi lagi nanti? Donghae berhasil menyusul langkahku dan tangannya meraih tanganku lalu aku ditarik ke dalam pelukannya.
Beberapa kilatan cahaya kembali menyambar posisiku dan Donghae. Entah mengapa saat seperti ini, hatiku seperti berucap meminta maaf pada Kyuhyun.
Aku menangis di pelukan Donghae. Pelukan ini juga yang selalu ku rindukan, akhirnya aku dapat merasakannya kembali. Pelukan hangat Donghae, Fish~ku.
Dia memelukku dengan sangat erat, sepertinya suasana sekitar ku berubah menjadi sangat hening dan tenang. Hanya suara isakan tangisku sendiri yang terdengar di telingaku, kilatan-kilatan cahaya yang masih menyembar, membuatku buru-buru melepaskan pelukan Donghae.

“Aku membencimu!!” ku dorong sedikit tubuh Donghae dan aku kembali lari menjauh. Donghae juga kembali mengejarku.
Aku berlari menyusuri jalanan-jalanan sempit yang aku sendiri tidak tau aku berada dimana sekarang.

“Yung berthentilah ku mohon!” Suara dibelakangku menghentikan langkahku. Sepertinya kali ini suasana lebih aman dengan tidak ada lagi kilatan-kilatan cahaya yang menyambarku.

“Yung, aku merindukanmu...” Donghae mendekat ke arahku dan membalikkan tubuhku. Kedua tangannya berada di sisi pipiku. Mendongakkan sedikit wajahku yang basah oleh airmata, lalu dia mendekatkan wajahnya pada wajahku.
Dan menciumku oenuh kasih sayang dan kerinduan yang mendalam. Aku hanya bisa diam dan tenang saat dia mencium bibirku seperti itu.
Tanpa sadar ku lingkarkan tanganku ke pinggangnya. Aku memeluknya. Memeluk sangat erat, erat sekali.

“Aku mencintaimu Yung, aku merindukanmu. Ku mohon jangan lari lagi saat kau bertemu denganku...”

“Kenapa? Kenapa baru sekarang kau ada di depan mataku? Kenapa!!”

“Maafkan aku Yung, selama ini aku mencarimu. Tapi aku tidak pernah menemukan keberadaanmu. Dulu aku kembali ke Mokkpo, semua orang bilang kau dan keluargamu sudah pindah. Lalu aku harus bagaimana?”

“Kau tau, betapa tersiksanya aku saat aku merindukanmu. Saat semua orang mencaciku kenapa gadis tua sepertiku belum juga memiliki kekasih apalagi menikah. Kau tau apa alasanku menolak semua pria yang datang padaku, apa kau tau? Apa kau tau Lee Donghae?!!” aku memukul-mukul bagian dadanya sesuka hatiku tetap sambil menangis. Dia kembali memelukku erat.

Menenggelamkanku ke dalam sisi kehangatan seorang Lee Donghae yang sudah dewasa.

“Mianhe Yung, mianhe sudah membuatmu tersiksa dan sangat merindukanku...”

“Apa selama ini kau mendengarku? Mendengar teriakanku yang hampir gila memanggil namamu dalam hati. Saat malam, saat sepi aku hanya membayangkan kau datang memanggil namaku dan memelukku seperti dulu”

“Yung, sekarang aku memelukmu”

“Kenapa baru sekarang?! sudah sepuluh tahun lebih Fish, aku merindukan suaramu, merindukan senyumanmu, semua, semua yang ada pada dirimu. Apa kau tidak tau!!”

“Aku tau Yung, aku sangat tau. Karena aku juga merasakannya. Aku sangat merindukanmu... Yung, apa kau mencintaiku?”

Aku terdiam sejenak. Mencintainya? Apa aku mencintainya? Jika aku benar-benar mencintainya pasti mudah saja ku katakan aku mencintaimu Fish, tapi kenapa saat ini bibirku enggan mengucap seperti itu. Aku memang merindukannya, tapi mengapa untuk mengucapkan cinta padanya, rasanya sangat enggan. Apa yang terjadi padaku? Ada apa ini?
Aku melepaskan pelukan ku dari Donghae. Ku tatap lekat wajahnya. Aku ingin sekali mengatakan ‘aku mencintaimu. Sangat mencintaimu Fish’ tapi kenapa sangat sulit?
Dia tersenyum kepadaku saat aku masih saja sedang menangis. Aku tidak bisa membayangkan seperti apa keadaan wajahku saat ini. Basah? Sudah pasti iya, merah? Tentu saja. Aku pasti sangat terlihat jelek. Apa-apaan saat sedang seperti ini aku masih saja memikirkan bentuk wajahku.
Kenapa yang ada dalam pikiranku justru saat aku berdua bersama Kyuhyun malam itu. Saat dia sedang tersenyum memperlihatkan keindahan sungai Cheonggyeon, saat tangan kekarnya menarik tubuhku keluar dari kerumunan wartawan yang membuatku hampir pingsan. Saat dia menanyakan padaku apa aku marah padanya, dan tidak ketinggalan saat pertama kali aku bertemu dengannya. Dia terlihat kelelahan dan meminta pertolongan padaku.
Saat aku menyuruhnya membelikan air mineral sampai penampilannya berantakan karena di serbu beberapa fans.
Apa benar kata Minji? Aku menyukai Kyuhyun?
Bagaimana ini?? Tidak bisa! Tidak bisa seperti ini. Harusnya aku bahagia bertemu dengan Donghae dan itu artinya aku akan segera menikah.
Jelas saja Donghae bilang dia mencintaiku. Berarti dia pasti akan siap menikahiku lalu semua hidup tersiksa dan penantianku selama ini akan berakhir.
Aku menyayangi Donghae, tapi aku menyukai Kyuhyun. Bukankah aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Bahwa aku memiliki 1 hati untuk mencintai 1 pria. Kenapa sekarang ada 2 pria yang menyesaki hatiku?

“Yung... aku mencintaimu. Sangat mencintaimu, apa kau juga mencintaiku? Aku tidak peduli berapa usiamu sekarang. yang terpenting adalah kau juga mencintaiku”

Ucapan Donghae membuyarkan lamunanku “Aku... aku tidak bisa mengatakannya”

“Mwo?”

“Kurasa aku belum yakin dengan perasaanku Fish...”

“Apa yang membuatmu seperti ini?”

“Aku tidak tau”

“Apa gara-gara Kyuhyun?”

JDER!! Diatas kepalaku seperti sedang terjadi badai petir yang sangat ganas dan besar saat Donghae menyebut nama Kyuhyun.

“Seberapa dekat kau dengannya?”

“Tidak, aku...”

“Atau jangan-jangan kau sudah memiliki hubungan dengannya?”

“Tidak, aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya”

“Berita kemarin, saat kau dan Kyuhyun sedang berkencan malam itu”

“Itu bukan kencan! Kami tidak sengaja mampir di tempat itu”

Doghae meraih kedua tanganku. “Aku melihatmu, melihatmu dan Kyuhyun malam itu. Aku sengaja mengikuti kalian. Kau tau Yung? Hatiku sangat terbakar melihat ke akrab~an kalian malam itu. Ki kira kalian pasti sudah memiliki hubungan...”

“Fish...” aku memeluk Donghae kembali. Perasaanku benar-benar
sulit di duga “Aku, aku mencintaimu...”

“Benarkah?”

“Ne...”

Maafkan aku Fish, sebenarnya aku masih membohongi perasaanku sendiri. Hari ini aku menyatakan bahwa aku mencintaimu tapi hatiku masih tidak bisa berhenti menyebut nama Kyuhyun.
Aku mengingat semua saat-saat bersama Kyuhyun tapi mengapa sepertinya aku malah lupa saat-saat bersama Fish dulu?

“Jangan tinggalkan aku Yung”
Aku tidak menjawab pernyataan Fish, kedua mataku terfokus pada seseorang yang tengah menatap moment~ku bersama Fish dengan tatapan penuh amarah dan raut kesedihan. Aku tidak bisa melihat wajahnya seperti itu.

Ku lepaskan pelukanku dari Fish untuk menghampirinya, tetapi dia memilih lari menjauh dariku.
Tunggu!! Tunggu aku!!

“JI YOUNG!! AWAS!!” teriak Fish.

Bersamaan dengan itu tubuhku seperti melayang, sebuah benda keras menghantam tubuhku yang melemas, sakit disana-sini yang kurasakan... terakhir yang ku dengar hanya suara teriakan Fish dan seseorang yang ku kejar menghampiriku, langsung menggenggam erat tanganku.
Lalu suara sirine ambulance yang membuatku yakin aku baru saja mengalami kecelakaan. Dan semuanya berubah menjadi gelap, aku benci kegelapan!!
Tolong bangunkan aku! Fish! Kyuhyun! Ibu! Minji~! Bangunkan aku...

Ku mohon siapapun bangunkan aku!!

Tidak ada komentar: