Actually,
That's You [Part 9]
Author : Park Yeonra
Ost : SHINee - Hello (3rd Songs)
Bagaimana
kata itu bisa keluar dari mulutku begitu saja?? Otakku semakin menggila jika
dekat dengannya..
Hal yang
tak mungkin dan sama sekali tak kuinginkan akhirnya harus kuakui sekarang, tapi
bukan di saat ini.. Aku yakin nanti ketika mulutku diluar kendali lagi aku bisa
mengatakannya dan membebaskan perasaan gila dan semua kegilaan ini..
Atau
mungkin aku malah akan bertemu dengan sesuatu yang tak kuinginkan begitu
mendengar jawabannya??
Author's pov
Hyejin membungkam mulutnya, matanya
membesar terkejut tentu saja. Bagaimana mungkin kata itu keluar begitu saja
dari mulutnya. Otaknya berputar cepat segera memikirkan alasan, karna itu
bukanlah jawaban yang ia harapkan untuk keluar dari mulutnya. Kyu tersenyum
bukan.. Lebih tepatnya menyeringai nakal lalu bangkit dari duduknya dan
mendekati Hyejin.
“Kau..” Ucap Hyejin pelan, dia
mengambil jarak dengan Kyu namun langkahnya terhenti dia tertahan di jendela
besar yang berada di balik pianonya. Kyu semakin memojokannya dan masih
menyeringai nakal membuat perasaan buruk mulai menghinggapi Hyejin.
“Telingaku memang terganggu, tapi...
Aku yakin betul yang kamu katakan itu `Iya`, benar kan? Kau tak bisa beralasan
bahwa kau salah bicara atau aku salah dengar karena aku mendengarnya sendiri..
Apa tanggapanmu Lee Hyejin” kata Kyu dengan nada lembut, Hyejin menggigit bibir
bagian bawahnya berharap itu bisa sedikit mengurangi rasa gugupnya
DUK!
Lagi-lagi Kyu membenturkan keningnya
ke kening Hyejin, gadis itu menyembunyikan wajahnya tak mau menatap sepasang
mata yang ada di depannya ini. Dia yakin semakin dia menatapnya semakin gugup
pula dan bergetar juga hatinya, sebuah nyanyian kecil mulai terdengar membuat
Hyejin melirik Kyu yang jarak wajahnya sangat dekat dengannya.
“Lihat wajah terkejut mu itu...
Mungkin mataku mulai rusak, kau cantik jika sedekat ini” katanya dengan suara
yang benar-benar lembut membuat gadis yang ada di hadapannya memerah malu.
Seringaian mulai nampak dari wajahnya
“Aku?? Cantik?? Kau bercanda” Hyejin
mendorong dada Kyu cepat namun bukan tubuh Kyu yang menjauh.. Bibir Kyu
menyentuh bibir Hyejin cepat. Membuat mata gadis itu kembali membesar, astaga..
Yang tadi itu sungguhan?? Hyejin meraba bibirnya yang mendapat ciuman dua kali
dari Kyu
“Hadiah dariku karna kau jujur” kata
Kyu singkat, Hyejin mematung tak berani mengatakan apapun.. Dia bersandar di
badan piano sekarang dengan tatapan kosong dan tangan masih memegangi bibirnya,
Kyu menepuk kepalanya pelan
“Kau itu aneh.. Dasar flat!!” Ejek
Kyu
“Itu ciuman pertamaku Bodoh!!!”
Bentak Hyejin, Kyu terkekeh pelan
“Bukan urusanku” bisik Kyu di
telinga Hyejin, gadis itu menutup kedua matanya, lalu melirik tajam ke arah Kyu
yang tersenyum dengan raut penuh kemenangan.. Setan itu tentu saja harus
dibalas akan perbuatannya ini.
Hyejin's pov
Kami berdua masih membisu, Kyu masih
penasaran akan lagu `Saram` itu. Lagu itu memang menceritakan tentang kekaguman
yang berakhir pait, aku menceritakan sosok Kyu dalam masa SMPnya yang begitu
kukagumi dan selalu kurindukan, namun begitu bertemu lagi dia berubah menjadi
sosok yang ingin segera kulenyapkan dari muka bumi ini dengan tanganku sendiri.
Kulirik jam yang menggantung di salah satu dinding apartement ini.
“Kyu, sudah jam setengah 12, jadikah
ke Incheon?” Tanyaku, Kyu menghentikan permainan pianonya dan menoleh ke
belakangku
“Setelah kunyanyikan lagu spesial
untukmu” katanya singkat “sini” pintanya seraya menepuk kursi piano yang masih
memiliki ruang untuk kududuki
“mwo??“
“Ppali!!”
Aku melangkah hati-hati
mendekatinya, lalu duduk di sebelahnya, aku meliriknya sebentar lalu beralih ke
puluhan tuts piano begitu menyadari matanya mulai melirik wajahku
“Ketika dudukpun kau lebih pendek
dariku” celetuknya membuatku naik darah
“Ppali.. Kalau telat kau yang akan
rugi.. Katanya mau pulang ke Cina” omelku cepat, dia tersenyum lalu menatapku
sebentar, matanya berputar dan berlagak seperti sedang berfikir aku dengan
sabar menunggu bicara walaupun aku yakin yang akan keluar dar mulutnya pasti
sesuatu yang aneh dan lucu dipihaknya dan kutukan di pihakku.
“Kau yang main piano” celetuknya
membuatku menoleh kearahnya cepat, sebenarnya apa mau namja gila dengan otak
setan ini?? Belakangan tak bertemu apa dia merencanakan hal gila untukku selama
di Cina?? Aku berdecak kesal lalu meletakan jemariku diantara tuts itu membuat
Kyu tersenyum senang, tangan besarnya mendarat di atas tanganku dia mengajakku
memainkan lagu yang langsung kukenal begitu mendengar melodi pertama.
Lagu ini... 7 years of love, sudah 7
tahun kami tak bertemu semenjak SMP dulu.. Astaga.. Kenapa otakku malah
menyimpulkan hal itu, dia menyanyikan verse pertama dan membuatku merinding.
Dia menyanyi tepat di telingaku!! Kenapa Tuhan menciptakan Setan dengan suara
malaikat seperti ini?? Aku diam menikmati suara yang begitu kukagumi terdengar
jelas disamping telingaku, desiran nafas menggelitik telingaku dan bisikan itu
membuatku langsung menoleh menatap wajahnya alisku bertaut. Apa maksudnya??
Atau telingaku yang salah dengar
“Kau tuli??” Tanyanya membuatku
menatapnya lagi
“Bukan.. Apa maksudmu berkata
begitu??” Tanyaku menelisik maksud ucapannya
“Jika kau tak suka lupakan saja”
katanya polos lalu melengos meninggalkan aku yang masih terbengong di depan
piano menelaah dan mencerna kalimat yang ia bisikan tadi.. Mungkin telingaku
tidak salah dengar, ahahaha kenapa aku sebahagia ini?? Tak mungkin aku mulai
menyukainya!! Tapi.. Bisa kupastikan pipiku memerah sekarang, dan senyuman ini
belum mau meninggalkan wajahku, semakin kuberusaha menghapus senyuman ini
semakin ingin tersenyumlah aku.
Kyuhyun's pov
Kuintip dia yang kesenangan sendiri
begitu mendengar kalimatku tadi, aku tersenyum melihatnya.. Kuakui itu, aku
suka melihatnya memerah malu lalu memegangi kedua pipinya yang merah itu dan
terus tersenyum seperti orang gila yang kesetanan karna tak bisa diam di
tempat. Ponselku bergetar mendadakan seseorang meneleponku, aku terdiam menatap
layarnya. Seohyun??
“Yeoboseyo” kataku membuka percakapan
“Kyuhyun-ssi” kata Yeoja itu penuh
semangat, aku mendesah pelan begitu mendengarnya mengoceh tak jelas dengan
semangat yang berlebihan.
“Ne.. Aku tau. Ya aku harus kembali
istirahat.. Sampai jumpa” kuputuskan telepon itu dan segera kunon aktifkan
ponselku sebelum yeoja itu meneleponku lagi sedang malas berbicara dengannya.
“Heh!!” Aku menoyor kepala Yeoja
yang sedang kesetanan itu sambil menyeringai dia mendelik kearahku membuatku
semakin ingin menggodanya
“Neo..” Desisnya sembari menunjuk
wajahku
“Kau seperti orang gila yang belum
diberi obat” ledekku membuat ekspresinya berubah drastis “cepat bersiap”
lanjutku, dia langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan aku di depan
piano kulirik lirik lagu `Saram` itu
“Dasar flat”
Hyejin's pov
Aku memakai jaketku dengan amarah
yang akan meledak sebentar lagi, setan itu sepertinya memang berkepribadian
ganda.. Terkadang dia jadi malaikat yang begitu berhati putih namun di detik
selanjutnya dia menjadi setan yang punya segudang rencana yang bisa membuatku malu
atau emosi kapan saja. Dan bonus kata-katanya yang selalu membuatku ingin
menendangnya ke segitiga bermuda itu semakin indah saja jika dibarengi
seringaian memuakkan itu, Aigooo... Tak terbayang nasibku nanti jika akhirnya
dengan sangat terpaksa aku akan sekamar bahkan satu kasur dengannya...
Kugelengkan kepalaku cepat membuyarkan semua pikiran aneh yang mulai
menggerogoti kewarasanku
TIIIN!!
Aaaaiiiissshh.. Dia sudah menungguku
diluar, kenapa Setan itu tak bisa bersabar sedikit??
Kyuhyun's pov
TIIIN!!
Kubunyikan klakson mobil agar yeoja
itu segera menyelesaikan urusannya di dalam apartement itu, kuamati pintu depan
yang masih tertutup rapat, segera kunyalakan ponseku lagi dan menekan sederet
nomor Donghae-hyung, dialah dalang semua kelakuanku tadi.. Sutradara yang baik
walau sedikit merugikan aku, apa itu menciumnya?? Jijik rasanya jika harus
mencium bibirnya `Lagi`
“Hyung, aku sudah lakukan semuanya
sesuai seperti yang kau suruh, mwo?? Aaah.. Ne, sudah, apa lagi?! Jika cium
lagi akan kupastikan kau kemasukan kedalam kulkas untuk kujadikan sarden!!
Hahahahaha.. Ne,ne aku memang dongsaengmu yang kurang ajar”
Kudengar pintu mobil terbuka dan
yeoja itu sudah duduk di sebelahku, gugup takutnya dia mendengar pembicaraanku
dengan Donghae-hyung. Aku meliriknya sebentar memberi sinyal untuk menunggu.
“Dia ada disini.. Bagaimana?? Aku
harus bagaimana lagi HYUNG, aaah.. Baiklah.. Baik,baik, akan kulaksanakan
sesuai petunjukmu Seongsanim, sampai jumpa” kuputuskan telepon itu dan
menyimpan ponselku di dalam saku celana sebelum menstater mesin mobil
“Telepon dari siapa?” Tanya Hyejin
penasaran
“Sungmin” jawabku singkat, entah
kenapa itu jawabanku padahal tadinya aku mau mengatakan Siwon, dia diam tak
bertanya apa-apa lagi, perjalanan ke Incheon berubah jadi kesunyian yang
menyebalkan. Aku benci keadaan sepi tapi aku juga tak suka keadaan yang begitu
ramai.
“Kau tak mengomel?? Ataukah kau
perlu dilarikan ke rumah sakit....” Aku menggantung kalimatku, Hyejin melirik
mataku tajam aku tersenyum melihat responnya
“Rumah sakit jiwa?? Iya?? Heh,
kurasa kau yang harus dimasukan kesana” katanya ketus
“Ya, kau yang jelas-jelas harus
diamasukan kesana.. Lihat dirimu yang begitu mirip orang gila, tersenyum-senyum
sendiri sambil memegangi pipi..”
Wajahnya memerah malu, dia memukul
lenganku kuat-kuat lalu melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap lurus
kedepan
“Semakin kau diam, semakin terlihat
seperti orang gila yang baru diberi obat” ledekku dengan sebuah tawa yang
tertahan di akhirnya
“Tapi.. Jika aku semakin mengomel
semakin sering juga kau menyindirku dan membuatku jadi pasien RSJ lebih cepat
dari dugaanmu” katanya cepat dengan nada yang rendah, kau mau menakutiku
Hyejin?? Itu belum cukup..
“Katakan saja kau akan lebih cepat
masuk RSJ karna melihat wajah tampanku ini kan?? Mengaku sajalah seperti tadi
dengan mudahnya kau menjawab iya” godaku
“Lalu kau akan memberikan hadiah
ciuman lagi?? Begitu??” Tanyanya datar, aku memutar mataku berlagak berfikir
lalu menoleh ke arahnya sekilas
“Mungkin dengan tidur sekamar akan
jadi hadiah yang lebih menarik” kataku singkat sembari memainkan lidahku
“YADONG!!!” Jerit Hyejin membuatku
tergelitik untuk tertawa puas mendengar responnya
“HAHAHAHA.. KAU PIKIR AKU MAU
SEKAMAR DENGANMU?? BAGIAN MANA DARI TUBUHMU YANG BISA MEMBUATKU TERGODA???”
Godaku, matanya membulat begitu mendengar perkataanku melihat itu saja sudah
membuatku ingin tertawa lagi. Kau begitu bodoh dan polos persis seperti
kakakmu, dan masih sama seperti maniak game yang berlaku preman dulu.. Persis.
Author's pov
Hyejin menyumpal telinganya dengan
earphone malas mendengar ocehan dari mulut Kyu yang membuat kupingnya panas,
dan sialnya seingatnya dia tak pernah memiliki lagu ini, bahkan baru
mendengarnya.. Hyejin melihat judulnya, dia tersenyum kecut lalu menoleh ke
arah Kyu yang tersenyum penuh kemenangan.
Benar saja
Kyuhyun - Hope is a dream that
doesn't sleep
“Kapan kau menambahkan lagu ini??”
Tanyanya tajam
“Mollayo, memangnya lagu apa?” Tanya
Kyu tanpa menoleh
“Kau pura-pura bodoh apa memang
bodoh!! Kapan kau memasukan lagumu sendiri kedalam ponselku?? Setauku lagu
Super Junior di ponselku hanya 5” kata Hyejin
“Sekarang??” Tanya Kyu, Hyejin
menautkan alisnya lalu melihat daftar lagunya, lagu Super Junior bertambah dari
5 menjadi 56.. Setaunya tak pernah ia masuka lagu Super Junior yang lain selain
5 lagu itu, itu juga paksaan dari sang kakak
“Neoo” Hyejin mulai menunjuk Kyu
yang tersenyum senang “kau memasukan semua lagu Super Junior kan?? Tuan
Narsis??”
“Jinjja?? Jika iya, kapan aku
melakukannya??” Tanya Kyu matanya masih fokus menatap jalanan di depannya yang
begitu padat, Hyejin terdiam memikirkan jawaban selanjutnya, mentransfer lagu
butuh waktu mana mungkin Kyu menyelundup hanya untuk mentransfer lagu?? Seperti
pria pengangguran saja.
Mau tak mau Hyejin akhirnya
menikmati puluhan lagu baru ditelinganya yang masuk ke ponselnya dengan cara
yang ajaib, bahkan bisa dibilang dengan cara yang misterius.
Hyejin's pov
Aku berjalan beriringan dengan namja
menyebalkan ini.. Aku masih berfikir bagaimana caranya 51 lagu baru masuk ke
ponselku dengan begitu mudah dan dengan cara yang tidak masuk akal, itu masih
jadi pertanyaan yang memenuhi otakku, aku memang seperti ini jika sudah
penasaran akan satu hal. Kyu menghentikan langkahnya tiba-tiba, matanya terpaku
pada sebuah biola putih yang menggantung diantara alat musik lainnya, dia...
Menyukai biola itu??
“Waeyo?” Tanyaku
“Aku suka biola itu” katanya singkat
sembari menunjuk biola putih yang tadi
“Kau mau membelinya?” Tanyaku lagi,
tiba-tiba tangan kosongnya terjulur kearahku
“Uangnya??” Katanya
“Kau kan artis masa tak punya
uang??” Tanyaku
“Aku artis yang kehabisan uang, dan
kau tadi bertanya kan?? Jawabanku iya, tapi dengan uangmu” jelasnya membuat
darahku kembali meluap-luap, kurasa aku bisa terkena darah tinggi diusia muda
karnanya!!
“Sudahlah.. Tinggalkan itu” aku
menarik tangannya meninggalkan toko alat musik itu, kini aku yang memimpin
perjalanan, mataku melihat daerah sekitar mungkin saja toko kue yang dimaksud
appa sudah dekat.
“Ya” Kyu memanggilku, aku menolehkan
wajahku, ujung telunjuknya menunjuk sebuah pintu masuk dan itu... Toko
eskrim??? Dia gila?? Ini mau masuk musim dingin dia mengajakku makan eskrim??
“Miccheosseo??” Tanyaku, dia
menggeleng dan menyeretku masuk kedalam toko itu, kurasa dia memang harus dilarikan
ke rumah sakit jiwa terdekat.
“Makanlah.. Aku yang traktir”
katanya begitu semangkuk banana split pesanannya datang begitu juga dengan
pesananku. Aku menatapnya aneh,
“Kau bilang uangmu habis?” Tanyaku
“Setidaknya untuk beli makanan aku
masih punya uang” katanya singkat
“Jika akhirnya aku yang bayar...
Akan kutebas kepalamu” ancamku, dia merespon hanya dengan seulas senyuman lalu
kembali memasukan sesendok eskrim ke mulutnya
“Omona~” katanya, aku menghentikan
aktifitas makanku dan menatapnya bingung. Orang ini sungguhan gila??
“Mengapa para gadis itu terlihat
jorok saat makan??” Katanya lagi, aku semakin tak mengerti
“Apa maksudmu??” Tanyaku
“Lihat dirimu.. Makan belepotan
begitu, jika anak kecil akan lucu tapi kau?? Ahjumma sepertimu harusnya tau
malu”
Aku membulatkan mataku, Ahjumma???
“Dan kau sebagai seorang Ahjussi
penyakitan harusnya memiliki sopan santun padaku” balasku tak mau kalah
“Ahjussi penyakitan??” Geramnya,
kugerakan tanganku mengambil tisu untuk membersihkan bagian yang Kyu sebut `Belepotan`
itu. Tanganku terhenti begitu jempolnya mendarat di atas bibirku membersihkan
sisa-sisa eskrim yang tersisa di bibirku, tangannya tak berhenti disitu.. Dan
kelakuannya kali ini membuatku ingin segera menendang wajahnya.. Dia
mengoleskan bekas eskrim itu di keningku!!!
“Hahahahaha.. Kau seperti Ahjumma
keturunan india” celetuknya membuatku benar-benar ingin menendang wajahnya yang
ia sebut tampan itu.
“Ahjussi keterlaluan” desisku tajam
sembari membersihkan hasil kerja Kyu di keningku.
Kami beralih tempat tujuan ke sebuah
toko pakaian, aku merasa kami bukan melaksanakan tugas memesan kue dan melihat
cincin tapi malah berjalan-jalan di pusat perbelanjaan ini.
“Kau cocok memakai ini” kata Kyu
sembari memakaikan topi lebar berwarna merah yang mencolok “seperti nenek Kate
middleton.. Tapi neneknya”
“Kau cocok memakai ini” balasku
sembari menunjukkan gelang yang diatasnya bertahtakan berlian khusus ahjumma
kecentilan dan kelebihan uang.
“Itu barang biasa” kata Kyu sembari
mengembalikan gelan itu keasalnya, aku juga mengembalikan topi merah itu ke
asalnya. Kami berganti tempat, dan kini sungguhan ke sebuah toko perhiasan,
untuk melihat cincin. Cincin pertunangan itu tidak mencolok, dan tak ada
berlian, hanya saja terbuat dari emas putih.
“Bisa aku memilih yang baru??
Menurutku ini terlalu biasa saja” pinta Kyu, aku meliriknya baru kali ini
kulihat wajah serius seperti itu selain di layar kaca rumahku.
“Apa ini tunanganmu?” Tanya penjaga
toko itu, aku menggaruk tengkuk yang tidak gatal, tangan Kyu merangkulku dia
tersenyum sembari menarikku ke tempat lain di toko perhiasan itu.
Selama Kyu melihat-lihat aku hanya
bersandar di sebuah lemari kayu dan memperhatikannya melihat-lihat sepasang
cincin yang menyilaukan itu seksama. Kenapa kau begitu serius Kyu?? Apa kau
akan suka memakainya bersamaku?? Kurasa tidak..
“Besok gadis ini akan kemari dan
memilihnya lagi.. Kami permisi” Kyu berpamitan, memilihi cincin bukan hal mudah
katanya. Dan dia menyerahkannya padaku, katanya jika wanita yang memilihnya
maka pasti akan lebih bagus. Iiissh.. Jika aku yang memilihnya maka kau berniat
menertawakan aku kan?
“Kemana lagi kita?” Tanyaku
“Toko buku” jawab Kyu singkat
Aku berkeliling melihat-lihat buku
di rak novel remaja barang kali ada buku menarik untuk kubeli, sudah lama aku
tak membaca novel. Mataku tertuju pada sebuah buku bersampul putih polos dan
gambar seorang karikatur gadis kecil yang tengah memegang sebuah payung warna
merah. Judulnya tercetak lumayan besar dan berwarna merah ”Snow Flakes on
Summer Rain” kubalikan buku itu dan membaca sinopsisnya. Ceritanya menarik..
Sebuah gemuruh terdengar dari luar, kuintip keluar jendela dan benar saja hujan
badai diluar sana. Sudah dekat musim dingin masih saja hujan,
Musik di dalam toko buku berganti
menjadi lagu yang tidak asing dan.. Kurasa akan membuat setan itu besar kepala.
Lagunya yang berjudul Listen To You itu diputar keras-keras hingga terdengar
keseluruh sudut toko. Aku menghampirinya di rak buku komik, dia menganggukan
kepalanya dan bernyanyi-nyanyi kecil, kau senang kan Setan kecil?? Dasar Mr.
Populer
“Buku apa itu?” Tanyanya tanpa
menoleh ke arahku
“Snow Flakes on Summer Rain”
jawabku, Kyu menatapku sebentar lalu kembali membaca komiknya
“Kapan kita pulang?” Tanyaku
“Sampai lagu ini selesai” jawabnya
singkat, benar kan?? Dia jadi besar kepala dan berniat mendengar suaranya
sendiri sampai selesai. Aku melangkah kasir, dan sialnya setelah lagunya tadi
bukannya diputar lagu lain yang diputar malah lagu Super Junior.. Aigoo~ kurasa
managernya hari ini seorang ELF makanya dia berniat semakin sering memutar lagu
Super Junior.
“Heh!” Seseorang menoyor kepalaku
seenaknya, dan aku tau siapa yang berani melakukan hal itu. Dia Kyu
“Ya!” Kataku “ayo pulang” ajakku,
dia menunjuk ke jendela yang memperlihatkan cuaca yang belum juga membaik.
Masih hujan deras
“Bukannya kau pulang ke Cina?”
Tanyaku
“Iya.. Tapi besok” katanya singkat
“Aku ada tugas dan masih harus
membujulk Yesung-hyun dulu.. Antar aku pulang” pintaku
“Lakukan Aegyo” katanya singkat, aku
memiringkan wajahku permintaan gila itu lagi...
“Nanti di mobil”
“Kajja” Kyu menarik tanganku keluar
toko buku, di luar mobil hitam Kyu sudah menunggu syukurlah tak harus menembus
hujan dulu untuk naik ke mobil.
“Oi,oi” panggil Kyu “mobilku yang
itu.. Kau itu buta ya??” Kyu menunjuk sebuah mobil yang terparkir du sebrang
sana, aku menghela nafas kelihatannya memang harus menembus hujan dulu. Kyu
memberikan ponselnya padaku dan menyuruhku tetap di pintu masuk toko buku. Aku
menurut, mobil Kyu berhenti di depanku, aku langsung masuk kedalam dan disambut
dengan Kyu yang basah kuyup.
“Ganti bajumu!!” Perintahku
“Mana sempat babo!” Ejek Kyu
“Parkir dulu di parkiran belakang
yang kosong, kau beli baju kan??” Kataku lagi
“Kau khawatir?” Pertanyaan itu
membuatku langsung menoleh ke arah Kyu, mobil berhenti di sebuah parkiran
kosong hanya ada 3 mobil disana.
“Aku hanya tak mau direpotkan oleh
setan yang sedang sakit” sanggahku, Kyu tersenyum lalu menaikkan menaikan rem
tangan dan meluncur ke. Jok belakang
“Jangan mengintip” katanya
“Aku tak sudi!!”
“Kyu” panggilku
“Hmm??”
“Tak jadi..” Aku bingung harus
berkata apa.. Yang jelas kalimat itu sulit sekali kukatakan, Kyu selesai
berganti pakaian dia kembali ke kursi kemudi.
“Apa yang tidak jadi??” Tanyanya,
aku terdiam melihatnya yang jauh berbeda jika rambutnya basah kuyup. “Kenapa
diam?? Kau terpesona dengan keseksianku??” Tanyanya dengan penuh percaya diri
“Heh percaya diri sekali kau!!
Tidak!!” Bantahku padahal batinku meneriakan jawaban sebaliknya.
Suasana hening hanya deru mesin
mobil dan tetesan air hujan yang menghantam body mobil yang kudengar, begitu
berisik ditambah lagi dingin yang mulai menyeruak masuk menembus kaca mobil
yang tertutup rapat
“Hyejin, bisa pinjam jaketmu?”
“Untuk?”
“Kau tak mau aku kumat disaat begini
kan?? Pinjam cepat!!”
Kulepaskan jaketku lalu kupakaikan
di tubuhnya, aku tau maksudnya dan memang itu bisa membuat siapapun jantungan
termasuk kakakku. Dia pernah terburu-buru keluar rumah dengan mata berkaca-kaca
dan bilang ”Kyu kumat lagi”.. Kakakku memang terkadang berlebihan namun jika
kubayangkan disaat seperti ini.. Tiba-tiba Kyu sesak nafas.. Kurasa jantungku
langsung berhenti, bagaimana tidak?? Rumah sakit masih 30 kilometer lagi dan
jalanan berbahaya serta licin hal tak dinginkan bisa saja terjadi.
Suasana kembali hening, aku
memutuskan membuka segel buku tadi dan mulai membacanya. Mungkin itu bisa
sedikit membuatku melupakan rasa dingin yang terasa menusuk tulangku.
Kyuhyun's pov
Baru beberapa menit dia membaca
yeoja itu sudah terlelap dalam tidurnya, begitu sampai di depan rumahnya aku
melepaskan seat belt lalu menepuk kedua pipinya. Tidak bangun. Merepotkan
“Yak! Ahjumma.. Bangun!!” Kataku
pelan, masih belum bergeming, aku mendekat ke telinganya dan bersiap berteriak
tapi.. Dia bukan Hyungku tidak sopan membangunkan wanita dengan cara begitu.
“Saranghae” igaunya membuatku
menautkan kedua alisku
“Kyu.. Saranghae”
Hahaha.. Apa itu?? Dia bilang dia
mencintaiku?? Jangan bercanda Lee Hyejin, itu benar-benar tidak lucu. Aku
tersenyum mendengar igauannya, terpikir cara lain membangunkannya kubisikan
sebuah kalimat dan itu berhasil dia terbangun, kedua matanya menatapku tak
percaya
“Kau bilang apa??” Tanyanya
“Annie” bantahku
“Tak mampir??” Tanyanya
“Jika kau mau membuatkan makan malam
maka jawabannya iya” jawabku, dia mengerucutkan bibirnya
“Cih~“ cibirnya membuatku tersenyum.
******
“Ini tuan muda~” katanya seraya
menyajikan semangkuk Shabu-Shabu di meja makan asapnya menggepul menandakan
baru dimasak.
“Haha.. Baiklah Ahjumma, akan kuberi
hadiah jika ini enak” kataku
“Jangan makan udangnya saja Ahjussi,
sayurnya jugaaa~” katanya aku melotot ke arahnya
“Ini enaaak” katanya lagi seraya
menyendok wortel dan kuah Shabu-shabu aku membungkam mulutku lalu menggeleng
“Ayolaaah Ahjussi, ini enaak” katanya sembari terus menyodorkan sendok itu
“Andwae!” Kataku tegas
“Oke, pilih satu.. Aegyo didepanku
atau makan semua sayur disini” katanya memberikan pilihan
“Apa maksudmu??” Protesku dia
menyeringai nakal
“Pilih satu...”
Hyejin's pov
“Aegyo” kata Kyu singkat aku
tersenyum penuh kemenangan, akhirnya aku bisa melihat Ahjussi penyakitan aegyo
di depan mataku.
“Saranghaeyo~” ucap Kyu dengan
membentuk bentuk Hati di atas kepalanya
“HAHAHAHAHA.. Kau persis seperti
Ahjussi!!” Tawaku meledak begitu saja
“Puas??” Aku mengangguk dan kemballi
menyendok Shabu-shabu. Ahahaha baru kali ini aku bisa tertawa selepas itu
memang aku juga sering tertawa lepas saat bersama Jijae atau Eonnie ku namun
rasanya berbeda jika dengan bersama Kyu. Aku senang dan lega.. Seperti semua
masalahku terangkat begitu saja, dia Setan ajaib kurasa.
Karena hujan belum reda dan Setan
ini bilang dia mau menunggu hujan reda dulu baru pulang akhirnya dia menguasai
TVku dan sofa panjangku. Aku duduk di kursi kecil dan ikut menonton TV
dengannya, Kyu bersandar di punggung sofa dan menyuruhku duduk di sebelahnya.
aku menurut dan duduk disebelahnya dengan tatapan terfokus pada TV.
“Aku kekamar dulu” kataku seraya
melangkah meninggalkan Kyu di ruang tengah, entah kenapa perasaanku buruk jika
berlama-lama duduk di sebelahnya rasanya ada aura hitam (?) Yang menusuk
punggungku.
Setelah mengambil novel aku kembali
keluar kamar dan tak sengaja bertemu Kyu diluar sana, dia membawa setumpuk
bantal aku tak menyadarinya kami bertabrakan aku jatuh menimpa Kyu, beberapa
detik berpandangan dengan jarak sedekat itu aku bangkit dan duduk tak jauh dari
tempatnya berbaring
“Kau belum pulang?” Tanyaku ketus
“Belum, kenapa?”
“Sudah malam.. Takutnya tetangga
menganggap yang tidak-tidak” kataku
“Kau takkan menyesal jika aku
pergi??” Tanya Kyu, aku menoleh, dia bangkit dari posisi duduknya dan posisi
wajah kami kembali saling berdekatan. Jantungku berdegup tak karuan begitu
melihat wajahnya sedekat ini
“apapun jawabanku kau takkan peduli
bukan?” Tanyaku, Kyu tersenyum tipis
“Kau berkata seolah bisa membaca
pikiranku, memangnya seperti apa aku dimatamu?? Pria menyebalkan? Atau apa??”
Tanyanya, kini aku yang tersenyum tipis
“Kau itu aneh.. Bisa membuatku
nyaman namun disisi lain bisa membuatku terkena penyakit darah tinggi di usia
muda, kau aneh.. Kini aku akan bertanya padamu.. Seperti apa aku dimatamu?? Kau
pasti bilang aku itu jelek, flat dan menyebalkan lalu kau bilang kau tak suka
aku kan?”
”Siapa bilang aku tak suka??” Sambar
Kyu, aku terdiam.. Waktu sepertinya berhenti begitu saja tadi..
“Kau bilang apa tadi?” Tanyaku
berusaha meyakinkan pendengaranku sendiri
“Maaf tak ada siaran ulang, itu
bantalmu berserakan di ruang tengah.. Sangat menganggu, appamu sebentar lagi
pulang.. Dan aku juga mau pulang, sampai ketemu lagi”
Aku terdiam, otakku memutar
masa-masa tadi dan kejadian-kejadian aneh hari ini seperti membuatku merasa
menonton sebuah film. Aku diam tak bersuara, deru mesin mobil Kyu semakin
menjauh membuatku segera menatap pintu depan
♪ Aninde naneun aninde jeongmal
igeon mari andwae neunde
Pabeul meogeodo jami deul ddaedo
michyeo neunji geudaeman boyeoyo (Tidak, aku tidak.. Ini benar-benar tidak lucu
Bahkan ketika aku makan atau
tertidur, aku tetap memikirkanmu sepertinya aku menggila) ♪
Aku tidak ingat memakai lagu itu
sebagai tanda masuk e-mail tapi jika bukan ponselku lalu darimana lagi??
Kukeluarkan ponselku dan membuka sebuah e-mail baru.
From : Stupid Evil
To : Ahjumma (astaga.. Dia
mengacaukan sistem ponselku rupanya
Subject : none
Tidur seperti sapi kekenyangan haha
Di bawah kalimat itu, muncul sebuah
foto saat aku tertidur di mobil Kyu, aku berdecak kesal dan langsung
meneleponnya
“Yeoboseyo, Gwenchanayo?? Flat!”
“KAU KIRIM E-MAIL APA HAH?!”
“Hahahahahahahahaha”
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar