Minggu, 01 April 2012

Actually, That's You [Part 2]


Actually, That's You [Part 2]



Perjodohan itu sama saja seperti paksaan untuk mencintai orang yang tak kucintai, aku membeci hal itu, hal paling kubenci di dunia ini adalah perjodohan itu. Tentu saja aku akan sangat senang jika ternyata orang yang dijodohkan denganku itu memang orang yang aku idamkan, tapi?? Mengetahui wajahnya saja belum? Bagaimana aku bisa menyukainya? Berkomunikasi melalui pesawat telepon saja belum pernah. Aku sering berhalusinasi bahwa satu hari nanti akan datang pangeran yang menyelamatkanku dari perjodohan sial ini.


Author's pov

Sebuah mobil bermerek berhenti di depan sebuah bangunan berlantai 3, tampak begitu sepi jika diperhatikan dari luar, 2 orang namja keluar dari mobil itu tanpa banyak berbicara lagi mereka memasuki pagar rumah itu dan berjalan di jalan setapak yang terbuat dari bebatuan kali yang sangat bagus menuju pintu depan yang terlihat begitu megah. Mulai terdengar berbagai keributan jika sudah mendekati pintu itu. Saat Kyu bermaksud membuka pintunya, tiba-tiba pintu terbuka dan didoronglah seorang namja keluar rumah

"Hyukkie?? Ada apa denganmu??" Namja itu menaikkan nada suaranya, dia Donghae, Kyu dan Kibum bertatapan, ada apa ini?? Bukankah mereka sahabat?
"Kau selalu saja mengangguku, bukankah barusan kau bilang kau akan ke tempat adikmu saja?? Ya sudah sana!" Namja yang berdiri di antara ambang pintu itu juga menaikkan nada suaranya, ini pertengakaran besar

"Sudah-sudah... Hae, masuklah, jangan dengarkan Hyukkie" Kibum mendorong Donghae kembali masuk ke bangunan itu. Mereka berdua saling menatap, dengan tatapan tajam. Tampaknya sangat mustahil membuat mereka sekamar malam ini, harus ada yang bertukar room mate untuk malam ini.

***

"Jadi, malam ini Donghae dan Hyuk mustahil untuk sekamar, mereka akan bertengkar hebat.. Jadi, siapa yang mau bertukar kamar barang semalam?" Tanya Leeteuk sang leader saat selesai makan malam di ruang makan.
"Jangan aku dan Sungmin, kau tau kan Donghae tak suka warna pink dan Sungmin juga tak begitu akrab dengan Hyuk?" Kyu mengangkat suara sesaat setelah Leeteuk mengungkapkan maksudnya, Semua bertatapan mencari siapa yang tepat.
"Kelihatannya, Leeteuk kau harus mendamaikan mereka.. Kau cari titik terangnya?!" Sahut Heechul memecah keheningan, nada bicaranya terkesan memerintah
"Aku tau, tapi sulit mengajak mereka berbicara sekarang" jawab Leeteuk
"Eem.. Memang masalahnya apa sampai bertengkaar seperti itu? Jika aku tau masalahnya mungkin aku dan Siwon bisa membantu" kata Kibum
"Aku juga tak tau.. Mereka di kamar, namun tiba-tiba saja terdengar sebuah keributan dan Donghae keluar dari kamar dengan penuh amarah, tak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi di dalam" jelas Sungmin yang memang sedang di dekat kamar Donghae dan Hyuk saat itu.
"Baiklah sidang berakhir" sahut Ryeowook, dia menggunakan sendok untuk jadi palu dan berkelakuan layaknya seorang hakim.


***

"Hae, kau sekamar dengan siwon ya malam in...." Ajakan yang keluar dari mulut Siwon terhenti begitu melihat 2 orang namja yang tadi berkelahi ini sekarang begitu akrab
"Happy April Fools Day" kata mereka seraya berlari memasuki kamar, takut dimarahi oleh teman-temannya yang dari tadi menatap mereka seperti harimau yang akan menerkam mangsanya.
"INI BUKAN 1 APRIL BODOH!!!"

Hyejin's pov

Kakakku kembali ke dormnya ada urusan mendadak, terpaksa kue pedas ini kunikmati seorang diri, appa juga akan kembali kemari bulan depan. Sebenarnya sesibuk apakah appa sampai mengunjungi anaknya saja 1 bulan sekali seperti ini? Dia baru akan kembali saat pertemuan aku dan 'calon suamiku' itu.. Sampai detik ini juga appa belum mau menyebutkan siapa nama namja itu. Jika namja itu tampan maka beruntunglah aku.. Jika tidak?? Matilah aku.. Dan beruntunglah namja itu mendapatkan yeoja sepertiku. Bukannya aku ingin narsis tapi toh memang itu benar?

"Aku pulaaang!!!" Terdengar suara dua orang namja yang baru saja tiba di apartemen ini. Aku mengintip melalui ruang tengah yang memang mengarah ke arah pintu depan. Hyukkie sudah pulang rupanya, dan dia juga mengajak Donghae-oppa, kelihatannya akan sangat ramai malam ini.

"Kau belikan aku kue pedas?" Tanya Hyuk tanpa izin atau aba-aba dariku dia sudah mengambil piring kecil dan meletakan 3 buah kue pedas ke atas piring kecil itu dan mulai melahapnya
"Omona~ oppa! Cuci tanganmu!" Omelku seraya memukul tangannya yang akan menyuap kue pedas itu
"Aiish.. Aku lapar" katanya
"Jorok!" Hardikku lagi lalu menariknya menuju dapur guna cuci tangan.

"Hoo.. Adik-kaka yang akur" Donghae mengangkat suara, aku tersenyum lalu memberikan sepiring kecil untuk kue pedasnya sendiri
"Gomawo" katanya
"Hari ini kalian takkan menginap di dorm?" Tanyaku pada Donghae karena melihat dua ransel yang kelihatannya berisi pakaian ganti itu tergeletak di dekat lemari
"Begitulah.. Kabur dari siksaan member lain" sahut Donghae
"Siksaan? Maksudnya?" Tanyaku, Donghae tersenyum kemudian membisikkan sesuatu di telingaku, aku tersenyum sebenarnya menahan tawa. Mereka benar-benar aneh?! Di dorm sekamar pula.. Melihat Hyukkie yang baru selesai mencuci tangannya membuat tawaku meledak, dia menatapku bingung
"Adikku gila" katanya asal, lalu duduk di sebelah Donghae dan ikut melahap kue pedas
"Bukan gila!.... Kalian itu mengerjai satu dorm hanya untuk pulang kerumah?? Itu hal terbodoh sepanjang sejarah" kataku, Hyukkie dan Donghae berpandangan kemudian menatapku
"Itu tidak aneh" kata mereka bersamaan, sontak tawaku kembali pecah, entah otak mereka tertinggal atau apa yang jelas kalimat singkat yang mewakili semua cerita itu membuatku tak bisa berhenti tertawa membayangkan aku ada disana dan melihat kejadiannya langsung.

***

"Selamat pagi, miina" sapa seseorang, aku langsung mengangkat wajahku, Yesung ada disana. Aku tersenyum lalu membalas sapaan santainya ini. Eonni-ku belum tiba pagi ini, jika iya dia pasti akan sangat bangga memamerkan kejadian ini di depan teman-temannya seusai jam kuliah selesai nanti. Yesung memulai sebuah obrolan santai dan menyenangkan denganku, namja ini sangat menawan di mataku dan pandai memperlakukan yeoja sepertiku. Aku menatap manik matanya yang menatapku lembut, tatapan seperti ini tak pernah kulihat dalam sorot mata Hyukkie sekalipun dia kakakku

"Hyejin, apa kemarin Hyuk pulang kerumah?" Tanya Yesung, aku menahan tawa ingat kejadian semalam
"Hehe iya.. Dia pulang, dengan oleh-oleh seorang namja bernama Donghae yang ikut menginap di apartemen" jawabku masih menahan tawa, akan sangat memalukan jika tertawa keras di depan Yesung
"Dasar.. Kukira mereka berdua kemana" katanya lagi
"memangnya subuh tadi mereka belum kembali ke dorm" tanyaku
"Sudah.. Tapi mereka tak bilang darimana, dasar" katanya lagi
"Haha sudahlah" kataku

"Hyung, aku mau bicara denganmu ikut aku keluar"

Aku mengangkat wajahku, ada Kyu disana, namja ini semakin tampan saja. Tapi sayang... Kelakuannya benar-benar bisa membuatku naik darah setiap detiknya. Aku menatapnya, menikmati pemandangan yang jarang bisa terjadi ini.. Sedangkan Kyu? Dia hanya menatapku sekilas lalu melangkah pergi, Yesung berpamitan padaku lalu mengikuti Kyu keluar kelas. Aku kembali melanjutkan membaca buku tadi. Sesekali aku mengangkat wajahku dan menatap 2 namja yang terlihat berbincang di depan kelas.

Hari ini berlalu begitu saja, tanpa ada kejadian menarik semuanya berubah menjadi sama seperti hari-hari biasa saja semenjak aku bertemu dengan Kyu hanya satu yang berubah, aku dekat dan berteman dengan Yesung, orang yang tak pernah kubayangkan akan akrab dengannya. Malam ini... Kembali kulangkahkan kakiku menuju tempat dimana Kyu biasa melakukan street livenya, aku melewati gang kecil dimana aku pertama kali melihat wajah tampannya itu. Ada seorang namja disana memainkan biola juga, aku mendekatinya aku kenal permainan ini.. Ini Kyu, kupercepat langkahku mendekatinya, namja itu berbalik.. Dia...

Kyuhyun's pov

Kuraih PSP yang rasanya sudah jutaan tahun tak kusentuh itu di atas meja di kamarku, tak sengaja kumenemukan sesuatu di sebelah PSP itu, seperti sebuah memo, milik Sungmin? Entahlah, kubaca isinya
"Eh?" Itulah responku saat mengetahui isinya, kulihat jam yang di gantung di dinding
"Aku terlambat!" Aku menepuk keningku, tak lama Sungmin masuk ke kamar dan membawa kripik kentang
"Ada apa Kyu?" Tanyanya begitu melihatku yang begitu panik
"Aku lupa.. Hari ini, aku.. Aah.. Sudahlah kuceritakan sepulang dari sana.. Sampai jumpa!" Aku langsung berlari keluar sebelum dihujani ratusan pertanyaan bertema sama dari teman sekamarku yang satu itu.

"Hyung, aku pergi sebentar.. Urusan keluarga, hubungi aku jika nanti managerku kesini, oke?" Kataku seraya menyambar segelas jus strawberry dari tangan Teukkie-hyung dan meminumnya. Tanpa banyak bicara lagi aku menyambar kunci Di atas dispenser kemudian berlari keluar

Sepanjang jalan, eomma terus meneleponku, tak sempat kuangkat mana sempat mengangkat telepon saat mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh seperti ini. Tak lama tempat janji itu mulai terlihat aku memberhentikan mobil itu di dekat parkiran, agar lebih mudah memutar balik nanti. Eomma tak sendiri, tampak seorang yang menemaninya berbincang, aku menajamkan mataku dari balik kacamata hitam ini, sepertinya aku kenal siapa pria itu.

Hyejin's pov

Dia bukan Kyu, namja itu berhenti memainkan biolanya dan terus menatapku kemudian sebuah senyuman yang entah apa namanya tersungging di bibirnya, menarik bibirku untuk ikut tersenyum. Tapi.. Siapa namja ini??

"Kau pasti Hyejin" namja ini tiba-tiba mengatakan kalimat itu, seraya memasukan biolanya kedalam tas dan kembali tersenyum padaku
"Betul.. Tapi siapa kau?" Tanyaku, aku memang benar-benar tak tau siapa dia
"Kau lupa padaku?" Katanya, aku memundurkan wajahku, melihat ekspresi terkejutnya itu.
"Aku Henry, temanmu.. Kau lupa??" Lanjutnya, kedua alisku bertaut berusaha mengingat-ingat Henry... Siapa?? Aah! Henry!!

"Henry!! Si mata sipit!!" Kataku seraya menunjuk wajahnya
"Syukurlah kau ingat, dengan tambahan ejekan itu" katanya
"Hehe.. Mianhae, belakangan ini aku sering melupakan hal-hal saat SMP dulu" kataku seraya menggaruk bagian belakang kepalaku yang tidak gatal, ponselku tiba-tiba berdering, tanpa pikir panjang aku membuka flip ponselku itu dan mengangkat telepon itu, suara appa dari sebrang telepon itu membuatku ingat kemana sebenarnya tujuanku malam ini. Segera ku berpamitan pada Henry, lalu berlari meninggalkannya di gang itu. Baru saja appa mengingatkanku pada acara pertemuan pertamaku dengan si 'calon suami'

***

Aku melangkah memasuki restoran itu, mencari dimana letak appa duduk, ah, disana rupanya, aku mengahmpirinya sembari melepaskan mantel hitam yang kukenakan, tersisa dress selutut berwarna biru muda yang kukenakan, dan cardigan polos warna putih. Aku tak suka pakaian mini. Membuatku ingat pada eomma dulu, beliau melarangku memakai ini dan itu yang di atas lutut dan memperlihatkan tubuhku secara langsung, jadi sampai sekarang beginilah penampilanku.

"Maaf, aku terlambat" kataku seraya membungkukkan setengah badanku saat sampai di meja dimana appa dan calon mertuaku duduk.

"Kau?" Terdengar suara namja yang tak asing di telingaku, aku mengangkat wajahku
"KYU??" Aku membulatkan mataku, Kyu?? I...ini mimpi?? Apa ini mimpi?? Kyu, namja ini.. Akan jadi...
"Eomma, aku menolak perjodohan ini?!" Ucap Kyu dia melipat kedua tangannya di depan dada, aku menatapnya begitu juga dengan appaku dan seorang wanita paruh baya yang duduk di sebelah Kyu.
"Ada apa Kyu? Bukankah kemarin kau bilang kau setuju?" Tanya wanita itu, aku duduk di kursi tepat di sebrang Kyu, kedua bola mata Kyu menatapku tajam membuatku tak berani menatapnya.
"Aku menolak perjodohan ini selama calon istriku yeoja ini!" Katanya ketus, aku mengangkat wajahku menatapnya tajam. Kedua alisku bertemu
"Apa salahku?" Aku mengangkat suara, tak terima dengan perkataannya yang terkesan dia begitu mebenciku, padahal aku tak pernah berbuat sebuah kesalahan apapun.

Kyuhyun's pov

Aku melangkah memasuki restoran, setelah sampai di meja dimana eomma duduk aku membuka kacamataku lalu duduk di sebelahnya. Aku menatap pria yang duduk di depanku, rasanya aku pernah melihatnya di satu tempat. Tak lama aku melihat seorang Yeoja mendekat, dari kejauhan kulihat dia melepaskan mantel hitamnya menyisakan dress selutut berwarna biru muda dan cardigan putih yang membalut dress itu tanpa kusadari aku tersenyum. Tapi... Saat Yeoja itu sudah sangat dekat dan membungkukan badannya aku mengenalnya

"Kau?" Aku mengangkat suara setelah melihat wajahnya, yeoja itu mengangkat wajahnya dan menatapku "KYU?" Katanya, matanya membulat, selalu saja seperti ini. Memangnya ada apa denganku?
"Eomma, aku menolak perjodohan ini?" Kataku tanpa melihat wajah Yeoja itu lagi
"Ada apa Kyu, bukankah kemarin kau bilang bahwa kau setuju?" Tanya eomma padaku, aku diam dan melirik Yeoja itu yang kini duduk di depanku
"Aku menolak perjodohan ini selama calon istriku yeoja ini!" Aku menatapnya tajam, sebenarnya aku sendiri tak tau kenapa aku begitu membenci yeoja ini, dia begitu menyebalkan di mataku
"Apa salahku?" Yeoja ini berucap, membuatku berhenti menatapnya tajam, matanya penuh dengan amarah. Aku tersenyum tipis lalu menatap keluar jendela.

***

Dengan sangat-sangat terpaksa akhirnya aku harus mengajak yeoja ini jalan-jalan dengan mobilku. Aku sesekali meliriknya yang menatap kedepan dengan pandangan kosong.

"Apa yang kau perhatikan sampai begitu seriusnya?" Tanyaku, setelah sekitar 35 menit kami saling diam
"Apa urusanmu?" Katanya ketus. Aku menoleh menatapnya, ini sudah masuk kawasan myungdong, bukan tempat yang buruk untuk mengajaknya jalan-jalan seperti perintah eomma di restoran tadi.

Aku memberhentikan mobilku, kemudian melepaskan sabuk pengaman.

"Keluar" kataku singkat
"Oke" jawab yeoja itu singkat, jujur, sampai detik ini aku belum tau namanya. Dan baru malam ini aku penasaran akan namanya

Kami berjalan beriringan di tengah keramaian myungdong dan membungkam mulut masing-masing

"Siapa namamu?" Tanyaku
"Kenapa kau tanyakan hal itu?" Katanya ketus, dia masih marah karna tadi rupanya dasar.
"Yasudah jika kau tak ingin memberitahukannya, aku bisa memnggilmu jelek atau bodoh" kataku lagi

Hyejin's pov


Kyu memberhentikan mobilnya entah dimana, kemudian melepaskan sabuk pengaman yang ia kenakan aku juga begitu. Kyu menatapku sebentar

"Keluar" katanya singkat
"Oke" jawabku singkat

Kami berjalan beriringan di tengah keramaian myungdong dan membungkam mulut masing-masing

"Siapa namamu?" Tanya Kyu tiba-tiba, namja sial ini.. Ingin rasanya aku menjitak kepalanya itu
"Kenapa kau tanyakan hal itu?" Kataku ketus
"Yasudah jika kau tak ingin memberitahukannya, aku bisa memanggilmu jelek atau bodoh" katanya lagi, senyum evil itu mengembang di bibirnya, aku mengepalkan tanganku dan melayangkan sebuah jitakan ke kepalanya

"Neo!!" Katanya
"HA!! Rasakan itu" balasku, kemudian berjalan mendahuluinya, apartemen didekat sini, jadi jangan harap aku akan masuk lagi kedalam mobilnya itu.
"Kau!!" Kyu menghentikan langkahku, matanya menatapku tajam, aku memutar mataku dan menatap kearah lain.
"Kau seenaknya saja ya?!" Lanjutnya, aku masih menutup mulut
"Sebagai hukuman, kau harus temani aku makan MALAM INI!!" Katanya lagi, dia memberi penekanan pada kata 'Malam ini' aku membulatkan mataku.
"Mwo?? Kau pikir aku mau?? Tidak!! Never!!" Jawabku, seraya melangkah meninggalkannya, Kyu menahanku
"Menolak, kucium kau" ancamnya, aiissh.. Namja sial ini, aku melihat sekeliling, ini tempat umum! Kemasukan setan apa dia?? Aah.. Aku lupa orang ini justru adalah setannya, mana ada setan kerasukan setan
"Jika kau berani lakukan saja" kataku asal, eh?? Tunggu, kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku.. Jangan sampai Kyu benar-benar menciumku.. Mencuri ciuman pertamaku.

Kyu mendekatkan wajahnya ke wajahku,
"Bercanda" katanya tepat di depan wajahku yang berjarak paling tidak hanya 5 centi. Dia menarik tanganku paksa mengikutinya di belakang. Aku mendengus kesal, tapi aku tak bisa menolak, takut ciuman itu benar-benar dia lakukan nantinya.

***

"Kau makan apa? Di restoran tadi kau tak makan kan?" Tanyanya, tanpa menatapku, matanya memperhatikan buku menu yang dipegangnya. Aku menghela nafas
"Aku minum saja.. Malas makan denganmu" Kyu menatapku sejenak lalu memanggil pelayan, kemudian membisikkan sesuatu. Jangan bilang dia memesan makanan yang kubenci... Tapi, Kyu tak tau apa saja makanan yang kusukai dan kubenci, bisa jadi... Aakh! Lupakan!

Pelayan itu mengangguk lalu meninggalkan kami berdua.

"Apa yang kau pesan? Sampai berbisik-bisik begitu" kataku, yang mulai curiga dengan senyuman yang dari tadi Kyu pertahankan itu.
"Kau akan tau nanti" katanya singkat

Tak perlu lama-lama menunggu, akhirnya pesanan itu datang, ini.... Banana Split?? Aku menatap Kyu yang tersenyum manis padaku

"Suka?" Tanyanya, senyum itu melekat di wajahnya, namja ini melipat kedua tangannya di atas meja
"Kalau tak suka bisa tukar dengan Sundae yang kupesan untukku" sambungnya
"Bagaimana kau tau aku suka Banana Split?" Tanyaku
"Kau adik Hyukkie kan? Kurasa kau suka pisang seperti Monkey itu.. Jadi kupesankan Banana Split... Lagipula..." Kyu menggantungkan kalimatnya dan senyuman evil itu kembali mengembang "wajahmu sama seperti kakakmu, sama-sama mirip Monkey" katanya, aku memukulnya
"Kau kurang ajar!!" Hardikku
"Hehe... Jika kau ingin jadi istriku maka beradaptasilah denganku" katanya lagi, aku mendengus kesal, "jadi siapa namamu? Jangan aku benar-benar memanggilmu monkey di depan orang tuamu" sambung Kyu
"Hyejin, Lee Hyejin" kataku, tanpa menatap wajahnya
"hyejin... Namamu bagus juga" katanya lagi, dia menyedok eskrimku, tanpa izin
"Curang eskrimmu enak" protesnya
"Yaaak,!! Kau!! Menyendok eskrim ini tanpa emm..."

Kyu menyumpal mulutku dengan sendok bekas mulutnya, aku segera mengeluarkan sendok itu dari mulutku

"Aku benar-benar menciummu kan?" Katanya
"Aiissh... Itu bukan ciuman!" Bantahku
"Itu ciuman.. Tapi tidak langsung, kau mau yang langsung?" Tanya Kyu
"Yadong!" Kataku ketus
"Haha.. Kau memang menyebalkan" katanya
"Kau yang menyebalkan!"
"Hanya untukmu aku bersikap begini.. Jadi.. Nikmatilah" katanya, aku membulatkan mataku menatap manik matanya yang memang selalu kupandangi itu. Sorot matanya yang selalu menatapku dengan tatapan evil dan prilakunya... Menyebalkan sekali orang ini.


Tidak ada komentar: