Actually,
That's You [Part 2]
Perjodohan itu sama saja seperti
paksaan untuk mencintai orang yang tak kucintai, aku membeci hal itu, hal
paling kubenci di dunia ini adalah perjodohan itu. Tentu saja aku akan sangat
senang jika ternyata orang yang dijodohkan denganku itu memang orang yang aku
idamkan, tapi?? Mengetahui wajahnya saja belum? Bagaimana aku bisa menyukainya?
Berkomunikasi melalui pesawat telepon saja belum pernah. Aku sering
berhalusinasi bahwa satu hari nanti akan datang pangeran yang menyelamatkanku
dari perjodohan sial ini.
Author's pov
Sebuah mobil bermerek berhenti di
depan sebuah bangunan berlantai 3, tampak begitu sepi jika diperhatikan dari
luar, 2 orang namja keluar dari mobil itu tanpa banyak berbicara lagi mereka
memasuki pagar rumah itu dan berjalan di jalan setapak yang terbuat dari
bebatuan kali yang sangat bagus menuju pintu depan yang terlihat begitu megah.
Mulai terdengar berbagai keributan jika sudah mendekati pintu itu. Saat Kyu
bermaksud membuka pintunya, tiba-tiba pintu terbuka dan didoronglah seorang
namja keluar rumah
"Hyukkie?? Ada apa
denganmu??" Namja itu menaikkan nada suaranya, dia Donghae, Kyu dan Kibum
bertatapan, ada apa ini?? Bukankah mereka sahabat?
"Kau selalu saja mengangguku,
bukankah barusan kau bilang kau akan ke tempat adikmu saja?? Ya sudah
sana!" Namja yang berdiri di antara ambang pintu itu juga menaikkan nada
suaranya, ini pertengakaran besar
"Sudah-sudah... Hae, masuklah,
jangan dengarkan Hyukkie" Kibum mendorong Donghae kembali masuk ke
bangunan itu. Mereka berdua saling menatap, dengan tatapan tajam. Tampaknya
sangat mustahil membuat mereka sekamar malam ini, harus ada yang bertukar room
mate untuk malam ini.
***
"Jadi, malam ini Donghae dan
Hyuk mustahil untuk sekamar, mereka akan bertengkar hebat.. Jadi, siapa yang
mau bertukar kamar barang semalam?" Tanya Leeteuk sang leader saat selesai
makan malam di ruang makan.
"Jangan aku dan Sungmin, kau
tau kan Donghae tak suka warna pink dan Sungmin juga tak begitu akrab dengan
Hyuk?" Kyu mengangkat suara sesaat setelah Leeteuk mengungkapkan
maksudnya, Semua bertatapan mencari siapa yang tepat.
"Kelihatannya, Leeteuk kau
harus mendamaikan mereka.. Kau cari titik terangnya?!" Sahut Heechul memecah
keheningan, nada bicaranya terkesan memerintah
"Aku tau, tapi sulit mengajak
mereka berbicara sekarang" jawab Leeteuk
"Eem.. Memang masalahnya apa
sampai bertengkaar seperti itu? Jika aku tau masalahnya mungkin aku dan Siwon
bisa membantu" kata Kibum
"Aku juga tak tau.. Mereka di
kamar, namun tiba-tiba saja terdengar sebuah keributan dan Donghae keluar dari
kamar dengan penuh amarah, tak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi di
dalam" jelas Sungmin yang memang sedang di dekat kamar Donghae dan Hyuk
saat itu.
"Baiklah sidang berakhir"
sahut Ryeowook, dia menggunakan sendok untuk jadi palu dan berkelakuan layaknya
seorang hakim.
***
"Hae, kau sekamar dengan siwon
ya malam in...." Ajakan yang keluar dari mulut Siwon terhenti begitu
melihat 2 orang namja yang tadi berkelahi ini sekarang begitu akrab
"Happy April Fools Day"
kata mereka seraya berlari memasuki kamar, takut dimarahi oleh teman-temannya
yang dari tadi menatap mereka seperti harimau yang akan menerkam mangsanya.
"INI BUKAN 1 APRIL BODOH!!!"
Hyejin's pov
Kakakku kembali ke dormnya ada
urusan mendadak, terpaksa kue pedas ini kunikmati seorang diri, appa juga akan
kembali kemari bulan depan. Sebenarnya sesibuk apakah appa sampai mengunjungi
anaknya saja 1 bulan sekali seperti ini? Dia baru akan kembali saat pertemuan
aku dan 'calon suamiku' itu.. Sampai detik ini juga appa belum mau menyebutkan
siapa nama namja itu. Jika namja itu tampan maka beruntunglah aku.. Jika
tidak?? Matilah aku.. Dan beruntunglah namja itu mendapatkan yeoja sepertiku.
Bukannya aku ingin narsis tapi toh memang itu benar?
"Aku pulaaang!!!"
Terdengar suara dua orang namja yang baru saja tiba di apartemen ini. Aku
mengintip melalui ruang tengah yang memang mengarah ke arah pintu depan.
Hyukkie sudah pulang rupanya, dan dia juga mengajak Donghae-oppa, kelihatannya
akan sangat ramai malam ini.
"Kau belikan aku kue
pedas?" Tanya Hyuk tanpa izin atau aba-aba dariku dia sudah mengambil
piring kecil dan meletakan 3 buah kue pedas ke atas piring kecil itu dan mulai melahapnya
"Omona~ oppa! Cuci
tanganmu!" Omelku seraya memukul tangannya yang akan menyuap kue pedas itu
"Aiish.. Aku lapar"
katanya
"Jorok!" Hardikku lagi
lalu menariknya menuju dapur guna cuci tangan.
"Hoo.. Adik-kaka yang
akur" Donghae mengangkat suara, aku tersenyum lalu memberikan sepiring
kecil untuk kue pedasnya sendiri
"Gomawo" katanya
"Hari ini kalian takkan
menginap di dorm?" Tanyaku pada Donghae karena melihat dua ransel yang
kelihatannya berisi pakaian ganti itu tergeletak di dekat lemari
"Begitulah.. Kabur dari siksaan
member lain" sahut Donghae
"Siksaan? Maksudnya?"
Tanyaku, Donghae tersenyum kemudian membisikkan sesuatu di telingaku, aku
tersenyum sebenarnya menahan tawa. Mereka benar-benar aneh?! Di dorm sekamar
pula.. Melihat Hyukkie yang baru selesai mencuci tangannya membuat tawaku
meledak, dia menatapku bingung
"Adikku gila" katanya
asal, lalu duduk di sebelah Donghae dan ikut melahap kue pedas
"Bukan gila!.... Kalian itu
mengerjai satu dorm hanya untuk pulang kerumah?? Itu hal terbodoh sepanjang
sejarah" kataku, Hyukkie dan Donghae berpandangan kemudian menatapku
"Itu tidak aneh" kata
mereka bersamaan, sontak tawaku kembali pecah, entah otak mereka tertinggal
atau apa yang jelas kalimat singkat yang mewakili semua cerita itu membuatku tak
bisa berhenti tertawa membayangkan aku ada disana dan melihat kejadiannya
langsung.
***
"Selamat pagi, miina" sapa
seseorang, aku langsung mengangkat wajahku, Yesung ada disana. Aku tersenyum
lalu membalas sapaan santainya ini. Eonni-ku belum tiba pagi ini, jika iya dia
pasti akan sangat bangga memamerkan kejadian ini di depan teman-temannya seusai
jam kuliah selesai nanti. Yesung memulai sebuah obrolan santai dan menyenangkan
denganku, namja ini sangat menawan di mataku dan pandai memperlakukan yeoja
sepertiku. Aku menatap manik matanya yang menatapku lembut, tatapan seperti ini
tak pernah kulihat dalam sorot mata Hyukkie sekalipun dia kakakku
"Hyejin, apa kemarin Hyuk
pulang kerumah?" Tanya Yesung, aku menahan tawa ingat kejadian semalam
"Hehe iya.. Dia pulang, dengan
oleh-oleh seorang namja bernama Donghae yang ikut menginap di apartemen"
jawabku masih menahan tawa, akan sangat memalukan jika tertawa keras di depan
Yesung
"Dasar.. Kukira mereka berdua
kemana" katanya lagi
"memangnya subuh tadi mereka
belum kembali ke dorm" tanyaku
"Sudah.. Tapi mereka tak bilang
darimana, dasar" katanya lagi
"Haha sudahlah" kataku
"Hyung, aku mau bicara denganmu
ikut aku keluar"
Aku mengangkat wajahku, ada Kyu
disana, namja ini semakin tampan saja. Tapi sayang... Kelakuannya benar-benar
bisa membuatku naik darah setiap detiknya. Aku menatapnya, menikmati
pemandangan yang jarang bisa terjadi ini.. Sedangkan Kyu? Dia hanya menatapku
sekilas lalu melangkah pergi, Yesung berpamitan padaku lalu mengikuti Kyu
keluar kelas. Aku kembali melanjutkan membaca buku tadi. Sesekali aku
mengangkat wajahku dan menatap 2 namja yang terlihat berbincang di depan kelas.
Hari ini berlalu begitu saja, tanpa
ada kejadian menarik semuanya berubah menjadi sama seperti hari-hari biasa saja
semenjak aku bertemu dengan Kyu hanya satu yang berubah, aku dekat dan berteman
dengan Yesung, orang yang tak pernah kubayangkan akan akrab dengannya. Malam
ini... Kembali kulangkahkan kakiku menuju tempat dimana Kyu biasa melakukan
street livenya, aku melewati gang kecil dimana aku pertama kali melihat wajah
tampannya itu. Ada seorang namja disana memainkan biola juga, aku mendekatinya
aku kenal permainan ini.. Ini Kyu, kupercepat langkahku mendekatinya, namja itu
berbalik.. Dia...
Kyuhyun's pov
Kuraih PSP yang rasanya sudah jutaan
tahun tak kusentuh itu di atas meja di kamarku, tak sengaja kumenemukan sesuatu
di sebelah PSP itu, seperti sebuah memo, milik Sungmin? Entahlah, kubaca isinya
"Eh?" Itulah responku saat
mengetahui isinya, kulihat jam yang di gantung di dinding
"Aku terlambat!" Aku
menepuk keningku, tak lama Sungmin masuk ke kamar dan membawa kripik kentang
"Ada apa Kyu?" Tanyanya
begitu melihatku yang begitu panik
"Aku lupa.. Hari ini, aku..
Aah.. Sudahlah kuceritakan sepulang dari sana.. Sampai jumpa!" Aku
langsung berlari keluar sebelum dihujani ratusan pertanyaan bertema sama dari
teman sekamarku yang satu itu.
"Hyung, aku pergi sebentar..
Urusan keluarga, hubungi aku jika nanti managerku kesini, oke?" Kataku
seraya menyambar segelas jus strawberry dari tangan Teukkie-hyung dan
meminumnya. Tanpa banyak bicara lagi aku menyambar kunci Di atas dispenser
kemudian berlari keluar
Sepanjang jalan, eomma terus
meneleponku, tak sempat kuangkat mana sempat mengangkat telepon saat
mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh seperti ini. Tak lama tempat janji
itu mulai terlihat aku memberhentikan mobil itu di dekat parkiran, agar lebih
mudah memutar balik nanti. Eomma tak sendiri, tampak seorang yang menemaninya
berbincang, aku menajamkan mataku dari balik kacamata hitam ini, sepertinya aku
kenal siapa pria itu.
Hyejin's pov
Dia bukan Kyu, namja itu berhenti
memainkan biolanya dan terus menatapku kemudian sebuah senyuman yang entah apa
namanya tersungging di bibirnya, menarik bibirku untuk ikut tersenyum. Tapi..
Siapa namja ini??
"Kau pasti Hyejin" namja
ini tiba-tiba mengatakan kalimat itu, seraya memasukan biolanya kedalam tas dan
kembali tersenyum padaku
"Betul.. Tapi siapa kau?"
Tanyaku, aku memang benar-benar tak tau siapa dia
"Kau lupa padaku?"
Katanya, aku memundurkan wajahku, melihat ekspresi terkejutnya itu.
"Aku Henry, temanmu.. Kau
lupa??" Lanjutnya, kedua alisku bertaut berusaha mengingat-ingat Henry...
Siapa?? Aah! Henry!!
"Henry!! Si mata sipit!!"
Kataku seraya menunjuk wajahnya
"Syukurlah kau ingat, dengan
tambahan ejekan itu" katanya
"Hehe.. Mianhae, belakangan ini
aku sering melupakan hal-hal saat SMP dulu" kataku seraya menggaruk bagian
belakang kepalaku yang tidak gatal, ponselku tiba-tiba berdering, tanpa pikir
panjang aku membuka flip ponselku itu dan mengangkat telepon itu, suara appa
dari sebrang telepon itu membuatku ingat kemana sebenarnya tujuanku malam ini.
Segera ku berpamitan pada Henry, lalu berlari meninggalkannya di gang itu. Baru
saja appa mengingatkanku pada acara pertemuan pertamaku dengan si 'calon suami'
***
Aku melangkah memasuki restoran itu,
mencari dimana letak appa duduk, ah, disana rupanya, aku mengahmpirinya sembari
melepaskan mantel hitam yang kukenakan, tersisa dress selutut berwarna biru
muda yang kukenakan, dan cardigan polos warna putih. Aku tak suka pakaian mini.
Membuatku ingat pada eomma dulu, beliau melarangku memakai ini dan itu yang di
atas lutut dan memperlihatkan tubuhku secara langsung, jadi sampai sekarang
beginilah penampilanku.
"Maaf, aku terlambat"
kataku seraya membungkukkan setengah badanku saat sampai di meja dimana appa
dan calon mertuaku duduk.
"Kau?" Terdengar suara
namja yang tak asing di telingaku, aku mengangkat wajahku
"KYU??" Aku membulatkan
mataku, Kyu?? I...ini mimpi?? Apa ini mimpi?? Kyu, namja ini.. Akan jadi...
"Eomma, aku menolak perjodohan
ini?!" Ucap Kyu dia melipat kedua tangannya di depan dada, aku menatapnya
begitu juga dengan appaku dan seorang wanita paruh baya yang duduk di sebelah
Kyu.
"Ada apa Kyu? Bukankah kemarin
kau bilang kau setuju?" Tanya wanita itu, aku duduk di kursi tepat di
sebrang Kyu, kedua bola mata Kyu menatapku tajam membuatku tak berani
menatapnya.
"Aku menolak perjodohan ini
selama calon istriku yeoja ini!" Katanya ketus, aku mengangkat wajahku
menatapnya tajam. Kedua alisku bertemu
"Apa salahku?" Aku
mengangkat suara, tak terima dengan perkataannya yang terkesan dia begitu
mebenciku, padahal aku tak pernah berbuat sebuah kesalahan apapun.
Kyuhyun's pov
Aku melangkah memasuki restoran,
setelah sampai di meja dimana eomma duduk aku membuka kacamataku lalu duduk di
sebelahnya. Aku menatap pria yang duduk di depanku, rasanya aku pernah
melihatnya di satu tempat. Tak lama aku melihat seorang Yeoja mendekat, dari
kejauhan kulihat dia melepaskan mantel hitamnya menyisakan dress selutut
berwarna biru muda dan cardigan putih yang membalut dress itu tanpa kusadari
aku tersenyum. Tapi... Saat Yeoja itu sudah sangat dekat dan membungkukan
badannya aku mengenalnya
"Kau?" Aku mengangkat
suara setelah melihat wajahnya, yeoja itu mengangkat wajahnya dan menatapku
"KYU?" Katanya, matanya membulat, selalu saja seperti ini. Memangnya
ada apa denganku?
"Eomma, aku menolak perjodohan
ini?" Kataku tanpa melihat wajah Yeoja itu lagi
"Ada apa Kyu, bukankah kemarin
kau bilang bahwa kau setuju?" Tanya eomma padaku, aku diam dan melirik
Yeoja itu yang kini duduk di depanku
"Aku menolak perjodohan ini
selama calon istriku yeoja ini!" Aku menatapnya tajam, sebenarnya aku
sendiri tak tau kenapa aku begitu membenci yeoja ini, dia begitu menyebalkan di
mataku
"Apa salahku?" Yeoja ini
berucap, membuatku berhenti menatapnya tajam, matanya penuh dengan amarah. Aku
tersenyum tipis lalu menatap keluar jendela.
***
Dengan sangat-sangat terpaksa
akhirnya aku harus mengajak yeoja ini jalan-jalan dengan mobilku. Aku sesekali
meliriknya yang menatap kedepan dengan pandangan kosong.
"Apa yang kau perhatikan sampai
begitu seriusnya?" Tanyaku, setelah sekitar 35 menit kami saling diam
"Apa urusanmu?" Katanya
ketus. Aku menoleh menatapnya, ini sudah masuk kawasan myungdong, bukan tempat
yang buruk untuk mengajaknya jalan-jalan seperti perintah eomma di restoran
tadi.
Aku memberhentikan mobilku, kemudian
melepaskan sabuk pengaman.
"Keluar" kataku singkat
"Oke" jawab yeoja itu
singkat, jujur, sampai detik ini aku belum tau namanya. Dan baru malam ini aku
penasaran akan namanya
Kami berjalan beriringan di tengah
keramaian myungdong dan membungkam mulut masing-masing
"Siapa namamu?" Tanyaku
"Kenapa kau tanyakan hal itu?"
Katanya ketus, dia masih marah karna tadi rupanya dasar.
"Yasudah jika kau tak ingin
memberitahukannya, aku bisa memnggilmu jelek atau bodoh" kataku lagi
Hyejin's pov
Kyu memberhentikan mobilnya entah
dimana, kemudian melepaskan sabuk pengaman yang ia kenakan aku juga begitu. Kyu
menatapku sebentar
"Keluar" katanya singkat
"Oke" jawabku singkat
Kami berjalan beriringan di tengah
keramaian myungdong dan membungkam mulut masing-masing
"Siapa namamu?" Tanya Kyu
tiba-tiba, namja sial ini.. Ingin rasanya aku menjitak kepalanya itu
"Kenapa kau tanyakan hal
itu?" Kataku ketus
"Yasudah jika kau tak ingin
memberitahukannya, aku bisa memanggilmu jelek atau bodoh" katanya lagi,
senyum evil itu mengembang di bibirnya, aku mengepalkan tanganku dan melayangkan
sebuah jitakan ke kepalanya
"Neo!!" Katanya
"HA!! Rasakan itu"
balasku, kemudian berjalan mendahuluinya, apartemen didekat sini, jadi jangan
harap aku akan masuk lagi kedalam mobilnya itu.
"Kau!!" Kyu menghentikan
langkahku, matanya menatapku tajam, aku memutar mataku dan menatap kearah lain.
"Kau seenaknya saja ya?!"
Lanjutnya, aku masih menutup mulut
"Sebagai hukuman, kau harus
temani aku makan MALAM INI!!" Katanya lagi, dia memberi penekanan pada
kata 'Malam ini' aku membulatkan mataku.
"Mwo?? Kau pikir aku mau??
Tidak!! Never!!" Jawabku, seraya melangkah meninggalkannya, Kyu menahanku
"Menolak, kucium kau"
ancamnya, aiissh.. Namja sial ini, aku melihat sekeliling, ini tempat umum!
Kemasukan setan apa dia?? Aah.. Aku lupa orang ini justru adalah setannya, mana
ada setan kerasukan setan
"Jika kau berani lakukan
saja" kataku asal, eh?? Tunggu, kalimat itu keluar begitu saja dari
mulutku.. Jangan sampai Kyu benar-benar menciumku.. Mencuri ciuman pertamaku.
Kyu mendekatkan wajahnya ke wajahku,
"Bercanda" katanya tepat
di depan wajahku yang berjarak paling tidak hanya 5 centi. Dia menarik tanganku
paksa mengikutinya di belakang. Aku mendengus kesal, tapi aku tak bisa menolak,
takut ciuman itu benar-benar dia lakukan nantinya.
***
"Kau makan apa? Di restoran
tadi kau tak makan kan?" Tanyanya, tanpa menatapku, matanya memperhatikan
buku menu yang dipegangnya. Aku menghela nafas
"Aku minum saja.. Malas makan
denganmu" Kyu menatapku sejenak lalu memanggil pelayan, kemudian
membisikkan sesuatu. Jangan bilang dia memesan makanan yang kubenci... Tapi,
Kyu tak tau apa saja makanan yang kusukai dan kubenci, bisa jadi... Aakh!
Lupakan!
Pelayan itu mengangguk lalu
meninggalkan kami berdua.
"Apa yang kau pesan? Sampai
berbisik-bisik begitu" kataku, yang mulai curiga dengan senyuman yang dari
tadi Kyu pertahankan itu.
"Kau akan tau nanti"
katanya singkat
Tak perlu lama-lama menunggu,
akhirnya pesanan itu datang, ini.... Banana Split?? Aku menatap Kyu yang
tersenyum manis padaku
"Suka?" Tanyanya, senyum
itu melekat di wajahnya, namja ini melipat kedua tangannya di atas meja
"Kalau tak suka bisa tukar
dengan Sundae yang kupesan untukku" sambungnya
"Bagaimana kau tau aku suka
Banana Split?" Tanyaku
"Kau adik Hyukkie kan? Kurasa
kau suka pisang seperti Monkey itu.. Jadi kupesankan Banana Split...
Lagipula..." Kyu menggantungkan kalimatnya dan senyuman evil itu kembali
mengembang "wajahmu sama seperti kakakmu, sama-sama mirip Monkey"
katanya, aku memukulnya
"Kau kurang ajar!!"
Hardikku
"Hehe... Jika kau ingin jadi istriku
maka beradaptasilah denganku" katanya lagi, aku mendengus kesal,
"jadi siapa namamu? Jangan aku benar-benar memanggilmu monkey di depan
orang tuamu" sambung Kyu
"Hyejin, Lee Hyejin"
kataku, tanpa menatap wajahnya
"hyejin... Namamu bagus
juga" katanya lagi, dia menyedok eskrimku, tanpa izin
"Curang eskrimmu enak"
protesnya
"Yaaak,!! Kau!! Menyendok
eskrim ini tanpa emm..."
Kyu menyumpal mulutku dengan sendok
bekas mulutnya, aku segera mengeluarkan sendok itu dari mulutku
"Aku benar-benar menciummu
kan?" Katanya
"Aiissh... Itu bukan
ciuman!" Bantahku
"Itu ciuman.. Tapi tidak
langsung, kau mau yang langsung?" Tanya Kyu
"Yadong!" Kataku ketus
"Haha.. Kau memang
menyebalkan" katanya
"Kau yang menyebalkan!"
"Hanya untukmu aku bersikap
begini.. Jadi.. Nikmatilah" katanya, aku membulatkan mataku menatap manik
matanya yang memang selalu kupandangi itu. Sorot matanya yang selalu menatapku
dengan tatapan evil dan prilakunya... Menyebalkan sekali orang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar