Minggu, 01 April 2012

Actually, That's You [Part 7]


Actually, That's You [Part 7]


Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Hyejin
other Super Junior members
Author : Park Yeonra @Dea Pradianitha


Author POV

"Kyuhyun-ah!! Berhentilah melambung-lambungkan ponsel mu itu... Membuat risih saja" omel Sungmin yang mulai terganggu dengan tingkah Kyu yang melambungkan ponselnya ke udara, lalu menangkapnya untuk sekian ratus kalinya
"Mengapa kau protes Hyung? Biasanya kau diamkan aku" sahut Kyu yang membuat Sungmin semakin geram, Sungmin meneguk air mineralnya lalu merampas ponsel Kyu dan meletakannya di meja.
"Hyung.." Protes Kyu
"Waeyo?? Jika kau rindu pada tunanganmu telepon saja dia.. Tak usah memainkan ponselmu itu.. Ingat ini di lantai tiga dan kita tengah di balkon.. Jika ponselmu jatuh ke bawah sana.. Habislah kau" ujar Sungmin seraya meninggalkan Kyu yang memandangi ponselnya di meja.
"Siapa juga yang merindukan Yeoja bodoh itu... Mungkin dia yang merindukan wajah tampanku itu" ucap Kyu pelan

"Lee Hyejin... Kau itu ingin ponselmu jatuh????" Omel Jijae seraya menarik ponsel yang digantungkan Hyejin seakan beberapa detik lagi akan dijatuhkannya ke tanah dibawah sana.
"Kau itu merindukan Kyuhyun-hyung kan?? Telepon dia saja!! Membahayakan ponselmu saja... Kau noonaku.. Namun kau itu noona yang tak tau barang mahal" sindir Jijae, Hyejin mendaratkan jitakan di kepala saeng usilnya itu dengan wajah masam
"Ne.. Dengarkan aku.. Aku punya 2 ungkapan kalimat yang bertolak belakang dengan tuduhanmu tadi.. Pertama, aku tau betapa berharganya ponselku ini.. Dan kedua.. AKU TAK MERINDUKAN KYUHYUN.. Arra?" Kata Hyejin kemudian kembali menatap pemandangan kota Seoul dari bangunan kampusnya.
"Arraseo.. Lalu.. Jika tak merindukan Kyuhyun-hyung, lantas mengapa sejak pagi kau terus mengoceh membicarakannya padaku??"
kalimat itu membungkam mulut Hyejin, namja berambut kecoklatan ini berhasil membuatnya kehabisan kata-kata untuk membantah perkatannya, semuanya benar! Dia merindukan Kyuhyun, tapi tetap saja kalimat ini yang selaalu keluar dari mulutnya

"Aku bukan merindukannya hanya saja.. Aku kesal karena dia masih memiliki hutang janji padaku!" Kata Hyejin lagi.. Masih saja ia berkeras hati tak mau mengakui bahwa ia merindukan sosok Kyuhyun yang selalu muncul dan bercanda dengannya oh, bukan bercanda tapi beradu mulut dengannya.

Hyejin's pov

Bukan!! Sudah kubilang berkali-kali semua yang kulakukan belakangan ini bukanlah berarti aku merindukannya.. Sama sekali bukan! Namja itu pernah berjanji untuk mentraktirku es krim.. 3 hari sebelum dia pergi ke Cina.. Dan?? Lihat.. Hingga detik ini janji itu belum pernah ia tepati.
"Jika hanya sebuah janji.. Katakan saja padaku, apa janji itu." Ucap Saengku yang berisik ini, aiish.. Dia pasti menertawakan aku karena janji si Namja setan itu.. Dia pasti akan berkata aku seperti anak kecil yang menunggu janji orang tuanya untuk berlibur ke luar kota di liburan musim panas. Kugembungkan pipiku kesal, kesal dengan tingkah saengku yang hanya 11:12 dengan tingkah si Namja setan itu. Ditambah, Hyuk Jae-oppa juga tak kunjung menghubungiku sesuai janjinya.. Apa ini hari mengingkari janji?? Di hari inipun eonniku yang selalu menepati janjinya akhirnya mengingkari janjinya juga.. Dia bilang akan menemaniku membeli kue pedas.. Tapi?? Dia berkencan dengan Jongjin adik Yesung-ah. Iish.. Dasar pasangan baru..

"Hyejin.. Ayo pulaaang" rengek Jijae, tak sadarkah ia noonanya ini sedang kesal
"Aaiish.. Nanti saja...." Tolakku
"Jebal.. Aku mau membeli kue pedas dan Soju dulu" rengeknya lagi sembari terus menarik jaket abu yang kukenakan.. Mwo?? Chakkaman.. Soju.. Kulayangkaan pukulan di kepalanya
"Aaisssh... Kau ini kenapa si??" Omelnya padaku
"Kau minum soju????" Bentakku
"Hehe.. Iya, appaku dan aku sering minum soju bersama" jawabnya dengan seringaian tanpa dosanya itu
"Dulu kau bilang padaku minum soju itu tidak baik.. Lalu?? Kau meminum minuman itu?? Heh, saeng pabo!" Ejekku
"Ehehehehe... Itukan dulu.. Sekarang dan dulu itu berbeda" katanya lagi, membuatku gemas ingin meremukan wajahnya begitu mendengar nada bicaranya yang santai.. Seolah dia tak perlu mempertanggung jawabkan apa yang keluar dari mulutnya itu
"Kasihan sekali istrimu kelak" ucapku pelan seraya menarik tas selempanganku yang tergeletak di lantai.

Kukeluarkan PSP hitam pemberian Kyu mungkin dengan memainkan game bisa membuatku sedikit lebih tenang sekarang. Kulirik Jijae yang sibuk dengan earphone dan ipodnya duduk di sebelahku.. Kembali kuingat rencana untuk membuktikan apa Kyu menyukaiku atau tidak yang dibuat aktor hebat Kim Kibum dan Han Jijae.. Tanpa kusadari aku tersenyum mengingat itu semua sembari membayangkan ekspresi Kyu saat melihatku berduaan di dorm dengaan Kibum saat itu. Dan.. Senyum itu...
Aaakkh!!
Pabo!!
Apa yang baru saja mampir dipikiranku?? Kenapa jadi terbayang senyumannya saat perform menyanyi waktu itu?? Dan... Aaakh!! Ingatanku seperti diputar oleh otakku sendiri tanpa perintah dariku, kenapa selalu teringat saat dia berkata "Lee Hyejin, Saranghae!!" Di TV?? Tolong jangan katakan hal yang tak mau kudengar itu.. Kembali kuingat perkataan dosen saat itu
"Musik yang indah akan bisa dihasilkan melalui cinta"
Jangan bercanda!! Menyentuh pianopun jarang.. Mungkin sulit bagiku kembali ke kehidupan biasaku.. Dimana saat aku belum bertemu namja setan itu di gang gelap saat ia memainkan biolanya. Saat pertama kali kulihat mata dinginnya menatap manik mataku tajam..

"Kue pedasnya bi.. Seperti biasa.." Kalimat yang terlontar dari mulut Jijae membangunkan aku dari lamunanku ini. Kuhela nafas panjang
"Bi.. Kue pedasnya..." Kata-kataku terpotong begitu mendengar Jijae mengatakan sesuatu padaku
"Sejak tadi kau melamun.. Memikirkan Kyu yaa??" Godanya sembari terus menyikut bahuku pelan
"Terserah.. Bi, Kue pedas dan soju seperti biasa"
Ya, ini kedai langgananku dan Jijae, kami sering kemari dulu untuk membeli kue pedas.
"Jujur saja Hyejin-ah.. Kau merindukan Kyu kan??" Godanya lagi, membuat kuping panas saja.

Kubuka pintu rumahku pelan, ada sepatu appa disana.. Dia kembali untuk menemaniku.. Mungkin saat dia mendengar kakak akan tinggal di Cina selama 3 bulan dia pulang kerumah.

"Aku pulang appa" ucapku pelan, kuletakan bungkusan berisi kue pedas di atas meja.
"Hyejin, kau tau, ternyata Kyuhyun sudah memiliki kekasih" ujar appa membuka percakapan, aku sudah bisa menduga, Kyu tak main-main.. Dia kembali dengan Seohyun
"Jinjja?" Responku singkat sekembalinya dari dapur membawa dua piring kecil untuk kue pedas itu.
"Ani.. Appa hanya bercanda" jawab appa dilanjutkan dengan tawanya.. Sebenarnya tidak lucu namun kupaksakan untuk ikut tertawa.

Sebenarnya aku berharap.. Berharap aku bisa keluar dari perjodohan ini, perjodohan yang bertujuan untuk mendekatkan dua keluarga yang memang rekan kerja.
"Appa, apa jika aku memiliki kekasih, aku bisa keluar dari perjodohan ini?" Tanyaku pada appa, pertanyaan bodoh memang
"Ne.. Tentu saja.. Selama cincin pertunangan belum melingkar di jari manismu itu bisa kau lakukan" jelas appa sembari melahap kue pedasnya,
"Pertunangan itu tetap dilaksanakan minggu depan?" Tanyaku pada appa, dia mengangguk
"Kyu bisa mengurusnya, minggu depan dia akan kembali untuk melaksanakan pertunangan itu lalu kembali ke Cina" jelas appa.


Kujentikkan jariku mengikuti detakan jam di dinding, jam 11 malam.. Kudekati piano yang terbuat dari kayu itu, alat musik yang tak pernah kusentuh lagi semenjak mengenal Cho Kyuhyun. Kuletakan jemariku diantara puluhan tuts yang berjajar di depan mataku. Lagu ini.. Lagu yang dulu sering kunyanyikan bersama Jijae dan Eonniku.. Dan sempat kubawakan juga di atas panggung teater dengan seorang pemain biola yang ternyata dia itu Henry.

Daiji na kimi no otoshimono kidzukazu ni kaze fuite
[ Kau kehilangan hal terpenting itu dan tidak menyadari bahwa telah hal itu tertiup pergi oleh angin ]
Fukarete tonde yuku te no todokanai tooku he dokomademo
[ Ia terbang jauh di luar jangkauanmu ]
Hayaku koko ni modoranakya to boku wa hisshi ni oikaketa
[ Aku merasa harus kembali dengan cepat Jadi aku berlari dalam kepanikan ]
"Imasara maniawanai" to kimi wa iu keredo
Soredemo akiramenai
[ Kau bilang bahwa aku tidak akan mampu membuatnya sekarang meskipun demikian, aku tidak bisa menyerah ]

Nakushita mono no taisetsu sa wo mouichido hikari ni atete kagayakasetai
[ Kau kehilangan hal terpenting itu,aku ingin selalu terkena cahayanya dan membuatnya bersinar lagi ]
Omoi ga kakete kie sou nara ano hoshikuzu atsumete kimi ni todokete miseru kara
[ Dan jika akhirnya itu akan menghilang,aku akan mengumpulkan bintang-bintang yang tak terhitung (Jumlahnya) dan mengirimkannya padamu ]
Mattete
[ Tunggulah ]

Getaran yang berasal dari ponselku berhasil membuatku terkejut, siapa yang menelepon malam-malam begini?
"Yeoboseyo" kuangkat telepon itu tanpa tau darimana dia berasal, kudengar suara berat dari sebrang sana yang membuatku terdiam dia...

Kyuhyun's pov

"Oi!! Mengapa sulit sekali untuk melihatmu diam!!"

Aaaiish.. Seandainya earphoneku tidak hilang mungkin saat ini aku duduk manis disampingmu Hyung, kemana benda menyebalkan itu pergi

"Kyu!! Thanks earphonenya" celetuk Henry, hooo... Ternyata ada padanya.. Bagus sekali, kebiasaan meminjam tanpa izin semakin mendarah daging dalam dirinya.
"Kau!! Kukira hilanga,pabo!!" Omelku sembari memukul kepalanya menggunakan ponselku.
"Aaaw.. Hehe Mian.. Kau juga selalu meminjam mouse laptopku tanpa izin" balasnya, aaaah.. Selalu menjawab perkataan Hyungnya.. Dia bahkan tak lebih sopan dibandingkan aku..

Hyukjae-hyung melintas dengan ponsel barunya menempel ditelinganya.. Mungkin namja itu tengah menelepon adiknya, aku kembali menuju ruang tengah dan duduk di sebelah Heechul-hyung yang tengah menonton TV, sebenarnya aku tau dia tak mengerti apa yang dikatakan orang-orang di TV itu, mereka menggunakan bahasa Cina, namja seperti dia yang hanya sesekali ke Cina mana bisa mengerti.

"Yak! KimKyu, kau tak menelepon Hyejin-ah?" Tanya Heechul-hyung, aku menggeleng sembari terus memainkan ponselku mencari lagu yang tepat
"Aish.. Kau ini bagaimana si?? Jika aku jadi kau aku pasti sudah meneleponnya sekarang" lanjutnya lagi
"Ya sudah... Telepon saja dia jika kau ingin, aku tak keberatan" jawabku santai
"Sebenarnya tunangannya itu aku atau kamu???" Kudengar nada bicaranya menunjukan dia kesal padaku
"Menurutmu??"
"Aiish.. Sudahlah..."

"Yaak!! Kyuhyun! Hyejin sedang membuat lagu malam ini" ucap Hyukjae-hyung, aku melihatnya sebentar lalu kembali memfokuskan pandanganku menuju layar ponsel.. Heh, lagu.. Yeoja pabo seperti dia mana bisa membuat lagu, di kelas saja dia sering ketiduran mendengar penjelasan dosen.
"Lagu??" Heechul-hyung berteriak tepat di telingaku
"Yaaak!! Kau ingin aku mati??" Omelku pada Hechul-hyung, namja itu malah tersenyum kupikir tak ada yang lucu disini?? Kurasa otaknya mulai menggila..
"Ne.. Sepertinya nanti akan sangat bagus hasilnya" jawab Hyukjae-hyung
"Jinjja?? Menurutku akan biasa saja.. Dia itu bahkan memiliki suara standar" kataku santai
"Tentu saja bukan dia yang akan menyanyikan lagu itu... Tapi kau!!"
Aku terdiam sebentar mencoba mempercayai apa yang baru saja keluar dari mulut Hyungku tadi.. Aku?? Waeyo??
"Waee??" Protesku, kulihat Hyukjae-hyung mendengus kesal dan menatapku tajam setelahnya
"Aaiish.. Tanyakan saja padanya"

Kutatap layar ponselku sekilas pukul 11 malam.. Sedang apa yeoja itu.. Atau mungkin dia sudah tidur?? Besok masih ada jam kuliah untuknya jam 9.. Apa kutelepon saja?? Jika kutelepon.. Hal apa yang akan kubicarakan??

"Kyu.. Kau ini sedang apa??" Tanya Sungmin-hyung, aku tersenyum lalu menggeleng
"Hyung, menurutmu sebaiknya aku menelepon..." Belum selesai kuucapkan kalimat tanya itu, Sungmin hyung mengangguk dan menyuruhku menelepon, mungkin dia sudah tau siapa yang akan kutelpon ini.
kutekan sederet nomor ponsel yeoja itu, nomornya mudah dihafal tak seperti nomor hyung-hyungku disini.
"Yeoboseyo?" Suara itu sampai di kupingku, mungkin aku tengah tersenyum sekarang, entahlah.. Mengapa mendadak aku sesenang ini walaupun hanya mendengar suara cempreng dan stereonya itu
"Yeoboseyo.. Kau belum tidur?" Aaissh.. Otakku menggila!! Bukan itu yang mau kuucapkan!! Kulirik Sungmin-hyung, dia tersenyum geli, kujauhkan ponsel itu dari telingaku dan menatapnya tajam
"Jika kau bocorkan pertanyaan tadi ke member lain.. Bersiaplah menahan malu disiaran radio besok malam" ancamku
"Ne, Arraseo.. Sebelum aku mengganggu momen mesramu lebih baik aku keluar.. Sampai nanti Kyu" pamit Sungmin-hyung ingin rasanya kulemparkan ponsel ini kewajahnya.. Seandainya aku tak begitu menyayanginya mungkin hal itu sudah terjadi.
"Yaak! Yeoja pabo.. Kudengar dari Hyukjae-hyung kau membuat lagu.. Mengapa aku yang harus menyanyikannya???" Omelku langsung ke tujuan utama aku meneleponnya, kudengar ia mendesah disebrang sana.
"Dengarkan aku,seandainya saja aku bisa memilih orang lain akan kupilih orang itu.. Aaaaa!!! Chakkaman!! Kuajak saja Yesung-oppa" ujarnya panjang lebar
"Ya.. Ajak saja dia." Komentarku santai
"Kau tak marah?" Pertanyaaaan itu memancing tawaku untuk meledak
"Untuk apa?? Apa kau membayarku jika aku marah padamu?" Tanyaku
"aish kau itu menyebalkan Kyu.." Keluhnya, membuat tawaku semakin tak mampu kutahan lagi, aku menertawakannya.. Dasar yeoja pabo..
"Ngomong-ngomong tumben kau meneleponku.. Waeyo?? Kau rindu padaku" astaga.. Percaya diri sekali yeoja aneh ini
"Bagian mana dari tubuhmu itu yang bisa kurindukan flat!"
"Mwo?? FLAT?? Sudah kuilang berhenti memanggilku Flat!!" Omelnya.. Suara stereonya itu tetap tak berubah
"Sampai jumpa" kataku seraya mengakhiri pembicaraan itu.. Sebuah senyuman kembali tersungging di bibirku, senang bisa menggoda Yeoja gila itu walau hanya lewat telepon.. Haha.. Tak bisa kubayangkan bagaimana ekspresi kesalnya saat kupanggil flat.. Drama akan di mulai Lee Hyejin.. Kuharap kau sudah siap dan akan menyukai drama buatanku ini..

Author's pov

Matahari sudah berangkat dari peraduannya dan menyinari seluruh ibu kota Seoul ini ke setiap sudutnya, termasuk kamar Hyejin, jam menunjukan pukul 6 pagi.. Yeoja itu sudah berkutat dengan alat masaknya di dapur setelah membaca memo yang ditinggalkan ayahnya di atas kulkas menandakan dia sudah berangkat ke kantornya. Masih terekam di ingatannya pukul 11 malam kemarin Kyuhyun meneleponnya dan memutuskan telepon begitu saja

"Namja pabo.. Aku bersyukur tak bisa melihat wajahmu 3 bulan kedepan!! Kuharap Kibum cepat pulang dan menyelesaikan rencana ini.. Dan malam ini, aku harus bisa membujuk appa untuk memundurkan hari pertunangan itu.. Harus bisa!!" Katanya semangat, entah apa yang melatar belakangi ide gilanya untuk membujuk ayahnya, Hyejin yakin Kyu pasti punya sesuatu di balik tingkahnya semalam.. Tak biasanya namja itu menghubunginya malam hari sekalipun untuk mengomelinya tak jelas.

"Mianhamnida Cho Kyuhyun.. Aku belum bisa menerimamu masuk ke kehidupanku lebih dalam dari ini.. Sudah cukup kau mengobrak-abrik perasaanku belakangan ini" ucap Hyejin dalam hatinya, Kyuhyun bukanlah pelaku.. Dia juga korban.. Perasaan namja itu juga sudah teraduk-aduk oleh Hyejin, keduanya sama-sama merasakan perasaan yang sama.. Rasa yang datang dan pergi begitu saja.


Kelas musik modern sudah ramai akan siswanya yang rata-rata namja itu. Jijae duduk di kursi Kyu dan memainkan iPodnya, Hyejin yang baru melangkah memasuki kelas menatap namja itu sambil tersenyum lalu duduk di sebelahnya, dia berkacak pinggang di samping namja itu dengan senyuman jail mengembang di wajahnya. Dengan satu hentakan di tariknya earphone milik Jijae lalu duduk di bangkunya.

"Aiish.. Kau noona yang mengganggu" omelnya seraya membetulkan letak earphonenya
"Namja paboya!" Balas Hyejin sembari menjulurkan lidahnya

BUKK!! Sebuah buku mendarat di kepala Hyejin dengan sukses, eonni kesayangannya sudah tiba di kelas rupanya.. Hyejin membetulkan posisi duduknya dan membalas perbuatan eonninya itu dengan memukulkan buku itu ke lengan eonninya.
"Aiish.. Kau nakal sekarang" suntuk eonninya itu
"Hehehehe" seringaian tanpa dosa itu muncul di wajah Hyejin
"Kau semakin mirip dengan Kyuhyun-ah" kata Eonninya singkat, Hyejin merundukan wajahnya mirip?? Tentu saja Hyejin tak setuju ia dikatakan mirip dengan Kyuhyun, namja yang selalu menyebalkan di matanya itu.
"Mirip??? Iish.. Aku tidak sudi disamakan dengannya" gerutu Hyejin
"Pedas di mulut manis di hati" goda eonninya, Hyejin menolehkan kepalanya cepat dan menatap eonninya tajam
"Apa maksudmu 'pedas di mulut manis di hati' ??" Tanya Hyejin
"Aaah.. Kau seperti tak mengerti saja.. Itulah kau Lee Hyejin.." Seru Eonninya di depan matanya, Hyejin membulatkan matanya

Hyejin's pov

"Pedas di mulut manis di hati" goda eonniku, aku menolehkan kepalaku cepat dan menatap eonniku ini tajam.. Yaaak!! Lee Eunhwa.. Apa kau ingin di bakar setengah matang dan kujadikan sup?? Heh, seandainya aku tau dagingmu itu enak dimakan atau tidak, mungkin sekarang aku sudah membunuhmu.
"Apa maksudmu 'pedas di mulut manis di hati' ??" Tanyaku ketus
"Aaah.. Kau seperti tak mengerti saja.. Itulah kau Lee Hyejin.." Serunya tepat di depan mataku.. Aku memundurkan wajahku.. Tak pernah berada sedekat itu dengan orang lain.. Sekalipun itu kakakku.

14 jam berada di lingkungan kampus membuatku benar-benar merindukan suasana di rumah yang tenang.. Jika kuperkirakan mungkin appa akan tiba di rumah pukul 7 malam, yaa.. Siapa tau?? Jijae menghampiriku dia bilang aku dipanggil dosen itu lagi.. Entah ceramah seperti apa lagi yang akan ia berikan.

************************

Memasuki ruangan yang selalu beraroma kopi ini membuatku seperti kembali ke awal semua ini.. Disaat dosen atau profesor Park mengatakan bahwa musik yang indah dari cinta. Mengingat itu membuatku kembali tersenyum.. Mungkinkah ia sesukses ini karena cinta itu?? Entahlah

"Sudah lama bukan aku tak bertatap muka denganmu Lee Hyejin" sambutnya aku tersenyum, beliau tengah duduk di depan piano putih yang ada di kantornya ini.. Sungguh seperti tuan besar di istana putihnya.
"Ne." Jawabku singkat
"Sudah lama aku tak mendengar lagu Neorago yang saat itu kau mainkan untukku" katanya lagi.. Aku mengangkat wajahku.. Memang saat itu kumainkan lagu yang paling sering kudengar itu untuknya, walaupun saat itu aku yakin permainan ku sungguh jelek..
"Ne.." Jawabku lagi, beliau tersenyum dan merangkulku kemudian mempersilahkanku duduk di kursi pianonya.
"Profesor Park, anda benar-benar ingin mendengarku memainkan lagu itu dengan teknik asal yang kubuat?" Tanyaku, beliau tertawa... Aku hanya tersenyum menanggapinya.
"Permainanmu bagus dan aku menyukainya... Mainkanlah" pintanya, rasa gugup mulai menjalari tubuhku.. Aaaaish selalu saja seperti ini!!


Kyuhyun's pov

Aku terduduk di sofa abu bersama Ryeowook-hyung, sesekali aku meliriknya...
"Kyu... Kenapa kau melihatku seperti itu?? Ada yang salah denganku" tanyanya
"Ani.. Kau sudah berdandan dengan sangat sempurna" pujiku, dia tersenyum lalu menyikut lenganku
"Ya.. Kau tak pernah memujiku dengan kata sempurna sebelumnya.. Apa kau sakit??" Tanyanya, sudah dipuji bukannya berterima kasih dia malah menghinaku
"Aaish.. Memangnya salah jika aku memujimu??" Gerutuku
"Aah.. Kyu kau marah?" Tanyanya, iish.. Mungkin aku bisa dikira homo dengannya jika tingkahnya sudah seperti ini
"Sudahlah.. Aku mau menemui Sungmin-hyung." Elakku seraya meninggalkannya di ruangan itu.. Terlintas di pikiranku untuk menemui si Eunhyuk daripada Sungmin.. Entah apa yang terjadi denganku hingga aku ingin bertemu dengan namja itu.. Aku menghela nafas panjang sembari membetulkan letak topi hitamku.. Kulihat namja yang kucari itu tengah memegang Handycamnya bersama Sungmin-hyung.. Mungkin mereka sedang membuat rekaman aneh lagi... Bersyukurlah itu bukan rekaman yadong.

"Yaaak!! Kyuhyun-ssi... Kemaari!!" Serunya, dengan langkah gontai kudekati mereka..
"Yaa, mengapa kau ajak Kyuhyun juga?" Keluh Sungmin-hyung
"Aku menganggu?" Tanyaku pada mereka.
"Biarkan saja namja aneh itu berkoar Kyu, kita buat rekaman unik" ajak Hyukjae-hyung, aku tersenyum simpul melihat ekspresi Sungmin-hyung saat namja ini mengajakku
"Yaak!! Kyuhyun-ssi.. Kau ikut saja denganku" ajak Sungmin-hyung yang di detik itu juga menarikku entah ke mana.

Pergi berdua dengan Sungmin-hyung, haha entah kenapa aku malah membayangkan hal ini ke tingkat kencan.. Kurasa otakku mulai teracuni dengan Fanfiction pemberian Heechul-hyung kemarin.

Hyejin's pov

"Kudengar dari Eunhwa-yang kau sudah memiliki pendamping hidup?" Tanya prof. Park, jelas saja pernyataan itu membuatku kehabisan kata-kata, dasar Eon mulut ember!!
"Ne.." Jawabku singkat dengan pandangan yang masih tertuju pada buku catatan berisi not balok lagu ini.
"Jika dia takdirmu.. Pastikan kau mencintainya" katanya lagi sembari menepuk pundakku pelan

Aiish.. Apa maksud perkataannya itu?? Aku sungguh tak mengerti apa yanag dia bicarakan, mungkinkah si setan itu membayar Prof. Park untuk mengatakan hal itu?? Aah!! Pabo!! Mana mungkin Namja itu berani melakukan hal itu, kutatap lagi buku catatan yang baru terisi setengahnya ini, lagu ini takkan pernah selesai jika sampai detik ini aku belum menemukan siapa yang akan menyanyikannya.. Seandainya Henry ada disini mungkin akan sedikit lebih mudah untukku, bocah itu punya banyak kenalan yang berprofesi sebagai penyanyi.

"Lee Hyejin!!!!" seru seseorang tepat di telingaku, benar-benar bisa menyebabkan serangan jantung mendadak, kupukul kepalanya menggunakan buku catatan ini dan ternyata berhasil membuatnya meringis kesakitan
"Yak!! Apa kau punya otak?" Sungutku, orang itu hanya tersenyum lalu merangkulku
"Ne, kudengar kau sedang dalam masalah bagaimana jika aku membantumu?" Tawarnya
"Mwo?? Bahkan aku tak mengenalmu" kataku ketus
"Yaaakk!! Tega sekali kau aku hanya mengejutkan mu begitu saja kau langsung membenciku" keluhnya, aku tersenyum licik sembari meliriknya sebentar, dasar saeng paboya! Di goda sedikit saja merengut seperti itu, namja itu kini duduk di sebelahku
"Mianhae" lirihnya, aku menggigit bibir bagian bawahku untuk menahan tawa yang sepertinya akan meledak seperti ini "Aaaaah... Kau mengerjaiku" pekiknya begitu melihatku membungkam mulutku sendiri
"Ahahahahahaha Gotcha!"
"Aaish.. Kau membuatku jantungan tau" omelnya
"Kau juga membuatku hampir mati tadi.." Balasku, lagi-lagi seringaian tanpa dosa itu..
"Ya.. Jijae kau..." Kalimatku terpotong kurasakan ponselku bergetar dalam saku jaketku, dari appa?

"Ne.. Appa?? Mwo?? Jinjja?? Aah.. Ne.. Anniyo, hehehe baiklah... Ya,ya,ya,ya nanti kukirimkan namja aah.. Maksudku Kyu e-mail.. Baiklah" telepon terputus, senyuman kemenangan mulai mengembang di wajahku, kupandangi Jijae yang mulai memasang ekspresi ada yang tidak beres
"Yaaaak!!! Jijae!!! Aku selamaaat!!!" Pekikku dan langsung memeluk namja yang ada didepanku
"Selamat?? Ma...maksudnya?" Tanyanya padaku
"Minggu depan, bukanlah hari pertunanganku dengan namja paboya itu.. Orang tua dari keluarganya bilang pertunangannya terlalu cepat" jelasku
"Jadi??"
"Aku akan mengerjai namja itu dengan tak mengiriminya e-mail yang appa suruh kukirimkan padanya... Dia akan kembali ke Korea tapi begitu ia tiba disini pertunangannya dibatalkan" aku membocorkan rencanaku pada Jijae, ini saatnya aku menunjukan siapa aku sebenarnya pada namja setan itu
"Seandainya kaka Kyuhyun-hyung memberitaunya bagaimana?" Tanya Jijae
"Yaa... Tak apa, bukan masalah besar untukku" jawabku santai "ya! Mari kita pulang.. Aah ya, Jijae, soju kemarin tertukar kau memesan 50% bukan??"
"Ne.. Kenapa?"
"Punyamu malah terbawa padaku, untunglah appa yang meminumnya bukan aku"
"Jinjja?"


Author's pov

Kyu masih tersenyum sembari menatap layar ponselnya, dia merasa semua yang dia rencanakan berjalan lancar..

"Kyuhyun-ssi.. Mengapa kau tersenyum begitu?" Tanya Sungmin yang mulai risih melihat saeng kesayangannya ini tersenyum sambil menatap layar ponselnya
"Ani.. Minggu depan, kau ikut ke Korea?" Tanya Kyu
"Tentu saja tidak.. Aku banyak urusan disini, yah.. Kau tau lah" jawab Sungmin, Kyu merasa agak kecewa Sungmin tak bisa menyaksikan apa yang dia lakukan di Korea nanti
"Kau pikir ini semua kemauan Eommaku kan Lee Hyejin, seandainya kau tau ini semua rencanaku akan seperti apa jadinya... Selamat datang di drama Cho Kyuhyun"

*********************

Hari kepulangan Kyu ke Korea

Sebuah mobil berhenti di parkiran bandara internasional Seoul, seorang gadis manis turun dari mobil itu dia Hyejin, ini pertama kalinya dia mengemudikan mobil itu.. Bersyukurlah di perjalanan tak terjadi tabrakan tadi. Dengan langkah cepat Hyejin memasuki bandara, berharap pesawat dari Shanghai belum mendarat. Senyuman semakin mengambang di wajah manisnya begitu mengetahui pesawat itu belum mendarat.

"Kyu mungkin akan datang bersama rombongan Super Junior.. Woaah.. Terlalu banyak ELF yang berkumpul" keluh Hyejin, dia mengakui kekurangannya, dengan tubuh pendeknya itu tak mungkin ia bisa melihat Kyuhyun datang dengan teman-temannya yang lain.

PUK!
"Aiish.." Ringis Hyejin, saat berbalik, betapa terkejutnya ia melihat Kyuhyun sudah berdiri di belakangnya dengan masker hitam menutupi sebagian wajahnya
"Ya.. Kau tak mengirimiku e-mail kan?? Seharusnya aku tak pulang ke Seoul pabo!" Omel Kyu, Hyejin tersenyum
"Ne.. Aku sengaja" jawabnya lantang
"Hooo... Idemu bagus yeoja pabo!! Untunglah aku disini hanya sampai lusa.. Jadi aku bisa tak melihat wajahmu untuk 3 bulan kedepan, aah.. Ya, mengapa tak kau kirim e-mail itu?? Kau ingin aku pulang karna kau merindukan aku" ucap Kyu panjang lebar
"Yak! Percaya diri sekali kau.. Bukan itu!!" Elak Hyejin
"Lalu?"

Hyejin's pov

Aku terdiam, aiish.. Namja sial ini berhasil membungkam mulutku, sekarang bagaimana?? Aku belum memikirkan alasan untuk mengelak, kulirik namja gila ini dia tersenyum, senyuman evil itu lagi. Tanpa banyak bicara dia menarikku keluar bandara entah kemana.

"Yaak!!" Hardikku
"Diam! Jangan mencari perhatian.. Rombongan Super Junior akan datang satu jam lagi.. Jangan mencolok atau wartawan itu akan curiga" ujar Kyu pelan, dia menunjuk sekumpulan wartawan
"Memangnya kenapa?" Tanyaku polos, Kyu membuka maskernya
"Si ember Kangin membocorkan aku sudah memiliki tunangan dan memberi tau bahwa itu kau! Adik Eunhyuk-hyung, aku sengaja datang lebih awal untuk mengelabui wartawan" jelas Kyu, aku menganggukan wajahku, jadi begitu.. Kangin-oppa memang tak pernah bisa menjaga rahasia, aku sudah tau itu dari Hyuk-oppa tapi tak kusangka mulutnya bisa sebocor itu hingga memberi tau identitasku juga.
"Apa Kangin oppa juga memberitau namaku?" Tanyaku lagi, Kyu berhenti melangkah dan menatapku sebentar lalu mengangguk

Aigooo!!!
Ingin rasanya kubunuh namja bernama Kangin itu!! Ini akan jadi gosip hangat di Kyunghee...

Kunikmati pemandangan seluruh Seoul dari puncak tower ini, sudah lama rasanya tak kuinjakan kakiku ke tempat ini.

"Ya.. Kyu-oppa kau ingat dulu saat SMP aku pernah bilang ingin ke tempat ini bersamamu?" Tanyaku, Kyu menatapku sebentar kedua alisnya bertemu sepertinya dia sedang berusaha mengingat-ingat
"Aah iya.. Saat itu kubilang itu impian semu kan?" Jawabnya, aku tersenyum lalu mengangguk, dia masih ingat rupanya
"Jeongmall Gomawoyo.. Saat itu kau yang mengobati lukaku." Kataku lagi
"Mwo?? Luka apa?"
"Luka saat jatuh dari pohon itu pabo!!" Ejekku
"Aaah.. Entahlah aku tak ingat" ish.. Kukita dia ingat, sudahlah... Tak kusangka namja pabo dan gila itu tumbuh dewasa menjadi seperti sekarang, pipinya yang putih dan kenyal seperti agar-agar itu pun kurasa sudah menghilang, tubuhnya yang pendek juga berubah dulu dia hanya setinggi bahuku sekarang aku yang hanya setinggi bahunya.
"Kenapa diam?" Tanya Kyu "kenapa tak mengoceh seperti biasanya?"
"Kau mau aku mengoceh??" Tanyaku balik
"Tentu tidak, sudah bagus kau diam seperti tadi.. Rasanya seperti damai surga" katanya santai
"Jadi kalau aku bicara kau tak bisa merasakan damainya surga?" Tanyaku ketus
"Betul sekali, lebih tepatnya aku lebih merasa berdiam di kandang ayam.. Berisik sekali"
Akh!! Namja ini.. Baru 4 jam lebih ia tiba di Seoul dan baru saja 4 detik yang lalu dia membuatku terkena serangan darah tinggi lagi, hebat sekali Cho Kyuhyun, jika saja aku memiliki bazooka atau G-Tongfa pasti sudah kugunakan untuk membunuhmu.

Pukul 4 sore, sudah seharian aku dan Kyu berkeliling Seoul tanppa sepengetahuan wartawan. Beruntung sekali, Kyu memberhentikan mobilnya di sebuah gereja. Dia mengajakku masuk, gereja yang besar dan luas *jadi inget drama You're Beautiful :3* Kyu mengambil tempatnya dan mulai berdoa. Aku mengambil tempapat 2 bangku dibelakangnya dan mulai berdoa juga.

Sebuah doa yang menggelikan dimana aku berharap bisa mengerti tentang perasaan ini dan bisa menerima namja yang duduk di sebelahku ini apa adanya. Kulirik Kyu yang duduk di sebelahku

"Kau memotong rambutmu?" Tanyaku, Kyu menoleh, dia menatapku melalui kacamata yang membingkai matanya itu
"Sedikit.. Kenapa?" Tanyanya
"Kau.. Terlihat bagus dengan rambut yang sekarang" kataku ragu-ragu, tapi memang itu yang kulihat
"Jinjja? Hahaha dasar yeoja aneh" lihat, sudah kupuji dia balik menghina.
"Ayo pulang" ajaakku padanya
"Waeyo? Kau marah" katanya, aku meliriknya sebentar lalu menggeleng
"Ani.. Aku lapar" jawabku jujur, Kyu tertawa aish.. Anak ini...
"Baiklah kita makan lalu kuantar kau pulang" katanya, aku mengangguk lalu melangkah menuju mobil
"Hyejin" panggil Kyu, kuhentikan langkahku dan berbalik, Kyu tak lagi memakai kacamata hitamnya.. Kini aku bisa melihat matanya menatapku tajam seolah memancarkan sinar keseriusan dari tatapan dinginnya itu
"Kau terlihat cantik jika menguncir rambutmu kebelakang seperti itu, aku menyukainya" katanya padaku.. Membeku dan tak mampu berkata-kata, itulah yang kurasakan
"Tapi ada yang kurang" lanjutnya, tangannya dengan luwes melepaskan kunciran rambutku dan mengeluarkan sebuah jepitan dari saku jaketnya dan memakaikan jepitan itu di rambutku, aku masih membeku layaknya manekin di pusat perbelanjaan. Tapi.. Itu hanya tampak di luar.. Sebenarnya aku merasa ingin berlari dan sembunyi sekarang!! Jantungku berdegup kencang seakan sebentar lagi akan berhenti detakannya
"Begini lebih cantik" katanya lagi "neomu yeopo, Chagi" dia menepuk kepalaku pelan, dan senyuman itu.. Senyuman yang berhasil membuatku merasa seperti mayat hidup, kurasakan jantungku berhenti berdetak dan aliran darahku berhenti begitu saja, satu-satunya yang kurasakan hanya bagian wajahku yang mulai hangat. Ya.. Wajahku memerah.. Seperti kepiting rebus kurasa
"Ya.. Ayo, kita pergi makan!" Seruan Kyu itu membuatku tersadar dari mimpi surgawiku yang singkat itu. Mimpi?? Entahlah yang jelas namja sial itu berhasil membuat lidahku kelu di menit-menit yang lalu.


Hyejin's pov

Kau sudah membuatku kehabisan akal serta kata-kata akan tingkahmu tadi Kyuhyun. Entah perasaan seperti apa yang tengah melanda hatiku ini, tak mungkin kutebak begitu saja, selalu ada senyuman manis yang entah tulus dari hatimu atau tidak terbayang di otakku. Dalam perjalanan sunyi ini aku belum berani membuka mulutku, hanya berani melihatmu melalui ekor mataku yang selalu memperhatikanmu tanpa sepengetahuanmu di dalam mobil ini. Kepalan tanganku semakin mengerat setiap kali matamu mengarah padaku, pada yeoja yang pastinya terlihat begitu kikuk dan ling lung ini, tak mungkin ini pertanda adanya rasa cinta untukmu Cho Kyuhyun kau cuma tersenyum.. Bukan mencium pipi atau keningku, tapi.. Bagaimana jika itu terjadi?? Aaaakkkhhh!!!! Hentikan drama bodoh ini Lee Hyejin!! Apa Setan itu menyelipkan satu cairan atau mantra dalam jepitan yang kugunakan ini?? Mengapa rasanya aku begitu terlelap dalam sebuah mimpi buruk yang rasanya ingin segera kutinggalkan itu.

“Ya, kita sudah sampai.. Mau sampai kapan kau melamun?? Atau kau lebih suka kukurung di dalam mobil nona Cho” suara bas itu sampai di telingaku, merdu sekali.. Hingga rasanya ingin kulemparkan tas yang kuselempangkan di tubuhku ini. Tak sadarkah dia, perlakuannya tadi itu yang membuatku seperti ini?? Seandainya kau tak melakukan itu padaku mungkin aku takkan melamun Pabo!!

Kubuka pintu mobil ini kasar begitu juga saat aku menutupnya, rasanya tak usah kuperdulikan ini mobil dinas appa asalkan emosiku yang akan meledak ini akan mereda begitu kulampiaskan pada pintu mobil ini.

“Tak kusangka kau memiliki tenaga raksasa” kata Kyu lagi sembari menepukan kedua tangannya seolah kagum akan tingkahku, aku mendelik padanya
“Kurasa kau bisa melempar Shindong hyung dengan tenaga raksasamu itu” lanjutnya, namja ini kini berdiri di depanku, tubuhnya sedikit membungkuk dan mensejajarkan wajahnya dengan wajahku, segera kualihkan pandanganku, jangan sampai jantungku meloncat keluar dari tubuhku begitu menatap senyuman anehnya lagi.
“Aku lebih tertarik melemparmu ke inti matahari daripada melempar Shindong oppa” kataku ketus, dia tersenyum tipis aku bisa melihat itu melalui ekor mataku yang tak bisa berhenti menatapnya. Kurasakan telapak tangannya berada di puncak kepalaku, kutolehkan wajahku dan dengan terpaksa bisa kulihat senyuman yang sama persis dengan yang tadi.
“Jika kau bisa melakukan itu, maka kau yang akan merugi..” Katanya singkat, tangan yang tadinya berada di atas kepalaku dengan cepat melingkar di pergelangan tanganku lalu menarikku mengikutinya memasuki salah satu restoran di dekat sungai Han.

“Aku takkan merugi.. ” Bantahku.. Memang sedikit terlambat, tapi tak apalah lebih baik terlambat daripada tidak membantah sama sekali
“Selain memiliki tenaga raksasa ternyata kau lumayan lemot” kata Kyu lagi.. Kau ingin merasakan pukulanku hah?? CHO KYUHYUN??

Author's pov

Mereka berdua menjadi satu-satunya pasangan yang tidak mengobrol sama sekali dalam restoran itu. Matahari mulai tenggelam dan sinar yang berasal dari lampu-lampu yang tertanam di langit-langit memancarkan sinar redup, beberapa orang pelayan mulai mengelilingi seluruh restoran dan menyalakan setiap lilin yang ada di meja makan para tamunya ataupun obor kecil yang tertempel di tiang-tiang kayu penyangga bangunan ini.

“Kita sudah duduk disini selama 15 menit.. Dan selama itu juga kau belum menentukan pesananmu!” Gerutu Hyejin yang mulai geram melihat tingkah Kyuhyun yang hanya memperhatikan buku menu dan membolak-balik halamannya.
“Dasar.. Kau memang benar-benar seperti raksasa yang tak sabar menunggu makanannya datang” kata Kyu santai, Hyejin mengepalkan kedua tangannya lebih erat lagi, begitu melihat sebuah senyuman yang mengembang di bibir Kyuhyun.
“Dan jika kau membuatku menunggu lebih lama lagi.. Akan segera kumakan kepalamu itu” sungut Hyejin, Kyuhyun tak menanggapinya sama sekali membuat gadis itu semakin kesal dengan tingkahnya.
“Kau tetap takkan bertambah pintar sekalipun sudah melahap kepalaku Hyejin, kau tetap menjadi gadis yang bodoh” kata Kyu dengan mudahnya, Hyejin melemparkan pandangannya ke sekitar restoran malas menatap wajah Kyu yang terus memamerkan senyum kemenangan yang memuakkan.

“Kenapa aku harus bertemu dengan orang yang menyebalkan seperti dia?? Tuhan.. Apa kau menguji kesabaranku untuk tak membunuhnya???” Batin Hyejin berucap. Memang setiap kali bertemu dengan Kyu kesabaran Hyejin selalu diuji. Belum lagi degupan jantung gadis itu yang selalu tak menentu jika berhadapan dengan Kyu.

Selesai menyantap hidangan makan malam, pasangan itu kembali masuk ke dalam mobil. tapi, Kyu hanya mengambil tas ransel hitamnya lalu menutup pintu mobil, Hyejin yang merasa heran turun dari mobil dan menjegat Kyu yang akan beranjak meninggalkannya
“Kau mau kemana?” Tanya Hyejin
“Pulang”
“Kenapa kau tak naik ke mobil?”
“Aku akan ke dorm menggunakan bis, hari sudah gelap jika aku pulang ke dorm menggunakan mobilmu.. Kau bisa kemalaman tiba di rumah” jelas Kyu, Hyejin terdiam.. Sekarang dia mengerti kenapa Kyu meninggalkannya di tempat itu.
“Ya sudah... Hati-hati di jalan” katanya pelan, Kyu tersenyum lalu menepuk kepala Hyejin pelan.
“Apa maksudnya `hati-hati di jalan` kau mengkhawatirkan aku?” Goda Kyu, Hyejin menganga.. Khawatir??
“Mwoya?? Khawatir padamu?? Cih~ apa kau membayarku untuk mengkhawatirkan mu?” Katanya ketus
“Baiklah, aku akan berhati-hati nona Cho.. Kau juga hati-hati, aku tak mau kecelakaan atau semacamnya karena aku malas menangisimu.. Arra?” Balas Kyu, Hyejin mengangguk cepat sembari menepis tangan Kyu dari atas kepalanya
“Arraseo”

Hyejin's pov

Jalanan Seoul yang penuh dengan kendaraan dan lampu-lampu mobil menjadi pemandanganku malam ini. Heh.. Pria itu benar-benar menyebalkan, dia berkata dengan ringannya seperti tak pernah ia pikirkan lebih dulu, aku tau memang begitu sikapnya dan mungkin itu sudah mendarah daging dalam tubuhnya. Kurasakan jepitan itu masih berada di kepalaku, perlahan kulepaskan jepitan berbentuk pita dengan warna keperakan itu dari rambutku. Sinar kemerahan yang terbias di atasnya menandakan lampu lalu lintas di atas mobilku belum memberikan aba-aba untuk maju, jika menatap jepitan ini aku selalu terbayang akan senyuman Kyu barusan. Dia Pria menyebalkan namun memiliki senyuman seindah senyuman malaikat, aku tak menyangka dia itu setan yang sesungguhnya jika senyumannya semenawan itu.

Warna merah yang terbias diatas jepitan itu tiba-tiba berubah menjadi warna hijau dan berbagai bunyi klakson dari mobil di belakangku mulai menjerit memaksaku untuk maju.

************

Deringan ponsel mengusik tidurku untuk kesekian kalinya. Siapa sebenarnya yang sudah mengganggu tidur di liburanku pagi ini?? Dengan malas kukeluarkan ponselku dari bawah bantal dan melihat siapa yang sudah meneleponku dari pukul 8 pagi. Baru akan kutekan tombol hijau tanda kumenerima telepon ini deringannya mati.

Stupid Evil

Apa yang namja itu pikirkan? Apa dia mau merusak kedamaianku?? Kukembalikan ponselku ke tempat dimana tadi aku menyimpannya dan bersiap kembali tenggelam dalam dunia mimpiku. Baru beberapa detik kumenutup mataku, ponselku kembali berdering.. Baiklah Setan menyebalkan kau menang.

“Yeoboseyo” kataku setelah mengangkat telepon itu
“Kenapa sulit sekali kau mengangkat telepon dariku?? Aaa!! Kau masih tidur kan? Bangun!!” Katanya dari sebrang sana, heh, kau baru saja merusak mimpiku dan masih saja memerintahkanku untuk bangun
“Kau sudah mengumpulkan semua nyawaku sejak pukul 8 pagi tadi dengan paksa sekarang kau menyuruhku untuk bangun?? Apa kau tak punya otak” jawabku ketus, bisa kudengar dia menghela nafas di sebrang sana
“Yak! Cepat ke dorm” katanya cepat, kulirik jam dinding yang tergantung di salah satu dinding kamarku.. 8:30 pagi, semua member pergi siaran di sebuah talk show kenapa setan ini masih di dorm? Apa dia mengerjaiku?
“Cepat! Sebelum jam 9 kau sudah harus tiba disini.. Jika tidak yang akan menderita adalah kakakmu” ancamnya dan langsung memutuskan telepon begitu saja. Dia menjadikan kakakku sebagai tumbal Aigoo~ kenapa tuhan mencipatakan mahluk sepertinya si??

Pintu dorm terlihat sepi seperti tak ada penghuninya, benarkah setan itu ada didalam? Atau dia ikut bersama semua member ke tempat siaran? Kutekan bel setelah mempertimbangkan jika saja setan menyebalkan itu mengerjaiku.

“Nuguseyo?” Tanya seseorang di dalam, itu suaranya.. Kenapa dia masih ada di dorm?
”Hyejin” jawabku singkat, pintu mulai terbuka dan bisa kulihat kepalanya menyembul diantara sela-sela pintu. Entah senyuman macam apa yang menyambutku itu yang jelas itu membuatku malas bertatap muka dengannya.
”Masuk”

“Yaak, Oppa ada apa kau memanggilku kemari?? Dan kenapa kau tidak ke tempat siaran?” Tanyaku sembari melepaskan sepatu kets yang kugunakan.
“Aku disini karena ulahmu.. Seharusnya aku di China dengan member Super Junior M. Akan aneh jadinya jika tiba-tiba saja muncul bersama member Super Junior sekarang, karena seharusnya aku berada di China bukan Seoul” jelasnya, benar juga haha.. Ini semua karenaku. Kyu menuntunku masuk ke dalam dorm yang sepi ini, baru saja aku akan duduk di sebuah kursi di ruang tengah Kyu tiba-tiba saja berkacak pinggang di depanku dengan tatapan tajamnya.
“Waeyo?” Tanyaku
“Buatkan aku sarapan!” Perintahnya seolah memerintah budak “mwo?? Apa maksudmu?” tanyaku lagi
“Aku menyuruhmu kemari agar kau membuatkan aku makanan Lee Hyejin” sungutnya, aku menautkan alisku tak mengerti,
“Jangan diam saja... Aku sudah lapar!” Katanya lagi dengan nada seperti orang memerintah. Hei! Aku bukan budakmu!!
“Andwae! Kau masak saja sendiri” tolakku sembari menatap ke arah lain
“Tak usah mengejekku !! Kau tau aku tak bisa memasak kan?” Tanyanya, ya aku memang tau dia payah sekali dalam urusan memasak. Dasar pria merepotkan.. Aku melepaskan jaket yang kugunakan dan kusodorkan pada Kyu begitu saja.
“Yaak!!” Omelnya, tak kupedulikan ocehan berisiknya itu aku terus melangkah menuju dapur. Dapur yang lumayan lengkap kubuka pintu lemari es dan menemukan sebungkus mi spagetti, sarapan Spagetti bukanlah ide yang buruk walau sebenarnya bukan sarapan sehat.

Selesai memasak kuletakan sepiring spagetti di depan Kyu yang sudah duduk di meja makan. Dia menatapku sekilas lalu kembali memerhatikan spagetti yang sudah tersaji di depannya
“Sudah kubuatkan” kataku ketus “ada lagi tuan muda?”
“Apa ini enak?” Tanyanya, pertanyaan macam apa itu?? Sepayah-payahnya aku memasak setidaknya aku belum pernah membuat makanan yang tidak enak “apa ini bisa membuatku masuk rumah sakit?” tanyanya lagi dia menatapku polos. Aku mengambil kursi dan duduk di dekat Kyu lalu memangku daguku dengan tangan kiri di atas meja makan
“Kurasa itu cukup untuk membuatmu mati disini” jawabku enteng, Kyu menaikkan sebelah alisnya begitu melihat senyuman jailku
“Baiklah.. Jika aku mati jangan datang ke pemakamanku” balasnya tak kalah tajam.

“Tak kusangka gadis bodoh, ceroboh dan `Rata` sepertimu bisa membuat masakan seenak ini” katanya menyindirku dengan penekanan pada kata `Rata`.
“Gomawo oppa” jawabku
“Cheonma, aah.. Ya.. Nanti sore kau ada acara?” Tanya Kyu, aku menggeleng..
“Baguslah”
“Kenapa??” Tanyaku penasaran
“Temani aku disini sampai member pulang” katanya enteng
“Mereka pulang sebentar lagi bukan? Kenapa aku harus menemanimu?” tanyaku, Kyu tersenyum entah apa makna senyumanya itu
“Siapa bilang?? Mereka pulang besok Pabo”

Kyuhyun's pov

“Siapa bilang?? Mereka pulang besok Pabo” kataku singkat, matanya membesar mendengar kalimat itu..
Haha..
Kau memang mudah sekali untuk ditipu Hyejin seperti kakakmu, sebenarnya apa yang ada di dalam kepalamu itu?? Tipuan sesederhana saja kau bisa dengan mudahnya tertipu.
“Kau bohong kan?”
Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari mulutmu, aku sudah yakin kau akan menanyakan hal itu. Aku tersenyum untuk menahan tawa yang sepertinya tak mampu kubendung lagi.. Menahan tawa memang hal paling sulit untuk kulakukan, dan kenapa kau harus menampakan wajah bodoh seperti itu Hyejin?? Kau membuatku semakin tak mampu menahan tawaku.
“Aa! Kau tersenyum... Kau bohong kan??” Katanya sembari menunjuk wajahku
“Dan kenapa kau mempercayainya?” Tanyaku balik
“Karena kukira kau tak berbohong” jawabnya polos.. Astaga.. Kenapa kau begitu polos?? Membuatku semakin senang bermain denganmu.
“Itu artinya kau bodoh”
“Mwo??”
“Haha”

Sudah pukul 12 siang, entah kemana mereka pergi.. Kenapa sampai jam segini mereka belum pulang ke dorm?? Sengajakah mereka meninggalkan aku sendirian di dorm?? Untunglah ada Hyejin sehingga aku tak begitu menderita karena kelaparan. Bosan.. Kini itu yang menyiksaku, tak ada satupun Hyung yang bisa kusiksa hari ini, dan memang belum kusiksa satupun. Mungkin bagi mereka berada di luar dorm tanpaku adalah surga, tapi bagiku itu adalah neraka.. Jika tau seperti ini lebih baik aku ikut dan menyamar.

“Aku mau pulang” ucap Hyejin memecah keheningan, aku segera mendongkakan kepalaku yang sedari tadi menunduk karena aku tengah membaca sebuah buku.
“Wae?” Tanyaku
“Aku ini mahasiswi.. Dan tugas sudah menungguku.. Arra? Jadi aku mau pulang” jawabnya, jangan kau kira aku melepaskanmu dan membuatku lebih bosan dengan begitu mudah Hyejin.
“Andwae” kataku singkat, matanya kembali membulat, aku melipat kedua tanganku di depan dada dan menatap manik matanya tajam
“Aku akan melakukan Street live hari ini, temani aku!” Perintahku
Pabo!
Tak bisakah kau pikirkan cara lain Kyu??
Hyejin menganggukan kepalanya, heh, dasar gadis bodoh.. Aku beranjak dari ruang tengah menuju kamarku untuk mengambil mantel dan Violin caseku.

Sebenarnya aku tak memiliki mood sama sekali untuk Street live, dan kenapa malah street live yang keluar dari mulutku?? Hyejin sudah menunggu di depan pintu apartemen, ada yang kurang dari penampilannya hari ini, aah.. Ya.. Kemanaa jepitan yang kemarin?

”Yak! Mana jepitan yang kemarin kuberikan?” Tanyaku, Dia menolehkan wajahnya lalu merogoh saku mantelnya dan mengacungkan jepitan itu di depan wajahku
“Ini” katanya singkat, aku menghela nafasku lalu menyambar jepitan itu dan memakainya di rambut hitamnya.
“Begini lebih bagus, aa.. Kau masih pakai gelang pemberian eomma kan?” Tanyaku, Hyejin menarik lengan mantelnya, menunjukkan sebuah gelang perak yang masih melilit pergelangan tangan kanannya.
“Aku tak pernah melepaskannya, ini sudah sama saja seperti titipan Cho Ahjumma” jelasnya, penjelasan yang sukses membuatku tersenyum. Chakkaman kenapa aku harus tersenyum?? Tak ada yang lucu..
“Sudahlah.. Kajja”

*********

“Oppa” suara cempreng Hyejin membuatku menghentikan permainan biolaku, dan berbalik untuk menatapnya yang tengah duduk di atas bangku besi.
”De?”
“Ano.. aku ingin mendengarmu menyanyi, bi..bisa kan?” Tanyanya sedikit ragu, lagi-lagi aku tersenyum dan berlagak seperti sedang mempertimbangkan permintaannya.
“Andwae!” Jawabku tegas
“Waeyo??” Tanyanya, bisa kulihat kini dia melipaat kedua tangannya di depan dada
“Tidak, selama kau tak memberikan judul lagu apa yang harus kunyanyikan” kataku lagi, senyuman bodoh itu mulai mengembang di wajahnya
“Palli.. Aku tak mau membuang waktuku hanya untuk menunggumu” ucapku lagi, yeoja ini masih saja mengetuk-ngetukan telunjuknya di depan dagu.
“Lagumu saja oppa, aku tak ada inspirasi” katanya, itukah hasil setelah 5 menit berfikir Jinnie?? Haha.. Sudah lama aku tak memanggilnya Jinnie..
“baiklah.. Yang mana?” Tanyaku lagi
“Lagu faforitmu di Super Junior apa? Atau lagu yang paling mudah kau nyanyikan?” Tanyanya balik, aku menghela nafasku lagi.. Banyak tanya!
“Kau maunya lagu apa??? Hampir semua lagu Super Junior bisa kunyanyikan, kau tinggal sebutkan judulnya”
“Kenapa hampir?” Tanyanya, kau membuatku emosi Hyejin, mulutmu itu selalu menanyakan berbagai pertanyaan hari ini..
“Sudahlah, sebutkan judulnya atau kumasukan daun kering ke mulutmu!” Ancamku
“Aiissshh... Ne, aku mau kau nyanyikan lagu Marry You”

Aku menolehkan wajahku, Marry You?? Haha.. Apa ada maksud lain dari permintaanya ini?

“Kenapa kau tertawa? Aku tak sedang melucu” protesnya
“Ne.. Kunyanyikan”

pyongseng gyothe issulge I do
(Untuk seumur hidupku aku akan berada disisimu, I do)
nol saranghanun gol I do
(Mencintaimu, I do)

nungwa bigawado akkyojumyonso I do
(Melindungimu meliwati salju dan hujan, I do)
norul jikhyojulge my love
(Menlindungimu, my love)

“Woow”
Pujian macam apa itu?? Tepukan tangannya begitu keras seperti berusaha membuatku tuli saat ini juga. Apa kau memintaku untuk membunuhmu Lee Hyejin?
“Tapi.. Kenapa pendek sekali??” Tanyanya dia menatapku dengan tatapan seolah berharap aku akan melanjutkan lagu itu. Heh, kau kira aku ini siapa? Kusodorkan tangan kosongku di depan wajahnya
“Apa maksudmu?” Tanyanya tak mengerti, aku tersenyum sebuah senyuman tipis
“Jika ingin lagunya lebih panjang, maka bayar dulu~ kau kira hidup ini gratis??” Ujarku, Hyejin menepis tangan kosongku ini dan memajukan bibirnya
“Kau menyebalkan!!” Sungutnya
“Jinjja??”

Hyejin's pov

“Jika ingin lagunya lebih panjang, maka bayar dulu~ kau kira hidup ini gratis??” Ujarnya dengan senyuman evil yang memuakkan itu. Ingin rasanya segera kutampar wajahnya itu, kutepis tangan kosongnya itu dan menatap ke arah lain
“Kau menyebalkan!!” Omelku
“Jinjja??” Katanya, heh, namja ini benar-benar ingin membuatku meledak!! Seharusnya sejak awal tak perlu kukatakan permintaan bodoh itu.. Tapi.. Aku merindukan suaranya saat bernyanyi.. apa perlu kurekam dia saat bernyanyi dan... Aaah..
“Kau gila?? Kenapa kau tersenyum?” Tanya Kyu, aku menatapnya dengan senyuman jail yang mengembang di wajahku, ooke.. Hyukkie-oppa pasti bisa membantuku untuk urusan ini.


TBC 

Tidak ada komentar: