Actually,
That's You [Part 7]
Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Hyejin
other Super Junior members
Author : Park Yeonra @Dea
Pradianitha
Author POV
"Kyuhyun-ah!! Berhentilah
melambung-lambungkan ponsel mu itu... Membuat risih saja" omel Sungmin
yang mulai terganggu dengan tingkah Kyu yang melambungkan ponselnya ke udara,
lalu menangkapnya untuk sekian ratus kalinya
"Mengapa kau protes Hyung?
Biasanya kau diamkan aku" sahut Kyu yang membuat Sungmin semakin geram,
Sungmin meneguk air mineralnya lalu merampas ponsel Kyu dan meletakannya di
meja.
"Hyung.." Protes Kyu
"Waeyo?? Jika kau rindu pada
tunanganmu telepon saja dia.. Tak usah memainkan ponselmu itu.. Ingat ini di
lantai tiga dan kita tengah di balkon.. Jika ponselmu jatuh ke bawah sana..
Habislah kau" ujar Sungmin seraya meninggalkan Kyu yang memandangi
ponselnya di meja.
"Siapa juga yang merindukan
Yeoja bodoh itu... Mungkin dia yang merindukan wajah tampanku itu" ucap
Kyu pelan
"Lee Hyejin... Kau itu ingin
ponselmu jatuh????" Omel Jijae seraya menarik ponsel yang digantungkan
Hyejin seakan beberapa detik lagi akan dijatuhkannya ke tanah dibawah sana.
"Kau itu merindukan
Kyuhyun-hyung kan?? Telepon dia saja!! Membahayakan ponselmu saja... Kau
noonaku.. Namun kau itu noona yang tak tau barang mahal" sindir Jijae,
Hyejin mendaratkan jitakan di kepala saeng usilnya itu dengan wajah masam
"Ne.. Dengarkan aku.. Aku punya
2 ungkapan kalimat yang bertolak belakang dengan tuduhanmu tadi.. Pertama, aku
tau betapa berharganya ponselku ini.. Dan kedua.. AKU TAK MERINDUKAN KYUHYUN..
Arra?" Kata Hyejin kemudian kembali menatap pemandangan kota Seoul dari
bangunan kampusnya.
"Arraseo.. Lalu.. Jika tak
merindukan Kyuhyun-hyung, lantas mengapa sejak pagi kau terus mengoceh
membicarakannya padaku??"
kalimat itu membungkam mulut Hyejin,
namja berambut kecoklatan ini berhasil membuatnya kehabisan kata-kata untuk
membantah perkatannya, semuanya benar! Dia merindukan Kyuhyun, tapi tetap saja
kalimat ini yang selaalu keluar dari mulutnya
"Aku bukan merindukannya hanya
saja.. Aku kesal karena dia masih memiliki hutang janji padaku!" Kata
Hyejin lagi.. Masih saja ia berkeras hati tak mau mengakui bahwa ia merindukan
sosok Kyuhyun yang selalu muncul dan bercanda dengannya oh, bukan bercanda tapi
beradu mulut dengannya.
Hyejin's pov
Bukan!! Sudah kubilang berkali-kali
semua yang kulakukan belakangan ini bukanlah berarti aku merindukannya.. Sama
sekali bukan! Namja itu pernah berjanji untuk mentraktirku es krim.. 3 hari
sebelum dia pergi ke Cina.. Dan?? Lihat.. Hingga detik ini janji itu belum
pernah ia tepati.
"Jika hanya sebuah janji..
Katakan saja padaku, apa janji itu." Ucap Saengku yang berisik ini,
aiish.. Dia pasti menertawakan aku karena janji si Namja setan itu.. Dia pasti
akan berkata aku seperti anak kecil yang menunggu janji orang tuanya untuk
berlibur ke luar kota di liburan musim panas. Kugembungkan pipiku kesal, kesal
dengan tingkah saengku yang hanya 11:12 dengan tingkah si Namja setan itu.
Ditambah, Hyuk Jae-oppa juga tak kunjung menghubungiku sesuai janjinya.. Apa
ini hari mengingkari janji?? Di hari inipun eonniku yang selalu menepati
janjinya akhirnya mengingkari janjinya juga.. Dia bilang akan menemaniku
membeli kue pedas.. Tapi?? Dia berkencan dengan Jongjin adik Yesung-ah. Iish..
Dasar pasangan baru..
"Hyejin.. Ayo pulaaang"
rengek Jijae, tak sadarkah ia noonanya ini sedang kesal
"Aaiish.. Nanti saja...."
Tolakku
"Jebal.. Aku mau membeli kue
pedas dan Soju dulu" rengeknya lagi sembari terus menarik jaket abu yang
kukenakan.. Mwo?? Chakkaman.. Soju.. Kulayangkaan pukulan di kepalanya
"Aaisssh... Kau ini kenapa
si??" Omelnya padaku
"Kau minum soju????"
Bentakku
"Hehe.. Iya, appaku dan aku
sering minum soju bersama" jawabnya dengan seringaian tanpa dosanya itu
"Dulu kau bilang padaku minum
soju itu tidak baik.. Lalu?? Kau meminum minuman itu?? Heh, saeng pabo!"
Ejekku
"Ehehehehe... Itukan dulu..
Sekarang dan dulu itu berbeda" katanya lagi, membuatku gemas ingin
meremukan wajahnya begitu mendengar nada bicaranya yang santai.. Seolah dia tak
perlu mempertanggung jawabkan apa yang keluar dari mulutnya itu
"Kasihan sekali istrimu
kelak" ucapku pelan seraya menarik tas selempanganku yang tergeletak di
lantai.
Kukeluarkan PSP hitam pemberian Kyu
mungkin dengan memainkan game bisa membuatku sedikit lebih tenang sekarang.
Kulirik Jijae yang sibuk dengan earphone dan ipodnya duduk di sebelahku..
Kembali kuingat rencana untuk membuktikan apa Kyu menyukaiku atau tidak yang
dibuat aktor hebat Kim Kibum dan Han Jijae.. Tanpa kusadari aku tersenyum
mengingat itu semua sembari membayangkan ekspresi Kyu saat melihatku berduaan
di dorm dengaan Kibum saat itu. Dan.. Senyum itu...
Aaakkh!!
Pabo!!
Apa yang baru saja mampir
dipikiranku?? Kenapa jadi terbayang senyumannya saat perform menyanyi waktu
itu?? Dan... Aaakh!! Ingatanku seperti diputar oleh otakku sendiri tanpa
perintah dariku, kenapa selalu teringat saat dia berkata "Lee Hyejin,
Saranghae!!" Di TV?? Tolong jangan katakan hal yang tak mau kudengar itu..
Kembali kuingat perkataan dosen saat itu
"Musik yang indah akan bisa
dihasilkan melalui cinta"
Jangan bercanda!! Menyentuh pianopun
jarang.. Mungkin sulit bagiku kembali ke kehidupan biasaku.. Dimana saat aku
belum bertemu namja setan itu di gang gelap saat ia memainkan biolanya. Saat
pertama kali kulihat mata dinginnya menatap manik mataku tajam..
"Kue pedasnya bi.. Seperti
biasa.." Kalimat yang terlontar dari mulut Jijae membangunkan aku dari
lamunanku ini. Kuhela nafas panjang
"Bi.. Kue pedasnya..."
Kata-kataku terpotong begitu mendengar Jijae mengatakan sesuatu padaku
"Sejak tadi kau melamun..
Memikirkan Kyu yaa??" Godanya sembari terus menyikut bahuku pelan
"Terserah.. Bi, Kue pedas dan
soju seperti biasa"
Ya, ini kedai langgananku dan Jijae,
kami sering kemari dulu untuk membeli kue pedas.
"Jujur saja Hyejin-ah.. Kau
merindukan Kyu kan??" Godanya lagi, membuat kuping panas saja.
Kubuka pintu rumahku pelan, ada
sepatu appa disana.. Dia kembali untuk menemaniku.. Mungkin saat dia mendengar
kakak akan tinggal di Cina selama 3 bulan dia pulang kerumah.
"Aku pulang appa" ucapku
pelan, kuletakan bungkusan berisi kue pedas di atas meja.
"Hyejin, kau tau, ternyata
Kyuhyun sudah memiliki kekasih" ujar appa membuka percakapan, aku sudah
bisa menduga, Kyu tak main-main.. Dia kembali dengan Seohyun
"Jinjja?" Responku singkat
sekembalinya dari dapur membawa dua piring kecil untuk kue pedas itu.
"Ani.. Appa hanya
bercanda" jawab appa dilanjutkan dengan tawanya.. Sebenarnya tidak lucu
namun kupaksakan untuk ikut tertawa.
Sebenarnya aku berharap.. Berharap
aku bisa keluar dari perjodohan ini, perjodohan yang bertujuan untuk mendekatkan
dua keluarga yang memang rekan kerja.
"Appa, apa jika aku memiliki
kekasih, aku bisa keluar dari perjodohan ini?" Tanyaku pada appa,
pertanyaan bodoh memang
"Ne.. Tentu saja.. Selama
cincin pertunangan belum melingkar di jari manismu itu bisa kau lakukan"
jelas appa sembari melahap kue pedasnya,
"Pertunangan itu tetap
dilaksanakan minggu depan?" Tanyaku pada appa, dia mengangguk
"Kyu bisa mengurusnya, minggu
depan dia akan kembali untuk melaksanakan pertunangan itu lalu kembali ke
Cina" jelas appa.
Kujentikkan jariku mengikuti detakan
jam di dinding, jam 11 malam.. Kudekati piano yang terbuat dari kayu itu, alat
musik yang tak pernah kusentuh lagi semenjak mengenal Cho Kyuhyun. Kuletakan
jemariku diantara puluhan tuts yang berjajar di depan mataku. Lagu ini.. Lagu
yang dulu sering kunyanyikan bersama Jijae dan Eonniku.. Dan sempat kubawakan
juga di atas panggung teater dengan seorang pemain biola yang ternyata dia itu
Henry.
Daiji na kimi no otoshimono
kidzukazu ni kaze fuite
[ Kau kehilangan hal terpenting itu
dan tidak menyadari bahwa telah hal itu tertiup pergi oleh angin ]
Fukarete tonde yuku te no todokanai
tooku he dokomademo
[ Ia terbang jauh di luar
jangkauanmu ]
Hayaku koko ni modoranakya to boku
wa hisshi ni oikaketa
[ Aku merasa harus kembali dengan
cepat Jadi aku berlari dalam kepanikan ]
"Imasara maniawanai" to
kimi wa iu keredo
Soredemo akiramenai
[ Kau bilang bahwa aku tidak akan
mampu membuatnya sekarang meskipun demikian, aku tidak bisa menyerah ]
Nakushita mono no taisetsu sa wo
mouichido hikari ni atete kagayakasetai
[ Kau kehilangan hal terpenting
itu,aku ingin selalu terkena cahayanya dan membuatnya bersinar lagi ]
Omoi ga kakete kie sou nara ano
hoshikuzu atsumete kimi ni todokete miseru kara
[ Dan jika akhirnya itu akan menghilang,aku
akan mengumpulkan bintang-bintang yang tak terhitung (Jumlahnya) dan
mengirimkannya padamu ]
Mattete
[ Tunggulah ]
Getaran yang berasal dari ponselku
berhasil membuatku terkejut, siapa yang menelepon malam-malam begini?
"Yeoboseyo" kuangkat telepon
itu tanpa tau darimana dia berasal, kudengar suara berat dari sebrang sana yang
membuatku terdiam dia...
Kyuhyun's pov
"Oi!! Mengapa sulit sekali
untuk melihatmu diam!!"
Aaaiish.. Seandainya earphoneku
tidak hilang mungkin saat ini aku duduk manis disampingmu Hyung, kemana benda
menyebalkan itu pergi
"Kyu!! Thanks earphonenya"
celetuk Henry, hooo... Ternyata ada padanya.. Bagus sekali, kebiasaan meminjam
tanpa izin semakin mendarah daging dalam dirinya.
"Kau!! Kukira
hilanga,pabo!!" Omelku sembari memukul kepalanya menggunakan ponselku.
"Aaaw.. Hehe Mian.. Kau juga
selalu meminjam mouse laptopku tanpa izin" balasnya, aaaah.. Selalu
menjawab perkataan Hyungnya.. Dia bahkan tak lebih sopan dibandingkan aku..
Hyukjae-hyung melintas dengan ponsel
barunya menempel ditelinganya.. Mungkin namja itu tengah menelepon adiknya, aku
kembali menuju ruang tengah dan duduk di sebelah Heechul-hyung yang tengah
menonton TV, sebenarnya aku tau dia tak mengerti apa yang dikatakan orang-orang
di TV itu, mereka menggunakan bahasa Cina, namja seperti dia yang hanya
sesekali ke Cina mana bisa mengerti.
"Yak! KimKyu, kau tak menelepon
Hyejin-ah?" Tanya Heechul-hyung, aku menggeleng sembari terus memainkan
ponselku mencari lagu yang tepat
"Aish.. Kau ini bagaimana si??
Jika aku jadi kau aku pasti sudah meneleponnya sekarang" lanjutnya lagi
"Ya sudah... Telepon saja dia
jika kau ingin, aku tak keberatan" jawabku santai
"Sebenarnya tunangannya itu aku
atau kamu???" Kudengar nada bicaranya menunjukan dia kesal padaku
"Menurutmu??"
"Aiish.. Sudahlah..."
"Yaak!! Kyuhyun! Hyejin sedang
membuat lagu malam ini" ucap Hyukjae-hyung, aku melihatnya sebentar lalu
kembali memfokuskan pandanganku menuju layar ponsel.. Heh, lagu.. Yeoja pabo
seperti dia mana bisa membuat lagu, di kelas saja dia sering ketiduran
mendengar penjelasan dosen.
"Lagu??" Heechul-hyung
berteriak tepat di telingaku
"Yaaak!! Kau ingin aku
mati??" Omelku pada Hechul-hyung, namja itu malah tersenyum kupikir tak
ada yang lucu disini?? Kurasa otaknya mulai menggila..
"Ne.. Sepertinya nanti akan
sangat bagus hasilnya" jawab Hyukjae-hyung
"Jinjja?? Menurutku akan biasa
saja.. Dia itu bahkan memiliki suara standar" kataku santai
"Tentu saja bukan dia yang akan
menyanyikan lagu itu... Tapi kau!!"
Aku terdiam sebentar mencoba
mempercayai apa yang baru saja keluar dari mulut Hyungku tadi.. Aku?? Waeyo??
"Waee??" Protesku, kulihat
Hyukjae-hyung mendengus kesal dan menatapku tajam setelahnya
"Aaiish.. Tanyakan saja
padanya"
Kutatap layar ponselku sekilas pukul
11 malam.. Sedang apa yeoja itu.. Atau mungkin dia sudah tidur?? Besok masih
ada jam kuliah untuknya jam 9.. Apa kutelepon saja?? Jika kutelepon.. Hal apa
yang akan kubicarakan??
"Kyu.. Kau ini sedang
apa??" Tanya Sungmin-hyung, aku tersenyum lalu menggeleng
"Hyung, menurutmu sebaiknya aku
menelepon..." Belum selesai kuucapkan kalimat tanya itu, Sungmin hyung
mengangguk dan menyuruhku menelepon, mungkin dia sudah tau siapa yang akan
kutelpon ini.
kutekan sederet nomor ponsel yeoja
itu, nomornya mudah dihafal tak seperti nomor hyung-hyungku disini.
"Yeoboseyo?" Suara itu
sampai di kupingku, mungkin aku tengah tersenyum sekarang, entahlah.. Mengapa
mendadak aku sesenang ini walaupun hanya mendengar suara cempreng dan stereonya
itu
"Yeoboseyo.. Kau belum
tidur?" Aaissh.. Otakku menggila!! Bukan itu yang mau kuucapkan!! Kulirik
Sungmin-hyung, dia tersenyum geli, kujauhkan ponsel itu dari telingaku dan
menatapnya tajam
"Jika kau bocorkan pertanyaan
tadi ke member lain.. Bersiaplah menahan malu disiaran radio besok malam"
ancamku
"Ne, Arraseo.. Sebelum aku
mengganggu momen mesramu lebih baik aku keluar.. Sampai nanti Kyu" pamit
Sungmin-hyung ingin rasanya kulemparkan ponsel ini kewajahnya.. Seandainya aku
tak begitu menyayanginya mungkin hal itu sudah terjadi.
"Yaak! Yeoja pabo.. Kudengar
dari Hyukjae-hyung kau membuat lagu.. Mengapa aku yang harus
menyanyikannya???" Omelku langsung ke tujuan utama aku meneleponnya,
kudengar ia mendesah disebrang sana.
"Dengarkan aku,seandainya saja
aku bisa memilih orang lain akan kupilih orang itu.. Aaaaa!!! Chakkaman!!
Kuajak saja Yesung-oppa" ujarnya panjang lebar
"Ya.. Ajak saja dia."
Komentarku santai
"Kau tak marah?"
Pertanyaaaan itu memancing tawaku untuk meledak
"Untuk apa?? Apa kau membayarku
jika aku marah padamu?" Tanyaku
"aish kau itu menyebalkan
Kyu.." Keluhnya, membuat tawaku semakin tak mampu kutahan lagi, aku
menertawakannya.. Dasar yeoja pabo..
"Ngomong-ngomong tumben kau
meneleponku.. Waeyo?? Kau rindu padaku" astaga.. Percaya diri sekali yeoja
aneh ini
"Bagian mana dari tubuhmu itu
yang bisa kurindukan flat!"
"Mwo?? FLAT?? Sudah kuilang
berhenti memanggilku Flat!!" Omelnya.. Suara stereonya itu tetap tak
berubah
"Sampai jumpa" kataku
seraya mengakhiri pembicaraan itu.. Sebuah senyuman kembali tersungging di
bibirku, senang bisa menggoda Yeoja gila itu walau hanya lewat telepon.. Haha..
Tak bisa kubayangkan bagaimana ekspresi kesalnya saat kupanggil flat.. Drama
akan di mulai Lee Hyejin.. Kuharap kau sudah siap dan akan menyukai drama
buatanku ini..
Author's pov
Matahari sudah berangkat dari
peraduannya dan menyinari seluruh ibu kota Seoul ini ke setiap sudutnya,
termasuk kamar Hyejin, jam menunjukan pukul 6 pagi.. Yeoja itu sudah berkutat
dengan alat masaknya di dapur setelah membaca memo yang ditinggalkan ayahnya di
atas kulkas menandakan dia sudah berangkat ke kantornya. Masih terekam di
ingatannya pukul 11 malam kemarin Kyuhyun meneleponnya dan memutuskan telepon
begitu saja
"Namja pabo.. Aku bersyukur tak
bisa melihat wajahmu 3 bulan kedepan!! Kuharap Kibum cepat pulang dan
menyelesaikan rencana ini.. Dan malam ini, aku harus bisa membujuk appa untuk
memundurkan hari pertunangan itu.. Harus bisa!!" Katanya semangat, entah
apa yang melatar belakangi ide gilanya untuk membujuk ayahnya, Hyejin yakin Kyu
pasti punya sesuatu di balik tingkahnya semalam.. Tak biasanya namja itu
menghubunginya malam hari sekalipun untuk mengomelinya tak jelas.
"Mianhamnida Cho Kyuhyun.. Aku
belum bisa menerimamu masuk ke kehidupanku lebih dalam dari ini.. Sudah cukup
kau mengobrak-abrik perasaanku belakangan ini" ucap Hyejin dalam hatinya,
Kyuhyun bukanlah pelaku.. Dia juga korban.. Perasaan namja itu juga sudah
teraduk-aduk oleh Hyejin, keduanya sama-sama merasakan perasaan yang sama..
Rasa yang datang dan pergi begitu saja.
Kelas musik modern sudah ramai akan
siswanya yang rata-rata namja itu. Jijae duduk di kursi Kyu dan memainkan
iPodnya, Hyejin yang baru melangkah memasuki kelas menatap namja itu sambil
tersenyum lalu duduk di sebelahnya, dia berkacak pinggang di samping namja itu dengan
senyuman jail mengembang di wajahnya. Dengan satu hentakan di tariknya earphone
milik Jijae lalu duduk di bangkunya.
"Aiish.. Kau noona yang
mengganggu" omelnya seraya membetulkan letak earphonenya
"Namja paboya!" Balas
Hyejin sembari menjulurkan lidahnya
BUKK!! Sebuah buku mendarat di
kepala Hyejin dengan sukses, eonni kesayangannya sudah tiba di kelas rupanya..
Hyejin membetulkan posisi duduknya dan membalas perbuatan eonninya itu dengan
memukulkan buku itu ke lengan eonninya.
"Aiish.. Kau nakal sekarang"
suntuk eonninya itu
"Hehehehe" seringaian
tanpa dosa itu muncul di wajah Hyejin
"Kau semakin mirip dengan
Kyuhyun-ah" kata Eonninya singkat, Hyejin merundukan wajahnya mirip??
Tentu saja Hyejin tak setuju ia dikatakan mirip dengan Kyuhyun, namja yang
selalu menyebalkan di matanya itu.
"Mirip??? Iish.. Aku tidak sudi
disamakan dengannya" gerutu Hyejin
"Pedas di mulut manis di
hati" goda eonninya, Hyejin menolehkan kepalanya cepat dan menatap
eonninya tajam
"Apa maksudmu 'pedas di mulut
manis di hati' ??" Tanya Hyejin
"Aaah.. Kau seperti tak
mengerti saja.. Itulah kau Lee Hyejin.." Seru Eonninya di depan matanya,
Hyejin membulatkan matanya
Hyejin's pov
"Pedas di mulut manis di
hati" goda eonniku, aku menolehkan kepalaku cepat dan menatap eonniku ini
tajam.. Yaaak!! Lee Eunhwa.. Apa kau ingin di bakar setengah matang dan
kujadikan sup?? Heh, seandainya aku tau dagingmu itu enak dimakan atau tidak,
mungkin sekarang aku sudah membunuhmu.
"Apa maksudmu 'pedas di mulut
manis di hati' ??" Tanyaku ketus
"Aaah.. Kau seperti tak
mengerti saja.. Itulah kau Lee Hyejin.." Serunya tepat di depan mataku..
Aku memundurkan wajahku.. Tak pernah berada sedekat itu dengan orang lain..
Sekalipun itu kakakku.
14 jam berada di lingkungan kampus
membuatku benar-benar merindukan suasana di rumah yang tenang.. Jika
kuperkirakan mungkin appa akan tiba di rumah pukul 7 malam, yaa.. Siapa tau??
Jijae menghampiriku dia bilang aku dipanggil dosen itu lagi.. Entah ceramah
seperti apa lagi yang akan ia berikan.
************************
Memasuki ruangan yang selalu
beraroma kopi ini membuatku seperti kembali ke awal semua ini.. Disaat dosen
atau profesor Park mengatakan bahwa musik yang indah dari cinta. Mengingat itu
membuatku kembali tersenyum.. Mungkinkah ia sesukses ini karena cinta itu??
Entahlah
"Sudah lama bukan aku tak
bertatap muka denganmu Lee Hyejin" sambutnya aku tersenyum, beliau tengah
duduk di depan piano putih yang ada di kantornya ini.. Sungguh seperti tuan
besar di istana putihnya.
"Ne." Jawabku singkat
"Sudah lama aku tak mendengar
lagu Neorago yang saat itu kau mainkan untukku" katanya lagi.. Aku
mengangkat wajahku.. Memang saat itu kumainkan lagu yang paling sering kudengar
itu untuknya, walaupun saat itu aku yakin permainan ku sungguh jelek..
"Ne.." Jawabku lagi,
beliau tersenyum dan merangkulku kemudian mempersilahkanku duduk di kursi
pianonya.
"Profesor Park, anda
benar-benar ingin mendengarku memainkan lagu itu dengan teknik asal yang
kubuat?" Tanyaku, beliau tertawa... Aku hanya tersenyum menanggapinya.
"Permainanmu bagus dan aku
menyukainya... Mainkanlah" pintanya, rasa gugup mulai menjalari tubuhku..
Aaaaish selalu saja seperti ini!!
Kyuhyun's pov
Aku terduduk di sofa abu bersama
Ryeowook-hyung, sesekali aku meliriknya...
"Kyu... Kenapa kau melihatku
seperti itu?? Ada yang salah denganku" tanyanya
"Ani.. Kau sudah berdandan
dengan sangat sempurna" pujiku, dia tersenyum lalu menyikut lenganku
"Ya.. Kau tak pernah memujiku
dengan kata sempurna sebelumnya.. Apa kau sakit??" Tanyanya, sudah dipuji
bukannya berterima kasih dia malah menghinaku
"Aaish.. Memangnya salah jika
aku memujimu??" Gerutuku
"Aah.. Kyu kau marah?"
Tanyanya, iish.. Mungkin aku bisa dikira homo dengannya jika tingkahnya sudah
seperti ini
"Sudahlah.. Aku mau menemui
Sungmin-hyung." Elakku seraya meninggalkannya di ruangan itu.. Terlintas
di pikiranku untuk menemui si Eunhyuk daripada Sungmin.. Entah apa yang terjadi
denganku hingga aku ingin bertemu dengan namja itu.. Aku menghela nafas panjang
sembari membetulkan letak topi hitamku.. Kulihat namja yang kucari itu tengah
memegang Handycamnya bersama Sungmin-hyung.. Mungkin mereka sedang membuat
rekaman aneh lagi... Bersyukurlah itu bukan rekaman yadong.
"Yaaak!! Kyuhyun-ssi...
Kemaari!!" Serunya, dengan langkah gontai kudekati mereka..
"Yaa, mengapa kau ajak Kyuhyun
juga?" Keluh Sungmin-hyung
"Aku menganggu?" Tanyaku
pada mereka.
"Biarkan saja namja aneh itu
berkoar Kyu, kita buat rekaman unik" ajak Hyukjae-hyung, aku tersenyum
simpul melihat ekspresi Sungmin-hyung saat namja ini mengajakku
"Yaak!! Kyuhyun-ssi.. Kau ikut
saja denganku" ajak Sungmin-hyung yang di detik itu juga menarikku entah
ke mana.
Pergi berdua dengan Sungmin-hyung,
haha entah kenapa aku malah membayangkan hal ini ke tingkat kencan.. Kurasa
otakku mulai teracuni dengan Fanfiction pemberian Heechul-hyung kemarin.
Hyejin's pov
"Kudengar dari Eunhwa-yang kau
sudah memiliki pendamping hidup?" Tanya prof. Park, jelas saja pernyataan
itu membuatku kehabisan kata-kata, dasar Eon mulut ember!!
"Ne.." Jawabku singkat dengan
pandangan yang masih tertuju pada buku catatan berisi not balok lagu ini.
"Jika dia takdirmu.. Pastikan
kau mencintainya" katanya lagi sembari menepuk pundakku pelan
Aiish.. Apa maksud perkataannya
itu?? Aku sungguh tak mengerti apa yanag dia bicarakan, mungkinkah si setan itu
membayar Prof. Park untuk mengatakan hal itu?? Aah!! Pabo!! Mana mungkin Namja
itu berani melakukan hal itu, kutatap lagi buku catatan yang baru terisi
setengahnya ini, lagu ini takkan pernah selesai jika sampai detik ini aku belum
menemukan siapa yang akan menyanyikannya.. Seandainya Henry ada disini mungkin
akan sedikit lebih mudah untukku, bocah itu punya banyak kenalan yang
berprofesi sebagai penyanyi.
"Lee Hyejin!!!!" seru
seseorang tepat di telingaku, benar-benar bisa menyebabkan serangan jantung
mendadak, kupukul kepalanya menggunakan buku catatan ini dan ternyata berhasil
membuatnya meringis kesakitan
"Yak!! Apa kau punya
otak?" Sungutku, orang itu hanya tersenyum lalu merangkulku
"Ne, kudengar kau sedang dalam
masalah bagaimana jika aku membantumu?" Tawarnya
"Mwo?? Bahkan aku tak
mengenalmu" kataku ketus
"Yaaakk!! Tega sekali kau aku
hanya mengejutkan mu begitu saja kau langsung membenciku" keluhnya, aku
tersenyum licik sembari meliriknya sebentar, dasar saeng paboya! Di goda
sedikit saja merengut seperti itu, namja itu kini duduk di sebelahku
"Mianhae" lirihnya, aku
menggigit bibir bagian bawahku untuk menahan tawa yang sepertinya akan meledak
seperti ini "Aaaaah... Kau mengerjaiku" pekiknya begitu melihatku
membungkam mulutku sendiri
"Ahahahahahaha Gotcha!"
"Aaish.. Kau membuatku
jantungan tau" omelnya
"Kau juga membuatku hampir mati
tadi.." Balasku, lagi-lagi seringaian tanpa dosa itu..
"Ya.. Jijae kau..."
Kalimatku terpotong kurasakan ponselku bergetar dalam saku jaketku, dari appa?
"Ne.. Appa?? Mwo?? Jinjja??
Aah.. Ne.. Anniyo, hehehe baiklah... Ya,ya,ya,ya nanti kukirimkan namja aah..
Maksudku Kyu e-mail.. Baiklah" telepon terputus, senyuman kemenangan mulai
mengembang di wajahku, kupandangi Jijae yang mulai memasang ekspresi ada yang
tidak beres
"Yaaaak!!! Jijae!!! Aku
selamaaat!!!" Pekikku dan langsung memeluk namja yang ada didepanku
"Selamat??
Ma...maksudnya?" Tanyanya padaku
"Minggu depan, bukanlah hari
pertunanganku dengan namja paboya itu.. Orang tua dari keluarganya bilang
pertunangannya terlalu cepat" jelasku
"Jadi??"
"Aku akan mengerjai namja itu
dengan tak mengiriminya e-mail yang appa suruh kukirimkan padanya... Dia akan
kembali ke Korea tapi begitu ia tiba disini pertunangannya dibatalkan" aku
membocorkan rencanaku pada Jijae, ini saatnya aku menunjukan siapa aku
sebenarnya pada namja setan itu
"Seandainya kaka Kyuhyun-hyung
memberitaunya bagaimana?" Tanya Jijae
"Yaa... Tak apa, bukan masalah
besar untukku" jawabku santai "ya! Mari kita pulang.. Aah ya, Jijae,
soju kemarin tertukar kau memesan 50% bukan??"
"Ne.. Kenapa?"
"Punyamu malah terbawa padaku,
untunglah appa yang meminumnya bukan aku"
"Jinjja?"
Author's pov
Kyu masih tersenyum sembari menatap
layar ponselnya, dia merasa semua yang dia rencanakan berjalan lancar..
"Kyuhyun-ssi.. Mengapa kau
tersenyum begitu?" Tanya Sungmin yang mulai risih melihat saeng
kesayangannya ini tersenyum sambil menatap layar ponselnya
"Ani.. Minggu depan, kau ikut
ke Korea?" Tanya Kyu
"Tentu saja tidak.. Aku banyak
urusan disini, yah.. Kau tau lah" jawab Sungmin, Kyu merasa agak kecewa
Sungmin tak bisa menyaksikan apa yang dia lakukan di Korea nanti
"Kau pikir ini semua kemauan
Eommaku kan Lee Hyejin, seandainya kau tau ini semua rencanaku akan seperti apa
jadinya... Selamat datang di drama Cho Kyuhyun"
*********************
Hari kepulangan Kyu ke Korea
Sebuah mobil berhenti di parkiran
bandara internasional Seoul, seorang gadis manis turun dari mobil itu dia
Hyejin, ini pertama kalinya dia mengemudikan mobil itu.. Bersyukurlah di
perjalanan tak terjadi tabrakan tadi. Dengan langkah cepat Hyejin memasuki
bandara, berharap pesawat dari Shanghai belum mendarat. Senyuman semakin
mengambang di wajah manisnya begitu mengetahui pesawat itu belum mendarat.
"Kyu mungkin akan datang
bersama rombongan Super Junior.. Woaah.. Terlalu banyak ELF yang
berkumpul" keluh Hyejin, dia mengakui kekurangannya, dengan tubuh
pendeknya itu tak mungkin ia bisa melihat Kyuhyun datang dengan teman-temannya
yang lain.
PUK!
"Aiish.." Ringis Hyejin,
saat berbalik, betapa terkejutnya ia melihat Kyuhyun sudah berdiri di
belakangnya dengan masker hitam menutupi sebagian wajahnya
"Ya.. Kau tak mengirimiku
e-mail kan?? Seharusnya aku tak pulang ke Seoul pabo!" Omel Kyu, Hyejin
tersenyum
"Ne.. Aku sengaja"
jawabnya lantang
"Hooo... Idemu bagus yeoja
pabo!! Untunglah aku disini hanya sampai lusa.. Jadi aku bisa tak melihat
wajahmu untuk 3 bulan kedepan, aah.. Ya, mengapa tak kau kirim e-mail itu?? Kau
ingin aku pulang karna kau merindukan aku" ucap Kyu panjang lebar
"Yak! Percaya diri sekali kau..
Bukan itu!!" Elak Hyejin
"Lalu?"
Hyejin's pov
Aku terdiam, aiish.. Namja sial ini
berhasil membungkam mulutku, sekarang bagaimana?? Aku belum memikirkan alasan
untuk mengelak, kulirik namja gila ini dia tersenyum, senyuman evil itu lagi.
Tanpa banyak bicara dia menarikku keluar bandara entah kemana.
"Yaak!!" Hardikku
"Diam! Jangan mencari
perhatian.. Rombongan Super Junior akan datang satu jam lagi.. Jangan mencolok
atau wartawan itu akan curiga" ujar Kyu pelan, dia menunjuk sekumpulan
wartawan
"Memangnya kenapa?"
Tanyaku polos, Kyu membuka maskernya
"Si ember Kangin membocorkan
aku sudah memiliki tunangan dan memberi tau bahwa itu kau! Adik Eunhyuk-hyung,
aku sengaja datang lebih awal untuk mengelabui wartawan" jelas Kyu, aku
menganggukan wajahku, jadi begitu.. Kangin-oppa memang tak pernah bisa menjaga
rahasia, aku sudah tau itu dari Hyuk-oppa tapi tak kusangka mulutnya bisa
sebocor itu hingga memberi tau identitasku juga.
"Apa Kangin oppa juga memberitau
namaku?" Tanyaku lagi, Kyu berhenti melangkah dan menatapku sebentar lalu
mengangguk
Aigooo!!!
Ingin rasanya kubunuh namja bernama
Kangin itu!! Ini akan jadi gosip hangat di Kyunghee...
Kunikmati pemandangan seluruh Seoul
dari puncak tower ini, sudah lama rasanya tak kuinjakan kakiku ke tempat ini.
"Ya.. Kyu-oppa kau ingat dulu
saat SMP aku pernah bilang ingin ke tempat ini bersamamu?" Tanyaku, Kyu
menatapku sebentar kedua alisnya bertemu sepertinya dia sedang berusaha
mengingat-ingat
"Aah iya.. Saat itu kubilang
itu impian semu kan?" Jawabnya, aku tersenyum lalu mengangguk, dia masih
ingat rupanya
"Jeongmall Gomawoyo.. Saat itu
kau yang mengobati lukaku." Kataku lagi
"Mwo?? Luka apa?"
"Luka saat jatuh dari pohon itu
pabo!!" Ejekku
"Aaah.. Entahlah aku tak
ingat" ish.. Kukita dia ingat, sudahlah... Tak kusangka namja pabo dan
gila itu tumbuh dewasa menjadi seperti sekarang, pipinya yang putih dan kenyal
seperti agar-agar itu pun kurasa sudah menghilang, tubuhnya yang pendek juga
berubah dulu dia hanya setinggi bahuku sekarang aku yang hanya setinggi
bahunya.
"Kenapa diam?" Tanya Kyu
"kenapa tak mengoceh seperti biasanya?"
"Kau mau aku mengoceh??"
Tanyaku balik
"Tentu tidak, sudah bagus kau
diam seperti tadi.. Rasanya seperti damai surga" katanya santai
"Jadi kalau aku bicara kau tak
bisa merasakan damainya surga?" Tanyaku ketus
"Betul sekali, lebih tepatnya
aku lebih merasa berdiam di kandang ayam.. Berisik sekali"
Akh!! Namja ini.. Baru 4 jam lebih
ia tiba di Seoul dan baru saja 4 detik yang lalu dia membuatku terkena serangan
darah tinggi lagi, hebat sekali Cho Kyuhyun, jika saja aku memiliki bazooka
atau G-Tongfa pasti sudah kugunakan untuk membunuhmu.
Pukul 4 sore, sudah seharian aku dan
Kyu berkeliling Seoul tanppa sepengetahuan wartawan. Beruntung sekali, Kyu
memberhentikan mobilnya di sebuah gereja. Dia mengajakku masuk, gereja yang
besar dan luas *jadi inget drama You're Beautiful :3* Kyu mengambil tempatnya
dan mulai berdoa. Aku mengambil tempapat 2 bangku dibelakangnya dan mulai
berdoa juga.
Sebuah doa yang menggelikan dimana
aku berharap bisa mengerti tentang perasaan ini dan bisa menerima namja yang
duduk di sebelahku ini apa adanya. Kulirik Kyu yang duduk di sebelahku
"Kau memotong rambutmu?"
Tanyaku, Kyu menoleh, dia menatapku melalui kacamata yang membingkai matanya
itu
"Sedikit.. Kenapa?"
Tanyanya
"Kau.. Terlihat bagus dengan
rambut yang sekarang" kataku ragu-ragu, tapi memang itu yang kulihat
"Jinjja? Hahaha dasar yeoja
aneh" lihat, sudah kupuji dia balik menghina.
"Ayo pulang" ajaakku
padanya
"Waeyo? Kau marah"
katanya, aku meliriknya sebentar lalu menggeleng
"Ani.. Aku lapar" jawabku
jujur, Kyu tertawa aish.. Anak ini...
"Baiklah kita makan lalu
kuantar kau pulang" katanya, aku mengangguk lalu melangkah menuju mobil
"Hyejin" panggil Kyu,
kuhentikan langkahku dan berbalik, Kyu tak lagi memakai kacamata hitamnya..
Kini aku bisa melihat matanya menatapku tajam seolah memancarkan sinar
keseriusan dari tatapan dinginnya itu
"Kau terlihat cantik jika
menguncir rambutmu kebelakang seperti itu, aku menyukainya" katanya
padaku.. Membeku dan tak mampu berkata-kata, itulah yang kurasakan
"Tapi ada yang kurang"
lanjutnya, tangannya dengan luwes melepaskan kunciran rambutku dan mengeluarkan
sebuah jepitan dari saku jaketnya dan memakaikan jepitan itu di rambutku, aku
masih membeku layaknya manekin di pusat perbelanjaan. Tapi.. Itu hanya tampak
di luar.. Sebenarnya aku merasa ingin berlari dan sembunyi sekarang!! Jantungku
berdegup kencang seakan sebentar lagi akan berhenti detakannya
"Begini lebih cantik"
katanya lagi "neomu yeopo, Chagi" dia menepuk kepalaku pelan, dan
senyuman itu.. Senyuman yang berhasil membuatku merasa seperti mayat hidup,
kurasakan jantungku berhenti berdetak dan aliran darahku berhenti begitu saja,
satu-satunya yang kurasakan hanya bagian wajahku yang mulai hangat. Ya..
Wajahku memerah.. Seperti kepiting rebus kurasa
"Ya.. Ayo, kita pergi
makan!" Seruan Kyu itu membuatku tersadar dari mimpi surgawiku yang
singkat itu. Mimpi?? Entahlah yang jelas namja sial itu berhasil membuat
lidahku kelu di menit-menit yang lalu.
Hyejin's pov
Kau sudah membuatku kehabisan akal
serta kata-kata akan tingkahmu tadi Kyuhyun. Entah perasaan seperti apa yang
tengah melanda hatiku ini, tak mungkin kutebak begitu saja, selalu ada senyuman
manis yang entah tulus dari hatimu atau tidak terbayang di otakku. Dalam
perjalanan sunyi ini aku belum berani membuka mulutku, hanya berani melihatmu
melalui ekor mataku yang selalu memperhatikanmu tanpa sepengetahuanmu di dalam
mobil ini. Kepalan tanganku semakin mengerat setiap kali matamu mengarah
padaku, pada yeoja yang pastinya terlihat begitu kikuk dan ling lung ini, tak
mungkin ini pertanda adanya rasa cinta untukmu Cho Kyuhyun kau cuma tersenyum..
Bukan mencium pipi atau keningku, tapi.. Bagaimana jika itu terjadi??
Aaaakkkhhh!!!! Hentikan drama bodoh ini Lee Hyejin!! Apa Setan itu menyelipkan
satu cairan atau mantra dalam jepitan yang kugunakan ini?? Mengapa rasanya aku
begitu terlelap dalam sebuah mimpi buruk yang rasanya ingin segera kutinggalkan
itu.
“Ya, kita sudah sampai.. Mau sampai
kapan kau melamun?? Atau kau lebih suka kukurung di dalam mobil nona Cho” suara
bas itu sampai di telingaku, merdu sekali.. Hingga rasanya ingin kulemparkan
tas yang kuselempangkan di tubuhku ini. Tak sadarkah dia, perlakuannya tadi itu
yang membuatku seperti ini?? Seandainya kau tak melakukan itu padaku mungkin
aku takkan melamun Pabo!!
Kubuka pintu mobil ini kasar begitu
juga saat aku menutupnya, rasanya tak usah kuperdulikan ini mobil dinas appa
asalkan emosiku yang akan meledak ini akan mereda begitu kulampiaskan pada
pintu mobil ini.
“Tak kusangka kau memiliki tenaga
raksasa” kata Kyu lagi sembari menepukan kedua tangannya seolah kagum akan
tingkahku, aku mendelik padanya
“Kurasa kau bisa melempar Shindong hyung
dengan tenaga raksasamu itu” lanjutnya, namja ini kini berdiri di depanku,
tubuhnya sedikit membungkuk dan mensejajarkan wajahnya dengan wajahku, segera
kualihkan pandanganku, jangan sampai jantungku meloncat keluar dari tubuhku
begitu menatap senyuman anehnya lagi.
“Aku lebih tertarik melemparmu ke
inti matahari daripada melempar Shindong oppa” kataku ketus, dia tersenyum
tipis aku bisa melihat itu melalui ekor mataku yang tak bisa berhenti
menatapnya. Kurasakan telapak tangannya berada di puncak kepalaku, kutolehkan
wajahku dan dengan terpaksa bisa kulihat senyuman yang sama persis dengan yang
tadi.
“Jika kau bisa melakukan itu, maka
kau yang akan merugi..” Katanya singkat, tangan yang tadinya berada di atas
kepalaku dengan cepat melingkar di pergelangan tanganku lalu menarikku
mengikutinya memasuki salah satu restoran di dekat sungai Han.
“Aku takkan merugi.. ” Bantahku..
Memang sedikit terlambat, tapi tak apalah lebih baik terlambat daripada tidak
membantah sama sekali
“Selain memiliki tenaga raksasa
ternyata kau lumayan lemot” kata Kyu lagi.. Kau ingin merasakan pukulanku hah??
CHO KYUHYUN??
Author's pov
Mereka berdua menjadi satu-satunya
pasangan yang tidak mengobrol sama sekali dalam restoran itu. Matahari mulai
tenggelam dan sinar yang berasal dari lampu-lampu yang tertanam di
langit-langit memancarkan sinar redup, beberapa orang pelayan mulai
mengelilingi seluruh restoran dan menyalakan setiap lilin yang ada di meja
makan para tamunya ataupun obor kecil yang tertempel di tiang-tiang kayu penyangga
bangunan ini.
“Kita sudah duduk disini selama 15
menit.. Dan selama itu juga kau belum menentukan pesananmu!” Gerutu Hyejin yang
mulai geram melihat tingkah Kyuhyun yang hanya memperhatikan buku menu dan
membolak-balik halamannya.
“Dasar.. Kau memang benar-benar
seperti raksasa yang tak sabar menunggu makanannya datang” kata Kyu santai,
Hyejin mengepalkan kedua tangannya lebih erat lagi, begitu melihat sebuah
senyuman yang mengembang di bibir Kyuhyun.
“Dan jika kau membuatku menunggu
lebih lama lagi.. Akan segera kumakan kepalamu itu” sungut Hyejin, Kyuhyun tak
menanggapinya sama sekali membuat gadis itu semakin kesal dengan tingkahnya.
“Kau tetap takkan bertambah pintar
sekalipun sudah melahap kepalaku Hyejin, kau tetap menjadi gadis yang bodoh” kata
Kyu dengan mudahnya, Hyejin melemparkan pandangannya ke sekitar restoran malas
menatap wajah Kyu yang terus memamerkan senyum kemenangan yang memuakkan.
“Kenapa aku harus bertemu dengan
orang yang menyebalkan seperti dia?? Tuhan.. Apa kau menguji kesabaranku untuk
tak membunuhnya???” Batin Hyejin berucap. Memang setiap kali bertemu dengan Kyu
kesabaran Hyejin selalu diuji. Belum lagi degupan jantung gadis itu yang selalu
tak menentu jika berhadapan dengan Kyu.
Selesai menyantap hidangan makan
malam, pasangan itu kembali masuk ke dalam mobil. tapi, Kyu hanya mengambil tas
ransel hitamnya lalu menutup pintu mobil, Hyejin yang merasa heran turun dari
mobil dan menjegat Kyu yang akan beranjak meninggalkannya
“Kau mau kemana?” Tanya Hyejin
“Pulang”
“Kenapa kau tak naik ke mobil?”
“Aku akan ke dorm menggunakan bis,
hari sudah gelap jika aku pulang ke dorm menggunakan mobilmu.. Kau bisa
kemalaman tiba di rumah” jelas Kyu, Hyejin terdiam.. Sekarang dia mengerti
kenapa Kyu meninggalkannya di tempat itu.
“Ya sudah... Hati-hati di jalan”
katanya pelan, Kyu tersenyum lalu menepuk kepala Hyejin pelan.
“Apa maksudnya `hati-hati di jalan`
kau mengkhawatirkan aku?” Goda Kyu, Hyejin menganga.. Khawatir??
“Mwoya?? Khawatir padamu?? Cih~ apa
kau membayarku untuk mengkhawatirkan mu?” Katanya ketus
“Baiklah, aku akan berhati-hati nona
Cho.. Kau juga hati-hati, aku tak mau kecelakaan atau semacamnya karena aku
malas menangisimu.. Arra?” Balas Kyu, Hyejin mengangguk cepat sembari menepis
tangan Kyu dari atas kepalanya
“Arraseo”
Hyejin's pov
Jalanan Seoul yang penuh dengan
kendaraan dan lampu-lampu mobil menjadi pemandanganku malam ini. Heh.. Pria itu
benar-benar menyebalkan, dia berkata dengan ringannya seperti tak pernah ia
pikirkan lebih dulu, aku tau memang begitu sikapnya dan mungkin itu sudah
mendarah daging dalam tubuhnya. Kurasakan jepitan itu masih berada di kepalaku,
perlahan kulepaskan jepitan berbentuk pita dengan warna keperakan itu dari
rambutku. Sinar kemerahan yang terbias di atasnya menandakan lampu lalu lintas
di atas mobilku belum memberikan aba-aba untuk maju, jika menatap jepitan ini
aku selalu terbayang akan senyuman Kyu barusan. Dia Pria menyebalkan namun
memiliki senyuman seindah senyuman malaikat, aku tak menyangka dia itu setan
yang sesungguhnya jika senyumannya semenawan itu.
Warna merah yang terbias diatas
jepitan itu tiba-tiba berubah menjadi warna hijau dan berbagai bunyi klakson
dari mobil di belakangku mulai menjerit memaksaku untuk maju.
************
Deringan ponsel mengusik tidurku
untuk kesekian kalinya. Siapa sebenarnya yang sudah mengganggu tidur di
liburanku pagi ini?? Dengan malas kukeluarkan ponselku dari bawah bantal dan
melihat siapa yang sudah meneleponku dari pukul 8 pagi. Baru akan kutekan
tombol hijau tanda kumenerima telepon ini deringannya mati.
Stupid Evil
Apa yang namja itu pikirkan? Apa dia
mau merusak kedamaianku?? Kukembalikan ponselku ke tempat dimana tadi aku
menyimpannya dan bersiap kembali tenggelam dalam dunia mimpiku. Baru beberapa
detik kumenutup mataku, ponselku kembali berdering.. Baiklah Setan menyebalkan
kau menang.
“Yeoboseyo” kataku setelah
mengangkat telepon itu
“Kenapa sulit sekali kau mengangkat
telepon dariku?? Aaa!! Kau masih tidur kan? Bangun!!” Katanya dari sebrang
sana, heh, kau baru saja merusak mimpiku dan masih saja memerintahkanku untuk
bangun
“Kau sudah mengumpulkan semua
nyawaku sejak pukul 8 pagi tadi dengan paksa sekarang kau menyuruhku untuk
bangun?? Apa kau tak punya otak” jawabku ketus, bisa kudengar dia menghela
nafas di sebrang sana
“Yak! Cepat ke dorm” katanya cepat,
kulirik jam dinding yang tergantung di salah satu dinding kamarku.. 8:30 pagi,
semua member pergi siaran di sebuah talk show kenapa setan ini masih di dorm?
Apa dia mengerjaiku?
“Cepat! Sebelum jam 9 kau sudah
harus tiba disini.. Jika tidak yang akan menderita adalah kakakmu” ancamnya dan
langsung memutuskan telepon begitu saja. Dia menjadikan kakakku sebagai tumbal
Aigoo~ kenapa tuhan mencipatakan mahluk sepertinya si??
Pintu dorm terlihat sepi seperti tak
ada penghuninya, benarkah setan itu ada didalam? Atau dia ikut bersama semua
member ke tempat siaran? Kutekan bel setelah mempertimbangkan jika saja setan
menyebalkan itu mengerjaiku.
“Nuguseyo?” Tanya seseorang di
dalam, itu suaranya.. Kenapa dia masih ada di dorm?
”Hyejin” jawabku singkat, pintu
mulai terbuka dan bisa kulihat kepalanya menyembul diantara sela-sela pintu.
Entah senyuman macam apa yang menyambutku itu yang jelas itu membuatku malas
bertatap muka dengannya.
”Masuk”
“Yaak, Oppa ada apa kau memanggilku
kemari?? Dan kenapa kau tidak ke tempat siaran?” Tanyaku sembari melepaskan
sepatu kets yang kugunakan.
“Aku disini karena ulahmu..
Seharusnya aku di China dengan member Super Junior M. Akan aneh jadinya jika
tiba-tiba saja muncul bersama member Super Junior sekarang, karena seharusnya
aku berada di China bukan Seoul” jelasnya, benar juga haha.. Ini semua
karenaku. Kyu menuntunku masuk ke dalam dorm yang sepi ini, baru saja aku akan
duduk di sebuah kursi di ruang tengah Kyu tiba-tiba saja berkacak pinggang di
depanku dengan tatapan tajamnya.
“Waeyo?” Tanyaku
“Buatkan aku sarapan!” Perintahnya
seolah memerintah budak “mwo?? Apa maksudmu?” tanyaku lagi
“Aku menyuruhmu kemari agar kau
membuatkan aku makanan Lee Hyejin” sungutnya, aku menautkan alisku tak mengerti,
“Jangan diam saja... Aku sudah
lapar!” Katanya lagi dengan nada seperti orang memerintah. Hei! Aku bukan
budakmu!!
“Andwae! Kau masak saja sendiri”
tolakku sembari menatap ke arah lain
“Tak usah mengejekku !! Kau tau aku
tak bisa memasak kan?” Tanyanya, ya aku memang tau dia payah sekali dalam
urusan memasak. Dasar pria merepotkan.. Aku melepaskan jaket yang kugunakan dan
kusodorkan pada Kyu begitu saja.
“Yaak!!” Omelnya, tak kupedulikan
ocehan berisiknya itu aku terus melangkah menuju dapur. Dapur yang lumayan
lengkap kubuka pintu lemari es dan menemukan sebungkus mi spagetti, sarapan
Spagetti bukanlah ide yang buruk walau sebenarnya bukan sarapan sehat.
Selesai memasak kuletakan sepiring
spagetti di depan Kyu yang sudah duduk di meja makan. Dia menatapku sekilas
lalu kembali memerhatikan spagetti yang sudah tersaji di depannya
“Sudah kubuatkan” kataku ketus “ada
lagi tuan muda?”
“Apa ini enak?” Tanyanya, pertanyaan
macam apa itu?? Sepayah-payahnya aku memasak setidaknya aku belum pernah
membuat makanan yang tidak enak “apa ini bisa membuatku masuk rumah sakit?”
tanyanya lagi dia menatapku polos. Aku mengambil kursi dan duduk di dekat Kyu
lalu memangku daguku dengan tangan kiri di atas meja makan
“Kurasa itu cukup untuk membuatmu
mati disini” jawabku enteng, Kyu menaikkan sebelah alisnya begitu melihat
senyuman jailku
“Baiklah.. Jika aku mati jangan
datang ke pemakamanku” balasnya tak kalah tajam.
“Tak kusangka gadis bodoh, ceroboh
dan `Rata` sepertimu bisa membuat masakan seenak ini” katanya menyindirku
dengan penekanan pada kata `Rata`.
“Gomawo oppa” jawabku
“Cheonma, aah.. Ya.. Nanti sore kau
ada acara?” Tanya Kyu, aku menggeleng..
“Baguslah”
“Kenapa??” Tanyaku penasaran
“Temani aku disini sampai member
pulang” katanya enteng
“Mereka pulang sebentar lagi bukan?
Kenapa aku harus menemanimu?” tanyaku, Kyu tersenyum entah apa makna senyumanya
itu
“Siapa bilang?? Mereka pulang besok
Pabo”
Kyuhyun's pov
“Siapa bilang?? Mereka pulang besok
Pabo” kataku singkat, matanya membesar mendengar kalimat itu..
Haha..
Kau memang mudah sekali untuk ditipu
Hyejin seperti kakakmu, sebenarnya apa yang ada di dalam kepalamu itu?? Tipuan
sesederhana saja kau bisa dengan mudahnya tertipu.
“Kau bohong kan?”
Akhirnya pertanyaan itu terlontar
juga dari mulutmu, aku sudah yakin kau akan menanyakan hal itu. Aku tersenyum
untuk menahan tawa yang sepertinya tak mampu kubendung lagi.. Menahan tawa
memang hal paling sulit untuk kulakukan, dan kenapa kau harus menampakan wajah
bodoh seperti itu Hyejin?? Kau membuatku semakin tak mampu menahan tawaku.
“Aa! Kau tersenyum... Kau bohong
kan??” Katanya sembari menunjuk wajahku
“Dan kenapa kau mempercayainya?”
Tanyaku balik
“Karena kukira kau tak berbohong”
jawabnya polos.. Astaga.. Kenapa kau begitu polos?? Membuatku semakin senang
bermain denganmu.
“Itu artinya kau bodoh”
“Mwo??”
“Haha”
Sudah pukul 12 siang, entah kemana
mereka pergi.. Kenapa sampai jam segini mereka belum pulang ke dorm??
Sengajakah mereka meninggalkan aku sendirian di dorm?? Untunglah ada Hyejin
sehingga aku tak begitu menderita karena kelaparan. Bosan.. Kini itu yang
menyiksaku, tak ada satupun Hyung yang bisa kusiksa hari ini, dan memang belum
kusiksa satupun. Mungkin bagi mereka berada di luar dorm tanpaku adalah surga,
tapi bagiku itu adalah neraka.. Jika tau seperti ini lebih baik aku ikut dan
menyamar.
“Aku mau pulang” ucap Hyejin memecah
keheningan, aku segera mendongkakan kepalaku yang sedari tadi menunduk karena
aku tengah membaca sebuah buku.
“Wae?” Tanyaku
“Aku ini mahasiswi.. Dan tugas sudah
menungguku.. Arra? Jadi aku mau pulang” jawabnya, jangan kau kira aku
melepaskanmu dan membuatku lebih bosan dengan begitu mudah Hyejin.
“Andwae” kataku singkat, matanya
kembali membulat, aku melipat kedua tanganku di depan dada dan menatap manik
matanya tajam
“Aku akan melakukan Street live hari
ini, temani aku!” Perintahku
Pabo!
Tak bisakah kau pikirkan cara lain
Kyu??
Hyejin menganggukan kepalanya, heh,
dasar gadis bodoh.. Aku beranjak dari ruang tengah menuju kamarku untuk
mengambil mantel dan Violin caseku.
Sebenarnya aku tak memiliki mood
sama sekali untuk Street live, dan kenapa malah street live yang keluar dari
mulutku?? Hyejin sudah menunggu di depan pintu apartemen, ada yang kurang dari
penampilannya hari ini, aah.. Ya.. Kemanaa jepitan yang kemarin?
”Yak! Mana jepitan yang kemarin
kuberikan?” Tanyaku, Dia menolehkan wajahnya lalu merogoh saku mantelnya dan
mengacungkan jepitan itu di depan wajahku
“Ini” katanya singkat, aku menghela
nafasku lalu menyambar jepitan itu dan memakainya di rambut hitamnya.
“Begini lebih bagus, aa.. Kau masih
pakai gelang pemberian eomma kan?” Tanyaku, Hyejin menarik lengan mantelnya,
menunjukkan sebuah gelang perak yang masih melilit pergelangan tangan kanannya.
“Aku tak pernah melepaskannya, ini
sudah sama saja seperti titipan Cho Ahjumma” jelasnya, penjelasan yang sukses
membuatku tersenyum. Chakkaman kenapa aku harus tersenyum?? Tak ada yang lucu..
“Sudahlah.. Kajja”
*********
“Oppa” suara cempreng Hyejin
membuatku menghentikan permainan biolaku, dan berbalik untuk menatapnya yang
tengah duduk di atas bangku besi.
”De?”
“Ano.. aku ingin mendengarmu
menyanyi, bi..bisa kan?” Tanyanya sedikit ragu, lagi-lagi aku tersenyum dan
berlagak seperti sedang mempertimbangkan permintaannya.
“Andwae!” Jawabku tegas
“Waeyo??” Tanyanya, bisa kulihat
kini dia melipaat kedua tangannya di depan dada
“Tidak, selama kau tak memberikan
judul lagu apa yang harus kunyanyikan” kataku lagi, senyuman bodoh itu mulai
mengembang di wajahnya
“Palli.. Aku tak mau membuang
waktuku hanya untuk menunggumu” ucapku lagi, yeoja ini masih saja
mengetuk-ngetukan telunjuknya di depan dagu.
“Lagumu saja oppa, aku tak ada
inspirasi” katanya, itukah hasil setelah 5 menit berfikir Jinnie?? Haha.. Sudah
lama aku tak memanggilnya Jinnie..
“baiklah.. Yang mana?” Tanyaku lagi
“Lagu faforitmu di Super Junior apa?
Atau lagu yang paling mudah kau nyanyikan?” Tanyanya balik, aku menghela
nafasku lagi.. Banyak tanya!
“Kau maunya lagu apa??? Hampir semua
lagu Super Junior bisa kunyanyikan, kau tinggal sebutkan judulnya”
“Kenapa hampir?” Tanyanya, kau
membuatku emosi Hyejin, mulutmu itu selalu menanyakan berbagai pertanyaan hari
ini..
“Sudahlah, sebutkan judulnya atau
kumasukan daun kering ke mulutmu!” Ancamku
“Aiissshh... Ne, aku mau kau
nyanyikan lagu Marry You”
Aku menolehkan wajahku, Marry You??
Haha.. Apa ada maksud lain dari permintaanya ini?
“Kenapa kau tertawa? Aku tak sedang
melucu” protesnya
“Ne.. Kunyanyikan”
pyongseng gyothe issulge I do
(Untuk seumur hidupku aku akan
berada disisimu, I do)
nol saranghanun gol I do
(Mencintaimu, I do)
nungwa bigawado akkyojumyonso I do
(Melindungimu meliwati salju dan
hujan, I do)
norul jikhyojulge my love
(Menlindungimu, my love)
“Woow”
Pujian macam apa itu?? Tepukan
tangannya begitu keras seperti berusaha membuatku tuli saat ini juga. Apa kau
memintaku untuk membunuhmu Lee Hyejin?
“Tapi.. Kenapa pendek sekali??”
Tanyanya dia menatapku dengan tatapan seolah berharap aku akan melanjutkan lagu
itu. Heh, kau kira aku ini siapa? Kusodorkan tangan kosongku di depan wajahnya
“Apa maksudmu?” Tanyanya tak
mengerti, aku tersenyum sebuah senyuman tipis
“Jika ingin lagunya lebih panjang,
maka bayar dulu~ kau kira hidup ini gratis??” Ujarku, Hyejin menepis tangan
kosongku ini dan memajukan bibirnya
“Kau menyebalkan!!” Sungutnya
“Jinjja??”
Hyejin's pov
“Jika ingin lagunya lebih panjang,
maka bayar dulu~ kau kira hidup ini gratis??” Ujarnya dengan senyuman evil yang
memuakkan itu. Ingin rasanya segera kutampar wajahnya itu, kutepis tangan
kosongnya itu dan menatap ke arah lain
“Kau menyebalkan!!” Omelku
“Jinjja??” Katanya, heh, namja ini
benar-benar ingin membuatku meledak!! Seharusnya sejak awal tak perlu kukatakan
permintaan bodoh itu.. Tapi.. Aku merindukan suaranya saat bernyanyi.. apa
perlu kurekam dia saat bernyanyi dan... Aaah..
“Kau gila?? Kenapa kau tersenyum?”
Tanya Kyu, aku menatapnya dengan senyuman jail yang mengembang di wajahku,
ooke.. Hyukkie-oppa pasti bisa membantuku untuk urusan ini.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar