Minggu, 08 April 2012

Lovely Rain 2


Lovely Rain 2
author : admin kirha
cast: Kim Kibum, Park Min hwa(readers), Kim Heechul, Lee Ni chan
other cast: member Super Junior

Saat mereka makan Nichan tiba-tiba teringat Minhwa yang melamun tadi pagi. Sebenarnya dia ingin menanyakan tadi pagi tapi dia kalah cepat dengan Heechul maka ini saat yang tepat untuk menanyakannya.
“emm.. Minhwa, tadi pagi aku melihatmu melamun, apa tadi pagi kau kena marah dari Leeteuk Ahjussi?”
“iya, tapi bukan itu yang membuatku melamun pagi tadi tapi soal Ryeowook”“Ryeowook?, ada apa dengannya?”
“tadi di rumah aku tidak sengaja mendengar percakapan Ryeowook dengan eomma, di situ aku mengetahui bahwa Ryeowook sangat tidak menyukai Heechul” Hinata menjeaskan dengan wajah yang murung.
“Jeongmal? Apa yang membuat Ryeowook begitu tidak menyukai Heechul oppa?”
“Mollayo, aku ingin mencari tau. Mungkin dengan memintan bantuan Donghae oppa aku bisa mengetahuinya.”
“begitu ya? Kira-kira apa ya yang membuat Ryeowook tidak menyukai Heechul? Aku jadi ikut penasaran” Nichan memasang tampang berpikir sambil garpunya masih ada di dalam mulutnya membuat Minhwa yang melihatnya tertawa, sedangkan orang yang ditertawakan hanya menatap Minhwa bingung.
Minhwa menutup mulutnya menahan tertawa sambil menunjuk mulut Nichan yang masih berisi garpu. Nichan yang menyadarinya segera mengeluarkan garpunya lalu kedua gadis itu saling menatap dan akhirnya tertawa bersama.Bel pulang sekolah berbunyi. Minhwa menunggu Heechul di taman sekolah seperti biasanya, tapi setelah 10 menit menunggu Heechul tidak muncul juga. Minhwa mengeluarkan komik dari tasnya dan mulai membacanya untuk mengusir rasa bosan.
“ini ya kebiasaanmu kalau bosan menunggu Heechul?” sebuah suara mengagetkan Minhwa yang sedang asik membaca komik. Rupanya asal suara itu dari seorang cowok tinggi berparas imut.
“ah.. Kibum oppa. Kau mengagetkan ku saja.” Jawab Minhwa sambil tersenyum.
“ayo pulang” ajak Kibum sambil berjalan didepan Minhwa.
“pulang? Tapi.. Heechul oppa dan Nichan..” Hinata kebingungan mendengar ajakan Sasuke. Tidak biasanya Sasuke mengajaknya pulang berdua.
“biarkan saja mereka, tampaknya mereka sedang sibuk” Kibum menjawab kebingungan Minhwa sambil terus berjalan. Tapi langkahnya terhenti karena orang yang di ajaknya masih belum beranjak dari tempatnya berdiri.
“ya sudah kalau begitu. Kamu ingin di marahi appa mu ya karena pulang telat hari ini?” kata Kibum sambil melangkah lagi meninggalkan Minhwa. Minhwa yang mendengar perkataan Kibum segera berlari menyusul Kibum.
"Heechul oppa dan Nichan ada urusan apa ya? Kenapa tidak memberitahu ku? Ya sudahlah nanti saja aku tanyakan” batin Minhwa.

“Heechul oppa.. kenapa kau membawaku di sini?, Nichan bagaimana? Dia pasti sudah menunggumu.” kata Nichan pada namja yang menariknya. Namja itu tidak menjawab pertanyaan Nichan, dia hanya menyuruh Nichan itu duduk di bangku taman.
-Flash back on-
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Nichan keluar kelas dan bermaksud ingin menghampiri Kibum, tetapi seseorang menarik tangannya menuju pintu gerbang belakang sekolah. Ternyata yang menarik tangan Nichan adalah Heechul, Nichan yang sadar bahwa yang menarik tangannya adalah Heechul segera meminta Heechul melepaskan tangannya. Tapi percuma Heechul tetap membawanya menuju taman yang tidak jauh dari sekolahnya.
-Flash back off-
“kita harus bicara” kata Heechul sambil membelakangi Nichan.
“bicara? Bicara apa? Kenapa mesti ke taman segala. Kita kan bisa membicarakannya dalam perjalanan pulang bersama Minhwa dan Kibum oppa” Nichan tampaknya bingung dengan tindakan Heechul ini.
“tidak bisa. Kita tidak bisa membicarakannya di hadapan mereka.” Heechul membalikkan badannya menghadap Nichan, membuat Nichan melihat wajah serius seorang Heechul.
“emmm, baiklah. Kamu mau bicara apa?” Nichan mengikuti mau Heechul setelah melihat keseriusan wajah Heechul.
“kamu ingat kejadian dua tahun lalu pada saat kelulusan kalian” Heechul duduk di samping Nichan.
“kelulusan ya? Eh.. jangan bilang kau ingin mengulangnya di sini. Kau kan sudah berjanji akan menyayangi Minhwan setulus hatimu” Nichan kaget dengan perkataan Heechul.

-Flash back on-
Hujan deras turun seakan ikut merayakan kelulusan siswa-siswa Sekolah Menengah Konoha.Sepasang siswa berlari ke taman belakang sekolahnya. Seorang yeoja yg berpakaian seragam Junior School dan seorang namja yg berpakaian seragam High School
“Nichan, aku sulit untuk menghapus rasa sayang ku padamu. Aku mohon Nichan, putuskan Kibum, dan aku pun akan memutuskan Minhwa.” Kata namja berpakaian seragam high school itu.

tidak bisa, kamu harus belajar mencintai Minhwa. Jangan buat hatinya terluka, dia sangat mencintaimu oppa.” Nichan menolak saran Heechul. Heechul menggenggam tangan Nichan.
“tapi itu sulit. Aku sangat menyayangimu Nichan” Heechul menatap Nichan dalam. Lama-lama wajahnya semakin mendekati wajah Nichan lalu Heechul mencium Nichan. Awalnya Nichan ingin melepaskannya tapi setelah itu dia membiarkannya. Membiarkan Heechul menciumnya untuk yang pertama dan Nichan berharap untuk yang terakhir. Setelah cukup lama Heechul melepaskan ciumannya. Dia menatap Nichan yang masih memejamkan matanya lalu Heechul memeluk gadis yang dicintainya itu.
“Heechul oppa, kamu harus belajar mencintai Minhwa. Dia sangat mencintaimu. Aku mohon jangan buat hatinya kecewa.” Nichan juga memeluk Heechul. Pelukan sahabat.
“aku akan berusaha Nichan, aku janji akan membuat Minhwa bahagia, Gomawo.” Heechul melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada Nichan lalu berjalan pergi meninggalkannya.Tanpa mereka sadar seorang namja kecil melihat perbuatan mereka dari jauh. Dia adalah Ryeowook. Tangannya mengepal sepertinya dia menahan marah.“kamu tidak pantas untuk Nonna ku” batin Ryeowook.
-Flash back off-
“tentu saja tidak. Aku Cuma ingin memberitahumu sesuatu. Pada saat kita melakukan itu… Ryeowook melihatnya. Itu sebabnya dia sangat benci kepadaku.” Jelas Heechul.
“Jinjja? Pantas saja Ryeowook juga selalu menatapku sinis. Aduh bagaimana ini oppa. Ryeowook bisa saja membongkarnya pada Minhwa.” Mata Nichan memancarkan ketakutan.
“aku pun tidak tau harus bagaimana, pokoknya kita harus bersikap seperti biasa saja” Kata Heechul dibalas dengan anggukan dari Nichan.

Aroma kue yang sudah matang tercium dari dapur kediaman Park. Tampaknya Minhwa dan ibunya sedang membuat kue.“hmm.. aromanya membuat air liur ku meleleh, apa kuenya sudah matang ?” kata Heechul yang berdiri di samping Minhwa yang sedang mengeluarkan kue dari oven.
“huh dasar..” kata Nichan yang memandangi Heechul dengan tatapan yang tidak mengenakan. Bayangkan saja seperti apa.Nichan, Heechul dan Kibum sedang berada di rumah Minhwa. Mereka di undang oleh Minhwa dan ibunya untuk menyicipi kue buatan Minhwa yang di bantu oleh Ibunya.
“ayo dicicipi mumpung masih hangat. Kata eomma kuenya enak di santap selagi masih hangat.
” Minhwa mempersilahkan sahabat-sahabatnya untuk menyicipi kue buatannya.“wah.. Minhwa kue buatanmu enak sekali. Kapan-kapan kamu bersedia mengajariku ?” kata Nichan begitu menyicipi kue buatan Minhwa.
“ah Nichan aku masih belum pintar membuat kue, aku masih belajar dari eomma” kata Minhwa sambil tersenyum.“hei Kibum, bagaimana sih pacarmu ini. Yeoja yang tidak tau buat kue jagonya Cuma bela diri. Huh payah” cibir Heechul pada Kibum.
“diam kau oppa” Nichan memberi deathglare ke Heechul.
“ahjumma, bolehkah aku belajar membuat kue kepada mu?” Nichan memelas kepada Ibunya Minhwa sambil memasang puppy-eyes ala Nichan.
“tentu saja boleh. Kamu sudah aku anggap sebagai anak sendiri jadi kapan saja kamu mau belajar aku akan bersedia mengajari mu” kata Ibunya Minhwa sambil tersenyum.
“Ghamsahamnida, ahjumma” kata Nichan memeluk ibunya Minhwa. Minhwa dan yang lainnya hanya tersenyum.Tiba-tiba Ryeowook masuk ke dalam dapur, dia melihat Minhwa dan yang lainnya tampak sedang bergembira. Tampaknya Ryeowook tidak senang akan hal itu.
“huh dasar munafik” kata Ryeowook sambil membuka kulkas dan mengambil minuman. Kata-kata Ryeowook tadi sontak membuat seisi dapur kaget.
“Ryeowook.. apa maksudmu ? siapa yang munafik ?” tanya Minhwa kepada Ryeowook dengan lembut.

“Nonna, kau tidak sadar kalau kau sudah di bohongi oleh sahabat dan pacarmu yang tercinta ini” kata Ryeowook sambil memandang tajam ke Heechul dan Nichan
.“maksudnya apa Ryeowook ? Aku tidak mengerti” kata Minhwa bingung.“tutup mulutmu Ryeowook, jangan menyebarkan fitnah” kata Donghae kepada Ryeowook.
“aku tidak mefitnah orang Donghae Hyung. Aku berbicara sesuai kenyataan. Nonna tidak tau apa yang di buat kedua orang ini di belakangnya. Nonna di khianati oleh sahabatnya dan pacarnya sendiri.”
“aku semakin tidak mengerti” Minhwa memandang Ryeowook dengan tatapan serius yang bagaikan memberikan isyarat kepada Ryeowook agar memperjelas apa yang sedang di bicarakannya.
“Nonna, aku bukan mau menyakitimu. Tapi aku harus mengatakan ini, aku tidak mau Nonna selalu di bohongi mereka” kata Ryeowook kepada Minhwa.
“Ryeowook !!!” Donghae membentak Ryeowook.
“biarkanlah oppa” kata Minhwa kepada Donghae dan memberikan isyarat pada Ryeowook untuk melanjutkan ceritanya.
“taman dan hujan menjadi saksinya. Mereka saling mencumbu dan berpelukan di taman belakang sekolah. Kekasihmu itu menyukai sahabatmu, dan mungkin sahabatmu itu juga menyukainya.” Kata Ryeowook sambil memandangi Heechul dan Nichan.
“Mwo ??” kata Minhwa tidak percaya.
“mereka mengkhianatimu Nonna. Aku juga saksi nya” kata Ryeowook yang membuat Minhwa syock.Penyakit asmanya Minhwa kambuh membuat pertahanannya goyah. Minhwa hampir jatuh terbaring di lantai kalau saja Kibum yang kebetulan berada paling dekat dengan Minhwa tidak cepat menahannya.
“Minhwa…!!” semua kaget dengan apa yang terjadi pada Minhwa.
“Kibum hyung, ikut dengan ku akan ku tunjukan kamar Nonna” kata Ryeowook diikuti Kibum yang sudah menggendong Minhwan. Diikuti yang lainnya.“puas kau Ryeowook. Lihat Minhwa seperti ini gara-gara kamu” Donghae memarahi Ryeowook.

“maafkan aku Donghae hyung. Bukan maksudku menyakiti Nonna, aku hanya tidak ingin mereka terus menerus membohongi Nonna” kata Ryeowook.
“sudah-sudah. Ayo kita biarkan Minhwa dulu di kamarnya sampai dia siuman. Kibum~ah terima kasih sudah mau menggendong Minhwa sampai ke kamarnya, lebih baik kamu pulang dulu hari sudah malam. Heechul dan Nichan juga pulanglah terima kasih ya atas kunjungannya hari ini.” Kata Ibunya Minhwa.
“baik ahjumma, kami permisi dulu. Sampaikan salam kami kepada Minhwa kalau dia sudah siuman nanti” kata Nichan mewakili Kibum dan Heechul mohon pamit.
“iya nanti ahjumma sampaikan. Hati-hati di jalan ya” kata Ibunya Minhwa sambil tersenyum.Nichan dan Heechul pulang dengan rasa bersalah. Mereka juga takut kalau sampai terjadi apa-apa dengan Minhwa.
“Tuhan, tolong sembuhkan Minhwa” batin Nichan.Hujan yang deras turun dan berhasil membuat malam begitu dingin. Minhwa yang sudah sadar dari pingsannya kini termenung didalam kamarnya. Kata-kata Ryeowook tadi masih memenuhi pikirannya. Minhwa tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh pacar dan sahabat tercintanya itu. Air mata Minhwa turun membasahi pipinya.
“Heechul oppa” lirih Minhwa.‘Tuhan, tolonglah aku. Hati ku sakit, sembuhkan aku dari sakit yang teramat ini.’Minhwa bangkit dari tempat tidurnya. Dia berjalan keluar dari kamarnya, dia berjalan menuju pintu utama di rumah itu. Pada saat berjalan melewati ruang tamu dia bertemu dengan Donghae. Hinata tetap berjalan dan tak menghiraukan Donghae yang tampak kaget melihat Minhwa.
“Minhwa !!” Minhwa berhenti begitu mendengar namanya di panggil Donghae.
“di luar hujan kenapa kau tidak mengenakan sweater mu ? lagian mau ke mana malam-malam begini ?” Donghae melanjutkan.“aku tidak akan ke mana-mana oppa” kata Minhwa tanpa membalikkan tubuhnya menatap lawan bicaranya.
“aku hanya ingin duduk di depan saja” Minhwa mulai berjalan lagi. Donghae hanya bisa menatapnya walaupun ada sedikit kekhawatiran, dia berpikir bahwa Minhwa saat ini hanya ingin sendiri jadi dia membiarkannya.Beberapa saat kemudian Ryeowook turun dari lantai dua dengan tergesa-gesa. Donghae terlihat penasaran apa yang membuat Ryeowook sampai seperti itu.
“ada apa Ryeowook?, kok kamu tergesa-gesa seperti itu?”
“No.. Nonna tak ada di kamarnya, dia hilang” 
“dia ada kok di depan tadi sempat ketemu dengan ku dulu” kata Donghae dengan tenang berharap Ryeowook juga langsung tenang. Tapi ternyata Ryeowook malah semakin gelisah.
“Hyung.. kenapa di biarkan begitu. Kalau sampai terjadi apa-apa dengan nonna gimana?” Ryeowook berlari ke pintu utama berharap Minhwa ada di teras rumahnya. Tapi dia mendapati teras tersebut tak ada siapa-siapa.
“Donghae hyung…” teriak Hanabi. Mendengar Ryeowook meneriaki namanya Donghae langsung berlari menemui Ryeowook.“Nonna tidak ada di sini, bagaimana ini? kalo sampai dia hilang bagaimana?” kata Ryeowook khawatir.

“iya, tenang dulu. Coba kamu priksa ke kamarnya lagi. Biar nanti aku cari bantuan untuk mencarinya. Kamu hubungi eomma tapi jangan beritahu appa dulu, arasseo?!!” Donghae berusaha tidak panik. Begitu Ryeowook pergi Donghae meraih ponselnya dan tampaknya sedang menghubungi seseorang.“yeobseyo” dari ujung telepon terdengar suara seorang namja.“Heechul, aku butuh bantuan mu. Minhwa hilang, tolong cari dia. Dia masih lemah, aku takut terjadi apa-apa padanya.
“hah..?? hilang ?, baiklah aku akan mencarinya.”
“gomawo Heechul” kata Donghae sambil menutup teleponnya. Begitu telepon di tutup Heechul langsung menelpon Nichan menyampaikan bahwa Minhwa hilang. Nichan juga ikut membantu mencari Minhwa. Dia merasa bertanggung jawab atas hilangnya Minhwa. Dia yakin bahwa dialah penyebab Minhwa menjadi seperti ini.Sementara itu di taman kota Seoul, seorang yeoja berdiri sambil menunduk. Yeoja itu sedang menangis, tapi air matanya tidak tampak karena telah menyatu dengan air hujan yang membasahi wajahnya.
"Kim Heechul, aku mencintaimu. Mengapa kau tega berbuat seperti ini padaku. Dan kenapa mesti sahabat ku yang kau pilih. Aku tak tau harus bersandar pada siapa saat ini.” Teriak Minhwa.
“masih ada aku. Kau boleh menumpahkan segala rasa yang sedang kau rasakan saat ini pada ku.
” Tiba-tiba seorang namja menghampirinya. Memegang pundak Minhwa dan membalikan Minhwa. Jadi sekarang posisi mereka berhadapan.
“Kibum oppa” Minhwa kaget begitu melihat Kibum.
“dari mana kau tau kalau aku di sini?”“ayo pulang, dongsaeng mu sangat mengkhawatirkan kamu Minhwa.
”“tidak mau, aku masih ingin di sini sendiri. Jadi kamu pulang saja” bantah Minhwa.“wajahmu pucat, kalau tiba-tiba kau pingsan di sini bagaimana ? ayo kita pulang”
“aku tidak mau” Minhwa berbalik membelakangi Kibum.
“terserah kamu saja. Ternyata seorang Minhwa bisa tega pada adiknya yang sangat khawatir dan kalau adik kamu saja khawatir apa lagi ibumu. Pasti beliau lebih khawatir.” Kibum mulai melangkah meninggalkan Hinata.
“tunggu..!! baiklah aku mau pulang” kata Minhwa sambil melangkahkan kakinya menyusul Kibum.Sementara itu Heechul dan Nichan masih mencari Minhwa. Mereka kemudian bertemu dengan Donghae.
"ohttokhae?” Tanya Donghae di sambut dengan gelengan kepala Heechul.“apa kalian tidak tau di mana tempat favoritnya Minhwa?” Tanya Donghae pada Heechul dan Nichan.Heechul dan Nichan tampaknya sedang berpikir, mencari-cari di mana tempat favoritnya Minhwa.“Taman…!!” kata Heechul dan Nichan bersamaan. Setelah itu mereka segera berlari menuju taman di ikuti Donghae. Di tengah jalan mereka terhenti, mereka bertemu dengan Minhwa dan Kibum yang sedang berjalan pulang.

“Minhwa” panggil Heechul. Mendengar Heechul memanggilnya Minhwa langsung menoleh pada Heechul dan jalannya terhenti begitu pula Kibum. Mata Minhwa tampaknya berkaca-kaca melihat Heechul dan Nichan.“oh Tuhan. Kenapa tiba-tiba aku merasa sakit yang teramat sangat.” Air mata Minhwa mulai turun membasahi pipinya. Tiba-tiba dada Minhwa terasa sesak, dia jatuh di dada Kibum. Kibum segera menahan Minhwa agar tidak jatuh.“Minhwa.. kau kenapa ?” Tanya Kibum khawatir.“da..dadaku.. sakiitt” kata Minhwa pelan.“Minhwa…” teriak Heechul begitu melihat Minhwa ambruk di pelukan Kibum.“cepat bawa aku pulang Kibum oppa, jangan hiraukan mereka.” Kata Minhwa. Kibum langsung menggendong Minhwa dan segera berjalan menuju rumah Minhwa diikuti Donghae dan yang lainnya.Sampai di rumah Minhwa, Kibum segera membaringkan Minhwa di tempat tidurnya dan segera keluar membiarkan ibunya Minhwa mengganti bajunya Minhwa.“gomapta Kibum, kalo saja tidak ada kau pasti Minhwa bkal jadi lebih parah lagi dari ini.” Kata Donghae. Di balas dengan senyuman tipis Kibum.“aku juga berterima kasih pada mu Kibum. Tapi kau tau dari mana kalau Minhwa hilang? apa Donghae menelpon mu juga ?” Heechul bingung kenapa Kibum bisa tau padahal Heechul lupa menelponnya karena terlalu khawatir pada Minhwa.“tidak.. aku tidak menelponnya” kata Donghae.“aku yang menelponnya. Aku yang meminta bantuan Kibum hyung untuk mencari Nonna" Ryeowook keluar dari kamarnya. “gomapta Kibum hyung sudah mau menolongku mencari Nonna dan maaf juga sudah merepotkanmu.” Kata Ryeowook sambil tersenyum.“iya tidak apa-apa. Baiklah aku pulang dulu ya.” Kibum mohon pamit dan dibalas anggukan dari Donghae.“baiklah. Hati-hati di jalan ya Kibum hyung.” Kata Ryeowook.Setelah Kibum pergi Ryeowook masuk di kamar Minhwa. Tapi sebelum masuk dia sempat berkata kepada Heechul dan Nichan.“sebaiknya kalian juga pulang saja.” Kata Ryeowook. Heechul dan Nichan mengerti kalau Ryeowook masih membencinya.“Donghae kami pulang dulu sampaikan salam kami pada Minhwa.” pamit Heechul mewakili Nichan.“baiklah. Hati-hati dijalan ya” kata Donghae.Sedari tadi pikiran Nichan di penuhi dengan Ryeowook. Mengapa Ryeowook begitu baik dengan Kibum. Mungkin Karena Kibum tak punya salah apapun padanya ataupun pada Minhwa. Tapi Nichan merasa pasti ada maksud lain.“jangan-jangan Ryeowook bermaksud menjadikan Kibum sebagai pengganti Heechul untuk Minhwa.” Kata Nichan. Hmm.. kita liat saja.

matahari bersinar cerah menerangi bumi, tapi tidak secerah hati dan perasaan Minhwa. dia lalu bangkit dari tempat tidurnya lalu bersiap-siap kesekolah. pada saat dia muncul di ruang makan untuk sarapan semuanya terkejut melihat Minhwa yg sudah rapi dengan seragam sekolahnya."Minhwa, kau akan sekolah hari ini?" tanya Donghae."ne" jawab Minhwa singkat, dia lalu mengambi sepotong roti untuk sarapannya."nanti bagaimana kalau nonna pingsan di sekolah" kata Ryeowook khawatir."aku sudah mendingan, janganlah mengkhawatirkanku begitu. seakan-akan hidupku sudah tidak lama lagi. penyakitku hanya asma, itu bukan penyakit mematikan" kata Minhwa sambil mengunyah roti nya."jangan menganggap remeh penyakitmu" tegur Leeteuk, sang ayah."aku berangkat duluan" Kata Minhwa sambil beranjak dari duduknya dan meraih tas lalu berjalan menuju pintu keluar."anak itu jadi aneh, ada apa?" tanya Leeteuk yang menyadari keanehan pada putrinya."tidak ada apa-apa, kau belum mau berangkat?" kata Ibu Minhwa mengalihkan pembicaraan."baiklah aku berangkat dulu, kalian berdua cepatlah makan. jangan sampai terlambat" kata Leeteuk sebelum pergi berangkat kantor.Di sekolah Minhwa termenung sendiri, di kepalanya masih terbayang-bayang wajah Heechul dan Nichan. dia merasa di khianati, dia ingin tau lebih jelas dari mulut pacarnya Heechul. dia pun berjalan menuju kelas Leeteuk, tapi di tengah jalan dia melihat Heechul sedang berbicara berdua dengan.. Nichan.. seketika air mata Minhwa jatuh. dia tidak menyangka secepat ini mereka melupakan kejadian kemarin. Minhwa dengan segera berbalik dan hendak kembali ke kelasnya, tapi tiba-tiba dada nya kembali terasa sesak. pertahanannya goyah dan akhirnya dia jatuh pingsan.beberapa jam kemudian Minhwa sadar dan dia sudah berada di ruang kesehatan sekolah. tapi dia tidak sendiri di situ, ternyata ada Kibum dan Nichan juga.

ternyata Nichan dan Kibum sedang membicarakan sesuatu, samar-samar Minhwa dapat mendengar perbincangan mereka."oppa, mianhae. aku sama sekali tidak bermaksud mengkhianatimu dan Minhwa. aku hanya mencoba membuat Heechul tidak mengharapkan aku lagi" kata Nichan pada Kibum yang hanya menatap lurus kedepan tanpa menatap ke Nichan."aku tau" jawab Kibum singkat."kau tau?" tanya Nichan yg sedikit kaget itu."ne, aku ada di situ juga pada saat itu" jawab Kibum santai yang membuat Nichan semakin terkejut."oppa, mianhae" kata Nichan pelan."aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau memikirkan perasaanku" kata Kibum dengan ekspresi biasa saja."jinjja? gomawo oppa" kata Nichan sedikit lega."Nichan,.." panggil Kibum."ne oppa""kita putus saja" kata Kibum kali ini dengan menatap Nichan."mwo? wa.. waeyo oppa?" Nichan kembali terkejut mendengar perkataan Kibum."aku ingin menjaga Minhwa" kata Kibum sambil mengarahkan pandangannya ke arah Minhwa yg sedang terbaring di tempat tidur."menjaga Minhwa? apa kau menyukainya?" tanya Nichan menahan sakit di hatinya."jauh sebelum kau menyakiti perasaanku, aku memang sudah mencintainya" jelas Kibum."oppa" Lirih Nichan."mianhaeyo Nichan, kita sampai di sini saja" kata Kibum sambil mengelus kepala Nichan. karena sakit yang teramat dia rasakan Nichan tak dapat menahan air matanya, dia pun segera berlari keluar dari ruang kesehatan. melihat itu Kibum membiarkannya, dia pikir Nichan memang butuh waktu sendiri.Kibum lalu berjalan menuju tempat Minhwa terbaring, tiba-tiba Minhwa membuka matanya membuat Kibum sedikit terkejut."kau sudah bangun" kata Kibum sambil tersenyum tipis."kau, kenapa melakukannya oppa?" tanya Minhwa ke Kibum."aku hanya melakukan apa yg harus aku lakukan, aku takut aku akan menyakiti Nichan suatu saat nanti""Minhwa, apa yang ku katakan tadi itu semua benar. aku mencintaimu jauh sebelum Heechul mencintaimu, aku benar-benar ingin menjagamu""lalu kenapa kau menerima Nichan sebagai pacarmu?""dia yeoja yang sudah lama menungguku, tak enak hatiku menolaknya saat dia menyatakan cintanya""oppa, aku masih belum bisa menerima mu. rasa sayangku sampai saat ini mungkin masih sebagian besar milik Heechul oppa""aku akan menunggu, sampai kapanpun""oppa, tapiii..""percayalah""Minhwa, sudah waktunya pulang" tiba-tiba Donghae masuk dan menghampiri Minhwa dan Kibum."ne oppa, Kibum oppa terima kasih sudah menjagaku" kata Minhwa sambil tersenyum tipis dan di balas senyuman pula oleh Kibum.

Kibum berjalan pulang menuju rumahnya dengan santai sambil mendengarkan musik dari MP3 playernya. tiba-tiba Heechul menghampirinya lalu memukul wajahnya, berulang-ulang kali Heechul memukul dan meninju wajah Kibum seakan dia tidak memberi kesempatan untuk Kibum bicara."ayo.. pukul aku sampai puas, kalo memang bisa membuat rasa sakit hatimu hilang" kata Kibum begitu Heechul berhenti."kaaauuuu!!" Heechul kembali memukul wajah Kibum."kau boleh memukulku sampai kau puas, tapi serahkan Minhwa padaku" kata Kibum lagi."aku pikir kau sahabatku, kau satu-satunya sahabatku. tapi kenapa kau menusukku begini?" teriak Heechul sambil mencengkram kerah baju Kibum."siapa yang memulainya? apa aku?""kau tau, aku menyukai bahkan mencintai Minhwa jauh sebelum kau mencintainya. aku bahkan merelakan Minhwa padamu karena kupikir dia bisa bahagia jika denganmu. tidak ku sangka dia hanya kau jadikan alat untuk mendekati Nichan" lanjut Kibum."tapi sekarang aku sangat mencintainya" lirih Heechul."sudah terlambat, semuanya sudah terjadi. Minhwa sudah sangat sakit karenamu" mendengar perkataan Kibum, Heechul mulai melepaskan cengkramannya. Heechul pun tertunduk, dia menangis."serahkan dia padaku, aku akan membahagiakannya" kata Kibum.Heechul menganggkat kepalanya lalu menatap Kibum dalam, dia lalu menepuk bahu Kibum sebelum dia berjalan meninggalkan Kibum.

DUA TAHUN KEMUDIAN

...."oppa,, aku lulus" teriak Minhwa sambil berlari ke arah Kibum yang tengah bersandar ditembok."chukkae" Kibum memberi selamat."semoga Nichan juga lulus di Tokyo sana, nanti aku akan menelponnya" kata Minhwa lagi."Heechul juga katanya nanti akan menelponmu, katanya nanti setelah kerjaannya di pulau Jeju selesai" kata Kibum di sambut dengan anggukan Minhwa."oppa, kita tunangan yuk" kata Minhwa membuat Kibum terkejut."hey, kau sedang sakit? atau asma mu kambuh?" kata Kibum sambil menempelkan telapak tangannya ke kening Minhwa."oppa, aku serius" kata Minhwa."kita kan belum pernah pacaran, kau sudah mengajakku tunangan?""aku ingin ada ikatan yg lebih serius yang mengikat kita, kalau pernikahan itu terlalu cepat." kata Minhwa sambil tertawa kecil."apa itu artinya kau sudah menyukaiku?" tanya Kibum sambil tersenyum menatap Minhwa."un.. nomu.. nomu.. nomu.. saranghae" kata Minhwa sambil membuka lebar tangannya, melihat itu Kibum langsung memeluknya."gomawo Minhwa" bisik Kibum, tepat setelah bisikan Kibum hujan turun dengan derasnya. tapi sepasang kekasih itu enggan melepaskan pelukannya, mereka malah mempererat pelukannya."Hujan, selalu mengisi apapun yang sedang terjadi padaku. baik sedih maupun senang hujan sekan ikut merayakan dan merasakannya bersamaku" batin Minhwa

-THE END-

Tidak ada komentar: