Lovely
Rain 2
author
: admin kirha
cast:
Kim Kibum, Park Min hwa(readers), Kim Heechul, Lee Ni chan
other cast:
member Super Junior
Saat
mereka makan Nichan tiba-tiba teringat Minhwa yang melamun tadi pagi.
Sebenarnya dia ingin menanyakan tadi pagi tapi dia kalah cepat dengan Heechul
maka ini saat yang tepat untuk menanyakannya.
“emm..
Minhwa, tadi pagi aku melihatmu melamun, apa tadi pagi kau kena marah dari
Leeteuk Ahjussi?”
“iya,
tapi bukan itu yang membuatku melamun pagi tadi tapi soal Ryeowook”“Ryeowook?,
ada apa dengannya?”
“tadi
di rumah aku tidak sengaja mendengar percakapan Ryeowook dengan eomma, di situ
aku mengetahui bahwa Ryeowook sangat tidak menyukai Heechul” Hinata menjeaskan
dengan wajah yang murung.
“Jeongmal?
Apa yang membuat Ryeowook begitu tidak menyukai Heechul oppa?”
“Mollayo,
aku ingin mencari tau. Mungkin dengan memintan bantuan Donghae oppa aku bisa
mengetahuinya.”
“begitu
ya? Kira-kira apa ya yang membuat Ryeowook tidak menyukai Heechul? Aku jadi
ikut penasaran” Nichan memasang tampang berpikir sambil garpunya masih ada di
dalam mulutnya membuat Minhwa yang melihatnya tertawa, sedangkan orang yang
ditertawakan hanya menatap Minhwa bingung.
Minhwa
menutup mulutnya menahan tertawa sambil menunjuk mulut Nichan yang masih berisi
garpu. Nichan yang menyadarinya segera mengeluarkan garpunya lalu kedua gadis
itu saling menatap dan akhirnya tertawa bersama.Bel pulang sekolah berbunyi.
Minhwa menunggu Heechul di taman sekolah seperti biasanya, tapi setelah 10
menit menunggu Heechul tidak muncul juga. Minhwa mengeluarkan komik dari tasnya
dan mulai membacanya untuk mengusir rasa bosan.
“ini
ya kebiasaanmu kalau bosan menunggu Heechul?” sebuah suara mengagetkan Minhwa
yang sedang asik membaca komik. Rupanya asal suara itu dari seorang cowok tinggi
berparas imut.
“ah..
Kibum oppa. Kau mengagetkan ku saja.” Jawab Minhwa sambil tersenyum.
“ayo
pulang” ajak Kibum sambil berjalan didepan Minhwa.
“pulang?
Tapi.. Heechul oppa dan Nichan..” Hinata kebingungan mendengar ajakan Sasuke.
Tidak biasanya Sasuke mengajaknya pulang berdua.
“biarkan
saja mereka, tampaknya mereka sedang sibuk” Kibum menjawab kebingungan Minhwa
sambil terus berjalan. Tapi langkahnya terhenti karena orang yang di ajaknya
masih belum beranjak dari tempatnya berdiri.
“ya
sudah kalau begitu. Kamu ingin di marahi appa mu ya karena pulang telat hari
ini?” kata Kibum sambil melangkah lagi meninggalkan Minhwa. Minhwa yang
mendengar perkataan Kibum segera berlari menyusul Kibum.
"Heechul
oppa dan Nichan ada urusan apa ya? Kenapa tidak memberitahu ku? Ya sudahlah
nanti saja aku tanyakan” batin Minhwa.
“Heechul
oppa.. kenapa kau membawaku di sini?, Nichan bagaimana? Dia pasti sudah
menunggumu.” kata Nichan pada namja yang menariknya. Namja itu tidak menjawab
pertanyaan Nichan, dia hanya menyuruh Nichan itu duduk di bangku taman.
-Flash
back on-
Bel
tanda pulang sekolah berbunyi. Nichan keluar kelas dan bermaksud ingin
menghampiri Kibum, tetapi seseorang menarik tangannya menuju pintu gerbang
belakang sekolah. Ternyata yang menarik tangan Nichan adalah Heechul, Nichan
yang sadar bahwa yang menarik tangannya adalah Heechul segera meminta Heechul
melepaskan tangannya. Tapi percuma Heechul tetap membawanya menuju taman yang
tidak jauh dari sekolahnya.
-Flash
back off-
“kita
harus bicara” kata Heechul sambil membelakangi Nichan.
“bicara?
Bicara apa? Kenapa mesti ke taman segala. Kita kan bisa membicarakannya dalam
perjalanan pulang bersama Minhwa dan Kibum oppa” Nichan tampaknya bingung
dengan tindakan Heechul ini.
“tidak
bisa. Kita tidak bisa membicarakannya di hadapan mereka.” Heechul membalikkan
badannya menghadap Nichan, membuat Nichan melihat wajah serius seorang Heechul.
“emmm,
baiklah. Kamu mau bicara apa?” Nichan mengikuti mau Heechul setelah melihat
keseriusan wajah Heechul.
“kamu
ingat kejadian dua tahun lalu pada saat kelulusan kalian” Heechul duduk di
samping Nichan.
“kelulusan
ya? Eh.. jangan bilang kau ingin mengulangnya di sini. Kau kan sudah berjanji
akan menyayangi Minhwan setulus hatimu” Nichan kaget dengan perkataan Heechul.
-Flash
back on-
Hujan
deras turun seakan ikut merayakan kelulusan siswa-siswa Sekolah Menengah
Konoha.Sepasang siswa berlari ke taman belakang sekolahnya. Seorang yeoja yg
berpakaian seragam Junior School dan seorang namja yg berpakaian seragam High
School
“Nichan,
aku sulit untuk menghapus rasa sayang ku padamu. Aku mohon Nichan, putuskan
Kibum, dan aku pun akan memutuskan Minhwa.” Kata namja berpakaian seragam high
school itu.
tidak
bisa, kamu harus belajar mencintai Minhwa. Jangan buat hatinya terluka, dia
sangat mencintaimu oppa.” Nichan menolak saran Heechul. Heechul menggenggam
tangan Nichan.
“tapi
itu sulit. Aku sangat menyayangimu Nichan” Heechul menatap Nichan dalam.
Lama-lama wajahnya semakin mendekati wajah Nichan lalu Heechul mencium Nichan.
Awalnya Nichan ingin melepaskannya tapi setelah itu dia membiarkannya.
Membiarkan Heechul menciumnya untuk yang pertama dan Nichan berharap untuk yang
terakhir. Setelah cukup lama Heechul melepaskan ciumannya. Dia menatap
Nichan yang masih memejamkan matanya lalu Heechul memeluk gadis yang
dicintainya itu.
“Heechul
oppa, kamu harus belajar mencintai Minhwa. Dia sangat mencintaimu. Aku mohon
jangan buat hatinya kecewa.” Nichan juga memeluk Heechul. Pelukan sahabat.
“aku
akan berusaha Nichan, aku janji akan membuat Minhwa bahagia, Gomawo.” Heechul
melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada Nichan lalu berjalan pergi
meninggalkannya.Tanpa mereka sadar seorang namja kecil melihat perbuatan mereka
dari jauh. Dia adalah Ryeowook. Tangannya mengepal sepertinya dia menahan
marah.“kamu tidak pantas untuk Nonna ku” batin Ryeowook.
-Flash
back off-
“tentu
saja tidak. Aku Cuma ingin memberitahumu sesuatu. Pada saat kita melakukan itu…
Ryeowook melihatnya. Itu sebabnya dia sangat benci kepadaku.” Jelas Heechul.
“Jinjja?
Pantas saja Ryeowook juga selalu menatapku sinis. Aduh bagaimana ini oppa.
Ryeowook bisa saja membongkarnya pada Minhwa.” Mata Nichan memancarkan
ketakutan.
“aku
pun tidak tau harus bagaimana, pokoknya kita harus bersikap seperti biasa saja”
Kata Heechul dibalas dengan anggukan dari Nichan.
Aroma
kue yang sudah matang tercium dari dapur kediaman Park. Tampaknya Minhwa dan
ibunya sedang membuat kue.“hmm.. aromanya membuat air liur ku meleleh, apa
kuenya sudah matang ?” kata Heechul yang berdiri di samping Minhwa yang sedang
mengeluarkan kue dari oven.
“huh
dasar..” kata Nichan yang memandangi Heechul dengan tatapan yang tidak
mengenakan. Bayangkan saja seperti apa.Nichan, Heechul dan Kibum sedang berada
di rumah Minhwa. Mereka di undang oleh Minhwa dan ibunya untuk menyicipi kue
buatan Minhwa yang di bantu oleh Ibunya.
“ayo
dicicipi mumpung masih hangat. Kata eomma kuenya enak di santap selagi masih
hangat.
”
Minhwa mempersilahkan sahabat-sahabatnya untuk menyicipi kue buatannya.“wah..
Minhwa kue buatanmu enak sekali. Kapan-kapan kamu bersedia mengajariku ?” kata
Nichan begitu menyicipi kue buatan Minhwa.
“ah
Nichan aku masih belum pintar membuat kue, aku masih belajar dari eomma” kata
Minhwa sambil tersenyum.“hei Kibum, bagaimana sih pacarmu ini. Yeoja yang tidak
tau buat kue jagonya Cuma bela diri. Huh payah” cibir Heechul pada Kibum.
“diam
kau oppa” Nichan memberi deathglare ke Heechul.
“ahjumma,
bolehkah aku belajar membuat kue kepada mu?” Nichan memelas kepada Ibunya
Minhwa sambil memasang puppy-eyes ala Nichan.
“tentu
saja boleh. Kamu sudah aku anggap sebagai anak sendiri jadi kapan saja kamu mau
belajar aku akan bersedia mengajari mu” kata Ibunya Minhwa sambil tersenyum.
“Ghamsahamnida,
ahjumma” kata Nichan memeluk ibunya Minhwa. Minhwa dan yang lainnya hanya
tersenyum.Tiba-tiba Ryeowook masuk ke dalam dapur, dia melihat Minhwa dan yang
lainnya tampak sedang bergembira. Tampaknya Ryeowook tidak senang akan hal itu.
“huh
dasar munafik” kata Ryeowook sambil membuka kulkas dan mengambil minuman.
Kata-kata Ryeowook tadi sontak membuat seisi dapur kaget.
“Ryeowook..
apa maksudmu ? siapa yang munafik ?” tanya Minhwa kepada Ryeowook dengan
lembut.
“Nonna,
kau tidak sadar kalau kau sudah di bohongi oleh sahabat dan pacarmu yang
tercinta ini” kata Ryeowook sambil memandang tajam ke Heechul dan Nichan
.“maksudnya
apa Ryeowook ? Aku tidak mengerti” kata Minhwa bingung.“tutup mulutmu Ryeowook,
jangan menyebarkan fitnah” kata Donghae kepada Ryeowook.
“aku
tidak mefitnah orang Donghae Hyung. Aku berbicara sesuai kenyataan. Nonna tidak
tau apa yang di buat kedua orang ini di belakangnya. Nonna di khianati oleh
sahabatnya dan pacarnya sendiri.”
“aku
semakin tidak mengerti” Minhwa memandang Ryeowook dengan tatapan serius yang
bagaikan memberikan isyarat kepada Ryeowook agar memperjelas apa yang sedang di
bicarakannya.
“Nonna,
aku bukan mau menyakitimu. Tapi aku harus mengatakan ini, aku tidak mau Nonna
selalu di bohongi mereka” kata Ryeowook kepada Minhwa.
“Ryeowook
!!!” Donghae membentak Ryeowook.
“biarkanlah
oppa” kata Minhwa kepada Donghae dan memberikan isyarat pada Ryeowook untuk
melanjutkan ceritanya.
“taman
dan hujan menjadi saksinya. Mereka saling mencumbu dan berpelukan di taman
belakang sekolah. Kekasihmu itu menyukai sahabatmu, dan mungkin sahabatmu itu
juga menyukainya.” Kata Ryeowook sambil memandangi Heechul dan Nichan.
“Mwo
??” kata Minhwa tidak percaya.
“mereka
mengkhianatimu Nonna. Aku juga saksi nya” kata Ryeowook yang membuat Minhwa
syock.Penyakit asmanya Minhwa kambuh membuat pertahanannya goyah. Minhwa hampir
jatuh terbaring di lantai kalau saja Kibum yang kebetulan berada paling dekat
dengan Minhwa tidak cepat menahannya.
“Minhwa…!!”
semua kaget dengan apa yang terjadi pada Minhwa.
“Kibum
hyung, ikut dengan ku akan ku tunjukan kamar Nonna” kata Ryeowook diikuti Kibum
yang sudah menggendong Minhwan. Diikuti yang lainnya.“puas kau Ryeowook. Lihat
Minhwa seperti ini gara-gara kamu” Donghae memarahi Ryeowook.
“maafkan
aku Donghae hyung. Bukan maksudku menyakiti Nonna, aku hanya tidak ingin mereka
terus menerus membohongi Nonna” kata Ryeowook.
“sudah-sudah.
Ayo kita biarkan Minhwa dulu di kamarnya sampai dia siuman. Kibum~ah terima
kasih sudah mau menggendong Minhwa sampai ke kamarnya, lebih baik kamu pulang
dulu hari sudah malam. Heechul dan Nichan juga pulanglah terima kasih
ya atas kunjungannya hari ini.” Kata Ibunya Minhwa.
“baik
ahjumma, kami permisi dulu. Sampaikan salam kami kepada Minhwa kalau dia sudah
siuman nanti” kata Nichan mewakili Kibum dan Heechul mohon pamit.
“iya
nanti ahjumma sampaikan. Hati-hati di jalan ya” kata Ibunya Minhwa sambil
tersenyum.Nichan dan Heechul pulang dengan rasa bersalah. Mereka juga takut
kalau sampai terjadi apa-apa dengan Minhwa.
“Tuhan,
tolong sembuhkan Minhwa” batin Nichan.Hujan yang deras turun dan berhasil
membuat malam begitu dingin. Minhwa yang sudah sadar dari pingsannya kini
termenung didalam kamarnya. Kata-kata Ryeowook tadi masih memenuhi pikirannya.
Minhwa tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh pacar dan sahabat
tercintanya itu. Air mata Minhwa turun membasahi pipinya.
“Heechul
oppa” lirih Minhwa.‘Tuhan, tolonglah aku. Hati ku sakit, sembuhkan aku dari
sakit yang teramat ini.’Minhwa bangkit dari tempat tidurnya. Dia berjalan
keluar dari kamarnya, dia berjalan menuju pintu utama di rumah itu. Pada saat
berjalan melewati ruang tamu dia bertemu dengan Donghae. Hinata tetap berjalan
dan tak menghiraukan Donghae yang tampak kaget melihat Minhwa.
“Minhwa
!!” Minhwa berhenti begitu mendengar namanya di panggil Donghae.
“di
luar hujan kenapa kau tidak mengenakan sweater mu ? lagian mau ke mana
malam-malam begini ?” Donghae melanjutkan.“aku tidak akan ke mana-mana oppa”
kata Minhwa tanpa membalikkan tubuhnya menatap lawan bicaranya.
“aku
hanya ingin duduk di depan saja” Minhwa mulai berjalan lagi. Donghae hanya bisa
menatapnya walaupun ada sedikit kekhawatiran, dia berpikir bahwa Minhwa saat
ini hanya ingin sendiri jadi dia membiarkannya.Beberapa saat kemudian Ryeowook
turun dari lantai dua dengan tergesa-gesa. Donghae terlihat penasaran apa yang
membuat Ryeowook sampai seperti itu.
“ada
apa Ryeowook?, kok kamu tergesa-gesa seperti itu?”
“No..
Nonna tak ada di kamarnya, dia hilang”
“dia
ada kok di depan tadi sempat ketemu dengan ku dulu” kata Donghae dengan tenang
berharap Ryeowook juga langsung tenang. Tapi ternyata Ryeowook malah semakin
gelisah.
“Hyung..
kenapa di biarkan begitu. Kalau sampai terjadi apa-apa dengan nonna gimana?”
Ryeowook berlari ke pintu utama berharap Minhwa ada di teras rumahnya. Tapi dia
mendapati teras tersebut tak ada siapa-siapa.
“Donghae
hyung…” teriak Hanabi. Mendengar Ryeowook meneriaki namanya Donghae langsung
berlari menemui Ryeowook.“Nonna tidak ada di sini, bagaimana ini? kalo sampai
dia hilang bagaimana?” kata Ryeowook khawatir.
“iya,
tenang dulu. Coba kamu priksa ke kamarnya lagi. Biar nanti aku cari bantuan
untuk mencarinya. Kamu hubungi eomma tapi jangan beritahu appa dulu,
arasseo?!!” Donghae berusaha tidak panik. Begitu Ryeowook pergi Donghae meraih
ponselnya dan tampaknya sedang menghubungi seseorang.“yeobseyo” dari ujung
telepon terdengar suara seorang namja.“Heechul, aku butuh bantuan mu. Minhwa
hilang, tolong cari dia. Dia masih lemah, aku takut terjadi apa-apa padanya.
“hah..??
hilang ?, baiklah aku akan mencarinya.”
“gomawo
Heechul” kata Donghae sambil menutup teleponnya. Begitu telepon di tutup
Heechul langsung menelpon Nichan menyampaikan bahwa Minhwa hilang. Nichan juga
ikut membantu mencari Minhwa. Dia merasa bertanggung jawab atas hilangnya
Minhwa. Dia yakin bahwa dialah penyebab Minhwa menjadi seperti ini.Sementara
itu di taman kota Seoul, seorang yeoja berdiri sambil menunduk. Yeoja itu
sedang menangis, tapi air matanya tidak tampak karena telah menyatu dengan air
hujan yang membasahi wajahnya.
"Kim
Heechul, aku mencintaimu. Mengapa kau tega berbuat seperti ini padaku. Dan
kenapa mesti sahabat ku yang kau pilih. Aku tak tau harus bersandar pada siapa
saat ini.” Teriak Minhwa.
“masih
ada aku. Kau boleh menumpahkan segala rasa yang sedang kau rasakan saat ini
pada ku.
”
Tiba-tiba seorang namja menghampirinya. Memegang pundak Minhwa dan membalikan
Minhwa. Jadi sekarang posisi mereka berhadapan.
“Kibum
oppa” Minhwa kaget begitu melihat Kibum.
“dari
mana kau tau kalau aku di sini?”“ayo pulang, dongsaeng mu sangat
mengkhawatirkan kamu Minhwa.
”“tidak
mau, aku masih ingin di sini sendiri. Jadi kamu pulang saja” bantah
Minhwa.“wajahmu pucat, kalau tiba-tiba kau pingsan di sini bagaimana ? ayo kita
pulang”
“aku
tidak mau” Minhwa berbalik membelakangi Kibum.
“terserah
kamu saja. Ternyata seorang Minhwa bisa tega pada adiknya yang sangat khawatir
dan kalau adik kamu saja khawatir apa lagi ibumu. Pasti beliau lebih khawatir.”
Kibum mulai melangkah meninggalkan Hinata.
“tunggu..!!
baiklah aku mau pulang” kata Minhwa sambil melangkahkan kakinya menyusul
Kibum.Sementara itu Heechul dan Nichan masih mencari Minhwa. Mereka kemudian
bertemu dengan Donghae.
"ohttokhae?”
Tanya Donghae di sambut dengan gelengan kepala Heechul.“apa kalian tidak tau di
mana tempat favoritnya Minhwa?” Tanya Donghae pada Heechul dan Nichan.Heechul
dan Nichan tampaknya sedang berpikir, mencari-cari di mana tempat favoritnya
Minhwa.“Taman…!!” kata Heechul dan Nichan bersamaan. Setelah itu mereka segera
berlari menuju taman di ikuti Donghae. Di tengah jalan mereka terhenti, mereka
bertemu dengan Minhwa dan Kibum yang sedang berjalan pulang.
“Minhwa”
panggil Heechul. Mendengar Heechul memanggilnya Minhwa langsung menoleh pada
Heechul dan jalannya terhenti begitu pula Kibum. Mata Minhwa tampaknya
berkaca-kaca melihat Heechul dan Nichan.“oh Tuhan. Kenapa tiba-tiba aku merasa
sakit yang teramat sangat.” Air mata Minhwa mulai turun membasahi pipinya.
Tiba-tiba dada Minhwa terasa sesak, dia jatuh di dada Kibum. Kibum segera
menahan Minhwa agar tidak jatuh.“Minhwa.. kau kenapa ?” Tanya Kibum
khawatir.“da..dadaku.. sakiitt” kata Minhwa pelan.“Minhwa…” teriak Heechul
begitu melihat Minhwa ambruk di pelukan Kibum.“cepat bawa aku pulang Kibum
oppa, jangan hiraukan mereka.” Kata Minhwa. Kibum langsung menggendong Minhwa
dan segera berjalan menuju rumah Minhwa diikuti Donghae dan yang lainnya.Sampai
di rumah Minhwa, Kibum segera membaringkan Minhwa di tempat tidurnya dan segera
keluar membiarkan ibunya Minhwa mengganti bajunya Minhwa.“gomapta Kibum, kalo
saja tidak ada kau pasti Minhwa bkal jadi lebih parah lagi dari ini.” Kata
Donghae. Di balas dengan senyuman tipis Kibum.“aku juga berterima kasih pada mu
Kibum. Tapi kau tau dari mana kalau Minhwa hilang? apa Donghae menelpon mu juga
?” Heechul bingung kenapa Kibum bisa tau padahal Heechul lupa menelponnya
karena terlalu khawatir pada Minhwa.“tidak.. aku tidak menelponnya” kata
Donghae.“aku yang menelponnya. Aku yang meminta bantuan Kibum hyung untuk mencari
Nonna" Ryeowook keluar dari kamarnya. “gomapta Kibum hyung sudah mau
menolongku mencari Nonna dan maaf juga sudah merepotkanmu.” Kata Ryeowook
sambil tersenyum.“iya tidak apa-apa. Baiklah aku pulang dulu ya.” Kibum mohon
pamit dan dibalas anggukan dari Donghae.“baiklah. Hati-hati di jalan ya Kibum
hyung.” Kata Ryeowook.Setelah Kibum pergi Ryeowook masuk di kamar Minhwa. Tapi
sebelum masuk dia sempat berkata kepada Heechul dan Nichan.“sebaiknya kalian
juga pulang saja.” Kata Ryeowook. Heechul dan Nichan mengerti kalau Ryeowook
masih membencinya.“Donghae kami pulang dulu sampaikan salam kami pada Minhwa.”
pamit Heechul mewakili Nichan.“baiklah. Hati-hati dijalan ya” kata
Donghae.Sedari tadi pikiran Nichan di penuhi dengan Ryeowook. Mengapa Ryeowook
begitu baik dengan Kibum. Mungkin Karena Kibum tak punya salah apapun padanya
ataupun pada Minhwa. Tapi Nichan merasa pasti ada maksud lain.“jangan-jangan
Ryeowook bermaksud menjadikan Kibum sebagai pengganti Heechul untuk Minhwa.”
Kata Nichan. Hmm.. kita liat saja.
matahari
bersinar cerah menerangi bumi, tapi tidak secerah hati dan perasaan Minhwa. dia
lalu bangkit dari tempat tidurnya lalu bersiap-siap kesekolah. pada saat dia
muncul di ruang makan untuk sarapan semuanya terkejut melihat Minhwa yg sudah
rapi dengan seragam sekolahnya."Minhwa, kau akan sekolah hari ini?"
tanya Donghae."ne" jawab Minhwa singkat, dia lalu mengambi sepotong
roti untuk sarapannya."nanti bagaimana kalau nonna pingsan di
sekolah" kata Ryeowook khawatir."aku sudah mendingan, janganlah
mengkhawatirkanku begitu. seakan-akan hidupku sudah tidak lama lagi. penyakitku
hanya asma, itu bukan penyakit mematikan" kata Minhwa sambil mengunyah
roti nya."jangan menganggap remeh penyakitmu" tegur Leeteuk, sang
ayah."aku berangkat duluan" Kata Minhwa sambil beranjak dari duduknya
dan meraih tas lalu berjalan menuju pintu keluar."anak itu jadi aneh, ada
apa?" tanya Leeteuk yang menyadari keanehan pada putrinya."tidak ada
apa-apa, kau belum mau berangkat?" kata Ibu Minhwa mengalihkan
pembicaraan."baiklah aku berangkat dulu, kalian berdua cepatlah makan.
jangan sampai terlambat" kata Leeteuk sebelum pergi berangkat kantor.Di
sekolah Minhwa termenung sendiri, di kepalanya masih terbayang-bayang wajah
Heechul dan Nichan. dia merasa di khianati, dia ingin tau lebih jelas dari
mulut pacarnya Heechul. dia pun berjalan menuju kelas Leeteuk, tapi di tengah
jalan dia melihat Heechul sedang berbicara berdua dengan.. Nichan.. seketika
air mata Minhwa jatuh. dia tidak menyangka secepat ini mereka melupakan kejadian
kemarin. Minhwa dengan segera berbalik dan hendak kembali ke kelasnya, tapi
tiba-tiba dada nya kembali terasa sesak. pertahanannya goyah dan akhirnya dia
jatuh pingsan.beberapa jam kemudian Minhwa sadar dan dia sudah berada di ruang
kesehatan sekolah. tapi dia tidak sendiri di situ, ternyata ada Kibum dan
Nichan juga.
ternyata
Nichan dan Kibum sedang membicarakan sesuatu, samar-samar Minhwa dapat
mendengar perbincangan mereka."oppa, mianhae. aku sama sekali tidak
bermaksud mengkhianatimu dan Minhwa. aku hanya mencoba membuat Heechul tidak
mengharapkan aku lagi" kata Nichan pada Kibum yang hanya menatap lurus
kedepan tanpa menatap ke Nichan."aku tau" jawab Kibum
singkat."kau tau?" tanya Nichan yg sedikit kaget itu."ne, aku ada
di situ juga pada saat itu" jawab Kibum santai yang membuat Nichan semakin
terkejut."oppa, mianhae" kata Nichan pelan."aku sudah
memaafkanmu, jauh sebelum kau memikirkan perasaanku" kata Kibum dengan
ekspresi biasa saja."jinjja? gomawo oppa" kata Nichan sedikit
lega."Nichan,.." panggil Kibum."ne oppa""kita putus
saja" kata Kibum kali ini dengan menatap Nichan."mwo? wa.. waeyo
oppa?" Nichan kembali terkejut mendengar perkataan Kibum."aku ingin
menjaga Minhwa" kata Kibum sambil mengarahkan pandangannya ke arah Minhwa
yg sedang terbaring di tempat tidur."menjaga Minhwa? apa kau
menyukainya?" tanya Nichan menahan sakit di hatinya."jauh sebelum kau
menyakiti perasaanku, aku memang sudah mencintainya" jelas
Kibum."oppa" Lirih Nichan."mianhaeyo Nichan, kita sampai di sini
saja" kata Kibum sambil mengelus kepala Nichan. karena sakit yang teramat
dia rasakan Nichan tak dapat menahan air matanya, dia pun segera berlari keluar
dari ruang kesehatan. melihat itu Kibum membiarkannya, dia pikir Nichan memang
butuh waktu sendiri.Kibum lalu berjalan menuju tempat Minhwa terbaring,
tiba-tiba Minhwa membuka matanya membuat Kibum sedikit terkejut."kau sudah
bangun" kata Kibum sambil tersenyum tipis."kau, kenapa melakukannya
oppa?" tanya Minhwa ke Kibum."aku hanya melakukan apa yg harus aku
lakukan, aku takut aku akan menyakiti Nichan suatu saat
nanti""Minhwa, apa yang ku katakan tadi itu semua benar. aku
mencintaimu jauh sebelum Heechul mencintaimu, aku benar-benar ingin
menjagamu""lalu kenapa kau menerima Nichan sebagai pacarmu?""dia
yeoja yang sudah lama menungguku, tak enak hatiku menolaknya saat dia
menyatakan cintanya""oppa, aku masih belum bisa menerima mu. rasa
sayangku sampai saat ini mungkin masih sebagian besar milik Heechul
oppa""aku akan menunggu, sampai kapanpun""oppa,
tapiii..""percayalah""Minhwa, sudah waktunya pulang"
tiba-tiba Donghae masuk dan menghampiri Minhwa dan Kibum."ne oppa, Kibum
oppa terima kasih sudah menjagaku" kata Minhwa sambil tersenyum tipis dan
di balas senyuman pula oleh Kibum.
Kibum
berjalan pulang menuju rumahnya dengan santai sambil mendengarkan musik dari
MP3 playernya. tiba-tiba Heechul menghampirinya lalu memukul wajahnya,
berulang-ulang kali Heechul memukul dan meninju wajah Kibum seakan dia tidak
memberi kesempatan untuk Kibum bicara."ayo.. pukul aku sampai puas, kalo memang
bisa membuat rasa sakit hatimu hilang" kata Kibum begitu
Heechul berhenti."kaaauuuu!!" Heechul kembali memukul wajah
Kibum."kau boleh memukulku sampai kau puas, tapi serahkan Minhwa
padaku" kata Kibum lagi."aku pikir kau sahabatku, kau satu-satunya sahabatku.
tapi kenapa kau menusukku begini?" teriak Heechul sambil mencengkram kerah
baju Kibum."siapa yang memulainya? apa aku?""kau tau, aku
menyukai bahkan mencintai Minhwa jauh sebelum kau mencintainya. aku bahkan
merelakan Minhwa padamu karena kupikir dia bisa bahagia jika denganmu. tidak ku
sangka dia hanya kau jadikan alat untuk mendekati Nichan" lanjut
Kibum."tapi sekarang aku sangat mencintainya" lirih
Heechul."sudah terlambat, semuanya sudah terjadi. Minhwa sudah sangat sakit
karenamu" mendengar perkataan Kibum, Heechul mulai melepaskan
cengkramannya. Heechul pun tertunduk, dia menangis."serahkan dia padaku,
aku akan membahagiakannya" kata Kibum.Heechul menganggkat kepalanya lalu
menatap Kibum dalam, dia lalu menepuk bahu Kibum sebelum dia berjalan
meninggalkan Kibum.
DUA
TAHUN KEMUDIAN
...."oppa,,
aku lulus" teriak Minhwa sambil berlari ke arah Kibum yang tengah
bersandar ditembok."chukkae" Kibum memberi selamat."semoga
Nichan juga lulus di Tokyo sana, nanti aku akan menelponnya" kata Minhwa
lagi."Heechul juga katanya nanti akan menelponmu, katanya nanti setelah
kerjaannya di pulau Jeju selesai" kata Kibum di sambut dengan anggukan
Minhwa."oppa, kita tunangan yuk" kata Minhwa membuat Kibum
terkejut."hey, kau sedang sakit? atau asma mu kambuh?" kata Kibum
sambil menempelkan telapak tangannya ke kening Minhwa."oppa, aku
serius" kata Minhwa."kita kan belum pernah pacaran, kau sudah
mengajakku tunangan?""aku ingin ada ikatan yg lebih serius yang
mengikat kita, kalau pernikahan itu terlalu cepat." kata Minhwa sambil
tertawa kecil."apa itu artinya kau sudah menyukaiku?" tanya Kibum
sambil tersenyum menatap Minhwa."un.. nomu.. nomu.. nomu.. saranghae"
kata Minhwa sambil membuka lebar tangannya, melihat itu Kibum langsung
memeluknya."gomawo Minhwa" bisik Kibum, tepat setelah bisikan Kibum
hujan turun dengan derasnya. tapi sepasang kekasih itu enggan melepaskan
pelukannya, mereka malah mempererat pelukannya."Hujan, selalu mengisi
apapun yang sedang terjadi padaku. baik sedih maupun senang hujan sekan ikut
merayakan dan merasakannya bersamaku" batin Minhwa
-THE
END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar