Minggu, 01 April 2012

LOVE IS DESTINY (PART 1)LOVE IS DESTINY (PART 1)


 LOVE IS DESTINY (PART 1)LOVE IS DESTINY (PART 1)

Type                : Multi-chapter
Author             : Istrinya Kyuhyun
Main Cast       : Cho Kyuhyun, Hong Hae Jin, Yoo Ae Jong
Supporting Cast : Tuan dan Nyonya Cho
Rating             : All Ages
Theme             : Romance



Kyuhyun’s pov

“Kau ingin punya berapa anak Kyu?” dia bertanya padaku sambil mendongak menatap wajahku.

“Terserah kau saja Hae Jin, kau yang akan mengandung mereka” kataku sambil kukecup puncak kepala yeoja yang sedang kudekap dari belakang itu

“Aku mau dua. Satu laki-laki untukmu dan satu perempuan untukku” katanya lagi sambil bersandar didadaku.

“Kenapa harus satu-satu seperti itu?”

“Iya, jadi anak laki-laki kita bisa bermain sepak bola bersamamu, dan anak perempuan kita akan aku ajari bermain boneka.”

“Dia pasti akan secantik kamu” ku elus pipinya, dan semakin erat kudekap tubuhnya.

“Anak laki-laki kita pun akan setampan kamu Kyu.”

“Jelas, aku bapaknya. Hahahahaha. Kau mau beri nama mereka siapa?”

“Hmm, kalau laki-laki aku mau memberinya nama Cho Gi Hyeon, artinya laki-laki tampan yang berani dan bijaksana. Kalau perempuan Cho Hye Min artinya perempuan cantik yang anggun dan cerdas, bagaimana?”

“Nama yang bagus. Kamu memang pandai merangkai kata-kata, hahahaha”

“Kau tidak menyumbangkan ide sedikitpun” katanya sambil merubah posisinya menghadap padaku. Kulihat wajahnya cemberut, bibirnya manyun, lucu sekali.

“Bagianku nanti” kataku lalu kukecup bibirnya.

“Kita akan segera menikah Hae Jin, dan dapat segera mewujudkan semua impian kita, besok akan kubawa kamu ke rumah dan memperkenalkan pada orang tuaku” ucapku sambil menariknya kembali ke pelukanku

“Aku takut Kyu”

“Takut apa?”

“Takut mereka menolakku”

“Itu tidak akan terjadi Hae Jin. Aku berjanji” ucapku sambil mempererat pelukanku padanya.

***
Hae Jin’s pov

Sekarang aku sedang duduk di ruang keluarga rumah keluarga Cho. Kyuhyun duduk disebelahku dan terus menggenggam tanganku, aku tahu dia sangat tegang, akupun begitu. Kedua orang tuanya duduk didepanku, kami hanya dipisahkan oleh sebuah meja Kristal sepanjang 50cm.

“Jadi kau putri pengusaha Hong?” Tanya Nyonya Cho.

“Ne” kataku dengan kepala tertunduk

“Bukankah dia masih didalam bui?” katanya lagi

“Omma!” kudengar Kyu membentak ibunya.

“Kenapa Kyu? Kau membentak Omma dan lebih memilih dia? Anak koruptor itu?” mendengar kata-kata Nyonya sakit rasanya hatiku.

“Aku mencintainya Omma! Dan sampai kapanku akan tetap mencintainya, apapun yang terjadi padanya!”

“Kami sudah menentukan calon istrimu Kyu, 2 minggu lagi kamu menikah” Tuan Cho berkata tegas sambil berdiri dan melangkah masuk ke dalam rumah.

“Tidak Appa! Aku menolak pernikahan itu!”

“Diam kau Kyu! Itu sudah jadi keputusan Omma dan Appa” Nyonya Cho juga ikut bangkit dan melangkah masuk ke rumah.

“Aku mau pulang Kyu” kataku dengan suara bergetar menahan tangis.

“Iya, lebih baik kita keluar dari sini, kita ke taman biasa ya” katanya sambil membelai kepalaku.

“Ani, ani, aku pulang sendiri saja, Kau harus istirahat Kyu, 2 minggu lagi kau harus menikah, kau harus sehat, bergembiralah Kyu” kataku sambil membelai pipinya.

Aku berjalan keluar dari rumah Kyu. Kudengar langkah kaki Kyu mengikutiku. Aku tak bisa lagi menahan air mataku, aku berlari berusaha menjauhi Kyu.

“Hae Jin-ah! Tunggu!” Kudengar Kyu berteriak memanggil namaku.

Aku terus berlari, namun ternyata kecepatan lari Kyu lebih cepat dari ku, dia berhasil mengejarku, menarik tanganku dan memelukku. Didalam pelukannya kurasakan air hujan mengguyur tubuhku, seakan langitpun ikut bersedih sepertiku.

“Aku mohon jangan tinggalkan aku Hae Jin, aku mohon, aku tak bisa hidup tanpamu. Kita akan menikah, walaupun orang tuaku tidak menyetujuinya.” Katanya sambil memelukku erat.

“Ani, kau harus menikah dengan wanita pilihan orang tuamu Kyu, buat kedua orang tuamu bahagia” Kataku sambil melepaskan pelukannya. Air mataku telah menyatu dengan air hujan, dan tak dapat lagi kurasakan alirannya di pipiku, dinginnya udara telah membekukan air mataku juga.

“Aku hanya mencintaimu tidak ada yang lain” ucapnya, kulihat matanya telah memerah, aku yakin dia menangis. Semakin sakit hatiku melihatnya seperti itu, melihat orang yang amat sangat aku cintai menangis.

“Cho Kyuhyun!!” Teriak seseorang.

Ku lihat Nyonya Cho berjalan dengan membawa payung mendekati kami. Segera kulepaskan tangan Kyuhyun yang memegang bahuku.

“Kembalilah pada orang tuamu Kyu, aku akan terus mengenang cinta dan impian kita” ucapku sambil berbalik dan berjalan menjauh.

Kudengar suara Kyu memanggilku dan juga suara Nyonya Cho membentak Kyu. Aku yakin sekarang nyonya Cho sedang menyeret pulang Kyuhyun.

Aku terus berjalan di tengah guyuran hujan malam itu, sampai sebuah taksi lewat di sebelahku dan aku menghentikannya. Kuputuskan untuk pulang ke rumahku dan pergi dari kehidupan Kyuhyun selamanya.

Didalam taksi kuambil ponselku yang ternyata masih bisa selamat walau tasku terguyur hujan. Kuhubungi salah satu teman dekatku.

“Yeboseo, Na Ri-ya?”

***

Kyuhyun’s pov

Sudah 3 hari aku tidak bertemu Hae Jin. Sejak kejadian itu Omma mengurungku di dalam rumah. Kemarin aku bertemu dengan calon istriku, yeoja yang dijodohkan oleh Appa dan Omma. Dia sebenarnya cantik, dan pendiam, tapi aku tetap tidak bisa menerimanya sebagai istriku, hanya Hae Jin yang ada dihatiku, hanya dia yang akan menjadi ibu dari anak-anakku.

Teet teet teet. Kutekan bel apartemen Hae Jin. Tapi tak ada yang membuka pintu.

“Mencari siapa tuan?” seorang cleaning service bertanya padaku.

“Pemilik apartemen ini, Hong Hae Jin, kemana dia? Kenapa tidak ada yang membuka pintu?” kataku padanya

“Hae Jin Agassi sudah pindah.”

“Mwo? Pindah? Kapan? Kemana?”

“2 hari yang lalu dia pergi membawa koper besar dan tidak pernah kembali lagi” katanya lalu melangkah pergi.

Hae Jin pergi? Kemana dia pergi?

Kulangkahkan kakiku menuju mobil Hyundai NF Sonata hitamku. Segera kupacu cepat hyundaiku menuju sebuah tempat yang sepi dimana aku bisa menumpahkan segala kesedihanku.

***

Hari ini aku berdiri di depan altar, kulihat dia berjalan perlahan didampingi ayahnya. Baju putihnya tergerai sampai menyentuh lantai.

Didepan altar ayahnya menyerahkan tangan yeoja itu padaku. Yoo Ae Jeong nama yeoja itu. Kutatap dingin wajahnya, secantik apapun dia dan sebaik apapun dia, tidak akan pernah menghapus rasa cintaku pada Hae Jin.

***
Ae Jong’s pov

Dia selipkan cincin emas itu di jari manis kananku, lalu dengan tatapan ragu dia perlahan mencium bibirku. Yang kurasakan bukan ciuman yang hangat dan penuh kasih sayang, namun ciuman dingin yang tidak dilakukan dengan sepenuh hati.

Ya aku tahu kalau Cho Kyuhyun menikahiku dengan terpaksa. Aku baru mengenalnya dua minggu yang lalu. Aku memaklumi kalau dia menciumku dengan setengah hati. Walaupun dia tidak mencintaiku namun aku akan menyayanginya dan merawatnya sepenuh hatiku sebagai rasa hormatku terhadap kedua orang tuanya. Aku yakin suatu saat dia bisa menerimaku.

***
Kyuhyun’s pov

Tak sedikitpun aku berbicara padanya saat resepsi pernikahan maupun setelah itu. Aku sebenarnya tak ingin satu kamar dengannya, tapi kalau aku memaksa untuk pindah kamar, Omma dan Appa pasti marah besar.

“Kyu, kenapa kau tidur di sofa?” Tanya Ae Jong heran melihatku tidur di sofa di dalam kamarku.

Tak kujawab pertanyaannya itu, aku pura-pura sudah tidur.

“Kyu, apa kau tidak mau tidur di ranjang denganku? Kyu?” Kurasakan dia sedikit menggoyangkan badanku, tapi aku tetap diam saja.

Ku dengar dia menghela nafas panjang. Dia pasti sudah mengerti bahwa aku tidak mau tidur seranjang dengannya. Lalu kudengar derit ranjang saat dia naik ke atas ranjang. Dia pasti sudah tidur. Pelan-pelan ku buka mataku dan melihat keadaannya. Lampu sudah dimatikan, dan kulihat dia sudah tertidur.

Kuambil Ipadku dan kutelusuri twitterku, aku masih mencari info tentang Hae Jin. Hatiku mencelos saat kulihat Hae Jin sempat mengupdate twitternya sekitar 3 jam yang lalu.

Hong Hae Jin
Selamat tinggal, kau akan selalu dihatiku, berbahagialah dengannya sekarang. Aku akan baik-baik saja disini.

Segera ku balas twitternya

GaemGyu
Kamu dimana Hae Jin? Aku merindukanmu, aku tak bisa hidup tanpamu RT @ Hong Hae Jin Selamat tinggal, kau akan selalu dihatiku, berbahagialah dengannya sekarang. Aku akan baik-baik saja disini.

Kutunggu sampai satu jam, tapi tak ada balasan twitternya. Kulihat teman-temannya banyak yang menanyakan keadaannya. Hatiku benar-benar sakit melihatnya. Aku telah membuat Hae Jin menderita. Kuputuskan untuk mencoba meneleponnya lagi , tapi ternyata nomor ponselnya masih tidak bisa dihubungi. Saat itu aku baru ingat bahwa aku belum pernah menghubungi teman-temannya. Siapa tahu salah satu teman dekatnya tau dia berada dimana.

“Yeoboseo?”

“Yeoboseo” jawab seorang yeoja di seberang telepon

“Min Ji-ya?”

“Ne, siapa ini?”

“Cho Kyuhyun”

“Ah, Kyuhyun-ah, ada apa dengan Hae Jin? Kenapa dia tidak bisa dihubungi? Apa dia baik-baik saja?”

“Justru itu yang ingin aku tanyakan padamu Min Ji, kau tidak tahu dimana Hae Jin berada?”

“Tidak Kyu, kau kan kekasihnya, tidak mungkin dia pergi tanpa memberitahumu”

“Hari ini aku menikah Min Ji, tapi bukan dengan Hae Jin. Dia pergi karena itu.”

“Mwo? Kamu mengkhianati Hae Jin? Jahat sekali kau Kyu! Hae Jin sangat mencintaimu, kenapa kau tega mengkhianatinya.”

“Anya anya, bukan begitu, bisa aku jelaskan Min Ji-ya”

“Aku tidak mau mendengar penjelasanmu Kyu, kau jahat! Kau telah melukai hati sahabatku”

Klik. Min Ji memutuskan teleponnya.

Ku coba menghubungi beberapa teman-teman Hae Jin yang lain. Namun jawaban mereka sama, tidak ada satupun yang tau dimana Hae Jin berada.

Kuacak-acak rambutku karena frustasi. Aku merindukannya, sangat merindukan Hae Jin. Aku ingin mendekap tubuhnya erat-erat.

Kucoba menelepon sahabat Hae Jin yang terakhir. Semoga dia tahu dimana Hae Jin berada.

“Yeoboseo?”

“Yeoboseo Kyuhyun-ah” jawabnya

“Na Ri-ya aku ingin bertanya..”

“Aku sudah tahu apa yang akan kau tanyakan, dan jawabannya aku tidak tahu” jawabnya memotong pertanyaanku.

“Aku mohon Na Ri, kau pasti tahu dimana dia berada, dia selalu menceritakan semua yang dia alami padamu. Aku mohon beri tahu aku, aku sudah hampir mati merindukannya”

“Mianhae Kyuhyun-ah, aku sudah berjanji padanya tidak akan memberitahumu”

“Aku mohon beri tahu aku Na Ri, aku sangat merindukannya”

“Untuk apa Kyu? Untuk apa kau tahu dimana dia sekarang? Kau ingin tambah menyakitinya? Dia sudah sangat terluka Kyu melihat kau menikah dengan orang lain. Melihat orang yang sangat dia cintai menjadi milik orang lain”

“Tapi aku tak pernah berniat untuk menyakitinya, andai dia tidak pergi aku pasti akan menikahinya walaupun orang tuaku tidak setuju”

“Tapi coba kau bayangkan kau yang berada di posisinya. Apa yang kau rasakan dan apa yang akan kau lakukan?”

“Mianhae Na Ri”

“Untuk apa kau minta maaf padaku?”

“Karena aku sudah menyakiti sahabatmu, aku sudah putus asa mencarinya” kurasakan air mata mengalir di pipiku.

“Dia sudah tidak ada disini Kyu”

“Maksudmu? Dia baru saja mengupdate twitternya 3 jam yang lalu. Kenapa kau bilang dia sudah tidak ada disini?”

“Anya, bukan begitu Kyu, dia masih hidup, hanya saja sudah tidak berada di Korea, dia pergi ke luar negeri, tapi aku tidak tahu dia ada di negara mana. Aku berani bersumpah Kyu, aku tidak tahu. Yang aku tahu hanya dia ke luar negeri dan tinggal bersama ibunya disana. Kau tahu sendiri semenjak bercerai dengan ayahnya, ibunya tinggal di luar negeri.”

“Berarti dia ada di Inggris?”

“Ani, ibunya sudah pindah 1 bulan yang lalu. Memangnya kau tidak tahu?”

“Dia tidak pernah menceritakan itu padaku”

“Dia juga tidak pernah bercerita kemana ibunya pindah padaku, makanya aku tidak tahu dia berada dimana sekarang”

“Gomawo Na Ri, kau sudah mau memberitahuku dimana Hae Jin berada”

“Ne, cheonmaneo, selamat menempuh hidup baru dengan istrimu Kyu”

Klik. Na Ri menutup teleponnya.

Negara mana yang harus aku tuju agar dapat menemukan Hae Jin?

Kurebahkan tubuhku diatas sofa, kulihat Ae Jong masih pulas tertidur. Jam menunjukan pukul 2 dini hari. Mataku mulai terasa berat. Kutatap fotoku dan Hae Jin yang menjadi latar belakang layar ponselku.

“Selamat malam dan selamat tidur Hae Jin, bogoshipoyo” kataku lalu menutup mataku dan terlelap.

***
Ae Jong’s pov

Kulihat dia masih terlelap di sofa, wajahnya yang terlihat damai saat tidur menambah ketampanan wajahnya. Ahh, siapapun yeoja yang berhasil mendapatkan hati seorang Cho Kyuhyun, adalah orang yang sangat beruntung, andai saja aku bisa seperti itu.

“Hae Jin, Hae Jin, bogoshipoyo” Kudengar Kyu mengigau memanggil nama seseorang.
Hae Jin? Siapa itu Hae Jin? Bukankah itu nama yang sama yang disebut-sebut Kyu semalam saat dia menelepon temannya? Apakah dia yeoja yang Kyu cintai?

Mungkin sebaiknya aku tanya pada Ommanya saja. Segera kulangkahkan kakiku menuruni tangga dan masuk ke ruang makan. Kulihat Omma dan 2 orang pembantunya sedang menata sarapan.

“Selamat pagi Ae Jong, bagaimana malam pertamamu?” Tanya Omma padaku

“hm, lancar Omma” kataku sambil menunduk, menyembunyikan muka merahku.

“Kyu hebat kan?”

Kali ini aku tidak tahu harus menjawab apa, karena memang semalam tidak terjadi apa-apa diantara kami. Aku hanya bisa mengangguk pelan.

“Kyu masih tidur?”

“Ne, mungkin dia capek, semalam dia tidur larut malam”

“Hahahaha, ne Omma mengerti”

“Omma, boleh aku bertanya sesuatu?”

“Tentu saja sayang”

“Siapa itu Hae Jin?”

Kulihat begitu mendengar nama itu, ekspresi wajah Omma langsung berubah drastis, sepertinya dia tidak suka aku menyebut nama itu.

“Darimana kau tahu nama itu?”

“Hmm, Kyuhyun terus menyebut nama itu selama dia tidur. Memangnya siapa dia sebenarnya Omma”

“Dia bukan siapa-siapa. Kau lupakan saja nama itu. Akan aku bangunkan Kyuhyun”

Kenapa Omma seperti menyembunyikan sesuatu padaku. Kenapa dia terlihat tidak senang aku menyebut nama Hae Jin? Siapa Hae Jin itu sebenarnya?

Kulihat Kyu masuk ke dalam ruang makan dan mengambil posisi duduk disebelahku.

“Kau mau sarapan apa Kyu? Roti atau sereal? Mau susu atau jus? Biar aku ambilkan” kataku padanya, mencoba melayaninya layaknya kewajiban seorang istri.

Tapi dia tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya mengambil 4 lembar roti dan dengan terburu-buru mengoleskan selai coklat pada 2 lembar rotinya, dia tangkupkan masing-masing satu lembar roti lagi diatas roti yang telah dioles selai. Lalu satu tangkup roti dia gigit, dan satunya lagi dia pegang dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mengambil gelas berisi susu. Dia lalu berdiri dan melangkah keluar dari ruang makan.

Sebenarnya sakit hatiku diperlakukan seperti itu oleh Kyu, seakan aku ini menjijikan untuk didekati apalagi disentuh. Kulihat wajah Omma memerah menahan marah, dia lalu beranjak dari kursinya dan berjalan keluar ruang makan. Dia pasti akan memarahi Kyu. Kuikuti Omma yang ternyata berjalan menuju kamarku dan Kyu.

“Kyuhyun!” kudengar Omma membentak Kyu. kulihat dari celah pintu yang sedikit terbuka Kyu sedang duduk di sofa memakan rotinya sambil menatap Ipadnya.

“Sudah Omma bilang lupakan dia! Kenapa kau masih mengingatnya?”

“Maksud Omma apa? Aku sudah turuti semua yang Omma mau”

“Ae Jong bilang dia mendengarmu menyebut nama Hae Jin dalam tidurmu. Lupakan dia Kyuhyun, kau sudah punya istri!”

“Tidak Omma, sampai kapanpun, aku tidak akan pernah bisa melupakannya, walaupun aku sudah mempunyai istri, tapi yang ada didalam hatiku hanya Hae Jin. Terserah Omma mau menerimanya atau tidak”

Plaak. Kulihat Omma menampar pipi Kyuhyun. Aku sungguh tidak tega melihatnya.

“Hari ini kau dan Ae Jong akan menempati apartemen baru kalian. Kalian harus tinggal sendiri berdua. Mandi dan bersiaplah” Omma lalu keluar dari kamarku, didepan pintu dia sekilas memandangku dengan tatapan yang dingin.

“Arrrgghhhhh” Kyu berteriak dan dengan penuh amarah dia mengambil gelas susu dan membantingnya ke lantai.

Praaang. Gelas kaca itu pecah berkeping-keping dan susu putih berhamburan di lantai.

Aku segera masuk ke kamar dan mulai memunguti pecahan gelas itu dengan tanganku.

“Ya! Kau! Ae Jong! Jangan pernah berharap kau bisa menjadi istriku, karena sampai kapanpun aku takkan pernah mencintaimu. Araseo!” bentaknya didepan mukaku.

Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Aku tahu kalau pernikahan ini hanya akan membawa bencana.

Pembantu rumah tangga masuk ke dalam kamarku membawa sapu dan alat pel, kuserahkan tugas membersihkan pecahan gelas itu padanya.

Aku segera mengambil koper dan mengemasi barang-barangku.

---TBC--

Tidak ada komentar: