Type
: Multi-chapter
Author
: Istrinya Kyuhyun
Main
Cast : Cho Kyuhyun, Hong Hae Jin, Yoo Ae
Jong
Supporting Cast : Tuan dan Nyonya
Cho
Rating
: All Ages
Theme
: Romance
Kyuhyun’s
pov
“Kau ingin punya berapa anak Kyu?”
dia bertanya padaku sambil mendongak menatap wajahku.
“Terserah kau saja Hae Jin, kau yang
akan mengandung mereka” kataku sambil kukecup puncak kepala yeoja yang sedang
kudekap dari belakang itu
“Aku mau dua. Satu laki-laki untukmu
dan satu perempuan untukku” katanya lagi sambil bersandar didadaku.
“Kenapa harus satu-satu seperti
itu?”
“Iya, jadi anak laki-laki kita bisa
bermain sepak bola bersamamu, dan anak perempuan kita akan aku ajari bermain
boneka.”
“Dia pasti akan secantik kamu” ku
elus pipinya, dan semakin erat kudekap tubuhnya.
“Anak laki-laki kita pun akan
setampan kamu Kyu.”
“Jelas, aku bapaknya. Hahahahaha.
Kau mau beri nama mereka siapa?”
“Hmm, kalau laki-laki aku mau
memberinya nama Cho Gi Hyeon, artinya laki-laki tampan yang berani dan
bijaksana. Kalau perempuan Cho Hye Min artinya perempuan cantik yang anggun dan
cerdas, bagaimana?”
“Nama yang bagus. Kamu memang pandai
merangkai kata-kata, hahahaha”
“Kau tidak menyumbangkan ide
sedikitpun” katanya sambil merubah posisinya menghadap padaku. Kulihat wajahnya
cemberut, bibirnya manyun, lucu sekali.
“Bagianku nanti” kataku lalu kukecup
bibirnya.
“Kita akan segera menikah Hae Jin,
dan dapat segera mewujudkan semua impian kita, besok akan kubawa kamu ke rumah
dan memperkenalkan pada orang tuaku” ucapku sambil menariknya kembali ke
pelukanku
“Aku takut Kyu”
“Takut apa?”
“Takut mereka menolakku”
“Itu tidak akan terjadi Hae Jin. Aku
berjanji” ucapku sambil mempererat pelukanku padanya.
***
Hae Jin’s
pov
Sekarang aku sedang duduk di ruang keluarga
rumah keluarga Cho. Kyuhyun duduk disebelahku dan terus menggenggam tanganku,
aku tahu dia sangat tegang, akupun begitu. Kedua orang tuanya duduk didepanku,
kami hanya dipisahkan oleh sebuah meja Kristal sepanjang 50cm.
“Jadi kau putri pengusaha Hong?”
Tanya Nyonya Cho.
“Ne” kataku dengan kepala tertunduk
“Bukankah dia masih didalam bui?”
katanya lagi
“Omma!” kudengar Kyu membentak
ibunya.
“Kenapa Kyu? Kau membentak Omma dan
lebih memilih dia? Anak koruptor itu?” mendengar kata-kata Nyonya sakit rasanya
hatiku.
“Aku mencintainya Omma! Dan sampai
kapanku akan tetap mencintainya, apapun yang terjadi padanya!”
“Kami sudah menentukan calon istrimu
Kyu, 2 minggu lagi kamu menikah” Tuan Cho berkata tegas sambil berdiri dan
melangkah masuk ke dalam rumah.
“Tidak Appa! Aku menolak pernikahan
itu!”
“Diam kau Kyu! Itu sudah jadi
keputusan Omma dan Appa” Nyonya Cho juga ikut bangkit dan melangkah masuk ke
rumah.
“Aku mau pulang Kyu” kataku dengan
suara bergetar menahan tangis.
“Iya, lebih baik kita keluar dari
sini, kita ke taman biasa ya” katanya sambil membelai kepalaku.
“Ani, ani, aku pulang sendiri saja,
Kau harus istirahat Kyu, 2 minggu lagi kau harus menikah, kau harus sehat,
bergembiralah Kyu” kataku sambil membelai pipinya.
Aku berjalan keluar dari rumah Kyu.
Kudengar langkah kaki Kyu mengikutiku. Aku tak bisa lagi menahan air mataku,
aku berlari berusaha menjauhi Kyu.
“Hae Jin-ah! Tunggu!” Kudengar Kyu
berteriak memanggil namaku.
Aku terus berlari, namun ternyata
kecepatan lari Kyu lebih cepat dari ku, dia berhasil mengejarku, menarik
tanganku dan memelukku. Didalam pelukannya kurasakan air hujan mengguyur
tubuhku, seakan langitpun ikut bersedih sepertiku.
“Aku mohon jangan tinggalkan aku Hae
Jin, aku mohon, aku tak bisa hidup tanpamu. Kita akan menikah, walaupun orang
tuaku tidak menyetujuinya.” Katanya sambil memelukku erat.
“Ani, kau harus menikah dengan
wanita pilihan orang tuamu Kyu, buat kedua orang tuamu bahagia” Kataku sambil
melepaskan pelukannya. Air mataku telah menyatu dengan air hujan, dan tak dapat
lagi kurasakan alirannya di pipiku, dinginnya udara telah membekukan air mataku
juga.
“Aku hanya mencintaimu tidak ada
yang lain” ucapnya, kulihat matanya telah memerah, aku yakin dia menangis.
Semakin sakit hatiku melihatnya seperti itu, melihat orang yang amat sangat aku
cintai menangis.
“Cho Kyuhyun!!” Teriak seseorang.
Ku lihat Nyonya Cho berjalan dengan
membawa payung mendekati kami. Segera kulepaskan tangan Kyuhyun yang memegang
bahuku.
“Kembalilah pada orang tuamu Kyu,
aku akan terus mengenang cinta dan impian kita” ucapku sambil berbalik dan
berjalan menjauh.
Kudengar suara Kyu memanggilku dan
juga suara Nyonya Cho membentak Kyu. Aku yakin sekarang nyonya Cho sedang
menyeret pulang Kyuhyun.
Aku terus berjalan di tengah guyuran
hujan malam itu, sampai sebuah taksi lewat di sebelahku dan aku
menghentikannya. Kuputuskan untuk pulang ke rumahku dan pergi dari kehidupan
Kyuhyun selamanya.
Didalam taksi kuambil ponselku yang
ternyata masih bisa selamat walau tasku terguyur hujan. Kuhubungi salah satu
teman dekatku.
“Yeboseo, Na Ri-ya?”
***
Kyuhyun’s
pov
Sudah 3 hari aku tidak bertemu Hae
Jin. Sejak kejadian itu Omma mengurungku di dalam rumah. Kemarin aku bertemu
dengan calon istriku, yeoja yang dijodohkan oleh Appa dan Omma. Dia sebenarnya
cantik, dan pendiam, tapi aku tetap tidak bisa menerimanya sebagai istriku,
hanya Hae Jin yang ada dihatiku, hanya dia yang akan menjadi ibu dari
anak-anakku.
Teet teet teet. Kutekan bel
apartemen Hae Jin. Tapi tak ada yang membuka pintu.
“Mencari siapa tuan?” seorang
cleaning service bertanya padaku.
“Pemilik apartemen ini, Hong Hae
Jin, kemana dia? Kenapa tidak ada yang membuka pintu?” kataku padanya
“Hae Jin Agassi sudah pindah.”
“Mwo? Pindah? Kapan? Kemana?”
“2 hari yang lalu dia pergi membawa
koper besar dan tidak pernah kembali lagi” katanya lalu melangkah pergi.
Hae Jin pergi? Kemana dia pergi?
Kulangkahkan kakiku menuju mobil
Hyundai NF Sonata hitamku. Segera kupacu cepat hyundaiku menuju sebuah tempat
yang sepi dimana aku bisa menumpahkan segala kesedihanku.
***
Hari ini aku berdiri di depan altar,
kulihat dia berjalan perlahan didampingi ayahnya. Baju putihnya tergerai sampai
menyentuh lantai.
Didepan altar ayahnya menyerahkan
tangan yeoja itu padaku. Yoo Ae Jeong nama yeoja itu. Kutatap dingin wajahnya,
secantik apapun dia dan sebaik apapun dia, tidak akan pernah menghapus rasa
cintaku pada Hae Jin.
***
Ae Jong’s
pov
Dia selipkan cincin emas itu di jari
manis kananku, lalu dengan tatapan ragu dia perlahan mencium bibirku. Yang
kurasakan bukan ciuman yang hangat dan penuh kasih sayang, namun ciuman dingin
yang tidak dilakukan dengan sepenuh hati.
Ya aku tahu kalau Cho Kyuhyun
menikahiku dengan terpaksa. Aku baru mengenalnya dua minggu yang lalu. Aku
memaklumi kalau dia menciumku dengan setengah hati. Walaupun dia tidak
mencintaiku namun aku akan menyayanginya dan merawatnya sepenuh hatiku sebagai
rasa hormatku terhadap kedua orang tuanya. Aku yakin suatu saat dia bisa menerimaku.
***
Kyuhyun’s
pov
Tak sedikitpun aku berbicara padanya
saat resepsi pernikahan maupun setelah itu. Aku sebenarnya tak ingin satu kamar
dengannya, tapi kalau aku memaksa untuk pindah kamar, Omma dan Appa pasti marah
besar.
“Kyu, kenapa kau tidur di sofa?”
Tanya Ae Jong heran melihatku tidur di sofa di dalam kamarku.
Tak kujawab pertanyaannya itu, aku
pura-pura sudah tidur.
“Kyu, apa kau tidak mau tidur di
ranjang denganku? Kyu?” Kurasakan dia sedikit menggoyangkan badanku, tapi aku
tetap diam saja.
Ku dengar dia menghela nafas
panjang. Dia pasti sudah mengerti bahwa aku tidak mau tidur seranjang
dengannya. Lalu kudengar derit ranjang saat dia naik ke atas ranjang. Dia pasti
sudah tidur. Pelan-pelan ku buka mataku dan melihat keadaannya. Lampu sudah
dimatikan, dan kulihat dia sudah tertidur.
Kuambil Ipadku dan kutelusuri
twitterku, aku masih mencari info tentang Hae Jin. Hatiku mencelos saat kulihat
Hae Jin sempat mengupdate twitternya sekitar 3 jam yang lalu.
Hong Hae
Jin
Selamat
tinggal, kau akan selalu dihatiku, berbahagialah dengannya sekarang. Aku akan
baik-baik saja disini.
Segera ku balas twitternya
GaemGyu
Kamu
dimana Hae Jin? Aku merindukanmu, aku tak bisa hidup tanpamu RT @ Hong Hae Jin
Selamat tinggal, kau akan selalu dihatiku, berbahagialah dengannya sekarang.
Aku akan baik-baik saja disini.
Kutunggu sampai satu jam, tapi tak
ada balasan twitternya. Kulihat teman-temannya banyak yang menanyakan
keadaannya. Hatiku benar-benar sakit melihatnya. Aku telah membuat Hae Jin
menderita. Kuputuskan untuk mencoba meneleponnya lagi , tapi ternyata nomor
ponselnya masih tidak bisa dihubungi. Saat itu aku baru ingat bahwa aku belum
pernah menghubungi teman-temannya. Siapa tahu salah satu teman dekatnya tau dia
berada dimana.
“Yeoboseo?”
“Yeoboseo” jawab seorang yeoja di
seberang telepon
“Min Ji-ya?”
“Ne, siapa ini?”
“Cho Kyuhyun”
“Ah, Kyuhyun-ah, ada apa dengan Hae
Jin? Kenapa dia tidak bisa dihubungi? Apa dia baik-baik saja?”
“Justru itu yang ingin aku tanyakan
padamu Min Ji, kau tidak tahu dimana Hae Jin berada?”
“Tidak Kyu, kau kan kekasihnya,
tidak mungkin dia pergi tanpa memberitahumu”
“Hari ini aku menikah Min Ji, tapi
bukan dengan Hae Jin. Dia pergi karena itu.”
“Mwo? Kamu mengkhianati Hae Jin?
Jahat sekali kau Kyu! Hae Jin sangat mencintaimu, kenapa kau tega
mengkhianatinya.”
“Anya anya, bukan begitu, bisa aku
jelaskan Min Ji-ya”
“Aku tidak mau mendengar
penjelasanmu Kyu, kau jahat! Kau telah melukai hati sahabatku”
Klik. Min Ji memutuskan teleponnya.
Ku coba menghubungi beberapa
teman-teman Hae Jin yang lain. Namun jawaban mereka sama, tidak ada satupun
yang tau dimana Hae Jin berada.
Kuacak-acak rambutku karena
frustasi. Aku merindukannya, sangat merindukan Hae Jin. Aku ingin mendekap tubuhnya
erat-erat.
Kucoba menelepon sahabat Hae Jin
yang terakhir. Semoga dia tahu dimana Hae Jin berada.
“Yeoboseo?”
“Yeoboseo Kyuhyun-ah” jawabnya
“Na Ri-ya aku ingin bertanya..”
“Aku sudah tahu apa yang akan kau
tanyakan, dan jawabannya aku tidak tahu” jawabnya memotong pertanyaanku.
“Aku mohon Na Ri, kau pasti tahu
dimana dia berada, dia selalu menceritakan semua yang dia alami padamu. Aku
mohon beri tahu aku, aku sudah hampir mati merindukannya”
“Mianhae Kyuhyun-ah, aku sudah
berjanji padanya tidak akan memberitahumu”
“Aku mohon beri tahu aku Na Ri, aku
sangat merindukannya”
“Untuk apa Kyu? Untuk apa kau tahu
dimana dia sekarang? Kau ingin tambah menyakitinya? Dia sudah sangat terluka
Kyu melihat kau menikah dengan orang lain. Melihat orang yang sangat dia cintai
menjadi milik orang lain”
“Tapi aku tak pernah berniat untuk
menyakitinya, andai dia tidak pergi aku pasti akan menikahinya walaupun orang
tuaku tidak setuju”
“Tapi coba kau bayangkan kau yang
berada di posisinya. Apa yang kau rasakan dan apa yang akan kau lakukan?”
“Mianhae Na Ri”
“Untuk apa kau minta maaf padaku?”
“Karena aku sudah menyakiti
sahabatmu, aku sudah putus asa mencarinya” kurasakan air mata mengalir di
pipiku.
“Dia sudah tidak ada disini Kyu”
“Maksudmu? Dia baru saja mengupdate
twitternya 3 jam yang lalu. Kenapa kau bilang dia sudah tidak ada disini?”
“Anya, bukan begitu Kyu, dia masih
hidup, hanya saja sudah tidak berada di Korea, dia pergi ke luar negeri, tapi
aku tidak tahu dia ada di negara mana. Aku berani bersumpah Kyu, aku tidak
tahu. Yang aku tahu hanya dia ke luar negeri dan tinggal bersama ibunya disana.
Kau tahu sendiri semenjak bercerai dengan ayahnya, ibunya tinggal di luar
negeri.”
“Berarti dia ada di Inggris?”
“Ani, ibunya sudah pindah 1 bulan
yang lalu. Memangnya kau tidak tahu?”
“Dia tidak pernah menceritakan itu
padaku”
“Dia juga tidak pernah bercerita
kemana ibunya pindah padaku, makanya aku tidak tahu dia berada dimana sekarang”
“Gomawo Na Ri, kau sudah mau memberitahuku
dimana Hae Jin berada”
“Ne, cheonmaneo, selamat menempuh
hidup baru dengan istrimu Kyu”
Klik. Na Ri menutup teleponnya.
Negara mana yang harus aku tuju agar
dapat menemukan Hae Jin?
Kurebahkan tubuhku diatas sofa,
kulihat Ae Jong masih pulas tertidur. Jam menunjukan pukul 2 dini hari. Mataku
mulai terasa berat. Kutatap fotoku dan Hae Jin yang menjadi latar belakang
layar ponselku.
“Selamat malam dan selamat tidur Hae
Jin, bogoshipoyo” kataku lalu menutup mataku dan terlelap.
***
Ae Jong’s
pov
Kulihat dia masih terlelap di sofa,
wajahnya yang terlihat damai saat tidur menambah ketampanan wajahnya. Ahh,
siapapun yeoja yang berhasil mendapatkan hati seorang Cho Kyuhyun, adalah orang
yang sangat beruntung, andai saja aku bisa seperti itu.
“Hae Jin, Hae Jin, bogoshipoyo”
Kudengar Kyu mengigau memanggil nama seseorang.
Hae Jin? Siapa itu Hae Jin? Bukankah
itu nama yang sama yang disebut-sebut Kyu semalam saat dia menelepon temannya?
Apakah dia yeoja yang Kyu cintai?
Mungkin sebaiknya aku tanya pada
Ommanya saja. Segera kulangkahkan kakiku menuruni tangga dan masuk ke ruang
makan. Kulihat Omma dan 2 orang pembantunya sedang menata sarapan.
“Selamat pagi Ae Jong, bagaimana
malam pertamamu?” Tanya Omma padaku
“hm, lancar Omma” kataku sambil
menunduk, menyembunyikan muka merahku.
“Kyu hebat kan?”
Kali ini aku tidak tahu harus
menjawab apa, karena memang semalam tidak terjadi apa-apa diantara kami. Aku
hanya bisa mengangguk pelan.
“Kyu masih tidur?”
“Ne, mungkin dia capek, semalam dia tidur
larut malam”
“Hahahaha, ne Omma mengerti”
“Omma, boleh aku bertanya sesuatu?”
“Tentu saja sayang”
“Siapa itu Hae Jin?”
Kulihat begitu mendengar nama itu,
ekspresi wajah Omma langsung berubah drastis, sepertinya dia tidak suka aku
menyebut nama itu.
“Darimana kau tahu nama itu?”
“Hmm, Kyuhyun terus menyebut nama
itu selama dia tidur. Memangnya siapa dia sebenarnya Omma”
“Dia bukan siapa-siapa. Kau lupakan
saja nama itu. Akan aku bangunkan Kyuhyun”
Kenapa Omma seperti menyembunyikan sesuatu
padaku. Kenapa dia terlihat tidak senang aku menyebut nama Hae Jin? Siapa Hae
Jin itu sebenarnya?
Kulihat Kyu masuk ke dalam ruang
makan dan mengambil posisi duduk disebelahku.
“Kau mau sarapan apa Kyu? Roti atau
sereal? Mau susu atau jus? Biar aku ambilkan” kataku padanya, mencoba
melayaninya layaknya kewajiban seorang istri.
Tapi dia tidak menjawab
pertanyaanku, dia hanya mengambil 4 lembar roti dan dengan terburu-buru
mengoleskan selai coklat pada 2 lembar rotinya, dia tangkupkan masing-masing
satu lembar roti lagi diatas roti yang telah dioles selai. Lalu satu tangkup
roti dia gigit, dan satunya lagi dia pegang dengan tangan kirinya, sedangkan
tangan kanannya mengambil gelas berisi susu. Dia lalu berdiri dan melangkah
keluar dari ruang makan.
Sebenarnya sakit hatiku diperlakukan
seperti itu oleh Kyu, seakan aku ini menjijikan untuk didekati apalagi
disentuh. Kulihat wajah Omma memerah menahan marah, dia lalu beranjak dari
kursinya dan berjalan keluar ruang makan. Dia pasti akan memarahi Kyu. Kuikuti
Omma yang ternyata berjalan menuju kamarku dan Kyu.
“Kyuhyun!” kudengar Omma membentak
Kyu. kulihat dari celah pintu yang sedikit terbuka Kyu sedang duduk di sofa
memakan rotinya sambil menatap Ipadnya.
“Sudah Omma bilang lupakan dia!
Kenapa kau masih mengingatnya?”
“Maksud Omma apa? Aku sudah turuti
semua yang Omma mau”
“Ae Jong bilang dia mendengarmu
menyebut nama Hae Jin dalam tidurmu. Lupakan dia Kyuhyun, kau sudah punya
istri!”
“Tidak Omma, sampai kapanpun, aku
tidak akan pernah bisa melupakannya, walaupun aku sudah mempunyai istri, tapi
yang ada didalam hatiku hanya Hae Jin. Terserah Omma mau menerimanya atau
tidak”
Plaak. Kulihat Omma menampar pipi
Kyuhyun. Aku sungguh tidak tega melihatnya.
“Hari ini kau dan Ae Jong akan menempati
apartemen baru kalian. Kalian harus tinggal sendiri berdua. Mandi dan
bersiaplah” Omma lalu keluar dari kamarku, didepan pintu dia sekilas
memandangku dengan tatapan yang dingin.
“Arrrgghhhhh” Kyu berteriak dan
dengan penuh amarah dia mengambil gelas susu dan membantingnya ke lantai.
Praaang. Gelas kaca itu pecah
berkeping-keping dan susu putih berhamburan di lantai.
Aku segera masuk ke kamar dan mulai
memunguti pecahan gelas itu dengan tanganku.
“Ya! Kau! Ae Jong! Jangan pernah
berharap kau bisa menjadi istriku, karena sampai kapanpun aku takkan pernah
mencintaimu. Araseo!” bentaknya didepan mukaku.
Aku hanya bisa menghela nafas
panjang. Aku tahu kalau pernikahan ini hanya akan membawa bencana.
Pembantu rumah tangga masuk ke dalam
kamarku membawa sapu dan alat pel, kuserahkan tugas membersihkan pecahan gelas
itu padanya.
Aku segera mengambil koper dan
mengemasi barang-barangku.
---TBC--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar