Minggu, 01 April 2012

ENDLESS MOMENT [Part 1]


ENDLESS MOMENT [Part 1]
·
Title : ENDLESS MOMENT
Author : Cho Hyena/ Larassatii Queenbee
Main cast : Lee Ji Young, Lee Minji, Super Junior member, Other (cari sendiri lah di dalemnya entar)
Genre : kagak tau ah, tentuin readers sendiri aja yeh *plak*
Ost : Super Junior~ Stop Walking, de.el.el wkwk
Kembali lagi dengan FF gaje saya maap ya kalo ceritanya nggak nyambung atau membosankan. Soalnya ya beginilah adanya ide dari otak saya yang sudah dipenuhin sama KYUHYUN doang *ditimpuk sparkyu* udah deh ya... Happy Reading.... ^^


Yang ku tau ...
Tuhan telah menciptakan manusia untuk hidup berpasang-pasangan, bukankah itu indah?


-Ji Young POV's-

Aneh tidak? Seorang wanita berusia 29 tahun sepertiku sedang melajang? Mungkin tiap orang pasti menyebutku aneh. Bagaimana bisa seorang wanita dalam usia 29 tahun belum menikah? Kekasih pun belum ku kantongi. Tapi aku hanya menanggapi cercaan mereka dangan sebuah senyum dan perkataan ‘itu hal yang biasa bagiku’. Usiaku memang bukan usia muda. Bahkan wanita berusia 25tahun pun sudah dianggap tua. Bagaimana denganku yang 29 tahun?
Ibuku selalu khawatir dan menanyakanku “Apa kau penyuka sesama jenis? Tiap laki-laki yang datang padamu selalu kau tolak” aku hanya menjawab dengan pasti “Tidak. Aku wanita normal, wanita yang memiliki 1 hati untuk mencintai 1 pria” aku tidak ingin salah dalam menentukan pilihan.
Aku tidak peduli. Ini hidupku. It’s my life! Semua cacian, cercaan bahkan ibuku sendiri yang mengatakan bahwa aku penyuka sesama jenis hanya ku anggap sebagai lelucon belaka. Aku sangat tidak mempedulikannya. Aku yakin, takdir Tuhan tidak pernah salah. Tuhan telah menyiapkan seorang laki-laki yang akan menjadi pendampingku kelak. Aku, aku tidak akan mencarinya. 29tahun? Tidak masalah, 30tahun, 40tahun? Itu juga tidak masalah. Kalau memang takdir Tuhan mengaharuskan aku bertemu dengan jodohku dalam usia se-tua itu aku tidak akan marah pada Tuhan.
Aku Lee Ji Young. Yeoja 29 tahun seperti perkataanku tadi. Seorang pekerja paruh waktu di sebuah kedai kopi di pinggiran kota Seoul. Aku memiliki seorang teman di tempatku bekerja. Lee Minji. Dia teman yang sangat mengerti keadaanku lebih dari ibu~ku sendiri. Hampir semua yang ku alami dan ku rasakan, ku ceritakan pada Minji. Bagiku dia bahkan lebih dari seorang teman, dia seperti ibu peri yang ada setiap waktu saat dibutuhkan. Dia yeoja yang baik.
Malam ini seperti biasa. Pukul 12 malam waktu Korea aku masih berada di depan kasir untuk melayani beberapa pelanggan yang datang untuk sekedar minum sambil mengobrol hangat dan tidak sedikit juga ku jumpai sepasang kekasih yang mampir di kedai kopi tempatku bekerja. Hari ini Minji tidak masuk, dia sedang sakit dan butuh istirahat. Kedai kopi ini akan tutup pukul 2 malam.
Ku lihat beberapa kursi terisi orang-orang yang sedang mengobrol dan meminum kopi juga memesan beberapa aneka makanan kecil untuk melengkapi sajian kopi-kopi hebat di tempatku bekerja. Ku pikir orang-orang ini sedang apa? Waktu malam seperti ini di habiskan hanya untuk mengobrol? Ku kira dunia ini sudah gila. Apa mereka tidak memiliki aktivitas lain selain hanya mengobrol? Haaah sudahlah, untuk apa aku pedulikan mereka? Mereka mempunyai hidup sendiri-sendiri...
Beberapa jam kemudian. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 malam. Karena kedai sudah sangat sepi, bos menyuruhku untuk menutup saja dan memperbolehkanku pulang lebih awal. Lagipula daritadi aku hanya bekerja sendiri tanpa Minji, pasti bos tau bagaimana tubuhku yang lelah melayani pelanggan-pelanggan itu. Aku beruntung memiliki bos yang baik sepertinya.
Aku berjalan keluar pintu untuk mengganti papan pengumuman tulisan OPEN menjadi CLOSED. Suasana jalanan memang belum sepi, tapi ini perintah bos-ku.
“Nona, tolong aku!!” ku dengar dari arah belakangku suara seseorang meminta tolong dengan nada bicara aneh dan nafas tersengal-sengal dia juga sedikit menarik lengan baju panjangku. Aku membalikkan tubuhku ke arahnya.
Hah?? Aku sangat terkejut melihat seseorang ini. “Kau...??” kalimatku menggantung di tenggorokan. Aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku.
“Nona, tolong aku, tolong aku. Bawa aku masuk ke dalam, selamatkan aku dari mereka ku mohon cepaaaat!!”
“Maaf tuan, tapi kedai kopi kami sudah tutup. Kau bisa kemari besok”

“AKU TIDAK INGIN MEMESAN KOPI!! KAU CUKUP BAWA AKU MASUK DAN SELAMATKAN AKU DARI MEREKA!! AKU HAMPIR PINGSAN KELELAHAN!!!”

Tanpa pikir panjang aku langsung menuntunnya masuk ke dalam dan segera menutup pintu kaca raksasa dari kedai kopi itu. Tidak lama kemudian ku lihat serombongan yeoja sedang berlari kencang dengan nafsu mereka.
Aku melirik ke arah namja yang ku bawa masuk tadi. Dia sedang duduk di kursi dekat kasir dengan titik-titik keringat di dahi, wajahnya tersirat kelelahan dan kemarahan yang luar biasa. Aku tidak berani menatapnya lama-lama. Aku masih sangat terkejut dengan kedatangannya. Artis seperti dia untuk apa keluar tengah malam begini dan tanpa penyamaran? Aku yakin yeoja-yeoja yang tadi melintas sedang mengejarnya. Dia sangat bodoh!
Aku berjalan menuju belakang untuk membuatkan se-cangkir kopi hangat untuknya. Dia kasihan sekali.
“Minumlah agar tubuhmu merasa baikan” ucapku sembari meletakkan cangkir berisi kopi itu ke hadapannya. Sekilas dia menatapku lalu mengambil cangkir itu dan meneguknya.
“Terimakasih kau sudah menyelamatkanku”
“Kau kenapa? Apa yang terjadi? Ku lihat kau seperti sedang di kejar-kejar oleh seseorang?”
Dia menatapku geram dengan tatapan ‘apa kau tidak tau siapa aku?’. Namja ini... ternyata benar apa yang di katakan Minji. Kalau namja ini memiliki tatapan tajam sekali diantara yang lainnya “Kenapa menatapku seperti itu? Aku sedang bertanya padamu!”
“Kau tidak mengenaliku?” tanya~nya
“Ku rasa baru kali ini kita bertemu. Jadi aku tidak mengenalmu” aku berpura-pura saja tidak mengenalnya.
“Sungguh kau tidak mengenalku? Apa... kau orang baru di Seoul?”
“Tidak juga”
“Lalu, apa kau tidak punta televisi?”
“Kenapa kau bertanya seperti itu? Kalau ku jawab tidak punya apa kau mau membelikannya untukku ha??”
“Ah, bukan begitu maksudku. Tapi... ah sudahlah lupakan saja. Kau bekerja disini?”
“Ne, dan seharusnya kalau tidak ada kau tadi aku sudah mengcunci pintu dan berjalan pulang”
“Jadi kau menyalahkanku??”
“Tentu saja. Gara-gara kau perjalanan pulangku terhambat!”
Dia kembali menatapku geram dan tajam. Apa maunya namja ini? Menyebalkan sekali menganggu orang dengan tiba-tiba. “Kau sudah selesai? Aku akan pulang” ucapku kembali.
“Dimana rumahmu?”
“Untuk apa kau menanyakannya?”
“Pulanglah denganku. Ini sudah malam dan kau ini seorang gadis muda, berbahaya sekali untukmu”
Gadis muda? Dia menyebutku gadis muda? Dengan usia 29 tahunku ini dia mengiraku muda? Ah.. dia kan tidak tau berapa usia~ku sebenarnya. “Pulang, denganmu?”
“Ne, kau bisa menyetir? Ambilkan mobilku di tempat parkir mini market di ujung sana. Aku meninggalkannya disana” ucapnya sambil menyodorkan kunci mobil. Aku menatapnya heran.
“Kenapa aku? Kau bilang suasana tengah malam seperti ini sangat berbahaya untuk gadis muda sepertiku?”
“Haaah... sekali ini saja. Tolong ambilkan, jeball...”
“Baiklah” ucapku seraya meraih kunci mobil itu. Lalu aku berjalan keluar untuk mengambil mobil milik Cho Kyuhyun
Cho Kyuhyun. Nama itu pasti sangat tidak asing. Ya! Dia adalah salah satu member grup terkenal Super Junior. aku sangat terkejut dengan kedatangannya. Apa ini hanya kebetulan? Atau takdir tuhan? Kenapa pula aku berpura-pura tidak mengenalnya? Minji... jika dia juga ada disini pasti dia akan sangat bahagia. Demi apapun, Minji sangat menyukai namja bermata tajam itu. Minji bilang semua member Super Junior adalah tipe namja ideal dan idaman semua yeoja. Benarkah? Aku tidak begitu mengenal mereka, awalnya aku juga tidak tau menau tentang dunia ke-artisan Korea. Karena Minji sering cerita padaku tentang Super Junior, memperlihatkan foto-foto mereka, akhirnya sedikit demi sedikit aku mulai tau dan mengenal wajah-wajah mereka.
Aku sudah sampai di depam mini market dan memang hanya ada sebuah mobil terparkir disana. Hyundai berwarna metalic setengah hitam. Aku masuk ke dalamnya dan mulai memperhatikan tiap sudut dalam mobil itu. Ku lihat disana sebuah benda yang menarik perhatianku. Sebingkai foto berukuran tak seberapa. Wajah Kyuhyun dan seorang yeoja. Siapa yeoja ini? Apakah yeojachingu~nya? Pasti iya. Untuk apa dia memajang foto berdua~nya bersama yeoja kalau yeoja ini bukan yeojachingu~nya?
Ku hidupkan mesin mobil dan mulai melaju ke arah kedai kopi dimana Kyuhyun masih berada disana.

CKLEK!!

Ku buka pintu kaca raksasa itu dan menyodorkan kembali kunci mobilnya. “Sudah selesai tugasku. Kau bisa pulang. Aku juga akan pulang sebentar lagi”
“Aku kan memintamu pulang bersamaku”
“Ku rasa itu tidak perlu. Terimakasih sudah menawari~ku”
“Tapi...”
“Tidak apa-apa. Aku sudah biasa”
Dia menatapku sambil terdiam “Siapa namamu?” tanya~nya
“Lee Ji Young. Panggil saja Ji Young”
“Ji Young? Kau tidak menanyakan siapa nama~ku?”
“Siapa nama~mu?”
“Cho Kyuhyun” jawabnya sambil tertawa kecil. Apa ada sesuatu yang lucu hingga membuatnya tertawa seperti itu?
“Cho Kyuhyun????”
“Ne. Kau mengenalku??”
“Ah, Cho Kyuhyun... nama yang bagus”
Terlihat garis ke-kecewaan di wajahnya. Kau kira aku akan bilang bahwa aku mengenalmu? Haha, tidak!
“Pulanglah...”
“Lalu bagaimana denganmu?”
“Ku bilang aku sudah biasa. Lagi pula kalau sudah terlalu malam aku bisa meminta bos menjemputku”
“Bos? Namja atau yeoja?”
“Namja. Haaah sudah jangan banyak bertanya sana kau pulanglah!!”
“Baiklah, baiklah. Tapi pertemuan kita belum berakhir sampai disini Ji Young. Annyeong...” ucapnya lalu pergi keluar dan melaju dengan mobilnya.
Minji bilang usia~nya masih 25tahun. Dia masih sangat muda. Benar apa kata Minji, semuanya benar. Dia memiliki mata tajam dan wajah yang benar-benar tampan. Ah! Ada apa denganku? Ji Young apa kau sudah gila?

-Ji Young POV’s end-

****

-Kyuhyun POV’s-

Aku hampir mati kelelahan gara-gara kejaran yeoja-yeoja itu. Untung saja ada Ji Young. Ji Young? Ji Young...
Aku percaya cinta pandangan pertama. Tapi apa dengan Ji Young? Ada apa denganku? Kenapa merasa aneh? Aku melihat foto itu. Jiyeon... apa kabarmu? Apa kau tidak merindukanku? Kapan kau akan pulang ke Seoul? Ah! Percuma saja aku berharap seperti ini. Jiyeon sudah menikah. Kenapa aku masih saja memajang foto ini disini? Ku raih foto yang ada di hadapanku. Tiap menit pandanganku berganti. Menatap jalan, menatap foto itu, menatap jalan, menatap foto itu lalu ku buka automatic window mobilku dan...
Ku biarkan selembar foto itu di terpa angin. Aku, mulai sekarang aku akan berusaha melupakan Jiyeon. Selamat tinggal Jiyeon ku tersayang. Ku harap kau selalu bahagia bersama suami~mu.
Tak terasa 2 butir airmata menetes di pipiku. Ada apa denganmu Cho Kyuhyun! Berhentilah bersikap seperti ini! Wanita di dunia ini tidak hanya Jiyeon. Jiyeon cinta pertama~ku, cinta pandangan pertama~ku yang sangat sulit ku lupakan. Kalau tidak ada penghalang diantara kami mungkin aku sudah menikah dengannya dan mendahului hyung-hyung~ku. Sudahlah, mengingat ini lama-lama hanya membuatku hanya membuat dadaku terasa sesak saja. Jiyeon sudah punya hidup baru dan aku juga harus memiliki hidup baru...

Cho Kyuhyun, FIGHTING!!!

****

“Kyu, aigo!! Apa yang terjadi denganmu? Kau? Kau darimana? Kenapa ada bagian baju~mu yang sedikit robek dan rambutmu.... Aigoooo!!!” ucap Sungmin hyung menghampiriku begitu aku membuka pintu dorm dan masuk. Semua hyung pabo itu ternyata menunggu~ku? sebegitu khawatir~nya-kah padaku?
“Aku diserbu ELF hyung...”
“Kau darimana Kyu? Sungmin bangun dan berteriak-teriak katanya kau hilang dari sisi tidurnya. Kami semua khawatir! Mencarimu kemana-mana tapi tidak ada” ucap Leeteuk hyung. Ku lihat hyung yang lain tidak begitu merespon karena mungkin mereka sedang mengantuk.
“Tadi aku merasa lapar. Aku ingin makan mie instant tapi di dapur tidak ada, akhirnya aku memutuskan untuk keluardan membeli di mini market. Tidak ada yang ku dapatkan tetapi aku malah diserbu beberapa yeoja. Ku kira jam segini tidak ada yeoja yang berkeliaran, tapi ternyata pemikiranku salah...”
Leeteuk hyung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya takjub. Hyung-hyung yang duduk di kursi itu kembali memejamkan matanya.
“Kyu, ayo kita kembali ke kamar...” ajak Sungmin hyung.
“Tapi hyung, aku lapar...”
“Kyu kau lapar??” tanya Wookie hyung yang tadi sudah memejamkan matanya kembali di pangkuan Yesung hyung langsung bangun seketika “Aku akan memasakan sesuatu untukmu. Bagaimana?”
“Kau tidak mengantuk hyung?”
“Kalau untuk memasak aku tidak akan mengantuk”
“Gomawo hyung...”
Lalu Leeteuk hyung menyuruh semua hyung yang tertidur di sofa itu untuk kembali ke dalam kamar masing-masing kecuali Sungmin hyung yang menemani~ku menunggu masakan Wookie hyung datang. Leeteuk hyung juga masih ikut duduk di sofa bersamaku dan Sungmin hyung.
“Kyu, lain kali kalau kau akan pergi seperti ini kau pamit dulu agar kami tidak khawatir...” ucap Leeteuk hyung.
“Mianhe hyung aku selalu membuat kalian khawatir”
“Kau sudah baik-baik saja kan sejak menerima surat dari Jiyeon itu? Tidak perlu kau pikirkan Kyu, dia sudah memiliki keluarga baru. Kau tau, yeoja di dunia ini sangat banyak. Bahkan yang mencintaimu lebih dari Jiyeon”
“Jangan bahas itu hyung. Aku sedang tidak ingin membicarakannya. Sekarang aku tidak percaya pada cinta pandangan pertama. Itu menyakitkan”
Beberapa menit kemudian Wookie hyung datang dengan membawa semangkuk sup hangat untukku. “Makanlah, setelah selesai kau harus tidur yang nyenyak” ucapnya.
“Gomawo hyung, kau benar-benar menyayangi~ku”
Dia tersenyum dan sedikit mengusap lembut rambutku lalu berjalan kembali menuju kamarnya. Aku mulai menyuapkan se~sendok demi se~sendok sup buatan Wookie hyung tadi. Ku pikir aku sangat beruntung berada di sekeliling hyung yang menyayangi dan memperhatikanku seperti ayah dan ibu yang juga memperhatikanku.
Entah bagaimana di otakku sekarang hanya terlintas nama Jiyeon dan wajahnya, senyumnya kembali. Jiyeon...

****

Ku lihat di sebelahku Sungmin hyung sudah terlelap dengan menggenggam erat tanganku. Aku sama sekali belum berniat memejamkan mataku. Aku tidak mengantuk. Aku hanya ingin memikirkan Jiyeon untuk terakhir kalinya. Ya, hari ini saja, malam ini saja!
Kenapa setelah bertemu dengan Ji Young aku kembali teringat Jiyeon? Namanya hanya beda tipis. Ji Young dan Jiyeon. Tapi aku belum mengenal Ji Young. Aku hanya baru bertemu dengannya tadi. Dia gadis cantik. Tapi bagaimana bisa dia tidak mengenalku? Nenek berusia 80 tahun saja banyak yang mengenalku bahkan mereka meng~idolakan-ku. tapi Ji Young? Dia gadis yang aneh...
Aku mengantuk. Mataku sudah mulai tidak bisa berkonsentrasi dengan jelas, semuanya terlihat redup lalu gelap dan aku terbawa ke alam mimpi...

-Kyuhyun POV’s end-

****
-Ji Young POV’s-

KRIIIIIINGGGGG!!!!

“Berhentilah...!!”

KRRIIIIIINGGGGG!!!!

“Berhenti!!!”

KRRIIIIIIIINGGGGG!!!

“BERHENTIIII!!!”

PRAAAAKKKK!!!

Akhirnya suara menyebalkan itu berhenti juga. Tanganku refleks meraih jam weker dan membantingnya hingga terbentur tembok sampai rusak pecah menjadi serpihan dan suara itu juga ikut berhenti.

TOK!! TOK!! TOK!!

“Ji Young, bangunlah... ini sudah siang” suara jam tadi sudah berhenti sekarang berganti suara ibu yang menggangguku. Menyebalkan!
“Ji Young...”
Dengan sangat terpaksa aku keluar dari gulungan selimut dan membuka pintu kamarku. “Ibu, aku sudah bangun. Berhentilah memanggilku”
“Ji Young, ini sudah jam 6 pagi. Cepat kau mandi! Kau harus membuka toko...”
Kedua mataku yang masih sedikit terpejam kini terbelalak lebar. Toko??? Jam 6 pagi??? Kyaaa!! Aku terlambat!!
Aku segera bergegas mandi dan bersiap. 15 menit terlewati untuk bersiap. Aku berpamitan dengan ibu dan segera berlari menerobos dinginnya pagi kota Seoul di bulan Desember ini. Aku sudah terlambat setengah jam...
Oh ya, selain sebagai pekerja paruh waktu di kedai kopi, saat pagi seperti ini aku juga bekerja di sebuah toko kue. Hidupku hanya kuhabiskan untuk bekerja dan menikmati hari-hari. Aku hanya tinggal berdua dengan ibu~ku. ayahku sudah lama pergi meninggalkanku dan ibu~ku entah kemana. Aku sebenarnya memiliki seorang kakak perempuan tapi dia juga ikut pergi dan aku tidak tau dimana. Hidupku benar-benar tidak beraturan. Tapi aku menikmatinya.
Ku lihat dari kejauhan toko kue tampatku bekerja sudah dibuka. Siapa yang membukanya? Aku semakin dekat ke arahnya. Ku lihat bibi Jung pemilik toko kue itu sudah berdiri di depan sambil berbicara dengan seorang yeoja sesekali dia tersenyum kepada yeoja itu.
“Bibi, maaf aku terlambat...” ucapku begitu aku sampai di hadapan bibi Jung.
Dia menatapku malas “Sudah berapa kali kau terlambat?? Ku kira sekarang aku tidak memerlukan pegawai sepertimu lagi. Aku sudah mendapatkan pegawai yang bisa lebih disiplin darimu”
“Bibi, apa maksudmu?”
“Kau ku pecat. Terimalah ini gaji terakhirmu”
“Bibi...” kedua mataku mulai ber-air
“Terimalah”
Aku menatap amplop coklat itu. Bibi... inikah ucapan perpisahanmu? Aku di pecat dengan keadaan seperti ini? “Bibi, ku mohon beri kesempatan untukku sekali lagi”
“Tidak bisa. Terima ini dan pergilah”
Tanganku meraih amplop coklat itu dari tangan bibi Jung. “Baik. Terimakasih bibi sudah mempekerjakanku dengan baik selama ini...” jawabku sembari membungkuk pada bibi Jung. Dia hanya membalasnya dengan anggukan kecil.
Lalu aku pergi menjauh. Aku harus mencari pekerjaan lain. Aku tidak bisa hanya bekerja saat malam di kedai kopi. Gaji itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadiku dan kebutuhan ibuku.
Aku berpikir, kalau aku sudah menikah dan memiliki suami aku pasti tidak akan bekerja keras sendirian seperti ini. Ada suami yang akan mencukupi~ku. apalagi jika suami~ku seorang yang berderajat tinggi dan kaya? Ah... aku pasti hanya tinggal menikmati segalanya tanpa bersusah payah seperti ini.
Apa aku harus menikah? Itu artinya aku harus mencari takdirku? Siapa? Dan dimana aku harus mencari takdirku? Seseorang yang akan menjadi suami~ku nanti? Arrrggghhh!!
Aku berjalan tanpa arah. Ku rasakan lapar menggerutu di perutku. Ah sial! Biasanya aku tidak pernah merasakan lapar yang seperti ini...
Ku lihat di kejauhan ada sebuah rumah makan kecil. Ku putuskan untuk mampir kesana dan sarapan pagi. Tempat itu ternyata tidak begitu ramai. hanya ada 3-4 orang yang sedang menikmati santapan disana.
“Bibi, aku pesan semangkuk bubur korea dan teh hijau hangat” ucapku pada bibi yang menjualnya
“5000won nona...” ku ambil beberapa lembar won dari dalam amplop coklat pemberian bibi Jung tadi lalu ku serahkan pada bibi penjual. Setelah menunggu beberapa menit, pesananku sudah siap. Aku langsung mencari tempat duduk yang nyaman.
Hidupku kenapa terus seperti ini? Aku ingin membahagiakan ibu~ku. Kenapa sekarang di otakku melintas pikiran untuk segera menikah? Ya! Dengan siapa aku akan menikah? Aku ini bodoh sekali. Cho Kyuhyun? Dia bilang kemarin pertemuan itu belum selesai, apa dia akan menmuiku kembali?
Dia... membuatku merasakan sesuatu yang aneh. Apa aku menykainya? Apa-apaan aku ini? Bisa-bisa aku di tertawakan oleh Minji..
Setelah selesai makan aku keluar dari rumah makan itu dan kembali menyusuri jalanan kota Seoul yang masih sedikit terlihat gelap. Karena memang ini masih sangat pagi.
Aku harus bagaimana? Apa yang harus ku lakukan sekarang?
Saat sedang berjalan tanpa pikiran yang jernih di tengah jalanan sepi aku mendengar suara klakson mobil yang kencang dan panjang tepat berada di belakangku.

BIIIIIIIIIPP!!!

CIIIIIIIIIIIIIITTT!!!

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....!!!”

BRUUKK!!!
Kaki~ku??? Sakit sekali. Aku jatuh karena sedikit terkena senggolan moncong depan mobil itu. Mobil yang rasanya tidak asing bagiku. Aku masih meringis kesakitan. Seseorang yang ku kenali keluar dari dalam kemudi mobil.
“Ji Young??”
“Kyuhyun?? Kau?? Kau ini bagaimana? Menyetir tidak tau aturan! Gunakan matamu kalau sedang menyetir!!” aku membentaknya dia malah tersenyum dan mendekat ke arahku. Mengusap lembut betis kakiku yang sedikit memar.
“Bodoh! Aku menyetir menggunakan tangan, kalau menggunakan mata bukan hanya kau yang tertabrak tapi semua orang yang melintas akan tertabrak juga”
Ku kerucutkan bibirku. Setiap orang yang melintas terlihat sedang menatap kami. Kyuhyun mulai salah tingkah dan gelagapan. Mungkin dia takut ketahuan.
“Kau kenapa?” tanyaku
“Ah? Tidak, cepat masuk mobilku saja. Kita ke Rumah Sakit untuk mengobati kaki~mu”
“Tidak perlu, ini hanya memar”
“Haaa ya sudah cepat kau masuk ke dalam”
“Ya! Kaki~Ku sakit pabo! Aku tidak bisa berjalan!”
Tanpa pikir panjang dan aba-aba dia langsung saja menggendongku dan memasukkanku ke dalam mobilnya, lalu kami melaju.
“Kau mau kemana pagi-pagi sekali sudah berkeliaran di tengah jalan?” tanya~nya padaku. Ku lihat tangannya kekar sekali menggerak-gerakkan setir mobil.
“Aku tempatku bekerja”
“Tempat bekerja? Di kedai kopi semalam?”
“Bukan. Di toko kue. Tapi aku baru saja di pecat”
“Mwo? Memangnya kenapa?”
“Aku sudah 5 kali terlambat masuk. Makanya bibi pemilik toko tidak mengujinkanku bekerja disana lagi. Dia bilang aku tidak disiplin”
Kyuhyun menatapku sekilas. Kenapa? Kau iba melihatku Cho Kyuhyun? Dia menghembuskan nafas berat lalu pandangannya kembali tertuju ke arah jalanan. Sebenarnya akan dibawa kemana ini? Kurasa aku dan dia hanya berputar-putar saja...
“Kyu, aku haus...” ucapku
“Minumlah” Kyuhyun menyodorkan sekaleng minuman ringan padaku yang ada di sisi dia duduk. Kurasa dia selalu menyediakan minuman ini di dalam mobilnya.
“Aku tidak suka. Aku mau air mineral”
“Tapi, tidak ada...”
“Kau bisa membelikannya untukku kan?”
“MWO???”
“Anggap saja ini permintaan ganti rugi~ku padamu karena kau telah membuat kaki~ku memar, sakit dan sulit berjalan. Kau tinggal membelikannya di mini market apa susahnya?”
Aku yakin dia sedang berpikir keras untuk menyetujui atau tidak. Kalau dia pergi ke Mini market dengan pakaian yang seperti ini sudah pasti kejadian semalam pasti akan terulang lagi. Aku ingin mengerjai~nya! Hihi xD
“Kyu???!!”
“Ne, baiklah...” akhirnya kami sampai di sebuah mini market. Kyuhyun mulai memarkirkan mobilnya di tempat yang dirasa nyaman lalu keluar dengan ragu dan langkah gontai. Sesekali dia menatap ke arahku yang menunggu di dalam mobil dengan tatapan memelas.
Aku kan berpura-pura tidak mengenalnya dan tidak peduli.

****

Kedua mataku terbelalak lebar saat menatapnya buru-buru masuk ke dalam mobil dan melaju. Tampilan yang sebelumnya terlihat rapi dan casual kini menjadi tidak beraturan. Aku yakin dia diserbu yeoja lagi di dalam sana.
“Kau kenapa?? Aigo...” ucapku sok perhatian.
Dia menatapku geram. “Demi membelikan minuman untukmu aku rela seperti ini!!”
“Dari semalam aku menemukanmu dengan keadaan seperti ini, sekarang kau kembali padaku juga dalam keadaan seperti ini lagi. Kurasa kau seperti habis diserbu sesuatu?”
“Kau tidak tau hah??!! Aku Cho Kyuhyun! Super Junior Cho Kyuhyun!!! Wajar saja kalau aku diserbu beberapa yeoja jika aku keluar ke tempat umum. Kau puas???!!”
“Super Junior?”
“APA KAU TIDAK TAU???!!”
Aku sedikit kaget melihat reaksinya yang hampir mirip seperti singa kelaparan 2 tahun tidak makan. Buas sekali!
“Kau tidak sopan sekali berbicara dengan seseorang yang lebih tua darimu bocah setan?!”
“Mwo???!!”
“Ah, eh, tidak. Tidak maksudku aku...”
“Kau tau Super Junior tidak hah??!”
“Tau, iya aku tau...” jawabku singkat “Mana minuman pesananku” ku lihat tangannya mengepal. Mungkin dia sebenarnya sangat marah melihat reaksi~ku yang biasa-biasa saja. Lucu sekali wajahny ^^
“Ini!”
Sepanjang perjalanan yang tersisa kami tidak mengobrol. Aku hanya sesekali tersenyum menatap jalanan dan menatap wajah aneh Kyuhyun. Lihatlah betapa jeleknya dia saat seperti ini. Ada apa denganku? Kenapa namja ini bisa membuatku merasa begini? Ji Young, ingat umurmu bodoh!

****

Kasihan sekali melihatnya meringis kesakitan sambil mengusap-usap tangannya yang terdapat bekas cakaran tangan seseorang. Aku yakin yeoja-yeoja yang menyerbunya tadi yang membuat tangannya menjadi seperti itu.
Sekarang aku berada di dalam sebuah apartemen mewah. Kyuhyun bilang ini adalah dorm Super Junior. ku pikir apa aku bermimpi bisa masuk ke dalam tempat penting bagi boyband besar seperti Super Junior? Minji... cepatlah sembuh, aku ingin kau mendengar ceritaku.
Tapi suasana di dalam sini sangat sepi. Dimana penghuni yang lainnya? Setau~ku Super Junior kan berjumlah 13 orang?
“Apa masih sakit?” tanya~ku yang melihat Kyuhyun masih meniup-niup beberapa luka kecilnya.
“Ini sangat perih...”
“Coba ku lihat” aku meraih lengan tangannya secara refleks dia menatapku. Ada apa woy??!! “Ini hanya luka kecil, kau menyimpan kotak P3K tidak?”
“Ada, cari saja di belakang?” benarkah? Dia bahkan menyuruhku mengambil sendiri di belakang? Padahal aku ini orang baru. Bagaimana bisa dia mempercayaiku begitu mudahnya? Lalu aku melangkah ke belakang.
Astaga! Dapur terlihat seperti bongkahan kapal Titanic! Kotor sekali. Apa mereka tidak membereskannya? Aku mulai mebgobrak-abrik kotak obat dan ku temukan kotak P3K lalu ku bawa lagi mendekat ke arah Kyuhyun.
Ku oleskan sedikit minyak gosok pada luka kecil garis-garis di lengan tangannya. Sesekali dia merintih kesakitan. “Diam saja! Seperti anak kecil! Ini tidak sakit”
“Kau tidak merasakannya!”
“Aku pernah memakai ini Kyu. Jadi aku tau bagaimana rasanya dan itu tidak sakit” setelah selesai ku tiup sedikit bagian luka itu. Aku yakin sekarang pasti Kyuhyun sedang menatapku. Aku tidak peduli.
“Kau baik sekali. Terimakasih ya. Kau menolongku untuk kedua kalinya” ucapnya tiba-tiba membuatku berhenti meniup lukanya.
Aku hanya bisa tersenyum kecil “Tidak apa-apa”

CKLEK!!

Pintu dorm terbuka dan beberapa namja lain masuk ke dalam.
“Hyung??” ucap Kyu ketika semuanya sudah masuk ke dalam.

Diantara semua namja yang masuk ke dalam aku mengenal salah satunya. Kedua mataku nyaris melompat keluar saat melihatnya. Pandangan kami tepat bertabrakan. Tiba-tiba suasana di sekitarku mendadak sangat panas dan tidak ber-oksigen. Dadaku sesak! Aku tidak bisa bernafas menatapnya! Aku juga ingin menangis!
Kenapa kau ternyata adalah member Super Junior???
Kau....

Tidak ada komentar: