ENDLESS
MOMENT [Part 1]
·
Title : ENDLESS MOMENT
Author : Cho Hyena/ Larassatii
Queenbee
Main cast : Lee Ji Young, Lee Minji,
Super Junior member, Other (cari sendiri lah di dalemnya entar)
Genre : kagak tau ah, tentuin
readers sendiri aja yeh *plak*
Ost : Super Junior~ Stop Walking,
de.el.el wkwk
Kembali lagi dengan FF gaje saya
maap ya kalo ceritanya nggak nyambung atau membosankan. Soalnya ya beginilah
adanya ide dari otak saya yang sudah dipenuhin sama KYUHYUN doang *ditimpuk
sparkyu* udah deh ya... Happy Reading.... ^^
Yang ku
tau ...
Tuhan
telah menciptakan manusia untuk hidup berpasang-pasangan, bukankah itu indah?
-Ji Young POV's-
Aneh tidak? Seorang wanita berusia
29 tahun sepertiku sedang melajang? Mungkin tiap orang pasti menyebutku aneh.
Bagaimana bisa seorang wanita dalam usia 29 tahun belum menikah? Kekasih pun
belum ku kantongi. Tapi aku hanya menanggapi cercaan mereka dangan sebuah
senyum dan perkataan ‘itu hal yang biasa bagiku’. Usiaku memang bukan usia
muda. Bahkan wanita berusia 25tahun pun sudah dianggap tua. Bagaimana denganku
yang 29 tahun?
Ibuku selalu khawatir dan menanyakanku
“Apa kau penyuka sesama jenis? Tiap laki-laki yang datang padamu selalu kau
tolak” aku hanya menjawab dengan pasti “Tidak. Aku wanita normal, wanita yang
memiliki 1 hati untuk mencintai 1 pria” aku tidak ingin salah dalam menentukan
pilihan.
Aku tidak peduli. Ini hidupku. It’s
my life! Semua cacian, cercaan bahkan ibuku sendiri yang mengatakan bahwa aku
penyuka sesama jenis hanya ku anggap sebagai lelucon belaka. Aku sangat tidak
mempedulikannya. Aku yakin, takdir Tuhan tidak pernah salah. Tuhan telah
menyiapkan seorang laki-laki yang akan menjadi pendampingku kelak. Aku, aku
tidak akan mencarinya. 29tahun? Tidak masalah, 30tahun, 40tahun? Itu juga tidak
masalah. Kalau memang takdir Tuhan mengaharuskan aku bertemu dengan jodohku
dalam usia se-tua itu aku tidak akan marah pada Tuhan.
Aku Lee Ji Young. Yeoja 29 tahun
seperti perkataanku tadi. Seorang pekerja paruh waktu di sebuah kedai kopi di
pinggiran kota Seoul. Aku memiliki seorang teman di tempatku bekerja. Lee
Minji. Dia teman yang sangat mengerti keadaanku lebih dari ibu~ku sendiri.
Hampir semua yang ku alami dan ku rasakan, ku ceritakan pada Minji. Bagiku dia
bahkan lebih dari seorang teman, dia seperti ibu peri yang ada setiap waktu
saat dibutuhkan. Dia yeoja yang baik.
Malam ini seperti biasa. Pukul 12
malam waktu Korea aku masih berada di depan kasir untuk melayani beberapa
pelanggan yang datang untuk sekedar minum sambil mengobrol hangat dan tidak
sedikit juga ku jumpai sepasang kekasih yang mampir di kedai kopi tempatku
bekerja. Hari ini Minji tidak masuk, dia sedang sakit dan butuh istirahat.
Kedai kopi ini akan tutup pukul 2 malam.
Ku lihat beberapa kursi terisi
orang-orang yang sedang mengobrol dan meminum kopi juga memesan beberapa aneka
makanan kecil untuk melengkapi sajian kopi-kopi hebat di tempatku bekerja. Ku
pikir orang-orang ini sedang apa? Waktu malam seperti ini di habiskan hanya
untuk mengobrol? Ku kira dunia ini sudah gila. Apa mereka tidak memiliki
aktivitas lain selain hanya mengobrol? Haaah sudahlah, untuk apa aku pedulikan
mereka? Mereka mempunyai hidup sendiri-sendiri...
Beberapa jam kemudian. Waktu sudah
menunjukkan pukul 01.30 malam. Karena kedai sudah sangat sepi, bos menyuruhku
untuk menutup saja dan memperbolehkanku pulang lebih awal. Lagipula daritadi
aku hanya bekerja sendiri tanpa Minji, pasti bos tau bagaimana tubuhku yang
lelah melayani pelanggan-pelanggan itu. Aku beruntung memiliki bos yang baik
sepertinya.
Aku berjalan keluar pintu untuk
mengganti papan pengumuman tulisan OPEN menjadi CLOSED. Suasana jalanan memang
belum sepi, tapi ini perintah bos-ku.
“Nona, tolong aku!!” ku dengar dari
arah belakangku suara seseorang meminta tolong dengan nada bicara aneh dan
nafas tersengal-sengal dia juga sedikit menarik lengan baju panjangku. Aku
membalikkan tubuhku ke arahnya.
Hah?? Aku sangat terkejut melihat
seseorang ini. “Kau...??” kalimatku menggantung di tenggorokan. Aku tidak bisa
melanjutkan kata-kataku.
“Nona, tolong aku, tolong aku. Bawa
aku masuk ke dalam, selamatkan aku dari mereka ku mohon cepaaaat!!”
“Maaf tuan, tapi kedai kopi kami
sudah tutup. Kau bisa kemari besok”
“AKU TIDAK INGIN MEMESAN KOPI!! KAU
CUKUP BAWA AKU MASUK DAN SELAMATKAN AKU DARI MEREKA!! AKU HAMPIR PINGSAN
KELELAHAN!!!”
Tanpa pikir panjang aku langsung
menuntunnya masuk ke dalam dan segera menutup pintu kaca raksasa dari kedai
kopi itu. Tidak lama kemudian ku lihat serombongan yeoja sedang berlari kencang
dengan nafsu mereka.
Aku melirik ke arah namja yang ku
bawa masuk tadi. Dia sedang duduk di kursi dekat kasir dengan titik-titik keringat
di dahi, wajahnya tersirat kelelahan dan kemarahan yang luar biasa. Aku tidak
berani menatapnya lama-lama. Aku masih sangat terkejut dengan kedatangannya.
Artis seperti dia untuk apa keluar tengah malam begini dan tanpa penyamaran?
Aku yakin yeoja-yeoja yang tadi melintas sedang mengejarnya. Dia sangat bodoh!
Aku berjalan menuju belakang untuk
membuatkan se-cangkir kopi hangat untuknya. Dia kasihan sekali.
“Minumlah agar tubuhmu merasa
baikan” ucapku sembari meletakkan cangkir berisi kopi itu ke hadapannya.
Sekilas dia menatapku lalu mengambil cangkir itu dan meneguknya.
“Terimakasih kau sudah
menyelamatkanku”
“Kau kenapa? Apa yang terjadi? Ku
lihat kau seperti sedang di kejar-kejar oleh seseorang?”
Dia menatapku geram dengan tatapan
‘apa kau tidak tau siapa aku?’. Namja ini... ternyata benar apa yang di katakan
Minji. Kalau namja ini memiliki tatapan tajam sekali diantara yang lainnya
“Kenapa menatapku seperti itu? Aku sedang bertanya padamu!”
“Kau tidak mengenaliku?” tanya~nya
“Ku rasa baru kali ini kita bertemu.
Jadi aku tidak mengenalmu” aku berpura-pura saja tidak mengenalnya.
“Sungguh kau tidak mengenalku?
Apa... kau orang baru di Seoul?”
“Tidak juga”
“Lalu, apa kau tidak punta
televisi?”
“Kenapa kau bertanya seperti itu?
Kalau ku jawab tidak punya apa kau mau membelikannya untukku ha??”
“Ah, bukan begitu maksudku. Tapi...
ah sudahlah lupakan saja. Kau bekerja disini?”
“Ne, dan seharusnya kalau tidak ada
kau tadi aku sudah mengcunci pintu dan berjalan pulang”
“Jadi kau menyalahkanku??”
“Tentu saja. Gara-gara kau
perjalanan pulangku terhambat!”
Dia kembali menatapku geram dan
tajam. Apa maunya namja ini? Menyebalkan sekali menganggu orang dengan
tiba-tiba. “Kau sudah selesai? Aku akan pulang” ucapku kembali.
“Dimana rumahmu?”
“Untuk apa kau menanyakannya?”
“Pulanglah denganku. Ini sudah malam
dan kau ini seorang gadis muda, berbahaya sekali untukmu”
Gadis muda? Dia menyebutku gadis
muda? Dengan usia 29 tahunku ini dia mengiraku muda? Ah.. dia kan tidak tau
berapa usia~ku sebenarnya. “Pulang, denganmu?”
“Ne, kau bisa menyetir? Ambilkan
mobilku di tempat parkir mini market di ujung sana. Aku meninggalkannya disana”
ucapnya sambil menyodorkan kunci mobil. Aku menatapnya heran.
“Kenapa aku? Kau bilang suasana
tengah malam seperti ini sangat berbahaya untuk gadis muda sepertiku?”
“Haaah... sekali ini saja. Tolong
ambilkan, jeball...”
“Baiklah” ucapku seraya meraih kunci
mobil itu. Lalu aku berjalan keluar untuk mengambil mobil milik Cho Kyuhyun
Cho Kyuhyun. Nama itu pasti sangat
tidak asing. Ya! Dia adalah salah satu member grup terkenal Super Junior. aku
sangat terkejut dengan kedatangannya. Apa ini hanya kebetulan? Atau takdir
tuhan? Kenapa pula aku berpura-pura tidak mengenalnya? Minji... jika dia juga
ada disini pasti dia akan sangat bahagia. Demi apapun, Minji sangat menyukai
namja bermata tajam itu. Minji bilang semua member Super Junior adalah tipe
namja ideal dan idaman semua yeoja. Benarkah? Aku tidak begitu mengenal mereka,
awalnya aku juga tidak tau menau tentang dunia ke-artisan Korea. Karena Minji sering
cerita padaku tentang Super Junior, memperlihatkan foto-foto mereka, akhirnya
sedikit demi sedikit aku mulai tau dan mengenal wajah-wajah mereka.
Aku sudah sampai di depam mini
market dan memang hanya ada sebuah mobil terparkir disana. Hyundai berwarna
metalic setengah hitam. Aku masuk ke dalamnya dan mulai memperhatikan tiap
sudut dalam mobil itu. Ku lihat disana sebuah benda yang menarik perhatianku.
Sebingkai foto berukuran tak seberapa. Wajah Kyuhyun dan seorang yeoja. Siapa
yeoja ini? Apakah yeojachingu~nya? Pasti iya. Untuk apa dia memajang foto
berdua~nya bersama yeoja kalau yeoja ini bukan yeojachingu~nya?
Ku hidupkan mesin mobil dan mulai
melaju ke arah kedai kopi dimana Kyuhyun masih berada disana.
CKLEK!!
Ku buka pintu kaca raksasa itu dan
menyodorkan kembali kunci mobilnya. “Sudah selesai tugasku. Kau bisa pulang.
Aku juga akan pulang sebentar lagi”
“Aku kan memintamu pulang bersamaku”
“Ku rasa itu tidak perlu.
Terimakasih sudah menawari~ku”
“Tapi...”
“Tidak apa-apa. Aku sudah biasa”
Dia menatapku sambil terdiam “Siapa
namamu?” tanya~nya
“Lee Ji Young. Panggil saja Ji
Young”
“Ji Young? Kau tidak menanyakan
siapa nama~ku?”
“Siapa nama~mu?”
“Cho Kyuhyun” jawabnya sambil
tertawa kecil. Apa ada sesuatu yang lucu hingga membuatnya tertawa seperti itu?
“Cho Kyuhyun????”
“Ne. Kau mengenalku??”
“Ah, Cho Kyuhyun... nama yang bagus”
Terlihat garis ke-kecewaan di
wajahnya. Kau kira aku akan bilang bahwa aku mengenalmu? Haha, tidak!
“Pulanglah...”
“Lalu bagaimana denganmu?”
“Ku bilang aku sudah biasa. Lagi
pula kalau sudah terlalu malam aku bisa meminta bos menjemputku”
“Bos? Namja atau yeoja?”
“Namja. Haaah sudah jangan banyak
bertanya sana kau pulanglah!!”
“Baiklah, baiklah. Tapi pertemuan
kita belum berakhir sampai disini Ji Young. Annyeong...” ucapnya lalu pergi
keluar dan melaju dengan mobilnya.
Minji bilang usia~nya masih 25tahun.
Dia masih sangat muda. Benar apa kata Minji, semuanya benar. Dia memiliki mata
tajam dan wajah yang benar-benar tampan. Ah! Ada apa denganku? Ji Young apa kau
sudah gila?
-Ji Young POV’s end-
****
-Kyuhyun POV’s-
Aku hampir mati kelelahan gara-gara
kejaran yeoja-yeoja itu. Untung saja ada Ji Young. Ji Young? Ji Young...
Aku percaya cinta pandangan pertama.
Tapi apa dengan Ji Young? Ada apa denganku? Kenapa merasa aneh? Aku melihat
foto itu. Jiyeon... apa kabarmu? Apa kau tidak merindukanku? Kapan kau akan
pulang ke Seoul? Ah! Percuma saja aku berharap seperti ini. Jiyeon sudah
menikah. Kenapa aku masih saja memajang foto ini disini? Ku raih foto yang ada
di hadapanku. Tiap menit pandanganku berganti. Menatap jalan, menatap foto itu,
menatap jalan, menatap foto itu lalu ku buka automatic window mobilku dan...
Ku biarkan selembar foto itu di
terpa angin. Aku, mulai sekarang aku akan berusaha melupakan Jiyeon. Selamat
tinggal Jiyeon ku tersayang. Ku harap kau selalu bahagia bersama suami~mu.
Tak terasa 2 butir airmata menetes
di pipiku. Ada apa denganmu Cho Kyuhyun! Berhentilah bersikap seperti ini!
Wanita di dunia ini tidak hanya Jiyeon. Jiyeon cinta pertama~ku, cinta
pandangan pertama~ku yang sangat sulit ku lupakan. Kalau tidak ada penghalang
diantara kami mungkin aku sudah menikah dengannya dan mendahului
hyung-hyung~ku. Sudahlah, mengingat ini lama-lama hanya membuatku hanya membuat
dadaku terasa sesak saja. Jiyeon sudah punya hidup baru dan aku juga harus
memiliki hidup baru...
Cho Kyuhyun, FIGHTING!!!
****
“Kyu, aigo!! Apa yang terjadi
denganmu? Kau? Kau darimana? Kenapa ada bagian baju~mu yang sedikit robek dan
rambutmu.... Aigoooo!!!” ucap Sungmin hyung menghampiriku begitu aku membuka
pintu dorm dan masuk. Semua hyung pabo itu ternyata menunggu~ku? sebegitu
khawatir~nya-kah padaku?
“Aku diserbu ELF hyung...”
“Kau darimana Kyu? Sungmin bangun
dan berteriak-teriak katanya kau hilang dari sisi tidurnya. Kami semua
khawatir! Mencarimu kemana-mana tapi tidak ada” ucap Leeteuk hyung. Ku lihat
hyung yang lain tidak begitu merespon karena mungkin mereka sedang mengantuk.
“Tadi aku merasa lapar. Aku ingin
makan mie instant tapi di dapur tidak ada, akhirnya aku memutuskan untuk
keluardan membeli di mini market. Tidak ada yang ku dapatkan tetapi aku malah
diserbu beberapa yeoja. Ku kira jam segini tidak ada yeoja yang berkeliaran,
tapi ternyata pemikiranku salah...”
Leeteuk hyung hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya takjub. Hyung-hyung yang duduk di kursi itu
kembali memejamkan matanya.
“Kyu, ayo kita kembali ke kamar...”
ajak Sungmin hyung.
“Tapi hyung, aku lapar...”
“Kyu kau lapar??” tanya Wookie hyung
yang tadi sudah memejamkan matanya kembali di pangkuan Yesung hyung langsung
bangun seketika “Aku akan memasakan sesuatu untukmu. Bagaimana?”
“Kau tidak mengantuk hyung?”
“Kalau untuk memasak aku tidak akan
mengantuk”
“Gomawo hyung...”
Lalu Leeteuk hyung menyuruh semua
hyung yang tertidur di sofa itu untuk kembali ke dalam kamar masing-masing
kecuali Sungmin hyung yang menemani~ku menunggu masakan Wookie hyung datang.
Leeteuk hyung juga masih ikut duduk di sofa bersamaku dan Sungmin hyung.
“Kyu, lain kali kalau kau akan pergi
seperti ini kau pamit dulu agar kami tidak khawatir...” ucap Leeteuk hyung.
“Mianhe hyung aku selalu membuat
kalian khawatir”
“Kau sudah baik-baik saja kan sejak
menerima surat dari Jiyeon itu? Tidak perlu kau pikirkan Kyu, dia sudah
memiliki keluarga baru. Kau tau, yeoja di dunia ini sangat banyak. Bahkan yang
mencintaimu lebih dari Jiyeon”
“Jangan bahas itu hyung. Aku sedang
tidak ingin membicarakannya. Sekarang aku tidak percaya pada cinta pandangan
pertama. Itu menyakitkan”
Beberapa menit kemudian Wookie hyung
datang dengan membawa semangkuk sup hangat untukku. “Makanlah, setelah selesai
kau harus tidur yang nyenyak” ucapnya.
“Gomawo hyung, kau benar-benar
menyayangi~ku”
Dia tersenyum dan sedikit mengusap
lembut rambutku lalu berjalan kembali menuju kamarnya. Aku mulai menyuapkan
se~sendok demi se~sendok sup buatan Wookie hyung tadi. Ku pikir aku sangat
beruntung berada di sekeliling hyung yang menyayangi dan memperhatikanku
seperti ayah dan ibu yang juga memperhatikanku.
Entah bagaimana di otakku sekarang
hanya terlintas nama Jiyeon dan wajahnya, senyumnya kembali. Jiyeon...
****
Ku lihat di sebelahku Sungmin hyung
sudah terlelap dengan menggenggam erat tanganku. Aku sama sekali belum berniat
memejamkan mataku. Aku tidak mengantuk. Aku hanya ingin memikirkan Jiyeon untuk
terakhir kalinya. Ya, hari ini saja, malam ini saja!
Kenapa setelah bertemu dengan Ji
Young aku kembali teringat Jiyeon? Namanya hanya beda tipis. Ji Young dan
Jiyeon. Tapi aku belum mengenal Ji Young. Aku hanya baru bertemu dengannya
tadi. Dia gadis cantik. Tapi bagaimana bisa dia tidak mengenalku? Nenek berusia
80 tahun saja banyak yang mengenalku bahkan mereka meng~idolakan-ku. tapi Ji
Young? Dia gadis yang aneh...
Aku mengantuk. Mataku sudah mulai
tidak bisa berkonsentrasi dengan jelas, semuanya terlihat redup lalu gelap dan
aku terbawa ke alam mimpi...
-Kyuhyun POV’s end-
****
-Ji Young POV’s-
KRIIIIIINGGGGG!!!!
“Berhentilah...!!”
KRRIIIIIINGGGGG!!!!
“Berhenti!!!”
KRRIIIIIIIINGGGGG!!!
“BERHENTIIII!!!”
PRAAAAKKKK!!!
Akhirnya suara menyebalkan itu
berhenti juga. Tanganku refleks meraih jam weker dan membantingnya hingga
terbentur tembok sampai rusak pecah menjadi serpihan dan suara itu juga ikut
berhenti.
TOK!! TOK!! TOK!!
“Ji Young, bangunlah... ini sudah
siang” suara jam tadi sudah berhenti sekarang berganti suara ibu yang
menggangguku. Menyebalkan!
“Ji Young...”
Dengan sangat terpaksa aku keluar
dari gulungan selimut dan membuka pintu kamarku. “Ibu, aku sudah bangun.
Berhentilah memanggilku”
“Ji Young, ini sudah jam 6 pagi.
Cepat kau mandi! Kau harus membuka toko...”
Kedua mataku yang masih sedikit
terpejam kini terbelalak lebar. Toko??? Jam 6 pagi??? Kyaaa!! Aku terlambat!!
Aku segera bergegas mandi dan
bersiap. 15 menit terlewati untuk bersiap. Aku berpamitan dengan ibu dan segera
berlari menerobos dinginnya pagi kota Seoul di bulan Desember ini. Aku sudah
terlambat setengah jam...
Oh ya, selain sebagai pekerja paruh
waktu di kedai kopi, saat pagi seperti ini aku juga bekerja di sebuah toko kue.
Hidupku hanya kuhabiskan untuk bekerja dan menikmati hari-hari. Aku hanya
tinggal berdua dengan ibu~ku. ayahku sudah lama pergi meninggalkanku dan ibu~ku
entah kemana. Aku sebenarnya memiliki seorang kakak perempuan tapi dia juga
ikut pergi dan aku tidak tau dimana. Hidupku benar-benar tidak beraturan. Tapi
aku menikmatinya.
Ku lihat dari kejauhan toko kue
tampatku bekerja sudah dibuka. Siapa yang membukanya? Aku semakin dekat ke
arahnya. Ku lihat bibi Jung pemilik toko kue itu sudah berdiri di depan sambil
berbicara dengan seorang yeoja sesekali dia tersenyum kepada yeoja itu.
“Bibi, maaf aku terlambat...” ucapku
begitu aku sampai di hadapan bibi Jung.
Dia menatapku malas “Sudah berapa
kali kau terlambat?? Ku kira sekarang aku tidak memerlukan pegawai sepertimu
lagi. Aku sudah mendapatkan pegawai yang bisa lebih disiplin darimu”
“Bibi, apa maksudmu?”
“Kau ku pecat. Terimalah ini gaji
terakhirmu”
“Bibi...” kedua mataku mulai ber-air
“Terimalah”
Aku menatap amplop coklat itu.
Bibi... inikah ucapan perpisahanmu? Aku di pecat dengan keadaan seperti ini?
“Bibi, ku mohon beri kesempatan untukku sekali lagi”
“Tidak bisa. Terima ini dan
pergilah”
Tanganku meraih amplop coklat itu
dari tangan bibi Jung. “Baik. Terimakasih bibi sudah mempekerjakanku dengan
baik selama ini...” jawabku sembari membungkuk pada bibi Jung. Dia hanya
membalasnya dengan anggukan kecil.
Lalu aku pergi menjauh. Aku harus
mencari pekerjaan lain. Aku tidak bisa hanya bekerja saat malam di kedai kopi.
Gaji itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadiku dan kebutuhan ibuku.
Aku berpikir, kalau aku sudah
menikah dan memiliki suami aku pasti tidak akan bekerja keras sendirian seperti
ini. Ada suami yang akan mencukupi~ku. apalagi jika suami~ku seorang yang
berderajat tinggi dan kaya? Ah... aku pasti hanya tinggal menikmati segalanya
tanpa bersusah payah seperti ini.
Apa aku harus menikah? Itu artinya
aku harus mencari takdirku? Siapa? Dan dimana aku harus mencari takdirku?
Seseorang yang akan menjadi suami~ku nanti? Arrrggghhh!!
Aku berjalan tanpa arah. Ku rasakan
lapar menggerutu di perutku. Ah sial! Biasanya aku tidak pernah merasakan lapar
yang seperti ini...
Ku lihat di kejauhan ada sebuah
rumah makan kecil. Ku putuskan untuk mampir kesana dan sarapan pagi. Tempat itu
ternyata tidak begitu ramai. hanya ada 3-4 orang yang sedang menikmati santapan
disana.
“Bibi, aku pesan semangkuk bubur
korea dan teh hijau hangat” ucapku pada bibi yang menjualnya
“5000won nona...” ku ambil beberapa
lembar won dari dalam amplop coklat pemberian bibi Jung tadi lalu ku serahkan
pada bibi penjual. Setelah menunggu beberapa menit, pesananku sudah siap. Aku
langsung mencari tempat duduk yang nyaman.
Hidupku kenapa terus seperti ini?
Aku ingin membahagiakan ibu~ku. Kenapa sekarang di otakku melintas pikiran
untuk segera menikah? Ya! Dengan siapa aku akan menikah? Aku ini bodoh sekali.
Cho Kyuhyun? Dia bilang kemarin pertemuan itu belum selesai, apa dia akan
menmuiku kembali?
Dia... membuatku merasakan sesuatu
yang aneh. Apa aku menykainya? Apa-apaan aku ini? Bisa-bisa aku di tertawakan
oleh Minji..
Setelah selesai makan aku keluar
dari rumah makan itu dan kembali menyusuri jalanan kota Seoul yang masih
sedikit terlihat gelap. Karena memang ini masih sangat pagi.
Aku harus bagaimana? Apa yang harus
ku lakukan sekarang?
Saat sedang berjalan tanpa pikiran
yang jernih di tengah jalanan sepi aku mendengar suara klakson mobil yang
kencang dan panjang tepat berada di belakangku.
BIIIIIIIIIPP!!!
CIIIIIIIIIIIIIITTT!!!
“Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....!!!”
BRUUKK!!!
Kaki~ku??? Sakit sekali. Aku jatuh
karena sedikit terkena senggolan moncong depan mobil itu. Mobil yang rasanya
tidak asing bagiku. Aku masih meringis kesakitan. Seseorang yang ku kenali
keluar dari dalam kemudi mobil.
“Ji Young??”
“Kyuhyun?? Kau?? Kau ini bagaimana?
Menyetir tidak tau aturan! Gunakan matamu kalau sedang menyetir!!” aku
membentaknya dia malah tersenyum dan mendekat ke arahku. Mengusap lembut betis
kakiku yang sedikit memar.
“Bodoh! Aku menyetir menggunakan
tangan, kalau menggunakan mata bukan hanya kau yang tertabrak tapi semua orang
yang melintas akan tertabrak juga”
Ku kerucutkan bibirku. Setiap orang
yang melintas terlihat sedang menatap kami. Kyuhyun mulai salah tingkah dan
gelagapan. Mungkin dia takut ketahuan.
“Kau kenapa?” tanyaku
“Ah? Tidak, cepat masuk mobilku
saja. Kita ke Rumah Sakit untuk mengobati kaki~mu”
“Tidak perlu, ini hanya memar”
“Haaa ya sudah cepat kau masuk ke
dalam”
“Ya! Kaki~Ku sakit pabo! Aku tidak
bisa berjalan!”
Tanpa pikir panjang dan aba-aba dia
langsung saja menggendongku dan memasukkanku ke dalam mobilnya, lalu kami melaju.
“Kau mau kemana pagi-pagi sekali
sudah berkeliaran di tengah jalan?” tanya~nya padaku. Ku lihat tangannya kekar
sekali menggerak-gerakkan setir mobil.
“Aku tempatku bekerja”
“Tempat bekerja? Di kedai kopi
semalam?”
“Bukan. Di toko kue. Tapi aku baru
saja di pecat”
“Mwo? Memangnya kenapa?”
“Aku sudah 5 kali terlambat masuk.
Makanya bibi pemilik toko tidak mengujinkanku bekerja disana lagi. Dia bilang
aku tidak disiplin”
Kyuhyun menatapku sekilas. Kenapa?
Kau iba melihatku Cho Kyuhyun? Dia menghembuskan nafas berat lalu pandangannya
kembali tertuju ke arah jalanan. Sebenarnya akan dibawa kemana ini? Kurasa aku
dan dia hanya berputar-putar saja...
“Kyu, aku haus...” ucapku
“Minumlah” Kyuhyun menyodorkan
sekaleng minuman ringan padaku yang ada di sisi dia duduk. Kurasa dia selalu
menyediakan minuman ini di dalam mobilnya.
“Aku tidak suka. Aku mau air
mineral”
“Tapi, tidak ada...”
“Kau bisa membelikannya untukku
kan?”
“MWO???”
“Anggap saja ini permintaan ganti
rugi~ku padamu karena kau telah membuat kaki~ku memar, sakit dan sulit
berjalan. Kau tinggal membelikannya di mini market apa susahnya?”
Aku yakin dia sedang berpikir keras
untuk menyetujui atau tidak. Kalau dia pergi ke Mini market dengan pakaian yang
seperti ini sudah pasti kejadian semalam pasti akan terulang lagi. Aku ingin
mengerjai~nya! Hihi xD
“Kyu???!!”
“Ne, baiklah...” akhirnya kami
sampai di sebuah mini market. Kyuhyun mulai memarkirkan mobilnya di tempat yang
dirasa nyaman lalu keluar dengan ragu dan langkah gontai. Sesekali dia menatap
ke arahku yang menunggu di dalam mobil dengan tatapan memelas.
Aku kan berpura-pura tidak
mengenalnya dan tidak peduli.
****
Kedua mataku terbelalak lebar saat
menatapnya buru-buru masuk ke dalam mobil dan melaju. Tampilan yang sebelumnya
terlihat rapi dan casual kini menjadi tidak beraturan. Aku yakin dia diserbu
yeoja lagi di dalam sana.
“Kau kenapa?? Aigo...” ucapku sok
perhatian.
Dia menatapku geram. “Demi
membelikan minuman untukmu aku rela seperti ini!!”
“Dari semalam aku menemukanmu dengan
keadaan seperti ini, sekarang kau kembali padaku juga dalam keadaan seperti ini
lagi. Kurasa kau seperti habis diserbu sesuatu?”
“Kau tidak tau hah??!! Aku Cho
Kyuhyun! Super Junior Cho Kyuhyun!!! Wajar saja kalau aku diserbu beberapa
yeoja jika aku keluar ke tempat umum. Kau puas???!!”
“Super Junior?”
“APA KAU TIDAK TAU???!!”
Aku sedikit kaget melihat reaksinya
yang hampir mirip seperti singa kelaparan 2 tahun tidak makan. Buas sekali!
“Kau tidak sopan sekali berbicara
dengan seseorang yang lebih tua darimu bocah setan?!”
“Mwo???!!”
“Ah, eh, tidak. Tidak maksudku
aku...”
“Kau tau Super Junior tidak hah??!”
“Tau, iya aku tau...” jawabku
singkat “Mana minuman pesananku” ku lihat tangannya mengepal. Mungkin dia
sebenarnya sangat marah melihat reaksi~ku yang biasa-biasa saja. Lucu sekali
wajahny ^^
“Ini!”
Sepanjang perjalanan yang tersisa
kami tidak mengobrol. Aku hanya sesekali tersenyum menatap jalanan dan menatap
wajah aneh Kyuhyun. Lihatlah betapa jeleknya dia saat seperti ini. Ada apa
denganku? Kenapa namja ini bisa membuatku merasa begini? Ji Young, ingat umurmu
bodoh!
****
Kasihan sekali melihatnya meringis
kesakitan sambil mengusap-usap tangannya yang terdapat bekas cakaran tangan
seseorang. Aku yakin yeoja-yeoja yang menyerbunya tadi yang membuat tangannya menjadi
seperti itu.
Sekarang aku berada di dalam sebuah
apartemen mewah. Kyuhyun bilang ini adalah dorm Super Junior. ku pikir apa aku
bermimpi bisa masuk ke dalam tempat penting bagi boyband besar seperti Super
Junior? Minji... cepatlah sembuh, aku ingin kau mendengar ceritaku.
Tapi suasana di dalam sini sangat
sepi. Dimana penghuni yang lainnya? Setau~ku Super Junior kan berjumlah 13
orang?
“Apa masih sakit?” tanya~ku yang
melihat Kyuhyun masih meniup-niup beberapa luka kecilnya.
“Ini sangat perih...”
“Coba ku lihat” aku meraih lengan
tangannya secara refleks dia menatapku. Ada apa woy??!! “Ini hanya luka kecil,
kau menyimpan kotak P3K tidak?”
“Ada, cari saja di belakang?”
benarkah? Dia bahkan menyuruhku mengambil sendiri di belakang? Padahal aku ini
orang baru. Bagaimana bisa dia mempercayaiku begitu mudahnya? Lalu aku
melangkah ke belakang.
Astaga! Dapur terlihat seperti
bongkahan kapal Titanic! Kotor sekali. Apa mereka tidak membereskannya? Aku
mulai mebgobrak-abrik kotak obat dan ku temukan kotak P3K lalu ku bawa lagi
mendekat ke arah Kyuhyun.
Ku oleskan sedikit minyak gosok pada
luka kecil garis-garis di lengan tangannya. Sesekali dia merintih kesakitan.
“Diam saja! Seperti anak kecil! Ini tidak sakit”
“Kau tidak merasakannya!”
“Aku pernah memakai ini Kyu. Jadi
aku tau bagaimana rasanya dan itu tidak sakit” setelah selesai ku tiup sedikit
bagian luka itu. Aku yakin sekarang pasti Kyuhyun sedang menatapku. Aku tidak
peduli.
“Kau baik sekali. Terimakasih ya.
Kau menolongku untuk kedua kalinya” ucapnya tiba-tiba membuatku berhenti meniup
lukanya.
Aku hanya bisa tersenyum kecil
“Tidak apa-apa”
CKLEK!!
Pintu dorm terbuka dan beberapa
namja lain masuk ke dalam.
“Hyung??” ucap Kyu ketika semuanya
sudah masuk ke dalam.
Diantara semua namja yang masuk ke
dalam aku mengenal salah satunya. Kedua mataku nyaris melompat keluar saat
melihatnya. Pandangan kami tepat bertabrakan. Tiba-tiba suasana di sekitarku
mendadak sangat panas dan tidak ber-oksigen. Dadaku sesak! Aku tidak bisa
bernafas menatapnya! Aku juga ingin menangis!
Kenapa kau ternyata adalah member
Super Junior???
Kau....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar