Minggu, 08 April 2012

15 Oktober


15 Oktober
Judul : 15 Oktober
Author : Admin Kirha
Main Cast: Lee Donghae, Song Soneul, Min Hara/Lee Haera
Summary: selalu ada kejutan yang selalu membuatku ingin selalu menunggu tanggal 15 OKTOBER
Warning: OOC(Out Of Character), mungkin sedikit gaje, dipenuhi dengan khayalan author. Don’t like Don’t Read.


……………………..HAPPY READ……………………….

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

15 OKTOBER 2003
Hujan mengguyur sebuah kota di Korea Selatan. Seorang namja yang sedang basah kuyup duduk sambil menggigil kedinginan di dalam Halte. Bukan, dia bukan sedang menunggu bus ataupun kendaraan umum lainnya. Melainkan dia menunggu seorang yeoja yang sudah hampir sejam tak kunjung datang menemuinya. Tapi namja tersebut tidak ingin meninggalkan tempat itu. Karena dia yakin yeoja itu pasti datang, walaupun dia harus mati kedinginan di tempat itu asal dia bisa mendengar jawaban yang sangat di tunggu dari yeoja tersebut.

Tiba-tiba seorang yeoja sedang berlari ke arah halte yang menjadi tempat berteduhnya namja tersebut. Apakah yeoja tersebut yang dia tunggu? Tentu saja iya. Begitu sampai di hadapan namja tersebut yeoja itu langsung mengatakan.

“pabo, dasar ikan pabo. Kenapa kau masih menungguku di sini? kenapa kau tidak pulang saja?”

“aku sudah janji padamu, dan aku ingin menepati janjiku. Dan kau, kau juga harus menepati janjimu sekarang juga” kata namja itu susah payah sambil menahan dingin dan bibirnya gemetaran.

“segitu besarkah kau mencintaiku sampai kau rela menungguku di sini sambil menahan dingin?”

“tentu saja, kau fikir aku hanya main-main hah?” namja itu bangkit dari duduknya dan menatap yeoja tersebut. Tapi namja tersebut hampir saja jatuh kalau saja yeoja tersebut tidak segera menahannya.

“mianhae Donghae, aku tidak mengira kalau kau sangat mencintaiku. Aku baru menyadarinya begitu melihat pengorbananmu sekarang. Aku hanya tidak ingin kecewa lagi makanya aku tidak mempercayaimu. Tapi sekarang aku percaya, aku mau menjadi yeojachingu mu. Menjadi wanita nya Lee Donghae” mata yeoja tersebut meneteskan air bening yang mengalir ke pipinya, dia lalu memeluk namja yang di panggil Donghae itu dengan erat. Sangat erat, berusaha membuat Donghae menjadi hangat.

“saranghaeyo Soneul” kata Donghae pelan sebelum akhirnya dia pingsan di pelukan Soneul.

“nado saranghaeyo, chagi” balas yeoja yang bernama Soneul tersebut sambil mencium kening Donghae yang sudah tidak sadarkan diri itu.

Hadiah ulang tahun ku yang pertama darimu.
Kata SARANGHAEYO yang terucap dari mulutmu, lebih dari sebuah hadiah ulang tahunku.
SARANGHAEYO Song Soneul

15 OKTOBER 2004
Donghae duduk gelisah dalam perpustakaan, kampusnya sudah sepi. Ternyata hari sudah malam, dan Donghae masih saja berada dalam perpustakaan itu. Dalam hatinya berkecamuk, ada perasaan kesal, dan juga marah. Dan di pikirannya di penuhi dengan Soneul, yeoja chingu nya itu.

“sudah beberapa hari ini dia tidak menghubungiku, bahkan di kampus juga tidak kelihatan. bisa-bisa nya dia lupa dengan anniversary hubungan ini, dan lebih parahnya dia lupa ulang tahunku yang juga hari ini. Soneul, awas kau ya!” kata Donghae sambil berdiri dan pergi meninggalkan perpustakaan dan kampusnya itu. Pulang ke apartemennya dengan perasaan masih di penuhi dengan kekesalan.

Setibanya di apartemennya dia dikejutkan oleh lampu apartemennya yang sudah menyala dan bau masakan dari dapur. Dengan penuh penasaran Donghae mendekati dapurnya dengan perlahan-lahan dan begitu sampai di dapurnya dia dikejutkan kembali dengan kehadiran seorang yeoja yang sangat di kenalnya.

‘Song Soneul!! Ternyata dia ada di sini, dan dia sedang. Memasak!! Sejak kapan dia bisa memasak’ batin Donghae.

Dengan masih di penuhi rasa penasaran Donghae pun memanggil yeoja tersebut sambil mendekatinya.

“Soneul” panggil Donghae membuat orang yang di sebut namanya menoleh ke asal suara yang memanggilnya itu.

“eh, kau sudah pulang ya chagi” jawab Soneul.

“kau sedang apa?”

“pabo!! Memangnya kau lihat aku sedang apa sampai kau harus bertanya lagi. Tentu saja aku sedang memasak”

“ohh, aku pikir sedang meracik obat” canda Donghae disertai dengan tawa cekikikan Donghae di susul dengan jitakan lembut dari Soneul.

“mian.. mian.. ehehe.. memangnya sejak kapan kau bisa memasak”

“selesai!!” teriak Soneul tiba-tiba.

“hidangan utamanya akhirnya selesai juga” sambungnya lagi sambil meletakkan makanan yang baru masak itu di atas meja makan.

“nah, sekarang ayo kau duduk dulu lalu kau cicipi.” Kata Soneul sambil menyuruh Donghae duduk.

Dengan ragu-ragu Donghae memasukkan sesuap masakan Soneul ke dalam mulutnya dengan cara perlahan-lahan.

“kenapa lama sekali hanya menyendokkan satu suapan saja dalam mulutmu, dan wajahmu kenapa seperti itu. Kau takut aku akan membunuhmu hah? Aku tidak mungkin membunuhmu chagiya” gerutu Soneul.

“aku takut kalau masakan ini….” Kata-kata Donghae terputus.

“masakan ini kenapa?” tanya Soneul penasaran.

“ah, tidak. Aku akan memakannya kok” kata Donghae sambil langsung memasukkan sendok yang sudah berisi masakan Soneul.

Setelah mengunyahnya secara perlahan, tiba-tiba Donghae seperti terkejut lagi.

“chagi, masakanmu… enak sekali” kata Donghae sambil menatap wajah yeojachingu nya itu.

“jinjja?”

“ne, kau pintar memasak rupanya” kata Donghae sambil menggenggam tangan Soneul. Tetapi tangan Donghae merasakan sesuatu yang mestinya tidak di rasakannya pada saat memegang tangan Soneul. Begitu dia melihatnya ternyata tangan Soneul banyak luka-luka sayatan.

“chagi, kenapa tanganmu jadi begini?”

“ini lah tanda yang ku dapat dari pelajaran memasakku” kata Soneul sambil tersenyum.

“chagi, padahal kau tidak perlu seperti ini”

“ani chagi, aku hanya ingin melakukan sesuatu di hari yang sangat special ini. Lagi pula aku ingin membalas pengorbanan mu hanya untuk mendengar jawabanku tepat di tanggal dan bulan yang sama dengan hari ini. Dan hari ini adalah Hari di mana satu tahun yang lalu kita menjadi sepasang kekasih dan dimana hari ini adalah hari ulang tahunmu juga. Saengil chukkae hamnida chagiya” kata Soneul sambil memeluk Donghae.

“gomawo chagi, saranghaeyo” kata Donghae seraya mengecup bibir Soneul lembut.

Kau membuatku merasa kesal pada awalnya, tapi dengan alasan ingin membalas pengorbananku tanganmu yang indah dan halus itu harus penuh dengan luka hanya karena ingin membuat ku memuji masakanmu.
Ini menjadi salah satu hadiah ulang tahunku darimu yang takkan pernah terlupakan

15 OKTOBER 2006
‘dia kembali tidak menghubungiku pada hari ini, kenapa sih yeoja itu selalu menghilang pada saat special seperti hari ini’ gerutu seorang Lee Donghae dalam hati.

Donghae yang sedang kesal itu pun lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan mulai menutup matanya. Pada saat dia sudah mulai memasuki alam bawah sadarnya (kyak dihipnotis :P) tiba-tiba sebuah ketukan di pintu apartemennya memaksa dia untuk membuka matanya dan juga membuka pintu.

“siapa sih ganggu aja” kata Donghae begitu membukakan pintu.

“hai chagiya, tampaknya kau sedang tidur ya? Mian kalau aku mengganggumu. Ayo ikut denganku.” Kata Soneul sambil menyeret Donghae dan seolah tak memberi ijin untuk Donghae menjawab pertanyaannya.

Ternyata Donghae di bawa Soneul ke sebuah danau, mereka lalu naik sebuah perahu dan berhenti di tengah-tengah danau tersebut.

“untuk apa kita di sini?” tanya Donghae.

“nanti juga kau akan tau” kata Soneul sambil seperti memberi aba-aba dan tiba-tiba dia atas kepala mereka sudah di penuhi lampu yang berwarna warni dan bertuliskan SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA LEE DONGHAE.

Donghae yang melihat semua itu hanya bisa terkejut dan tak percaya, dia lalu menatap Soneul dengan tatapan tidak percaya juga.

“kau yang membuat semuanya?”

“tentu saja tidak, mana mungkin yeoja seperti ku mampu membuat yang seperti ini. Aku di bantu oleh beberapa temanku. Mian ya chagi kalau tidak romantis seperti pada saat ulang tahunku bulan kemarin”

“ani, ini sangat indah. Dan akan lebih romantis kalau di tambah ini” kata Donghae sambil mencium lembut bibir Soneul.

“saranghaeyo chagi”

Kau selalu berusaha membalas setiap kejutan yang aku buat di ulang tahunmu. Balasan darimu bahkan kadang-kadang lebih daripada yang aku buat padamu. Aku menjadi tidak sabar untuk selalu menantikan tanggal 15 Oktober. Menantikan kejutan apalagi yang akan kau berikan padaku.

15 OKTOBER 2008
Dengan langkah gontai Donghae berjalan menuju apartemennya, seharian ini dia tidak mendapatkan satu kejutan apapun dari Soneul. Bahkan Soneul bersikap biasa saja. Seolah-olah hari itu tidak ada apa-apa.

Pada saat Donghae memasuki apartemennya tiba-tiba..

“SURPRISE!!!” teman-temannya yang entah sejak kapan ada di dalam apartemennya meneriakkan kata ‘kejutan’ yang membuat Donghae terkejut. Setelah berterima kasih pada semua teman-temannya Donghae mencari-cari sosok yeojachingunya, tapi dia tidak mendapatkannya.

Lalu dia menanyakan Soneul pada teman dekatnya, dan temannya tersebut mengatakan bahwa Soneul tidak bisa datang dan hanya bisa menitipkan hadiah yang besar yang sekarang terletak di atas tempat tidurnya.
Tadinya Donghae akan membukanya begitu teman-temannya pulang tapi dia di paksa oleh teman-temannya untuk segera membuka isi kado tersebut. Dan pada saat dia membukanya.

“SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA NAE YEOBO!!” seorang yeoja yang tak lain dan tak bukan adalah Song Soneul keluar dari dalam hadiah tersebut sambil membawa kue dan langsung mencium dan memeluk Lee Donghae.

Bahkan kali ini kau yang menjadi hadiahnya. Kau memang luar biasa.

15 OKTOBER 2009
Donghae sedang menunggu dengan gelisah di dalam sebuah restoran mewah. Dia menunggu siapa lagi kalau bukan Song Soneul. Di tangannya sudah ada sebuah cincin yang kemarin pernah di berikan pada Soneul di ulang tahunnya tanggal 19 September tapi cincin itu sempat di tepis oleh Soneul. Entah kenapa Soneul kembali menelponnya dan mengatakan bahwa dia akan memberikan jawaban yang sebenarnya mengenai lamaran Donghae itu.

Setelah menunggu beberapa lama Soneul pun muncul dengan gaun yang indah namun tidak mewah. Dia datang dengan wajah yang sangat pucat. Tubuhnya pun sudah mulai terlihat kurus, karena sakit yang di deritanya. Donghae tau itu dan dia memakluminya.

“chagi, mian membuatmu menunggu lama” kata Soneul begitu duduk di kursi yang berhadapan dengan Donghae.

“gwaenchanayo” jawab Donghae singkat sambil tersenyum ke arah Soneul.

Setelah menyantap makanan yang mereka pesan, tibalah saat di mana Soneul harus menjawab lamaran Donghae yang mengajaknya untuk melangsungkan pertunangan.

“chagi,” panggil Soneul pelan.

“ne”

“kau tau kan dengan penyakitku ini”

“aku tau”

“lalu kenapa kau masih saja memilihku. Di luar sana kan masih banyak yang lebih baik dariku, dan pastinya lebih sehat dariku”

“itu karena hatiku ada padamu, hatiku dan hatimu tidak akan pernah bisa jauh. Kau adalah sumber kebahagianku”

“tapi, umurku..”

“sssttt.. aku tau itu. Biarlah itu menjadi konsekuensi yang aku dapatkan” kata Donghae sambil menggenggam tangan Soneul lembut.

“baiklah kalau memang itu maumu, aku bersedia menjadi tunanganmu” kata Soneul sambil mencoba tersenyum.

Senyuman lemah itu mengakhiri kata-kata persetujuamu untuk menjadi tunanganku.
Walaupun tahun ini di ulang tahunku tidak ada kejutan darimu tapi itu semua sudah lebih dari cukup.

15 OKTOBER 2010
Seorang yeoja terbaring lemas di tempat tidur rumah sakit, dan seorang namja setia menunggunya dari awal yeoja itu masuk ke rumah sakit.
Mereka adalah Donghae dan Soneul. Donghae terlihat seperti pangeran yang sedang menunggu putrinya sadar dari tidur panjangnya.

Donghae tau ini akan terjadi, cepat atau lambat dia akan melihat Soneul terbaring lemah tak berdaya seperti saat ini.

“Donghae” tiba-tiba Soneul terbangun dan memanggil Donghae yang sedang duduk di sampingnya.

“ne chagi, kau sudah bangun. Mau ku ambilkan minum?”

“ani chagi,”

“oh, arasseo”

“chagi, mian sudah menyita waktumu berbulan-bulan karena menjagaku. Kau memang namja yang keras kepala, sudah ku bilang jangan pedulikan aku. Masih banyak yeoja yang sehat di luar sana, tapi kau masih saja memilih yeoja yang berumur pendek sepertiku.”

“aku juga sudah bilang padamu kan. Hatiku ada padamu, kau lah sumber kebahagiaanku. Aku belum tentu bisa bahagia dengan yeoja lain sedangkan hatiku hanya untukmu, hanya padamu.”

“tapi, bagaimana kalau aku akan pergi sekarang? Bagaimana dengan pernikahan kita?”

“kalau begitu akan aku lakukan sekarang”

“mwo? Chagi?”

“tunggu sebentar ya chagi” kata Donghae sambil meninggalkan ruangan tersebut setelah mencium kening Soneul lembut.
.
.
.
.
“Lee Donghae, apa kau bersedia mencintai Song Soneul dalam suka maupun duka?, menerima dia apa adanya, dan akan selalu bersamanya?” kata seorang pastor dalam sebuah acara pernikahan dadakan dalam sebuah kamar rumah sakit yang di gunakan oleh Song Soneul.

“aku bersedia” jawab Donghae mantap

“Song Soneul, apa kau bersedia mencintai Lee Donghae dalam suka maupun duka?, menerima dia apa adanya, dan akan selalu bersamanya?” lanjut sang pastoor.

“aku… bersedia” jawab Soneul lemah.

Setelah mendengar perkataan dari Soneul pastor itu pun membacakan sebuah doa untuk pasangan pengantin baru itu. Sedangkan pengantinnya hanya saling menatap, mengeratkan pegangan tangan satu sama lain.

Tiba-tiba alat yang menggambarkan detak jantung Soneul memperlihatkan hal yang aneh. Alat itu seperti menggambarkan bahwa detak jantung Soneul makin melemah. Dokter yang memang sudah di situ sedari tadi pun segera memeriksa keadaan Soneul. Tapi…

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttt..
Sebuah bunyi yang memekakan telinga keluar dari alat tersebut, menandakan bahwa Soneul telah pergi dengan tenang. Dia pergi setelah membisikan sesuatu pada Donghae yang membuat Donghae tersenyum dalam tangisnya. Soneul pergi dengan tenang dan damai, senyum masih tergambar di wajahnya walaupun rohnya sudah meninggalkan jasadnya.

Aku tau ini akan terjadi, makanya aku segera melangsungkan pernikahan denganmu. Mengikatmu menjadi seorang nyonya Lee Donghae sebelum kau kembali ke surga. Dan aku yakin kita akan bertemu kembali di surga menjalani kehidupan kedua kita yang damai tanpa di hantui rasa takut akan perpisahan.

15 OKTOBER 2011
“Hari ini tepat setahun kau meninggalkanku, tidak ada lagi kejutan yang ku tunggu darimu. Karena kau telah tiada. Aku masih menikmati kesendirianku dengan menganggap kau ada di sampingku, selalu menemaniku. Dan aku yakin kau sedang mengawasiku dari surga.” Kata Donghae sambil memandang foto Song Soneul yang terpajang dalam kamarnya.
Foto yang ukurannya sangat besar tertempel pada dinding kamarnya.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi menandakan ada tamu, Donghae pun segera menuju pintu depan dan membuka pintu apartemennya tersebut. Dan ternyata tamu nya itu adalah ibu mertuanya yang membawa seorang anak kecil.

“Donghae, apa aku mengganggumu?” tanya Ibu mertuanya begitu di persilahkan masuk oleh Donghae.

“Ani umma, aku sedang tidak melakukan apa-apa”

“oh iya, sebelumnya umma mau mengucapkan selamat ulang tahun untukmu”

“ne, gomawo umma” kata Donghae sambil tersenyum ke arah ibu mertuanya itu.

“umma datang ke sini ingin memberikan hadiah ulang tahun dari Soneul untukmu”

“dari Soneul?”

“ne. Anak ini hadiahnya. Dia adalah anak yatim piatu yang menerima donor Hati dari Soneul, dan Soneul sudah meminta kepada pihak panti asuhan untuk mengangkatnya menjadi anak. Dan dia ingin kau merawatnya seperti anakmu sendiri, seperti anak yang keluar dari rahim Soneul. Dan umma pun berharap begitu, kau mau menerima anak ini” kata ibu mertuanya sambil mengelus anak kecil disampingnya.

Donghae yang mendengar penjelasan ibu mertuanya langsung menatap anak kecil itu lama, dan entah kenapa dia seperti melihat wajah Soneul melekat pada anak tersebut. Donghae pun bangkit dan mendekati anak tersebut, anak tersebut tersenyum ke arahnya.

“hey cantik, siapa namamu?”

“Min Hara imnida” kata anak yang bernama Hara tersebut sambil tersenyum.

“mulai sekarang panggil aku appa, arasseo?”

“arasseo appa” kata Hara dengan senyumannya kembali.

“namamu sekarang sudah bukan Min Hara lagi, tetapi Lee Haera. Apa kau bersedia memakai nama pemberian appa?”

“tentu saja appa, nama yang sangat bagus. Ghamsahamnida appa” Hara yang sekarang namanya sudah menjadi Haera itupun langsung memeluk Donghae.

“ne, cheonma chagi”

“tampaknya kalian langsung akrab ya, ini berarti kalian memang di takdirkan menjadi anak dan ayah” kata Ibu mertuanya yang di sambut oleh senyuman dari Donghae.

Takdir yang mungkin di ciptakan olehmu dari surga sana. Bahkan saat kau sudah tiada di dunia ini lagi kau masih memberikan kejutan padaku. Kali ini hadiahnya adalah anak yang sangat cantik untuk menemani hidupku yang sendirian ini.
Ghamsahamnida Song Soneul, kau selalu membuatku merasa lebih bahagia pada tanggal 15 OKTOBER

-THE END-

Tidak ada komentar: