Minggu, 01 April 2012

This is My Life


This is My Life
♥♥ ♥♥ ♥♥ ♥♥ ♥♥ ♥♥ ♥♥ ♥♥ ♥♥ ♥♥
Title : This is My Life (Part 1)
Author : Ima Tripleshawol
Cast : Park Soo Ri, SS501, Sunny SNSD, u kiss
Genre : Romance

I love my life.
I never be chagrined got married with him.
Saranghaeyo . .
******
“Omona ! aku terlambat ke sekolah” aku menggerutu dan berangkat sambil membawa setumpuk roti di tanganku. Aku tak sempat minum susu pagi ini apalagi sarapan.
Empat tahun sudah aku hidup seperti ini. Aku selalu berharap ia ada di rumah, tapi aku harus mengerti profesinya sekarang. Di tambah lagi dia sibuk dengan tour asianya. Aku sempat menyesal pernah menikah dengannya kemarin, tapi aku selalu ingat wajahnya dan segera melupakan hal itu. Walaupun aku masih sekolah, ibuku menyetujui aku menikah dengannya karena suatu hal. Mereka semua tak pernah tahu bahwa aku sudah menikah dengannya, dengan seorang idola yang mereka kagumi. Bahkan teman-temannya pun tak tahu bahwa dia sudah menikah.
_Flashback_
“Kau mau menikah denganku Soori-ya” Tanya seorang namja membuatku terkejut dengan ucapannya.
“Mworago ?! Tapi aku masih 15 tahun, mana mungkin ibuku menyetujuinya. Lagipula kau kan harus focus untuk project boyband mu oppa” jawabku pada namja itu.
“Ibumu sudah setuju aku menikah denganmu. Aku janji pada ibumu, aku akan selalu menjagamu dan tak akan menyakitimu. Dan yang pasti, aku tak akan menyentuhmu sampai kau lulus SMA” ucapannya membuatku sedikit ragu.
“Kau janji tak akan melupakanku saat kau sukses nanti ? kau dan aku kan berbeda 4 tahun. Kau juga harus pergi ke Seoul tahun depan untuk debut boybandmu.” Tanyaku padanya dengan wajah sedikit memelas.
“Aku berjanji sebagai seorang namja yang bertanggung jawab. Kau akan kubawa kesana dan sekolah disana” jawabnya sambil mengacak-acak rambutku, “Kamu mau kan, jagiya ?”
“Aku sangat mau, oppa” kemudian aku memeluknya dan dia mencium keningku. Tak ada alasan aku menolaknya, ia sangat baik padaku dan kami sudah satu tahun lebih pacaran. Aku beruntung bisa memilikinya karena hanya dia yang aku miliki lagi selain ibuku.
_End of Flashback_
Di Seoul aku hanya tinggal dengannya. Itupun kalau ia sedang ada di rumah dan sedang tidak ada job. Dimana-mana terpampang poster nampyonku. Sebenarnya aku sangat bangga telah menjadi istrinya selama ini. Tapi aku harus menyimpan rasa bangga itu sendiri tanpa ada yang mengetahuinya. Aku mengerti dengan pekerjaannya sebagai idola, aku memutuskan agar aku tidak dipublikasikan.
“Lihat mereka di sana !” teriak para fans dan berlarian menuju sebuah mobil van yang terparkir di depan gedung KBS studio. Aku hanya bisa memandangnya dari sebuah bus yang sedang aku naiki. Ia memakai baju berwarna coklat. Dan yang membuatku kaget adalah, baju itu adalah baju yang kubelikan untuknya dua bulan yang lalu. Aku tersenyum simpul memandangnya dari sini.
****
“Aku pulang. .” teriakku ketika aku sampai di apartemen yang ia beli untuk kami berdua. Aku selalu berharap ada yang menjawab ketika aku sampai di sini. Ketika sampai di rumah, aku selalu melihat foto-foto ketika kami menikah dulu. “Oppa, bogoshipeo” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku saat melihatnya di foto ataupun di TV. Aku selalu ingat wajahnya ketika ia memakai baju yang kubelikan kemarin. Love, naege wa neon like this so love, gidarin neoran girl true love. Handphoneku berdering, nada dering khusus untuknya.
From : Hyungjun Nampyon
Jagiya, aku tak pulang lagi.
Mianhae, mungkin besok aku
pulang .
Saranghae .Bogoshipeo. ^^
“Selalu saja begitu. Ireon !” aku sedikit kesal membaca sms itu. Aku melihat jam tanganku, jam masih menunjukkan pukul 2 siang. Apa dia sudah makan ? Aku mau ke studio KBS, aku akan buatkan makanan untuknya. Aku membuat sop ginseng ayam kesukaannya. Setelah selesai memasak, aku segera bergegas pergi menuju studio KBS.
Sesampainya di sana, banyak sekali fans SS501 yang berada di luar menunggu mereka semua keluar dari studio KBS. Sulit sekali masuk ke studio KBS, karena aku terdesak-desak oleh para Triple S itu. Security di sini tidak memperbolehkan para Triple S masuk ke dalam. Karena aku tidak juga berhasil masuk, aku pun menelepon Hyung oppa.
“Yoboseyeo” jawab Hyung oppa di seberang sana. Suaranya membuatku hampir menangis karena rasa rinduku padanya.
“Yoboseyeo, oppa. Aku membuat makanan untukmu, kau pasti belum makan kan ? aku ada di depan studio KBS, aku tak bisa masuk. Aku harus bagaimana ?” tanyaku pada Hyung oppa.
“Titipkan saja pada security, aku akan mengambilnya sekarang juga. Kau titipkan sekarang” Ia menutup teleponnya. Ia seperti sedang berlari ketika aku bilang aku ada di depan studio KBS. Aku pun menitipkan makananku pada security. Tapi tak semudah itu menitipkan makanan pada security. Setelah menitipkan makanan itu, aku menjauh dari sana dan berdiri di seberang studio KBS. Dari kejauhan kulihat Hyungjun mengambil makanan dari security itu kemudian seperti sedang mencari-cari seseorang di tengah kerumunan orang itu. Aku tersenyum padanya dari seberang ketika kami bertatapan.
*****
Akhirnya aku terbebas juga dari kerumunan orang itu. Walaupun aku hanya melihatnya dari kejauhan, tapi sudah bisa mengobati kerinduanku padanya. Sebuah telepon masuk membuyarkan lamunanku.
“Yoboseyo” jawabku ketika aku mengangkat teleponku.
“Yoboseyeo Soori. Kau tidak apa-apa kan ? aku mengkhawatirkanmu.”
“Aku baik-baik saja, oppa. Bagaimana makanan yang kubuat ? enak tidak ?” tanyaku, berharap jawaban yang baik darinya.
“Enak sekali. Bahkan teman-temanku mengucapkan beratus-ratus kali kata enak ketika memakan bekal buatanmu. Haha” Hyung oppa tertawa kecil. Suara tertawanya yang khas membuatku menangis ketika mendengarnya.
“Bogoshipeo” ucapku sambil menahan isak tangisku agar tak di dengar Hyung oppa.
“Jagiya, kenapa kau menangis ? aku akan pulang besok. Buatkan makanan yang enak seperti tadi lagi, ya” suara Hyung opaa sangat senang ketika bilang dia akan pulang besok.
“Ne, akan kubuatkan untukmu” aku sedikit tertawa.
Saat melihat wajahnya, aku sempat berpikir bahwa aku ini sedang bermimpi. Bisa menikah dengan seorang idola para yoja di korea.
****
“Akhirnya beres juga” keluhku ketika aku selesai membereskan rumah dan menyiapkan makanan untuk aku dan Hyung oppa. Hyung oppa bilang padaku bahwa ia akan pulang jam 7 malam. Tapi 1 jam sudah lewat dari waktunya, makanan yang kubuatpun sudah menjadi dingin.
Ting tong. .
Tiba-tiba bel berbunyi, dan dengan sigap aku membuka pintu depan. Tanpa ragu-ragu aku langsung membuka pintunya.
“Hyung oppa !” teriakku ketika melihat siapa yang di depan pintu.
“Soori-ya . . Bogoshipeo” Hyung oppa memelukku dan membawaku kedalam apartemen.
“Kau kemana saja oppa ? Aku menunggumu daritadi. Makanan yang kubuat sudah menjadi dingin” aku sedikit khawatir dengan hyung oppa.
“Tadi aku sedikit ada urusan. Mianhae ya, Soori. Tak apa-apa, yang penting kau sudah buatkan makanan untukku” Hyung oppa tersenyum manis padaku. Hal itu yang membuatku rindu padanya. Senyumannya dan tawanya.
“Aku membuat sop ginseng ayam seperti kemarin. Kau sangat suka kan ?” aku menggandeng tangan Hyung oppa berjalan menuju meja makan.
“Ne, sangat suka” ia pun duduk di meja makan. Hyung oppa hanya membeli satu meja makan dengan dua kursi. Khusus untuk aku dan hyung oppa. Agar kami lebih mudah mengobrol.
“Oppa, kau tidur disini kan ?” tanyaku pada Hyung oppa yang focus pada makanannya.
“Ne, aku akan tidur disini. Tapi aku harus siaran malam di Music High, sekitar jam 2 pagi. Tak apa kan ?” Hyung oppa menatapku dengan kedua mata besarnya.
“Gwenchana. Aku bisa mengerti profesimu” jawabku dengan sedikit senyuman pahit untuknya.
Kami pun makan tanpa bicara apa-apa. Hyung oppa diam saja tanpa bicara sedikitpun sampai selesai makan. Kami pun duduk di sofa ruang TV dan menonton TV. Aku bisa merasakan hangatnya tubuh Hyung oppa ketika dia merangkulku. Tapi ketika aku akan menonton TV, ia mematikan TVnya.
“Soori” panggilnya lembut, membuatku menoleh ke wajahnya.
“Mworago ?” jawabku.
“Kau jangan marah ya saat aku mengatakan ini”
“Ne oppa”
“Adikku akan membuat album baru. Aku menyuruhnya untuk tinggal disini sementara. Boleh kan ?” Tanya Hyung oppa. Aku agak ragu-ragu untuk menjawabnya. Masalahnya adalah, aku belum pernah bertemu dengan adik Hyung oppa. Aku tidak tahu bagaimana orangnya dan bagaimana sifatnya. Tapi aku yakin dia orang yang baik seperti kakaknya.
“Baiklah oppa. Mmm. . Tapi disini hanya ada satu kamar. Dia akan tidur dimana ?” Tanyaku pada Hyung oppa.
“Dia akan tidur di sofa. Dia hanya sebulan tinggal disini. Dan aku janji, aku akan sering pulang” Hyung oppa tersenyum padaku.
“Harus. Kau tidak mau kan istrimu ini di rebut adikmu ?” aku menggembungkan pipiku. Hyung oppa hanya tertawa kemudian mencubit pipiku, “Oh iya. Kapan adikmu datang ?”
“Mungkin besok atau lusa. Ayo tidur” sahut Hyung oppa sambil berdiri dari kursi. Aku mengikutinya dari belakang kemudian tidur di kamar kami.
*****
Pagi harinya Hyung oppa sudah tidak ada di kamar lagi. Ternyata ia benar-benar pergi untuk siaran di Music High. Sebenarnya aku sangat ingin setiap pagi ada yang mengucapkan Selamat Pagi padaku. Memberikan senyuman hangatnya setiap pagi untukku. Tapi itu semua hanya harapanku, Hyung oppa harus berangkat pagi-pagi sekali untuk siaran di Music High setiap harinya.
“Aish ! Aku lupa. Persediaan makanan Hyung oppa harusnya habis hari ini. Adiknya pun akan datang, sepertinya aku harus belanja” aku pun berganti baju dan segera pergi ke supermarket di dekat apartemenku. Aku memilih makanan yang disukai Hyung oppa. Saat aku akan mengambil snack kesukaan Hyung oppa, seorang namja juga akan mengambil snack itu.
“Ah. Mianhaeyo” ucapku ketika tidak sengaja aku memegang tangannya.
“Gwenchana” jawabnya. Wajahnya sangat mirip dengan Hyung oppa, senyumnya, bahkan suaranya pun mirip.
“Kau adiknya Hyung Jun oppa ?” tanyaku pada namja itu.
“Ne. Kau Soori noona ?” tanyanya balik.
“Keurae. Siapa namamu ? Kenapa kau tidak langsung ke apartemen ?” aku mencoba berbicara dengannya.
“Kim kibum imnida. Aku ingin membeli snack untuk di apartemen nanti” ia tersenyum padaku.
“Tidak usah Kibum, kakakmu menyuruhku membeli banyak snack untukmu” aku membalas senyumnya.
“Kamsahamnida noona” kali ini dia membungkuk di hadapanku. Aku dan Kibum pun keluar dari supermarket itu. Setelah mengobrol dengannya, aku baru tahu bahwa dia itu lebih tua dariku. Tapi aku ini kakak iparnya, jadi dia tetap memanggilku noona.
*****
“Ini apartemen Hyungjun hyung ?” tanyanya ketika kami sampai di apartemen.
“Ne, tepatnya apartemen kami” aku tersenyum lebar ketika mengatakan itu.
“Aaaaa. .raseo” ia pun tertawa, “boleh aku lihat foto pernikahan kalian noona ?”
“Tentu saja” jawabku.
Aku memperlihatkan foto pernikahan kami saat di Gwangju dulu. Dia tertawa melihat kakaknya berdiri di pelaminan. Ternyata Kibum sama seperti Hyung oppa. Dia orang yang ramai dan mudah diajak bicara. Kami pun mengobrol banyak, menceritakan Hyung oppa ketika kecil. Waktu pun terasa sangat cepat, hingga bulan sudah menampakkan dirinya di langit malam.
“Aku harus masak makan malam. Hyung oppa sepertinya akan pulang menyambutmu” aku berdiri dari kursiku lalu berjalan ke dapur.
“Aku mandi dulu noona” sahutnya dari ruang TV.
Tak berapa lama bel pun berbunyi. Sepertinya Hyung oppa sudah datang, dia benar-benar menepati janjinya.
“Hyung oppa . . .” ucapku manja ketika membukakan pintu.
“Kibum sudah datang ? Kenapa kau tidak meneleponku ?” Hyung oppa masuk ke dalam apartemen kami tanpa menghiraukanku.
“Mian, aku lupa. Tadi aku megobrol banyak dengannya, jadi aku lupa meneleponmu” aku mencoba senyum pada Hyung oppa.
“Gwenchana Soori-ya” dia memberikan senyum hangatnya untukku lalu mencubit pipiku.
“Kau sudah pulang hyung ?” sahut Kibum ketika keluar dari kamar mandi.
“Ne, kalian sudah makan ?” tanya Hyung oppa padaku dan Kibum.
“Belum, aku baru mau masak. Kalian bisa menunggu kan ?” jawabku.
“Tak usah, kita makan di luar saja. Meja makannya hanya untuk dua orang, kasihan kan dongsaengku ini ?” Hyung oppa mengacak-acak rambut Kibum. Kibum hanya memanyunkan bibirnya
Akhirnya kami pun makan di luar. Karena hari sudah malam, tidak banyak orang yang berkeliaran di luar rumah. Jadi dengan leluasa Hyung oppa dapat merangkulku. Kami pun makan di sebuah restoran yang tidak terlalu ramai pengunjung, agar kami tidak di ganggu para Triple S.
“Kau siaran malam lagi Hyung oppa ?”tanyaku ketika kami sedang makan.
“Anni, aku libur hari ini. Aku ingin menghabiskan waktu dengan kau dan Kibum” dia tersenyum kepadaku yang berada di sebelahnya.
“Kau libur atau meliburkan diri hah ?” aku bertanya lagi.
“Libur, Soori-ya. Kau tidak percaya padaku ?” wajahnya sengaja di dekatkan ke wajahku.
“Kau ini” aku mendorong wajahnya, “Ne, aku percaya padamu” aku menjulurkan lidah pada Hyung oppa. Aku dan Hyung oppa malah saling mengejek satu sama lain.
“Kalian membuatku iri saja” sahut Kibum yang melihat kami malah bercanda berdua.
“Mwo ? Kau iri dongsaeng ? kau ini kan masih kecil, belum waktunya. Hahaha” Hyung oppa tertawa mengejek. Aku juga ikut-ikutan tertawa mendengarnya.
“Lihat saja. Aku akan mendapatkan yoja yang lebih cantik dari Soori noona” jawab Kibum dengan wajah kesal.
“Tak ada yang lebih cantik dari Soori, dia yang paling cantik untukku” sahut Hyung oppa sambil menarik badanku ke pelukannya dan berhasil membuatku wajahku memerah tak karuan.
“Terserah kau saja hyung” Kibum terlihat pasrah dengan ucapan Hyung oppa.
Aish ! >.< pasti mukaku sangat merah sekarang ini. Hyung oppa memujiku secara tidak langsung. Kami pun segera pergi dari tempat itu setelah selesai makan. Kami bertiga berjalan-jalan di sekitar jalanan kota Seoul. Aku dan Hyung oppa berjalan berdua, sedangkan Kibum berjalan sendirian. Sepertinya Kibum benar-benar iri melihat kami berdua. Dia hanya diam melihat aku dan Hyung oppa bercanda sepanjang jalan.
*****
“Akhirnya sampai juga di apartemen” Hyung oppa mengeluh dan duduk di sofa bersamaan dengan Kibum.
“Aku lelah sekali” Kibum terlihat sangat lelah. Aku pun ikut duduk di sofa bersama mereka berdua.
“Aku ambilkan minum, ya” saat aku akan berjalan, Hyung oppa menarikku kembali duduk di sofa.
“Anni, kau lelah juga kan ? duduk saja, kami tidak haus” ucap Hyung oppa sambil mengelus rambutku.
Sudah jam 11 malam, aku, Hyung oppa, dan Kibum masih duduk di ruang TV. Mereka bermain kartu sambil mencoret-coret muka mereka. Aku pun tertidur di sofa dan saat aku bangun, aku sudah berada di kamar lalu bertanya pada Hyung oppa.
“Kibum benar-benar tidur di luar ?”
“Ah, aku membangunkanmu, jagiya”
“Anniyo, aku memang belum tidur pulas. Dia benar-benar tidur di luar ?” tanyaku sekali lagi.
“Ye Soori-ya. Sudah tak usah kau pikirkan. Ayo tidur” Hyung oppa memelukku, “ Saranghaeyo Soori. Aku janji akan selalu menjagamu dan tak akan menyakitimu” bisik Hyung oppa. Aku tersenyum kemudian memeluk Hyung oppa. Aku pun tidur di dalam pelukannya.
#####
Kim Hyung Jun P.O.V
“Selama seminggu ini aku akan sibuk sekali Kibum. Aku percayakan Soori padamu Kibum-ah” ujarku ketika kami sedang bermain kartu.
“Ne hyung, aku tahu bagaimana keadaanmu saat ini” Kibum memegang bahuku.
“Gomawo Kibum. Jangan kau biarkan dia menonton TV sampai aku jelaskan semuanya pada dia. Walaupun berita ini tidak benar, tapi aku tidak mau dia terluka karena berita ini” ucapku.
“Ne, araseo hyung” jawabnya lagi.
Beberapa menit kemudian, aku membereskan kartu yang sedang kumainkan kemudian menggendong Soori.
“Maaf ya Kibum. Kau harus tidur di sini” ujarku sambil mencoba mengangkat Soori dari kursi.
“Gwenchana hyung” jawab Kibum dengan sebuah senyuman.
Aku pun menggendong Soori dan kemudian membawanya ke kamar. Aku sangat merasa bersalah pada Soori. Mianhae Soori.
#####
Soori P.O.V
Saat aku bangun, Hyung oppa dan Kibum sudah tidak ada. Sepertinya mereka lari pagi di sekitar sini. Aku pun membuat sarapan, dan menyusunnya di meja ruang TV. Sebelum beres memasak Kibum sudah datang terlebih dahulu.
“Mana Hyung oppa ?”tanyaku pada Kibum.
“DIa berangkat pagi-pagi sekali. Dia mau rekaman album barunya, jadi dia harus datang pagi ke studio rekaman” jawabnya sambil mengambil makanan yang sudah ada di meja ruang TV.
“Ya ! Jangan kau ambil ! Itu untuk Hyung oppa !” teriakku dari dapur. Wajahnya terlihat bingung yang hampir menyuapkan makanan ke mulutnya.
“Tapi kan dia tidak ada. Sudah, aku makan ya” dia menyuapkan makanan itu ke mulutnya.
“Ah, kau ini. Mandi dulu sebelum makan. Cepat !” perintahku pada Kibum. Dia tidak mendengarkanku dan segera masuk ke kamar mandi.
*****
Akhir-akhir ini aku selalu di antar Kibum ke sekolah. Dan anehnya lagi, Kibum selalu tak mengizinkanku untuk menonton TV. Aku tak tahu ada apa dengan Kibum dan Hyung oppa. Aku tahu mereka pasti menyembunyikan sesuatu yang tidak mau aku tahu.
Suatu hari, aku dan Hyung oppa berjalan-jalan di taman dekat apartemen kami. Karena malam, jadi kami tak perlu khawatir dengan orang-orang yang mondar-mandir di hadapan kami.
“Mianhae Soori-ya” ujar Hyung oppa tiba-tiba dan aku pun menghentikan langkahku.
“Untuk apa ?” tanyaku pada Hyung oppa.
“Mian, aku tak bisa menepati janjiku” jawabnya.
“Anni, oppa. Kau sudah menjagaku selama ini dan tak pernah meyakitiku kan ?” aku memberikan senyumanku pada Hyung oppa.
“Aku tak bisa jujur padamu sekarang. Nanti akan kujelaskan kalau waktunya tepat” Hyung oppa tersenyum kemudian berjalan duluan meninggalkanku.
Ada apa dengan Hyung oppa ? tak bisaanya dia seperti ini. Aku pun berjalan mengikuti Hyung oppa.
*****
Suatu hari, di depan sekolahku sangat ramai sekali. Ada apa ya ? Aku pun mencoba menerobos kerumunan orang itu, kulihat beberapa orang namja yang sepertinya sedang melakukan shooting iklan. Dan salah seorang dari namja itu sudah tidak asing lagi bagiku. Dialah nampyonku, dia sedang shooting untuk iklan terbarunya. Aku berdiri di sana sekitar beberapa menit. Tapi tiba-tiba, ada seorang wanita yang memeluk Hyung oppa dari belakang dan mereka terlihat sangat mesra. Oppa ? dengan wanita itu ? Badanku langsung lemas seketika. Hatiku seperti di tusuk-tusuk ribuan jarum yang sangat tajam. Aku segera keluar dari kerumunan orang itu dan berlari menuju taman di dekat apartemenku. Aku duduk di salah satu bangku taman dan kemudian menangis sambil memeluk lututku dan menenggelamkan kepalaku diantara kedua lututku.
“Soori noona ?” suara seseorang membuatku menoleh padanya.
“Kibum-ah” jawabku. Kibum kemudian duduk di sebelahku dan terlihat sangat mengkhawatirkanku. Setelah kejadian tadi, aku jadi ingat Kibum tidak memperbolehkanku menonton TV selama beberapa hari ini.
“Jadi ini alasannya, kau tidak memperbolehkanku menonton TV ?” tanyaku pada Kibum.
“Maksud noona ?” jawab Kibum dengan sedikit heran.
“Karena Hyungjun oppa memiliki hubungan dengan seorang wanita di luar sana kan ?” tanyaku lagi diselingi isak tangisku.
“Mwo ?! kau sudah tahu noona ?” jawabnya dengan wajah yang sangat kaget, “Tapi, itu hanya gossip noona, itu tidak benar” jelas kibum.
“Gosip ? Dia dipeluk oleh seorang wanita di depan mataku hanya gossip ?” aku menghapus airmataku dan bicara dengan nada tinggi pada Kibum
“Kau. .melihatnya sendiri ?” wajah Kibum terlihat semakin pucat.
“Ne, kau kaget kan ? Maaf Kibum, aku harus pergi sekarang. Aku mau menenangkan diri” aku pergi dari bangku taman itu. Dan meninggalkan Kibum sendirian di bangku taman itu.
Aku berjalan tanpa tentu arah. Aku memutuskan untuk pulang ke apartemen dan menyendiri di dalam kamar. Aku duduk di pojok tempat tidur sambil menghadap ke kaca yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul. Aku selalu ingat ketika Hyung oppa membeli apartemen ini. Aku mengingat-ingat kembali kejadian yang pernah terjadi di sini. Dulu, sebelum Hyung oppa menjalani debut boybandnya, kami sering manghabiskan waktu bersama. Tapi sekarang, dia mungkin sudah lupa kejadian-kejadian itu. Atau mungkin dia sudah lupa dia memiliki istri. Airmataku mengalir begitu saja saat ingat kejadian tadi siang. Aku masih belum percaya Hyung oppa tega melakukan itu padaku.
#####
Kim Hyung Jun P.O.V
Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini pada Soori. Aku belum menemukan waktu yang tepat untuk menjelaskannya. Maafkan aku Soori, aku selalu mencintaimu.
“Cepatlah Hyungjun, nanti anak-anak sekolahan itu bubar” perintah Hyunjoong padaku.
“Ne, sabar-sabar” jawabku sambil membereskan beberapa baju untuk shooting iklan nanti, “Kajja !” sahutku setelah menutup resleting tasku.
“Hyungjun oppa, kau mau kemana ?” tanya seorang wanita ketika aku dan Hyunjoong berjalan keluar dari dorm.
“Ah Sunny. Kami mau shooting iklan di depan SMA Konkuk. Kau mau ikut ?” Hyunjoong menjawab tanpa persetujuan dariku.
“Hyunjoong, apa yang kau lakukan ? Aku tak mau dia ikut” ujarku sambil sedikit berbisik pada Hyunjoong. Aku tidak suka Sunny selalu mengikutiku. Akhir-akhir ini kami sering di gosipkan pacaran karena sering terlihat paparazzi sering jalan berdua. Sebenarnya Sunny yang selalu mengikutiku dan mengejar-ngejarku. Tapi managementku menyuruhku untuk menanggapinya untuk popularitas boybandku. Itulah alasannya kenapa aku tak membolehkan Soori menonton TV. Aku tak mau Soori mengetahui hubunganku dengan Sunny.
“Tak apa Hyungjun, dia kan pacarmu” jawab Hyunjoong. Bahkan teman-temanku menganggap Sunny sebagai pacarku.
“Ayo Hyungjun oppa. Kita berangkat” Sunny menggandeng tanganku dan membawaku keluar dari apartemen.
*****
“Kalian lama sekali ? Anak-anak sekolahan sudah bubar sekarang” ujar Youngsaeng ketika kami sampai di lokasi shooting iklan.
“Mianhaeyo oppa. Tadi mereka menungguku” jawab Sunny dengan percaya diri.
“Ya sudah tak apa. Ayo !” sahut Kyu Jong. Mereka semua selalu baik pada Sunny. Tapi aku tak bisa melakukan itu. Aku harus menepati janjiku pada ibunya Soori.
Akhirnya shooting iklan di tunda karena semakin banyaknya orang yang bergerumul di sekitar lokasi. Saat aku sedang membereskan pakaianku, tiba-tiba Sunny memelukku dari belakang. Aku harus mencoba tersenyum di depan Sunny. Orang-orang di sekitarku teriak karena melihat Sunny memelukku.
“Sunny, apa yang kau lakukan ?” tanyaku sambil mencoba melepaskan pelukan Sunny.
“Aku ingin memelukmu oppa” jawabnya dengan nada manja.
“Anni, lepaskan aku” aku berhasil melepaskan tangan Sunny dari badanku. Aku segera pergi dari tempat itu dan masuk ke dalam van yang terparkir tak jauh lokasi shooting dan mengunci pintunya. Soori, aku ingin bertemu denganmu, aku ingin menjelaskan semuanya padamu. Selama perjalanan menuju dorm, aku tak bicara apa-apa. Aku masih merasa bersalah pada Soori. Handphoneku tiba-tiba berdering, panggilan masuk dari, Kibum ??
“Yoboseyeo” jawabku.
“Yoboseyeo hyung. Aku harus bicara penting padamu, ini tentang Soori” jawabnya dengan nada terburu-buru.
“Ada apa dengannya ?” aku membenarkan dudukku.
“Dia sudah mengetahui hubunganmu dengan Sunny. Bahkan dia melihat kau di peluk olehnya. Kau itu ceroboh sekali hyung” ucapan Kibum membuatku kaget dan membuat teman-temanku menoleh padaku. Soori melihatku dengan Sunny ?
“Kibum, tolong kau jaga dia. Aku segera pulang !” aku menyuruh sopir untuk memberhentikan mobilnya.
“Ada apa Hyungjun ?” tanya Jungmin tiba-tiba.
“Tidak, cepat turunkan aku” aku mencoba tenang pada mereka. Setelah mobil berhenti, tanpa basa-basi lagi aku langsung turun dan menyeberang jalan menuju apartemen. Kebetulan apartemenku tak jauh dari tempat aku turun dari van tadi. Aku segera berlari menuju rumahku dan membuka pintunya.
To be continue
Preview :
“Dia sudah mengetahui hubunganmu dengan Sunny. Bahkan dia melihat kau di peluk olehnya. Kau itu ceroboh sekali hyung” ucapan Kibum membuatku kaget dan membuat teman-temanku menoleh padaku. Soori  melihatku dengan Sunny ?
“Kibum, tolong kau jaga dia. Aku segera pulang !” aku menyuruh sopir untuk memberhentikan mobilnya.
“Ada apa Hyungjun ?” tanya Jungmin tiba-tiba.
“Tidak, cepat turunkan aku” aku mencoba tenang pada mereka. Setelah mobil berhenti, tanpa basa-basi lagi aku langsung turun dan menyeberang jalan menuju apartemen. Kebetulan apartemenku tak jauh dari tempat aku turun dari van tadi. Aku segera berlari menuju rumahku dan membuka pintunya.
#####
Soori P.O.V
Apa yang harus aku lakukan kalau bertemu Hyung oppa nanti ? Apa mungkin aku harus pura-pura tidak tahu ? Aku masih duduk di tempat semula dan masih belum bisa menghentikan air mata yang dari tadi mengalir.
“Soori ! buka pintunya !” terdengar suara Hyung oppa dari luar sana sambil menggedor-gedor pintu. Aku hanya diam dan kembali menatap jendela yang ada di sebelahku.
“Aku akan dobrak pintunya” setelah mengatakan itu, pintu kamarku terbuka dan membuatku bangun dari dudukku lalu menghampiri Hyung oppa.
“Mau apa lagi kau kesini ? kau sudah punya Sunny kan ?” tanyaku kesal dengan air mata masih mengalir di pipiku. Namun Hyung oppa malah memegangi bahuku dan menatap mataku.
“Aku hanya mencintaimu Soori, dia itu hanya temanku” jawab Hyung oppa dengan wajah sedih.
“Teman ? teman yang memelukmu di depan banyak orang dengan mesra ? itu temanmu ?” aku melepaskan tangannya dari bahuku dan mundur selangkah dari posisiku.
“Dia hanya temanku, Soori” Hyung oppa semakin membuatku kesal dengan tingkahnya.
“Teman yang sering di tangkap paparazzi sedang jalan berdua ?” aku bertanya lagi dengan kesal padanya.
“Kau tidak mengerti Soori, dia itu bagian dari profesiku saat ini” jawab Hyung oppa.
“Baik, aku tidak mengerti karena aku masih kecil dan tak akan pernah bisa mengerti profesimu. Aku cemburuan dan selalu merepotkanmu. Kalau aku memang begitu, lebih baik kau ceraikan aku saja !” aku mengambil tasku yang berada di tempat tidur kemudian pergi keluar dari apartemen itu.
*****
Aku benci Hyung oppa, aku benci dia. Aku tak mau kembali ke apartemen itu lagi. Aku tak mau bertemu dengan Hyung oppa lagi. Aku berjalan ke halte bus dengan badan yang lusuh karena menangis. Mungkin ibuku masih akan menerimaku. Hanya ibuku satu-satunya tempat curhatku saat ini.
“Eomma. . eomma” panggilku ketika sampai di depan rumah ibuku, mungkin menjadi rumahku sekarang. Tak lama kemudian pintu rumahku terbuka, dan dengan refleks aku memeluk ibuku yang saat itu masih berdiri di pintu.
“Ada apa Soori ? Ayo masuk dulu” ujar ibuku sambil membawaku masuk dan duduk di sofa ruang tamu, “kau ada masalah dengan Hyungjun kan ?” tanya ibuku dan membuat aku meneteskan air mata lagi.
“Ne eomma. Dia. . .dia selingkuh” tangisanku tambah kencang dari sebelumnya. Ibuku hanya mengusap-usap punggungku kemudian memelukku.
“Sudah jangan menangis. Itulah resikonya menikah dengan idola, dia pasti sering di gosipkan pacaran dengan sesama idola” ibuku masih mencoba menenangkanku.
“Tapi ini bukan gosip eomma, aku-aku melihatnya sendiri dia dipeluk oleh wanita lain” aku melepaskan pelukan ibuku dan menatap kedua matanya.
“Biar nanti eomma yang bicara dengannya. Kau pasti lelah, tidur sana. Kamarmu masih rapi seperti dulu” senyuman ibuku bisa menenangkan hatiku yang suram saat itu.
“Terima kasih eomma. Aku sayang eomma” aku memeluk ibuku lagi dan pergi menuju kamarku. Ternyata benar apa yang dikatakan ibuku, kamarku masih rapi seperti dulu. Bahkan di meja belajarku masih terpampang fotoku dan Hyung oppa saat aku masih sekolah disini. Aku membalikkan foto itu kemudian merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku yang empuk itu. Saatnya melupakan masalahku dan mulai menenangkan hatiku. Akupun terlelap dalam tidurku masih dengan baju yang kupakai saat sampai di rumah ibuku.
*****
Sudah satu bulan aku tinggal di rumah ibuku. Banyak sekali sms dari Hyung oppa yang masuk ke handphoneku. Dan tak ada yang kubalas satupun sms itu. Kali ini aku yang tidak mau menonton TV karena pasti banyak berita Hyung oppa di TV. Aku sangat kesal jika melihat wajah Hyung oppa. Aku jadi ingat wajah Sunny ketika memeluk Hyung oppa waktu itu. Tapi aku akui, aku merindukan Hyung oppa saat ini.
*****
“Mwo ? tugas ke Hongkong ?” tanyaku pada temanku saat di sekolah.
“Ne, guru-guru menanyakan kau selama sebulan ini. Mereka ingin kau ikut praktek kerja di Hongkong yang semestinya untuk kelas lain” ucap temanku sambil membereskan buku-bukunya.
“Harus ikut ?” tanyaku memastikan.
“Ne, kau hanya seminggu di sana. Bulan depan kan kelulusan, jadi kau harus memenuhi nilai yang kosong. Anggap saja kau liburan di sana” temanku tersenyum lalu meninggalkanku sendirian di kelas. Hongkong ? Kenapa harus ke sana ?
“Kapan aku harus ke Hongkongnya ?” teriakku dari dalam kelas.
“Lusa ! kau siap-siap, ya !” teriak temanku dari depan kelas kemudian benar-benar pergi meninggalkanku.
Lusa ?! mendadak sekali, bajuku kan masih di apartemen. Bajuku hanya ada sedikit di rumah ibuku. Bagaimana ini ? apa aku harus ke apartemen ? Akhirnya aku pergi ke apartemen.
*****
Sepertinya tidak ada orang di apartemen. Tidak ada tanda-tanda Hyung oppa atau Kibum disini. Karena aku punya kunci cadangan, jadi aku masuk saja ke dalam apartemen. Keadaan di apartemenku masih sama seperti yang aku tinggal kemarin. Hanya sedikit berantakan karena tidak ada yang membereskan apartemennya. Aku masuk ke dalam kamar dan mengambil koper yang ada di atas lemari bajuku. Tanpa berlama-lama, aku segera membereskan baju-bajuku yang ada di lemari. Lemariku tidak sepenuh kemarin, baju-baju Hyung oppa agak berkurang. Setelah selesai membereskan baju-bajuku, aku segera keluar dari apartemenku dan mengunci pintunya.
“Soori-ya” panggil seseorang ketika aku sedang mengunci pintu. Hyung oppa ?! Aku berbalik dan benar dugaanku. Aku kaget sekaligus senang karena bisa melihat Hyung oppa.
“Hyung oppa ? Kenapa bisa ada disini ?” tanyaku pada hyung oppa.
“Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada disini ?” jawab Hyung oppa dengan lembut. Aku rindu Hyung oppa, aku ingin memeluknya.
“A-aku-aku mengambil bajuku yang masih ada di sini. Aku akan pergi, dan tak akan mengganggu hubunganmu dengan Sunny” aku akan pergi dari sana tapi di cegah Hyung oppa.
“Kau masih beranggapan seperti itu padaku ? Aku hanya mencintaimu Soori, kau itu istriku” jawabnya masih memegangi tanganku.
“Lepaskan oppa. Aku mau pergi”
“Tidak, aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi” Hyung oppa masih memegangi tanganku. Tanganku sudah mulai sakit karena di cengkeram olehnya.
“Aku butuh waktu !” sebelum tanganku terlepas, tiba-tiba kepalaku pusing dan pandanganku kabur kemudian menjadi gelap gulita.
*****
“Kau tidak apa-apa Soori ?” tanya seseorang ketika aku bangun.
“Apa yang terjadi ?” ujarku yang masih belum sepenuhnya sadar dari pingsan.
“Kau pingsan Soori. Jadi, aku membawamu ke sini” jawab seseorang yang ternyata adalah Hyung oppa.
“Ah, aku harus pulang” aku mencoba bangun dari tempat tidur.
“Ya ! kau mau pulang ke mana ? Ini rumah kita !” sahut Hyung oppa sambil merentangkan tangannya di depanku.
“Aku mau pulang ke rumah ibuku” jawabku singkat.
“Baiklah, terserah kau saja. Kuantar, ya ?” tanyanya lembut.
“Anni, aku pulang sendiri saja” aku bangun dan duduk di samping tempat tidur.
“Tapi kau belum sembuh total. Hari ini saja, aku antarkan kau ke Gwangju. Jebal. . .” pinta Hyung oppa sambil menatap wajahku.
“Mmm” aku berpikir sejenak. Apa aku harus mencoba memaafkan Hyung oppa ? “Baik, antarkan aku. Terpaksa karena aku masih belum sembuh total” jawabku sambil memalingkan wajahku agar tidak ditatap Hyung oppa.
“Kamsahamnida, jagiya” ucap Hyung oppa sambil tersenyum kemudian mencium pipiku. Hyung oppa selalu bisa membuat hatiku luluh dengan tingkahnya.
“Kajja ! ibuku pasti mengkhawatirkanku. Aku tidak bilang kalau aku ke sini” aku bangun dari tempat tidur dan membawa koper yang berisi baju-bajuku keluar dari apartemen.
“Tunggu Soori-ya !” teriak Hyung oppa dari dalam apartemen.
Aku berjalan menuju lift yang masih belum terbuka. Tak lama kemudian Hyung oppa menyusulku dan mendahuluiku masuk ke dalam lift. Aku hanya menggeleng-geleng lihat tingkah Hyung oppa.
*****
“Perlu ku antarkan kau ke dokter ?” tanya Hyung oppa tiba-tiba ketika kami sedang di mobil.
“Anni, tidak usah oppa. Aku bisa sendiri” aku mengalihkan pandanganku ke luar kaca mobil.
“Aku tidak yakin melihat kondisimu yang seperti ini, kau terlihat lemah” dia membelai rambutku, tapi aku menghindarinya.
“Aku sudah sehat. Lihat saja wajahku” aku memalingkan wajahku ke hadapan Hyung oppa. Aku membuat wajahku ceria agar terlihat sehat di depannya.
“Kau itu selalu begitu. Wajahmu masih pucat walau di buat ceria seperti itu” jawab Hyung oppa sambil tertawa. Aku hanya diam kemudian memandang ke arah jalan.
Akhirnya aku dan Hyung oppa sampai di rumah ibuku.
“Gomawo oppa. Kau mau mampir dulu ?” tanyaku pada Hyung oppa dari luar mobil.
“Tidak Soori-ya, aku ada rehersal hari ini. Dan sepertinya sudah telat, mian” jawabnya dengan senyuman termanis sejak satu bulan aku tidak bertemu dengannya.
“Annyong oppa. Aku masuk dulu” aku melambaikan tangan diiringi perginya mobil Hyung oppa. Rasa rinduku sudah terobati sekarang. Aku sudah tenang karena sepertinya Hyung oppa sudah tak berhubungan dengan Sunny lagi.
*****
Hari ini aku akan memeriksakan diriku ke dokter. Karena memang akhir-akhir ini kepalaku sering pusing dan badanku selalu capek walau mengerjakan sedikit pekerjaan rumah. Aku pergi ke dokter sehabis pulang sekolah di Seoul.
“Saya sakit apa, dok ?” tanyaku pada seorang dokter yang kini sedang duduk di hadapanku.
“Kau tidak sakit Soori-ssi” jawab Dokter itu sambil senyum-senyum memandang kertas-kertas yang di pegangnya.
“Mworago ? Tapi saya sering merasa pusing selama seminggu ini, saya juga lebih sering capek” aku sedikit heran dengan pernyataan dokter itu.
“Kau akan menjadi ibu Soori-ssi” jawaban dokter membuatku kaget. Aku hamil ?!
“Sudah berapa minggu dokter ?” tanyaku lagi pada dokter itu. Aku kan masih sekolah? Apa Hyung oppa akan senang mendengar ini ? Atau malah sebaliknya ?
“Soori-ssi. Kehamilanmu sudah 3 minggu, selamat ya” ucapan dokter itu membuyarkan lamunanku.
“Ah, gomapseumnida dokter” aku keluar dari ruangan dokter itu. Hyung oppa harus tahu mengenai hal ini. Aku mencoba menelepon Hyung oppa, namun beberapa kali kutelepon, handphone Hyung oppa tidak aktif. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke apartemen.
Aku berkali-kali mengetuk pintu apartemen. Bodohnya aku, aku tidak membawa kunci cadangan apartemenku.
“Dia tidak ada Soori-ssi” ujar tetanggaku yang keluar dari apartemennya.
“Kemana ahjumma ?” tanyaku pada ahjumma.
“Kau tidak tahu ? Dia ada tour persona di Hongkong. Dia berangkat pagi-pagi sekali untuk ke dorm SS501 untuk menyiapkan semuanya” jawab ahjumma dengan terheran-heran. Aish ! Aku lupa dia ada tour di Hongkong, pantas saja dia tidak mengangkat teleponku.
“Terima kasih ahjumma” jawabku lalu keluar dari apartemen dan kembali kerumah. Aku menyiapkan segala keperluanku untuk besok. Setelah selesai menyiapkan semuanya, aku berdiri di depan kaca. Kupandangi perutku, dan ku pegang perutku. Disini ada malaikat kecil aku dan oppa.
“Besok kita cari appa mu ya” ucapku sambil senyum-senyum sendiri. Aku merebahkan tubuhku dan terlelap dalam tidurku.
*****
Aku menghubungi temanku, meminta tiket ke hongkong. Pagi itu aku pamitan dengan eomma dan segera berlari menuju taksi. Pabo soori-ya kau tidak boleh lari-lari. Nanti malaikatmu terguncang-guncang ! Sesampainya di rumah temanku aku meminta tiketnya untuk berangkat duluan ke hongkong. Aku berpesan untuk menghubungiku bila dia dan yang lainnya sudah sampai di hongkong. Aku bergegas ke bandara, dan kebetulan pesawat menuju hongkong sudah dipersilakan masuk.
Hongkong I’m coming ! hyung oppa aku punya kabar bahagia untukmu jeritku dalam hati ketika di dalam pesawat. Karena lumayan lama perjalanan ke Hongkong, aku pun sempat tidur di pesawat. Saat aku sadar, pesawat sudah mendarat dan orang-orang sudah mulai keluar satu persatu dari pesawat. Tanpa basa-basi lagi aku keluar dari pesawat dengan cepat. Udara di Hongkong tak sedingin di Korea, aku senang sekali. Saat naik taksi menuju hotel, aku siap menelepon Hyung oppa untuk menanyakan nama hotel ia tempati. Aku mengaduk-aduk isi tasku hingga sleting terkecil dalam tasku. Omo ! dimana handphoneku ? Handphoneku hilang.
-to be continued-
Saat naik taksi menuju hotel, aku siap menelepon Hyung oppa untuk menanyakan nama hotel ia tempati. Aku mengaduk-aduk isi tasku hingga sleting terkecil dalam tasku. Omo ! dimana handphoneku ? Handphoneku hilang. Aku ingat-ingat lagi kejadian selama di pesawat.
Aku masuk ke dalam pesawat. Kemudian duduk sendirian di kursi paling belakang. Saat pesawat akan berangkat, aku mematikan handphoneku dan kutaruh di….. Aku mengingat-ingat lagi, di saku kursi di depanku ! Iya, handphoneku tertinggal di sana. Ah, pabo saram ! Setelah berpikir lama, akhirnya aku memutuskan untuk menginap di hotel Regal iclub di 211 Johnston Road, Wanchai. Aku duduk di kamar hotel dan segera menyalakan TV dan memindahkannya ke channel berbahasa Korea.
“Untuk menyambut boyband SS501 yang mengadakan konser persona, para Triple S Hongkong menyambut mereka di bandara internasional Hongkong Chek Lap Kok. Para Triple S sangat memadati area lobby bandara ini. Dapat di perkirakan ada ratusan orang disini” seorang wanita memaparkan sangat jelas keadaan di bandara itu. Hyung oppa dan teman-temannya belum sampai di Hongkong ? Aku memutuskan untuk kembali ke bandara dan berusaha agar bisa berbicara dengan Hyung oppa.
*****
Ramai sekali ? baru 45 menit aku tinggalkan bandara ini, sudah banyak orang yang memadati bandara ini. Aku harus menerobos kerumunan orang-orang yang ada disana sambil menjaga perutku agar tidak terdesak-desak untuk berada di barisan paling depan. Dari tempat aku berdiri, aku bisa melihat dengan jelas kedatangan pesawat yang Hyung oppa dan teman-temannya naiki. Setelah beberapa menit, kudengar teriakan yang sangat keras dari Triple S yang berada di sekelilingku.
“SS501” teriak mereka dengan bahasa Inggris. Kulihat Jungmin oppa masuk terlebih dahulu diiringi teriakan para Triple S. Setelah beberapa langkah Jungmin oppa berjalan, Hyung oppa masuk dengan kacamata hitam dan senyuman khasnya.
“Hyung oppa” teriakku di tengah kerumunan itu, “Hyung oppa” teriakku lagi. Hyung oppa tidak melirikku ? apa dia benar-benar tidak melihatku ? “Hyung Jun oppa” teriakku yang kali ini lebih keras dari sebelumnya. Teriakanku berhasil membuat Hyung oppa melihat ke arahku dan menaikkan kacamata hitamnya. Ia terpaku di posisinya dan memandang ke arahku yang sudah mulai berkaca-kaca. Hyung oppa kemudian di dorong oleh Young Saeng oppa dan kemudian jalan mengikuti Saengie oppa.
Aku keluar segera dari kerumunan orang-orang itu dan berlari ke arah bus yang akan di tumpangi para personil SS501. Dan betapa beruntungnya aku, keadaan di sini tak seramai saat tadi. Aku sangat ingin bicara dengan Hyung oppa, aku ingin mengatakan sesuatu. Aku pun berada di barisan paling depan lagi kali ini. Hyung oppa sedikit berlari ke arah bus yang ada di depan bandara Hongkong. Tapi langkahnya terhenti dan melihatku yang berada di barisan depan. Ia menghampiriku dan tersenyum sangat manis padaku. Belum sempat Hyung oppa dan aku berbicara, para personil SS501 yang dikejar fans mendorong Hyung oppa masuk ke dalam bus.
“HYUNG OPPA !” teriakku mengalihkan perhatian member SS501 lainnya. Namun mereka hanya melihatku dan pergi dengan bus yang mereka tumpangi.
Melihat kepergian mereka tak terasa air mataku mengalir begitu saja. Aku ingin memelukmu oppa, memberitahu kabar gembira itu. Karena penasaran, aku mencoba bertanya pada salah satu Triple S Hongkong.
“Permisi. Apa kau tahu dimana hotel tempat personil SS501 menginap ?” tanyaku pada salah satu Triple S Hongkong dengan bahasa Inggris.
“Iya, aku tahu. Mereka menginap di hotel dekat pelabuhan” Triple S itu tersenyum ramah padaku kemudian pergi.
****
Sinar matahari mulai masuk ke dalam kamarku. Itu pertanda untukku bahwa aku harus segera bangun. Ini bukan mimpi ? Kenapa harus terjadi padaku di saat aku ingin memberitahukan kabar ini ? Aku pun segera masuk ke kamar mandi dan menyegarkan badanku. Aku memutuskan untuk mencari Hyung oppa lagi hari ini.
Aku mencarinya lagi di hotel. Hari ini tak lebih ramai dari kemarin, jadi aku lebih leluasa untuk bergerak. Dari kejauhan kulihat Hyung oppa dan teman-temannya sedang berada di dalam lift yang turun dari lantai atas. Aku mencoba untuk melihat mereka lebih dekat lagi namun dihalangi oleh petugas keamanan.
“HYUNG OPPA !” suaraku sudah hampir habis karena berteriak-teriak. Mereka pun turun dari lift yang pintunya terbuat dari kaca dan transparan. Aku sudah putus asa untuk bertemu dengan Hyung oppa.
*****
Aku keluar dari kerumunan itu dan kepalaku sudah mulai terasa pusing. Tak lama kemudian para personil SS501 keluar dari hotel tersebut. Aku tak kuat lagi menerobos, aku takut terjadi apa-apa dengan bayiku. Tapi tak ada cara lain lagi, aku menguatkan diriku, aku semakin dekat dengan vannya. Ketika aku siap menggedor kacanya, van itu jalan. Omona!! Hyung jun oppa, vannya sudah melaju. Aku berteriak dan berlari mengejar van itu.
“HYUNG JUN OPPA!!!!” aku berteriak menghabiskan tenaga terakhirku, aku terduduk di tengah jalan dan semuanya menjadi kabur dari pandanganku.
#####
Hyung Jun P.O.V
Soori kenapa kau tak mengangkat teleponmu. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku masih duduk terpaku di kursi bandara Incheon. Aku masih memikirkan Soori yang dari tadi tidak mengangkat teleponku.
“Ayo kita berangkat” Jungmin menarik tanganku agar bangun dari kursiku.
“Tunggu sebentar” jawabku yang masih mencoba menelepon Soori.
“Ayo, pesawat sudah mau take off” Hyun Joong datang dengan membawa beberapa lembar tiket yang sudah di periksa petugas bandara.
“Kau resah sekali Hyungjun. Wae ?” tanya Young Saeng.
“Anniya. Ayo. . .” aku berjalan gontai menuju pesawat.
*****
“Aigo, lihat! Triple S Hongkong banyak sekali” ujar Saengie ketika turun dari pesawat.
“Ne, ayo cepat” Jungmin sangat semangat. Dia berjalan duluan dan aku mengikuti di belakangnya.
“HYUNG OPPA !” teriak seseorang yang sudah tak asing lagi bagiku. Awalnya, aku tidak menghiraukan panggilan itu.
“HYUNG JUN OPPA !” teriaknya lagi. Aku menoleh pada asal suara itu.
Soori ? Aku menaikkan kacamataku dan mencoba melihat dengan jelas. Dia benar-benar Soori ? Kenapa dia bisa ada disini ? Dia. . .Menangis ? Aku menatapnya untuk beberapa saat.
“Ayo jalan Hyung Jun” Young Saeng mendorongku dari sana. Aku melirik ke tempat tadi dan mendapatkan Soori sudah tidak ada di sana. Young Saeng terus mendorongku sampai hampir ke pintu keluar. Namun aku melepaskan tangannya dan sedikit berlari ke arah bus. Namun yang kulihat adalah Soori dengan wajah merah karena menahan tangis.
Soori ! Aku ingin bicara sesuatu padamu. Teriakku dalam hati, aku tersenyum sangat manis padanya. Aku menghampirinya, namun belum sempat kata-kataku keluar dari mulutku.
“Cepatlah Hyung, kita di kejar para Triple S itu” mereka semua mendorongku hingga ke dalam bus.
“Hyung Oppa !” teriakan Soori membuat para personil SS501 lainnya menoleh padanya. Namun mereka tetap mendorongku hingga masuk ke dalam bus.
Aku ingin mengusap air matamu Soori. Kenapa kau menangis ? ucapku dalam hati ketika melihat Soori menangis.
“Dia siapa Hyung ?” pertanyaan Jungmin membuatku sedikit kaget.
“Dia Soori” jawabku pada Jungmin.
“Nuguseyo ? Soori ?” Jungmin terlihat heran dan menggaruk-garuk kepalanya. Ya ! Aku lupa, mereka tidak tahu Soori.
“Sudah, tak usah di pikirkan” aku memalingkan wajahku ke arah Soori lagi. Dia menangis, wajahnya pucat. Bagaimana ini ? aku sangat bingung. Aku tak tahu harus bagaimana lagi.
*****
Malamnya aku tidak bisa tidur karena memikirkan Soori. Masalahnya, dia di Hongkong dan aku tak tahu bersama siapa. Handphonenya juga tak bisa di hubungi.
Pagi harinya, aku dan teman-temanku bersiap-siap untuk fitness di gym dekat hotel kami. Kami turun dari lantai atas menuju lantai paling dasar. Cukup banyak Triple S yang menunggu kami di lantai dasar. Aku mencoba mencari Soori di tengah kerumunan Triple S itu. Tapi aku tak melihatnya, mungkin dia tak ikut-ikutan para Triple S yang ada di sini. Aku pun berjalan tanpa menghiraukan keadaan di sekelilingku.
Akhirnya, sampai juga di dalam van, batinku karena aku meneroos para Triple S yang ada di sana.
“Ayo jalan” perintah Hyun Joong pada sopir van kami. Van kami pun melaju dan mulai meninggalkan halaman hotel kami.
“HYUNG JUN OPPA !” terdengar suara Soori samar-samar di telingaku. Aku melirik ke arah belakang van, dan yang kutemukan adalah Soori yang terduduk di tengah jalan.
“STOP ! Aku mau turun !” ujarku refleks ketika melihat Soori pingsan di tengah jalan itu. Van yang ku tumpangi berhenti dan aku segera turun dari van itu.
“Soori ! Soori !” aku menggoncang-goncangkan tubuh Soori. Namun dia tidak bergeming. Aku membopong tubuh Soori ke dalam van dan menidurkannya di kursi paling belakang.
“Bawa kami ke rumah sakit !” perintahku. Aku mengelus-elus rambut Soori dengan lembut. Teman-temanku memandangku heran ketika aku mengelus rambut Soori.
“Nugu Hyung Jun ?” tanya Kyu Jong.
“Nanti aku jelaskan. Cepat jalankan vannya !” teriakku kesal. Van kami pun melaju dengan cepat sampai ke rumah sakit. Aku membawanya turun dan mengikuti suster ke ruang UGD. Tapi para perawat tidak memperbolehkanku masuk. Aku menunggunya di luar dengan cemas. Soori, aku tidak kuat menyembunyikan ini semua. Aku akan memberitahukan ini ke teman-temanku.
“Bisa kita semua bicara” ujarku pada teman-temanku yang ternyata mengikutiku turun dari van. Aku menjelaskan semuanya pada mereka semua. Mereka semua terlihat sangat heran dan masih belum percaya dengan kata-kataku.
“Kau gila Hyungjun ? Kau menyembunyikan ini semua dari kami selama bertahun-tahun ?” Hyun Joong terlihat sedikit kesal.
“Mianhae. . . Soori sendiri yang tidak mau hal ini diketahui orang lain” aku menunduk dan menyesali kejadian yang di alami Soori. Seharusnya aku memberitahu mereka dari awal.
“Gwenchana Hyungjun” sahut Young Saeng oppa.
“Kau jaga dia saja disini. Kami ke gym dulu, ya” ujar Kyu Jong kemudian didiikuti kepergian teman-temanku dari sana.
#####
Soori P.O.V
Bau obat-obatan menusuk hidungku ketika aku bangun dari pingsanku. Samar-samar bisa kulihat ada yang memegangi tanganku sambil tertidur di sampingku.
“Hyung oppa” panggilku dengan suara yang parau. Orang itu mengangkat kepalanya kemudian memelukku.
“Soori-ya, kau tidak apa-apa ? Aku sangat mengkhawatirkanmu” ujar Hyung oppa cemas kemudian duduk lagi di kursi samping tempat tidurku.
“Tidak apa-apa oppa” jawabku dengan sedikit senyuman di bibirku.
“Untuk apa kau ke Hongkong ? Kau itu masih lemah, aku bingung karena tidak bisa menghubungimu. Apalagi ketika aku melihatmu di bandara” Hyung oppa mengelus rambutku.
“Aku ada praktek kerja dari sekolah. Aku terlalu lemah untuk membawa satu orang lagi di badanku” jawabku. Aku menunggu reaksi dari Hyung oppa, dia masih belum bereaksi dengan apa yang kuucapkan.
“Mwo ?! Satu orang lagi di badanmu ? Kau. . .” ujarnya kaget. Aku tertawa melihat ekspresi Hyung oppa.
“Kau masih belum mengerti ? Kau akan menjadi appa Hyungjun” jawabku sambil mencubit pipinya.
“Appa ??? kau hamil Soori-ya ?” tanyanya masih sedikit heran.
“Ne. . .” jawabku singkat.
“Kau tidak bohong kan ?” tanyanya lagi.
“Sirho oppa”
Hyung oppa tersenyum lebar kemudian loncat-loncat kegirangan. Aku tertawa melihat tingkah Hyung oppa. Dia kemudian duduk lagi di sampingku sambil memegangi perutku.
“Dia akan menjadi penyanyi seperti ayahnya” ucap Hyung oppa. Dia seperti sedang membacakan mantera ke perutku.
“Oppa, apa yang kau lakukan ?” aku sedikit geli dengan apa yang dilakukan Hyung oppa.
“Diam, aku sedang mencoba merasakannya” Hyung oppa masih memegangi perutku sambil melihat ke atas seperti sedang berpikir.
“Dia belum bergerak oppa, baru 3 minggu” jawabku sambil menyingkirkan tangan Hyung oppa dari perutku.
“Aaaa. . . araseo” tawa kami pun meledak di ruangan itu.
******
Beberapa tahun kemudian . . .
“Appa, eomma. Aku mau es klim itu”ujar Soo Young sambil menunjuk-nunjuk ke arah toko es krim yang ramai dengan anak kecil yang sedang makan es krim.
“Kau mau es krim Soo Young ? Ayo kita kesana” Hyung oppa menggendong Soo Young dan membawanya masuk ke dalam toko es krim itu. Aku memegangi tangan Soo Young sampai kami ada di dalam toko es krim itu.
“Kau mau rasa apa ?” tanyaku pada Soo Young.
“Mmmm” ia berpikir sambil memasukan jari mungilnya ke dalam mulutnya, “chocolate” jawabnya lucu.
“Chocolate ? kau mau apa oppa ?” aku bertanya pada Hyung oppa yang sepertinya ingin makan es krim juga.
“Chocolate juga” jawab Hyung oppa semangat. Ternyata benar dugaanku, dia ingin makan es krim juga.
“Ahjumma, es krim chocolate tiga. Dimakan di sini, ya” ujarku pada ahjumma penjaga meja kasir. Dia menulis pesanannya kemudian mempersilakan kami untuk duduk.
Setelah mengetahui aku hamil waktu itu, Hyung oppa membuat konferensi pers di Hongkong. Awalnya banyak yang tidak menyukai aku sebagai istri Hyung oppa. Bahkan music di Korea sempat goyah karena kabar pernikahanku dan Hyung oppa yang menyeruak secara tiba-tiba. Pihak DSP ent. juga kerepotan mengurus berita Hyung oppa yang sangat mengagetkan. Tapi itu semua berlalu begitu saja diiringi berlalunya waktu juga. Sekarang aku dan Hyung oppa sudah hidup bahagia tanpa perlu khawatir ada yang mengusik kehidupan kami. Ditambah lagi kehadiran Kim Soo Young, anakku dan Hyung oppa. Nama itu di ambil dari gabungan namaku dan Hyung oppa. Park Soori dan Kim Hyung Jun. Anak kami perempuan dan suaranya bagus seperti ayahnya. Hyung oppa sangat menyayangi aku dan Soo Young. Bahkan dia rela keluar dari SS501 agar bisa hidup tenang bersamaku dan Soo Young.
“Saranghae Soori-ya” bisik Hyung oppa ketika kami duduk di toko es krim itu.
“Saranghae Hyungjun oppa” balasku.
“Soo Young juga” sambung Hyung oppa. Kami mencium pipi Soo Young di sebelah kanan dan kirinya.
“Eomma, appa. Pipiku basah” ujar Soo Young sambil mengusap pipinya dengan kedua tangannya. Aku dan Hyung oppa tertawa melihat Soo Young melakukan itu.
Aku harap kehidupan aku dan Hyung oppa begini selamanya. Tanpa khawatir dengan fans yang selalu mengikuti Hyung oppa. Gomawo oppa, kau rela berkorban untukku dan Soo Young.
Kim Hyung Jun & Park Soo Ri
Kim Soo Young
Always and Forever
_THE END

Tidak ada komentar: