This is My Life
♥♥
♥♥
♥♥
♥♥
♥♥
♥♥
♥♥
♥♥
♥♥
♥♥
Title : This is My Life (Part 1)
Author : Ima Tripleshawol
Cast : Park Soo Ri, SS501, Sunny SNSD,
u kiss
Genre : Romance
I
love my life.
I
never be chagrined got married with him.
Saranghaeyo
. .
******
“Omona
! aku terlambat ke sekolah” aku menggerutu dan berangkat sambil membawa
setumpuk roti di tanganku. Aku tak sempat minum susu pagi ini apalagi sarapan.
Empat
tahun sudah aku hidup seperti ini. Aku selalu berharap ia ada di rumah, tapi
aku harus mengerti profesinya sekarang. Di tambah lagi dia sibuk dengan tour
asianya. Aku sempat menyesal pernah menikah dengannya kemarin, tapi aku selalu
ingat wajahnya dan segera melupakan hal itu. Walaupun aku masih sekolah, ibuku
menyetujui aku menikah dengannya karena suatu hal. Mereka semua tak pernah tahu
bahwa aku sudah menikah dengannya, dengan seorang idola yang mereka kagumi.
Bahkan teman-temannya pun tak tahu bahwa dia sudah menikah.
_Flashback_
“Kau
mau menikah denganku Soori-ya” Tanya seorang namja membuatku terkejut dengan
ucapannya.
“Mworago
?! Tapi aku masih 15 tahun, mana mungkin ibuku menyetujuinya. Lagipula kau kan
harus focus untuk project boyband mu oppa” jawabku pada namja itu.
“Ibumu
sudah setuju aku menikah denganmu. Aku janji pada ibumu, aku akan selalu
menjagamu dan tak akan menyakitimu. Dan yang pasti, aku tak akan menyentuhmu
sampai kau lulus SMA” ucapannya membuatku sedikit ragu.
“Kau
janji tak akan melupakanku saat kau sukses nanti ? kau dan aku kan berbeda 4
tahun. Kau juga harus pergi ke Seoul tahun depan untuk debut boybandmu.”
Tanyaku padanya dengan wajah sedikit memelas.
“Aku
berjanji sebagai seorang namja yang bertanggung jawab. Kau akan kubawa kesana
dan sekolah disana” jawabnya sambil mengacak-acak rambutku, “Kamu mau kan,
jagiya ?”
“Aku
sangat mau, oppa” kemudian aku memeluknya dan dia mencium keningku. Tak ada
alasan aku menolaknya, ia sangat baik padaku dan kami sudah satu tahun lebih
pacaran. Aku beruntung bisa memilikinya karena hanya dia yang aku miliki lagi
selain ibuku.
_End
of Flashback_
Di
Seoul aku hanya tinggal dengannya. Itupun kalau ia sedang ada di rumah dan
sedang tidak ada job. Dimana-mana terpampang poster nampyonku. Sebenarnya aku
sangat bangga telah menjadi istrinya selama ini. Tapi aku harus menyimpan rasa
bangga itu sendiri tanpa ada yang mengetahuinya. Aku mengerti dengan
pekerjaannya sebagai idola, aku memutuskan agar aku tidak dipublikasikan.
“Lihat
mereka di sana !” teriak para fans dan berlarian menuju sebuah mobil van yang
terparkir di depan gedung KBS studio. Aku hanya bisa memandangnya dari sebuah
bus yang sedang aku naiki. Ia memakai baju berwarna coklat. Dan yang membuatku
kaget adalah, baju itu adalah baju yang kubelikan untuknya dua bulan yang lalu.
Aku tersenyum simpul memandangnya dari sini.
****
“Aku
pulang. .” teriakku ketika aku sampai di apartemen yang ia beli untuk kami
berdua. Aku selalu berharap ada yang menjawab ketika aku sampai di sini. Ketika
sampai di rumah, aku selalu melihat foto-foto ketika kami menikah dulu. “Oppa,
bogoshipeo” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku saat melihatnya di
foto ataupun di TV. Aku selalu ingat wajahnya ketika ia memakai baju yang
kubelikan kemarin. Love, naege wa neon like this so love, gidarin neoran girl
true love. Handphoneku berdering, nada dering khusus untuknya.
From
: Hyungjun Nampyon
Jagiya,
aku tak pulang lagi.
Mianhae,
mungkin besok aku
pulang
.
Saranghae
.Bogoshipeo. ^^
“Selalu
saja begitu. Ireon !” aku sedikit kesal membaca sms itu. Aku melihat jam
tanganku, jam masih menunjukkan pukul 2 siang. Apa dia sudah makan ? Aku mau ke
studio KBS, aku akan buatkan makanan untuknya. Aku membuat sop ginseng ayam
kesukaannya. Setelah selesai memasak, aku segera bergegas pergi menuju studio
KBS.
Sesampainya
di sana, banyak sekali fans SS501 yang berada di luar menunggu mereka semua
keluar dari studio KBS. Sulit sekali masuk ke studio KBS, karena aku
terdesak-desak oleh para Triple S itu. Security di sini tidak memperbolehkan
para Triple S masuk ke dalam. Karena aku tidak juga berhasil masuk, aku pun
menelepon Hyung oppa.
“Yoboseyeo”
jawab Hyung oppa di seberang sana. Suaranya membuatku hampir menangis karena
rasa rinduku padanya.
“Yoboseyeo,
oppa. Aku membuat makanan untukmu, kau pasti belum makan kan ? aku ada di depan
studio KBS, aku tak bisa masuk. Aku harus bagaimana ?” tanyaku pada Hyung oppa.
“Titipkan
saja pada security, aku akan mengambilnya sekarang juga. Kau titipkan sekarang”
Ia menutup teleponnya. Ia seperti sedang berlari ketika aku bilang aku ada di
depan studio KBS. Aku pun menitipkan makananku pada security. Tapi tak semudah
itu menitipkan makanan pada security. Setelah menitipkan makanan itu, aku
menjauh dari sana dan berdiri di seberang studio KBS. Dari kejauhan kulihat
Hyungjun mengambil makanan dari security itu kemudian seperti sedang mencari-cari
seseorang di tengah kerumunan orang itu. Aku tersenyum padanya dari seberang
ketika kami bertatapan.
*****
Akhirnya
aku terbebas juga dari kerumunan orang itu. Walaupun aku hanya melihatnya dari
kejauhan, tapi sudah bisa mengobati kerinduanku padanya. Sebuah telepon masuk
membuyarkan lamunanku.
“Yoboseyo”
jawabku ketika aku mengangkat teleponku.
“Yoboseyeo
Soori. Kau tidak apa-apa kan ? aku mengkhawatirkanmu.”
“Aku
baik-baik saja, oppa. Bagaimana makanan yang kubuat ? enak tidak ?” tanyaku,
berharap jawaban yang baik darinya.
“Enak
sekali. Bahkan teman-temanku mengucapkan beratus-ratus kali kata enak ketika
memakan bekal buatanmu. Haha” Hyung oppa tertawa kecil. Suara tertawanya yang
khas membuatku menangis ketika mendengarnya.
“Bogoshipeo”
ucapku sambil menahan isak tangisku agar tak di dengar Hyung oppa.
“Jagiya,
kenapa kau menangis ? aku akan pulang besok. Buatkan makanan yang enak seperti
tadi lagi, ya” suara Hyung opaa sangat senang ketika bilang dia akan pulang
besok.
“Ne,
akan kubuatkan untukmu” aku sedikit tertawa.
Saat
melihat wajahnya, aku sempat berpikir bahwa aku ini sedang bermimpi. Bisa
menikah dengan seorang idola para yoja di korea.
****
“Akhirnya
beres juga” keluhku ketika aku selesai membereskan rumah dan menyiapkan makanan
untuk aku dan Hyung oppa. Hyung oppa bilang padaku bahwa ia akan pulang jam 7
malam. Tapi 1 jam sudah lewat dari waktunya, makanan yang kubuatpun sudah
menjadi dingin.
Ting
tong. .
Tiba-tiba
bel berbunyi, dan dengan sigap aku membuka pintu depan. Tanpa ragu-ragu aku langsung
membuka pintunya.
“Hyung
oppa !” teriakku ketika melihat siapa yang di depan pintu.
“Soori-ya
. . Bogoshipeo” Hyung oppa memelukku dan membawaku kedalam apartemen.
“Kau
kemana saja oppa ? Aku menunggumu daritadi. Makanan yang kubuat sudah menjadi
dingin” aku sedikit khawatir dengan hyung oppa.
“Tadi
aku sedikit ada urusan. Mianhae ya, Soori. Tak apa-apa, yang penting kau sudah
buatkan makanan untukku” Hyung oppa tersenyum manis padaku. Hal itu yang
membuatku rindu padanya. Senyumannya dan tawanya.
“Aku
membuat sop ginseng ayam seperti kemarin. Kau sangat suka kan ?” aku
menggandeng tangan Hyung oppa berjalan menuju meja makan.
“Ne,
sangat suka” ia pun duduk di meja makan. Hyung oppa hanya membeli satu meja
makan dengan dua kursi. Khusus untuk aku dan hyung oppa. Agar kami lebih mudah
mengobrol.
“Oppa,
kau tidur disini kan ?” tanyaku pada Hyung oppa yang focus pada makanannya.
“Ne,
aku akan tidur disini. Tapi aku harus siaran malam di Music High, sekitar jam 2
pagi. Tak apa kan ?” Hyung oppa menatapku dengan kedua mata besarnya.
“Gwenchana.
Aku bisa mengerti profesimu” jawabku dengan sedikit senyuman pahit untuknya.
Kami
pun makan tanpa bicara apa-apa. Hyung oppa diam saja tanpa bicara sedikitpun
sampai selesai makan. Kami pun duduk di sofa ruang TV dan menonton TV. Aku bisa
merasakan hangatnya tubuh Hyung oppa ketika dia merangkulku. Tapi ketika aku
akan menonton TV, ia mematikan TVnya.
“Soori”
panggilnya lembut, membuatku menoleh ke wajahnya.
“Mworago
?” jawabku.
“Kau
jangan marah ya saat aku mengatakan ini”
“Ne
oppa”
“Adikku
akan membuat album baru. Aku menyuruhnya untuk tinggal disini sementara. Boleh
kan ?” Tanya Hyung oppa. Aku agak ragu-ragu untuk menjawabnya. Masalahnya
adalah, aku belum pernah bertemu dengan adik Hyung oppa. Aku tidak tahu
bagaimana orangnya dan bagaimana sifatnya. Tapi aku yakin dia orang yang baik
seperti kakaknya.
“Baiklah
oppa. Mmm. . Tapi disini hanya ada satu kamar. Dia akan tidur dimana ?” Tanyaku
pada Hyung oppa.
“Dia
akan tidur di sofa. Dia hanya sebulan tinggal disini. Dan aku janji, aku akan
sering pulang” Hyung oppa tersenyum padaku.
“Harus.
Kau tidak mau kan istrimu ini di rebut adikmu ?” aku menggembungkan pipiku.
Hyung oppa hanya tertawa kemudian mencubit pipiku, “Oh iya. Kapan adikmu datang
?”
“Mungkin
besok atau lusa. Ayo tidur” sahut Hyung oppa sambil berdiri dari kursi. Aku
mengikutinya dari belakang kemudian tidur di kamar kami.
*****
Pagi
harinya Hyung oppa sudah tidak ada di kamar lagi. Ternyata ia benar-benar pergi
untuk siaran di Music High. Sebenarnya aku sangat ingin setiap pagi ada yang
mengucapkan Selamat Pagi padaku. Memberikan senyuman hangatnya setiap pagi
untukku. Tapi itu semua hanya harapanku, Hyung oppa harus berangkat pagi-pagi
sekali untuk siaran di Music High setiap harinya.
“Aish
! Aku lupa. Persediaan makanan Hyung oppa harusnya habis hari ini. Adiknya pun
akan datang, sepertinya aku harus belanja” aku pun berganti baju dan segera
pergi ke supermarket di dekat apartemenku. Aku memilih makanan yang disukai
Hyung oppa. Saat aku akan mengambil snack kesukaan Hyung oppa, seorang namja
juga akan mengambil snack itu.
“Ah.
Mianhaeyo” ucapku ketika tidak sengaja aku memegang tangannya.
“Gwenchana”
jawabnya. Wajahnya sangat mirip dengan Hyung oppa, senyumnya, bahkan suaranya
pun mirip.
“Kau
adiknya Hyung Jun oppa ?” tanyaku pada namja itu.
“Ne.
Kau Soori noona ?” tanyanya balik.
“Keurae.
Siapa namamu ? Kenapa kau tidak langsung ke apartemen ?” aku mencoba berbicara
dengannya.
“Kim
kibum imnida. Aku ingin membeli snack untuk di apartemen nanti” ia tersenyum
padaku.
“Tidak
usah Kibum, kakakmu menyuruhku membeli banyak snack untukmu” aku membalas
senyumnya.
“Kamsahamnida
noona” kali ini dia membungkuk di hadapanku. Aku dan Kibum pun keluar dari
supermarket itu. Setelah mengobrol dengannya, aku baru tahu bahwa dia itu lebih
tua dariku. Tapi aku ini kakak iparnya, jadi dia tetap memanggilku noona.
*****
“Ini
apartemen Hyungjun hyung ?” tanyanya ketika kami sampai di apartemen.
“Ne,
tepatnya apartemen kami” aku tersenyum lebar ketika mengatakan itu.
“Aaaaa.
.raseo” ia pun tertawa, “boleh aku lihat foto pernikahan kalian noona ?”
“Tentu
saja” jawabku.
Aku
memperlihatkan foto pernikahan kami saat di Gwangju dulu. Dia tertawa melihat
kakaknya berdiri di pelaminan. Ternyata Kibum sama seperti Hyung oppa. Dia
orang yang ramai dan mudah diajak bicara. Kami pun mengobrol banyak,
menceritakan Hyung oppa ketika kecil. Waktu pun terasa sangat cepat, hingga
bulan sudah menampakkan dirinya di langit malam.
“Aku
harus masak makan malam. Hyung oppa sepertinya akan pulang menyambutmu” aku
berdiri dari kursiku lalu berjalan ke dapur.
“Aku
mandi dulu noona” sahutnya dari ruang TV.
Tak
berapa lama bel pun berbunyi. Sepertinya Hyung oppa sudah datang, dia
benar-benar menepati janjinya.
“Hyung
oppa . . .” ucapku manja ketika membukakan pintu.
“Kibum
sudah datang ? Kenapa kau tidak meneleponku ?” Hyung oppa masuk ke dalam
apartemen kami tanpa menghiraukanku.
“Mian,
aku lupa. Tadi aku megobrol banyak dengannya, jadi aku lupa meneleponmu” aku
mencoba senyum pada Hyung oppa.
“Gwenchana
Soori-ya” dia memberikan senyum hangatnya untukku lalu mencubit pipiku.
“Kau
sudah pulang hyung ?” sahut Kibum ketika keluar dari kamar mandi.
“Ne,
kalian sudah makan ?” tanya Hyung oppa padaku dan Kibum.
“Belum,
aku baru mau masak. Kalian bisa menunggu kan ?” jawabku.
“Tak
usah, kita makan di luar saja. Meja makannya hanya untuk dua orang, kasihan kan
dongsaengku ini ?” Hyung oppa mengacak-acak rambut Kibum. Kibum hanya
memanyunkan bibirnya
Akhirnya
kami pun makan di luar. Karena hari sudah malam, tidak banyak orang yang
berkeliaran di luar rumah. Jadi dengan leluasa Hyung oppa dapat merangkulku.
Kami pun makan di sebuah restoran yang tidak terlalu ramai pengunjung, agar
kami tidak di ganggu para Triple S.
“Kau
siaran malam lagi Hyung oppa ?”tanyaku ketika kami sedang makan.
“Anni,
aku libur hari ini. Aku ingin menghabiskan waktu dengan kau dan Kibum” dia
tersenyum kepadaku yang berada di sebelahnya.
“Kau
libur atau meliburkan diri hah ?” aku bertanya lagi.
“Libur,
Soori-ya. Kau tidak percaya padaku ?” wajahnya sengaja di dekatkan ke wajahku.
“Kau
ini” aku mendorong wajahnya, “Ne, aku percaya padamu” aku menjulurkan lidah
pada Hyung oppa. Aku dan Hyung oppa malah saling mengejek satu sama lain.
“Kalian
membuatku iri saja” sahut Kibum yang melihat kami malah bercanda berdua.
“Mwo
? Kau iri dongsaeng ? kau ini kan masih kecil, belum waktunya. Hahaha” Hyung
oppa tertawa mengejek. Aku juga ikut-ikutan tertawa mendengarnya.
“Lihat
saja. Aku akan mendapatkan yoja yang lebih cantik dari Soori noona” jawab Kibum
dengan wajah kesal.
“Tak
ada yang lebih cantik dari Soori, dia yang paling cantik untukku” sahut Hyung
oppa sambil menarik badanku ke pelukannya dan berhasil membuatku wajahku
memerah tak karuan.
“Terserah
kau saja hyung” Kibum terlihat pasrah dengan ucapan Hyung oppa.
Aish
! >.< pasti mukaku sangat merah sekarang ini. Hyung oppa memujiku secara
tidak langsung. Kami pun segera pergi dari tempat itu setelah selesai makan.
Kami bertiga berjalan-jalan di sekitar jalanan kota Seoul. Aku dan Hyung oppa
berjalan berdua, sedangkan Kibum berjalan sendirian. Sepertinya Kibum
benar-benar iri melihat kami berdua. Dia hanya diam melihat aku dan Hyung oppa
bercanda sepanjang jalan.
*****
“Akhirnya
sampai juga di apartemen” Hyung oppa mengeluh dan duduk di sofa bersamaan
dengan Kibum.
“Aku
lelah sekali” Kibum terlihat sangat lelah. Aku pun ikut duduk di sofa bersama
mereka berdua.
“Aku
ambilkan minum, ya” saat aku akan berjalan, Hyung oppa menarikku kembali duduk
di sofa.
“Anni,
kau lelah juga kan ? duduk saja, kami tidak haus” ucap Hyung oppa sambil
mengelus rambutku.
Sudah
jam 11 malam, aku, Hyung oppa, dan Kibum masih duduk di ruang TV. Mereka
bermain kartu sambil mencoret-coret muka mereka. Aku pun tertidur di sofa dan
saat aku bangun, aku sudah berada di kamar lalu bertanya pada Hyung oppa.
“Kibum
benar-benar tidur di luar ?”
“Ah,
aku membangunkanmu, jagiya”
“Anniyo,
aku memang belum tidur pulas. Dia benar-benar tidur di luar ?” tanyaku sekali
lagi.
“Ye
Soori-ya. Sudah tak usah kau pikirkan. Ayo tidur” Hyung oppa memelukku, “ Saranghaeyo
Soori. Aku janji akan selalu menjagamu dan tak akan menyakitimu” bisik Hyung
oppa. Aku tersenyum kemudian memeluk Hyung oppa. Aku pun tidur di dalam
pelukannya.
#####
Kim
Hyung Jun P.O.V
“Selama
seminggu ini aku akan sibuk sekali Kibum. Aku percayakan Soori padamu Kibum-ah”
ujarku ketika kami sedang bermain kartu.
“Ne
hyung, aku tahu bagaimana keadaanmu saat ini” Kibum memegang bahuku.
“Gomawo
Kibum. Jangan kau biarkan dia menonton TV sampai aku jelaskan semuanya pada
dia. Walaupun berita ini tidak benar, tapi aku tidak mau dia terluka karena
berita ini” ucapku.
“Ne,
araseo hyung” jawabnya lagi.
Beberapa
menit kemudian, aku membereskan kartu yang sedang kumainkan kemudian
menggendong Soori.
“Maaf
ya Kibum. Kau harus tidur di sini” ujarku sambil mencoba mengangkat Soori dari
kursi.
“Gwenchana
hyung” jawab Kibum dengan sebuah senyuman.
Aku
pun menggendong Soori dan kemudian membawanya ke kamar. Aku sangat merasa
bersalah pada Soori. Mianhae Soori.
#####
Soori
P.O.V
Saat
aku bangun, Hyung oppa dan Kibum sudah tidak ada. Sepertinya mereka lari pagi
di sekitar sini. Aku pun membuat sarapan, dan menyusunnya di meja ruang TV.
Sebelum beres memasak Kibum sudah datang terlebih dahulu.
“Mana
Hyung oppa ?”tanyaku pada Kibum.
“DIa
berangkat pagi-pagi sekali. Dia mau rekaman album barunya, jadi dia harus
datang pagi ke studio rekaman” jawabnya sambil mengambil makanan yang sudah ada
di meja ruang TV.
“Ya
! Jangan kau ambil ! Itu untuk Hyung oppa !” teriakku dari dapur. Wajahnya
terlihat bingung yang hampir menyuapkan makanan ke mulutnya.
“Tapi
kan dia tidak ada. Sudah, aku makan ya” dia menyuapkan makanan itu ke mulutnya.
“Ah,
kau ini. Mandi dulu sebelum makan. Cepat !” perintahku pada Kibum. Dia tidak
mendengarkanku dan segera masuk ke kamar mandi.
*****
Akhir-akhir
ini aku selalu di antar Kibum ke sekolah. Dan anehnya lagi, Kibum selalu tak
mengizinkanku untuk menonton TV. Aku tak tahu ada apa dengan Kibum dan Hyung
oppa. Aku tahu mereka pasti menyembunyikan sesuatu yang tidak mau aku tahu.
Suatu
hari, aku dan Hyung oppa berjalan-jalan di taman dekat apartemen kami. Karena
malam, jadi kami tak perlu khawatir dengan orang-orang yang mondar-mandir di
hadapan kami.
“Mianhae
Soori-ya” ujar Hyung oppa tiba-tiba dan aku pun menghentikan langkahku.
“Untuk
apa ?” tanyaku pada Hyung oppa.
“Mian,
aku tak bisa menepati janjiku” jawabnya.
“Anni,
oppa. Kau sudah menjagaku selama ini dan tak pernah meyakitiku kan ?” aku
memberikan senyumanku pada Hyung oppa.
“Aku
tak bisa jujur padamu sekarang. Nanti akan kujelaskan kalau waktunya tepat”
Hyung oppa tersenyum kemudian berjalan duluan meninggalkanku.
Ada
apa dengan Hyung oppa ? tak bisaanya dia seperti ini. Aku pun berjalan
mengikuti Hyung oppa.
*****
Suatu
hari, di depan sekolahku sangat ramai sekali. Ada apa ya ? Aku pun mencoba
menerobos kerumunan orang itu, kulihat beberapa orang namja yang sepertinya
sedang melakukan shooting iklan. Dan salah seorang dari namja itu sudah tidak
asing lagi bagiku. Dialah nampyonku, dia sedang shooting untuk iklan
terbarunya. Aku berdiri di sana sekitar beberapa menit. Tapi tiba-tiba, ada
seorang wanita yang memeluk Hyung oppa dari belakang dan mereka terlihat sangat
mesra. Oppa ? dengan wanita itu ? Badanku langsung lemas seketika. Hatiku
seperti di tusuk-tusuk ribuan jarum yang sangat tajam. Aku segera keluar dari
kerumunan orang itu dan berlari menuju taman di dekat apartemenku. Aku duduk di
salah satu bangku taman dan kemudian menangis sambil memeluk lututku dan
menenggelamkan kepalaku diantara kedua lututku.
“Soori
noona ?” suara seseorang membuatku menoleh padanya.
“Kibum-ah”
jawabku. Kibum kemudian duduk di sebelahku dan terlihat sangat
mengkhawatirkanku. Setelah kejadian tadi, aku jadi ingat Kibum tidak
memperbolehkanku menonton TV selama beberapa hari ini.
“Jadi
ini alasannya, kau tidak memperbolehkanku menonton TV ?” tanyaku pada Kibum.
“Maksud
noona ?” jawab Kibum dengan sedikit heran.
“Karena
Hyungjun oppa memiliki hubungan dengan seorang wanita di luar sana kan ?”
tanyaku lagi diselingi isak tangisku.
“Mwo
?! kau sudah tahu noona ?” jawabnya dengan wajah yang sangat kaget, “Tapi, itu
hanya gossip noona, itu tidak benar” jelas kibum.
“Gosip
? Dia dipeluk oleh seorang wanita di depan mataku hanya gossip ?” aku menghapus
airmataku dan bicara dengan nada tinggi pada Kibum
“Kau.
.melihatnya sendiri ?” wajah Kibum terlihat semakin pucat.
“Ne,
kau kaget kan ? Maaf Kibum, aku harus pergi sekarang. Aku mau menenangkan diri”
aku pergi dari bangku taman itu. Dan meninggalkan Kibum sendirian di bangku
taman itu.
Aku
berjalan tanpa tentu arah. Aku memutuskan untuk pulang ke apartemen dan
menyendiri di dalam kamar. Aku duduk di pojok tempat tidur sambil menghadap ke
kaca yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul. Aku selalu ingat ketika Hyung
oppa membeli apartemen ini. Aku mengingat-ingat kembali kejadian yang pernah
terjadi di sini. Dulu, sebelum Hyung oppa menjalani debut boybandnya, kami
sering manghabiskan waktu bersama. Tapi sekarang, dia mungkin sudah lupa
kejadian-kejadian itu. Atau mungkin dia sudah lupa dia memiliki istri.
Airmataku mengalir begitu saja saat ingat kejadian tadi siang. Aku masih belum
percaya Hyung oppa tega melakukan itu padaku.
#####
Kim
Hyung Jun P.O.V
Aku
tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini pada Soori. Aku belum menemukan
waktu yang tepat untuk menjelaskannya. Maafkan aku Soori, aku selalu
mencintaimu.
“Cepatlah
Hyungjun, nanti anak-anak sekolahan itu bubar” perintah Hyunjoong padaku.
“Ne,
sabar-sabar” jawabku sambil membereskan beberapa baju untuk shooting iklan
nanti, “Kajja !” sahutku setelah menutup resleting tasku.
“Hyungjun
oppa, kau mau kemana ?” tanya seorang wanita ketika aku dan Hyunjoong berjalan
keluar dari dorm.
“Ah
Sunny. Kami mau shooting iklan di depan SMA Konkuk. Kau mau ikut ?” Hyunjoong
menjawab tanpa persetujuan dariku.
“Hyunjoong,
apa yang kau lakukan ? Aku tak mau dia ikut” ujarku sambil sedikit berbisik
pada Hyunjoong. Aku tidak suka Sunny selalu mengikutiku. Akhir-akhir ini kami
sering di gosipkan pacaran karena sering terlihat paparazzi sering jalan
berdua. Sebenarnya Sunny yang selalu mengikutiku dan mengejar-ngejarku. Tapi
managementku menyuruhku untuk menanggapinya untuk popularitas boybandku. Itulah
alasannya kenapa aku tak membolehkan Soori menonton TV. Aku tak mau Soori
mengetahui hubunganku dengan Sunny.
“Tak
apa Hyungjun, dia kan pacarmu” jawab Hyunjoong. Bahkan teman-temanku menganggap
Sunny sebagai pacarku.
“Ayo
Hyungjun oppa. Kita berangkat” Sunny menggandeng tanganku dan membawaku keluar
dari apartemen.
*****
“Kalian
lama sekali ? Anak-anak sekolahan sudah bubar sekarang” ujar Youngsaeng ketika
kami sampai di lokasi shooting iklan.
“Mianhaeyo
oppa. Tadi mereka menungguku” jawab Sunny dengan percaya diri.
“Ya
sudah tak apa. Ayo !” sahut Kyu Jong. Mereka semua selalu baik pada Sunny. Tapi
aku tak bisa melakukan itu. Aku harus menepati janjiku pada ibunya Soori.
Akhirnya
shooting iklan di tunda karena semakin banyaknya orang yang bergerumul di
sekitar lokasi. Saat aku sedang membereskan pakaianku, tiba-tiba Sunny
memelukku dari belakang. Aku harus mencoba tersenyum di depan Sunny. Orang-orang
di sekitarku teriak karena melihat Sunny memelukku.
“Sunny,
apa yang kau lakukan ?” tanyaku sambil mencoba melepaskan pelukan Sunny.
“Aku
ingin memelukmu oppa” jawabnya dengan nada manja.
“Anni,
lepaskan aku” aku berhasil melepaskan tangan Sunny dari badanku. Aku segera
pergi dari tempat itu dan masuk ke dalam van yang terparkir tak jauh lokasi
shooting dan mengunci pintunya. Soori, aku ingin bertemu denganmu, aku ingin
menjelaskan semuanya padamu. Selama perjalanan menuju dorm, aku tak bicara apa-apa.
Aku masih merasa bersalah pada Soori. Handphoneku tiba-tiba berdering,
panggilan masuk dari, Kibum ??
“Yoboseyeo”
jawabku.
“Yoboseyeo
hyung. Aku harus bicara penting padamu, ini tentang Soori” jawabnya dengan nada
terburu-buru.
“Ada
apa dengannya ?” aku membenarkan dudukku.
“Dia
sudah mengetahui hubunganmu dengan Sunny. Bahkan dia melihat kau di peluk
olehnya. Kau itu ceroboh sekali hyung” ucapan Kibum membuatku kaget dan membuat
teman-temanku menoleh padaku. Soori melihatku dengan Sunny ?
“Kibum,
tolong kau jaga dia. Aku segera pulang !” aku menyuruh sopir untuk
memberhentikan mobilnya.
“Ada
apa Hyungjun ?” tanya Jungmin tiba-tiba.
“Tidak,
cepat turunkan aku” aku mencoba tenang pada mereka. Setelah mobil berhenti,
tanpa basa-basi lagi aku langsung turun dan menyeberang jalan menuju apartemen.
Kebetulan apartemenku tak jauh dari tempat aku turun dari van tadi. Aku segera
berlari menuju rumahku dan membuka pintunya.
To
be continue
Preview
:
“Dia
sudah mengetahui hubunganmu dengan Sunny. Bahkan dia melihat kau di peluk
olehnya. Kau itu ceroboh sekali hyung” ucapan Kibum membuatku kaget dan membuat
teman-temanku menoleh padaku. Soori
melihatku dengan Sunny ?
“Kibum,
tolong kau jaga dia. Aku segera pulang !” aku menyuruh sopir untuk
memberhentikan mobilnya.
“Ada
apa Hyungjun ?” tanya Jungmin tiba-tiba.
“Tidak,
cepat turunkan aku” aku mencoba tenang pada mereka. Setelah mobil berhenti,
tanpa basa-basi lagi aku langsung turun dan menyeberang jalan menuju apartemen.
Kebetulan apartemenku tak jauh dari tempat aku turun dari van tadi. Aku segera
berlari menuju rumahku dan membuka pintunya.
#####
Soori
P.O.V
Apa
yang harus aku lakukan kalau bertemu Hyung oppa nanti ? Apa mungkin aku harus
pura-pura tidak tahu ? Aku
masih duduk di tempat semula dan masih belum bisa menghentikan air mata yang
dari tadi mengalir.
“Soori
! buka pintunya !” terdengar suara Hyung oppa dari luar sana sambil
menggedor-gedor pintu. Aku hanya diam dan kembali menatap jendela yang ada di
sebelahku.
“Aku
akan dobrak pintunya” setelah mengatakan itu, pintu kamarku terbuka dan
membuatku bangun dari dudukku lalu menghampiri Hyung oppa.
“Mau
apa lagi kau kesini ? kau sudah punya Sunny kan ?” tanyaku kesal dengan air
mata masih mengalir di pipiku. Namun Hyung oppa malah memegangi bahuku dan
menatap mataku.
“Aku
hanya mencintaimu Soori, dia itu hanya temanku” jawab Hyung oppa dengan wajah
sedih.
“Teman
? teman yang memelukmu di depan banyak orang dengan mesra ? itu temanmu ?” aku
melepaskan tangannya dari bahuku dan mundur selangkah dari posisiku.
“Dia
hanya temanku, Soori” Hyung oppa semakin membuatku kesal dengan tingkahnya.
“Teman
yang sering di tangkap paparazzi sedang jalan berdua ?” aku bertanya lagi
dengan kesal padanya.
“Kau
tidak mengerti Soori, dia itu bagian dari profesiku saat ini” jawab Hyung oppa.
“Baik,
aku tidak mengerti karena aku masih kecil dan tak akan pernah bisa mengerti
profesimu. Aku cemburuan dan selalu merepotkanmu. Kalau aku memang begitu,
lebih baik kau ceraikan aku saja !” aku mengambil tasku yang berada di tempat
tidur kemudian pergi keluar dari apartemen itu.
*****
Aku
benci Hyung oppa, aku benci dia. Aku tak mau kembali ke apartemen itu lagi. Aku
tak mau bertemu dengan Hyung oppa lagi. Aku
berjalan ke halte bus dengan badan yang lusuh karena menangis. Mungkin ibuku
masih akan menerimaku. Hanya ibuku satu-satunya tempat curhatku saat ini.
“Eomma.
. eomma” panggilku ketika sampai di depan rumah ibuku, mungkin menjadi rumahku
sekarang. Tak lama kemudian pintu rumahku terbuka, dan dengan refleks aku
memeluk ibuku yang saat itu masih berdiri di pintu.
“Ada
apa Soori ? Ayo masuk dulu” ujar ibuku sambil membawaku masuk dan duduk di sofa
ruang tamu, “kau ada masalah dengan Hyungjun kan ?” tanya ibuku dan membuat aku
meneteskan air mata lagi.
“Ne
eomma. Dia. . .dia selingkuh” tangisanku tambah kencang dari sebelumnya. Ibuku
hanya mengusap-usap punggungku kemudian memelukku.
“Sudah
jangan menangis. Itulah resikonya menikah dengan idola, dia pasti sering di
gosipkan pacaran dengan sesama idola” ibuku masih mencoba menenangkanku.
“Tapi
ini bukan gosip eomma, aku-aku melihatnya sendiri dia dipeluk oleh wanita lain”
aku melepaskan pelukan ibuku dan menatap kedua matanya.
“Biar
nanti eomma yang bicara dengannya. Kau pasti lelah, tidur sana. Kamarmu masih
rapi seperti dulu” senyuman ibuku bisa menenangkan hatiku yang suram saat itu.
“Terima
kasih eomma. Aku sayang eomma” aku memeluk ibuku lagi dan pergi menuju kamarku.
Ternyata benar apa yang dikatakan ibuku, kamarku masih rapi seperti dulu.
Bahkan di meja belajarku masih terpampang fotoku dan Hyung oppa saat aku masih
sekolah disini. Aku membalikkan foto itu kemudian merebahkan tubuhku di atas
tempat tidurku yang empuk itu. Saatnya
melupakan masalahku dan mulai menenangkan hatiku. Akupun terlelap
dalam tidurku masih dengan baju yang kupakai saat sampai di rumah ibuku.
*****
Sudah
satu bulan aku tinggal di rumah ibuku. Banyak sekali sms dari Hyung oppa yang
masuk ke handphoneku. Dan tak ada yang kubalas satupun sms itu. Kali ini aku
yang tidak mau menonton TV karena pasti banyak berita Hyung oppa di TV. Aku
sangat kesal jika melihat wajah Hyung oppa. Aku jadi ingat wajah Sunny ketika
memeluk Hyung oppa waktu itu. Tapi aku akui, aku merindukan Hyung oppa saat
ini.
*****
“Mwo
? tugas ke Hongkong ?” tanyaku pada temanku saat di sekolah.
“Ne,
guru-guru menanyakan kau selama sebulan ini. Mereka ingin kau ikut praktek
kerja di Hongkong yang semestinya untuk kelas lain” ucap temanku sambil
membereskan buku-bukunya.
“Harus
ikut ?” tanyaku memastikan.
“Ne,
kau hanya seminggu di sana. Bulan depan kan kelulusan, jadi kau harus memenuhi
nilai yang kosong. Anggap saja kau liburan di sana” temanku tersenyum lalu
meninggalkanku sendirian di kelas. Hongkong
? Kenapa harus ke sana ?
“Kapan
aku harus ke Hongkongnya ?” teriakku dari dalam kelas.
“Lusa
! kau siap-siap, ya !” teriak temanku dari depan kelas kemudian benar-benar
pergi meninggalkanku.
Lusa
?! mendadak sekali, bajuku kan masih di apartemen. Bajuku hanya ada sedikit di
rumah ibuku. Bagaimana ini ? apa aku harus ke apartemen ? Akhirnya aku pergi ke apartemen.
*****
Sepertinya
tidak ada orang di apartemen. Tidak ada tanda-tanda Hyung oppa atau Kibum
disini. Karena
aku punya kunci cadangan, jadi aku masuk saja ke dalam apartemen. Keadaan di
apartemenku masih sama seperti yang aku tinggal kemarin. Hanya sedikit
berantakan karena tidak ada yang membereskan apartemennya. Aku masuk ke dalam
kamar dan mengambil koper yang ada di atas lemari bajuku. Tanpa berlama-lama,
aku segera membereskan baju-bajuku yang ada di lemari. Lemariku tidak sepenuh
kemarin, baju-baju Hyung oppa agak berkurang. Setelah selesai membereskan
baju-bajuku, aku segera keluar dari apartemenku dan mengunci pintunya.
“Soori-ya”
panggil seseorang ketika aku sedang mengunci pintu. Hyung oppa ?! Aku berbalik dan benar dugaanku. Aku
kaget sekaligus senang karena bisa melihat Hyung oppa.
“Hyung
oppa ? Kenapa bisa ada disini ?” tanyaku pada hyung oppa.
“Harusnya
aku yang bertanya, kenapa kau ada disini ?” jawab Hyung oppa dengan lembut. Aku rindu Hyung oppa, aku ingin memeluknya.
“A-aku-aku
mengambil bajuku yang masih ada di sini. Aku akan pergi, dan tak akan
mengganggu hubunganmu dengan Sunny” aku akan pergi dari sana tapi di cegah
Hyung oppa.
“Kau
masih beranggapan seperti itu padaku ? Aku hanya mencintaimu Soori, kau itu
istriku” jawabnya masih memegangi tanganku.
“Lepaskan
oppa. Aku mau pergi”
“Tidak,
aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi” Hyung oppa masih memegangi tanganku.
Tanganku sudah mulai sakit karena di cengkeram olehnya.
“Aku
butuh waktu !” sebelum tanganku terlepas, tiba-tiba kepalaku pusing dan
pandanganku kabur kemudian menjadi gelap gulita.
*****
“Kau
tidak apa-apa Soori ?” tanya seseorang ketika aku bangun.
“Apa
yang terjadi ?” ujarku yang masih belum sepenuhnya sadar dari pingsan.
“Kau
pingsan Soori. Jadi, aku membawamu ke sini” jawab seseorang yang ternyata
adalah Hyung oppa.
“Ah,
aku harus pulang” aku mencoba bangun dari tempat tidur.
“Ya
! kau mau pulang ke mana ? Ini rumah kita !” sahut Hyung oppa sambil
merentangkan tangannya di depanku.
“Aku
mau pulang ke rumah ibuku” jawabku singkat.
“Baiklah,
terserah kau saja. Kuantar, ya ?” tanyanya lembut.
“Anni,
aku pulang sendiri saja” aku bangun dan duduk di samping tempat tidur.
“Tapi
kau belum sembuh total. Hari ini saja, aku antarkan kau ke Gwangju. Jebal. . .”
pinta Hyung oppa sambil menatap wajahku.
“Mmm”
aku berpikir sejenak. Apa aku harus
mencoba memaafkan Hyung oppa ? “Baik, antarkan aku. Terpaksa karena
aku masih belum sembuh total” jawabku sambil memalingkan wajahku agar tidak
ditatap Hyung oppa.
“Kamsahamnida,
jagiya” ucap Hyung oppa sambil tersenyum kemudian mencium pipiku. Hyung oppa selalu bisa membuat hatiku luluh
dengan tingkahnya.
“Kajja
! ibuku pasti mengkhawatirkanku. Aku tidak bilang kalau aku ke sini” aku bangun
dari tempat tidur dan membawa koper yang berisi baju-bajuku keluar dari
apartemen.
“Tunggu
Soori-ya !” teriak Hyung oppa dari dalam apartemen.
Aku
berjalan menuju lift yang masih belum terbuka. Tak lama kemudian Hyung oppa
menyusulku dan mendahuluiku masuk ke dalam lift. Aku hanya menggeleng-geleng
lihat tingkah Hyung oppa.
*****
“Perlu
ku antarkan kau ke dokter ?” tanya Hyung oppa tiba-tiba ketika kami sedang di
mobil.
“Anni,
tidak usah oppa. Aku bisa sendiri” aku mengalihkan pandanganku ke luar kaca
mobil.
“Aku
tidak yakin melihat kondisimu yang seperti ini, kau terlihat lemah” dia
membelai rambutku, tapi aku menghindarinya.
“Aku
sudah sehat. Lihat saja wajahku” aku memalingkan wajahku ke hadapan Hyung oppa.
Aku membuat wajahku ceria agar terlihat sehat di depannya.
“Kau
itu selalu begitu. Wajahmu masih pucat walau di buat ceria seperti itu” jawab
Hyung oppa sambil tertawa. Aku hanya diam kemudian memandang ke arah jalan.
Akhirnya
aku dan Hyung oppa sampai di rumah ibuku.
“Gomawo
oppa. Kau mau mampir dulu ?” tanyaku pada Hyung oppa dari luar mobil.
“Tidak
Soori-ya, aku ada rehersal hari ini. Dan sepertinya sudah telat, mian” jawabnya
dengan senyuman termanis sejak satu bulan aku tidak bertemu dengannya.
“Annyong
oppa. Aku masuk dulu” aku melambaikan tangan diiringi perginya mobil Hyung
oppa. Rasa rinduku sudah terobati
sekarang. Aku sudah tenang karena sepertinya Hyung oppa sudah tak berhubungan
dengan Sunny lagi.
*****
Hari
ini aku akan memeriksakan diriku ke dokter. Karena memang akhir-akhir ini
kepalaku sering pusing dan badanku selalu capek walau mengerjakan sedikit
pekerjaan rumah. Aku pergi ke dokter sehabis pulang sekolah di Seoul.
“Saya
sakit apa, dok ?” tanyaku pada seorang dokter yang kini sedang duduk di
hadapanku.
“Kau
tidak sakit Soori-ssi” jawab Dokter itu sambil senyum-senyum memandang
kertas-kertas yang di pegangnya.
“Mworago
? Tapi saya sering merasa pusing selama seminggu ini, saya juga lebih sering
capek” aku sedikit heran dengan pernyataan dokter itu.
“Kau
akan menjadi ibu Soori-ssi” jawaban dokter membuatku kaget. Aku hamil ?!
“Sudah
berapa minggu dokter ?” tanyaku lagi pada dokter itu. Aku kan masih sekolah? Apa Hyung oppa akan
senang mendengar ini ? Atau malah sebaliknya ?
“Soori-ssi.
Kehamilanmu sudah 3 minggu, selamat ya” ucapan dokter itu membuyarkan
lamunanku.
“Ah,
gomapseumnida dokter” aku keluar dari ruangan dokter itu. Hyung oppa harus tahu mengenai hal ini. Aku
mencoba menelepon Hyung oppa, namun beberapa kali kutelepon, handphone Hyung
oppa tidak aktif. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke apartemen.
Aku
berkali-kali mengetuk pintu apartemen. Bodohnya aku, aku tidak membawa kunci
cadangan apartemenku.
“Dia
tidak ada Soori-ssi” ujar tetanggaku yang keluar dari apartemennya.
“Kemana
ahjumma ?” tanyaku pada ahjumma.
“Kau
tidak tahu ? Dia ada tour persona di Hongkong. Dia berangkat pagi-pagi sekali
untuk ke dorm SS501 untuk menyiapkan semuanya” jawab ahjumma dengan
terheran-heran. Aish ! Aku lupa dia
ada tour di Hongkong, pantas saja dia tidak mengangkat teleponku.
“Terima
kasih ahjumma” jawabku lalu keluar dari apartemen dan kembali kerumah. Aku
menyiapkan segala keperluanku untuk besok. Setelah selesai menyiapkan semuanya,
aku berdiri di depan kaca. Kupandangi perutku, dan ku pegang perutku. Disini ada malaikat kecil aku dan oppa.
“Besok
kita cari appa mu ya” ucapku sambil senyum-senyum sendiri. Aku merebahkan
tubuhku dan terlelap dalam tidurku.
*****
Aku
menghubungi temanku, meminta tiket ke hongkong. Pagi itu aku pamitan dengan
eomma dan segera berlari menuju taksi. Pabo
soori-ya kau tidak boleh lari-lari. Nanti malaikatmu terguncang-guncang ! Sesampainya
di rumah temanku aku meminta tiketnya untuk berangkat duluan ke hongkong. Aku
berpesan untuk menghubungiku bila dia dan yang lainnya sudah sampai di
hongkong. Aku bergegas ke bandara, dan kebetulan pesawat menuju hongkong sudah
dipersilakan masuk.
Hongkong
I’m coming ! hyung oppa aku punya kabar bahagia untukmu jeritku dalam hati ketika di dalam
pesawat. Karena lumayan lama perjalanan ke Hongkong, aku pun sempat tidur di
pesawat. Saat aku sadar, pesawat sudah mendarat dan orang-orang sudah mulai
keluar satu persatu dari pesawat. Tanpa basa-basi lagi aku keluar dari pesawat
dengan cepat. Udara di Hongkong tak sedingin di Korea, aku senang sekali. Saat
naik taksi menuju hotel, aku siap menelepon Hyung oppa untuk menanyakan nama
hotel ia tempati. Aku mengaduk-aduk isi tasku hingga sleting terkecil dalam
tasku. Omo ! dimana handphoneku ? Handphoneku
hilang.
-to
be continued-
Saat
naik taksi menuju hotel, aku siap menelepon Hyung oppa untuk menanyakan nama
hotel ia tempati. Aku mengaduk-aduk isi tasku hingga sleting terkecil dalam
tasku. Omo ! dimana handphoneku ? Handphoneku hilang. Aku ingat-ingat lagi
kejadian selama di pesawat.
Aku
masuk ke dalam pesawat. Kemudian duduk sendirian di kursi paling belakang. Saat
pesawat akan berangkat, aku mematikan handphoneku dan kutaruh di….. Aku
mengingat-ingat lagi, di saku kursi di depanku ! Iya, handphoneku tertinggal di
sana. Ah, pabo saram ! Setelah berpikir lama, akhirnya aku memutuskan untuk
menginap di hotel Regal iclub di 211 Johnston Road, Wanchai. Aku duduk di kamar
hotel dan segera menyalakan TV dan memindahkannya ke channel berbahasa Korea.
“Untuk
menyambut boyband SS501 yang mengadakan konser persona, para Triple S Hongkong
menyambut mereka di bandara internasional Hongkong Chek Lap Kok. Para Triple S
sangat memadati area lobby bandara ini. Dapat di perkirakan ada ratusan orang
disini” seorang wanita memaparkan sangat jelas keadaan di bandara itu. Hyung
oppa dan teman-temannya belum sampai di Hongkong ? Aku memutuskan untuk kembali
ke bandara dan berusaha agar bisa berbicara dengan Hyung oppa.
*****
Ramai
sekali ? baru 45 menit aku tinggalkan bandara ini, sudah banyak orang yang
memadati bandara ini. Aku harus menerobos kerumunan orang-orang yang ada disana
sambil menjaga perutku agar tidak terdesak-desak untuk berada di barisan paling
depan. Dari tempat aku berdiri, aku bisa melihat dengan jelas kedatangan
pesawat yang Hyung oppa dan teman-temannya naiki. Setelah beberapa menit,
kudengar teriakan yang sangat keras dari Triple S yang berada di sekelilingku.
“SS501”
teriak mereka dengan bahasa Inggris. Kulihat Jungmin oppa masuk terlebih dahulu
diiringi teriakan para Triple S. Setelah beberapa langkah Jungmin oppa
berjalan, Hyung oppa masuk dengan kacamata hitam dan senyuman khasnya.
“Hyung
oppa” teriakku di tengah kerumunan itu, “Hyung oppa” teriakku lagi. Hyung oppa
tidak melirikku ? apa dia benar-benar tidak melihatku ? “Hyung Jun oppa”
teriakku yang kali ini lebih keras dari sebelumnya. Teriakanku berhasil membuat
Hyung oppa melihat ke arahku dan menaikkan kacamata hitamnya. Ia terpaku di
posisinya dan memandang ke arahku yang sudah mulai berkaca-kaca. Hyung oppa
kemudian di dorong oleh Young Saeng oppa dan kemudian jalan mengikuti Saengie
oppa.
Aku
keluar segera dari kerumunan orang-orang itu dan berlari ke arah bus yang akan
di tumpangi para personil SS501. Dan betapa beruntungnya aku, keadaan di sini
tak seramai saat tadi. Aku sangat ingin bicara dengan Hyung oppa, aku ingin
mengatakan sesuatu. Aku pun berada di barisan paling depan lagi kali ini. Hyung
oppa sedikit berlari ke arah bus yang ada di depan bandara Hongkong. Tapi
langkahnya terhenti dan melihatku yang berada di barisan depan. Ia
menghampiriku dan tersenyum sangat manis padaku. Belum sempat Hyung oppa dan
aku berbicara, para personil SS501 yang dikejar fans mendorong Hyung oppa masuk
ke dalam bus.
“HYUNG
OPPA !” teriakku mengalihkan perhatian member SS501 lainnya. Namun mereka hanya
melihatku dan pergi dengan bus yang mereka tumpangi.
Melihat
kepergian mereka tak terasa air mataku mengalir begitu saja. Aku ingin
memelukmu oppa, memberitahu kabar gembira itu. Karena penasaran, aku mencoba
bertanya pada salah satu Triple S Hongkong.
“Permisi.
Apa kau tahu dimana hotel tempat personil SS501 menginap ?” tanyaku pada salah
satu Triple S Hongkong dengan bahasa Inggris.
“Iya,
aku tahu. Mereka menginap di hotel dekat pelabuhan” Triple S itu tersenyum
ramah padaku kemudian pergi.
****
Sinar
matahari mulai masuk ke dalam kamarku. Itu pertanda untukku bahwa aku harus segera
bangun. Ini bukan mimpi ? Kenapa harus terjadi padaku di saat aku ingin
memberitahukan kabar ini ? Aku pun segera masuk ke kamar mandi dan menyegarkan
badanku. Aku memutuskan untuk mencari Hyung oppa lagi hari ini.
Aku
mencarinya lagi di hotel. Hari ini tak lebih ramai dari kemarin, jadi aku lebih
leluasa untuk bergerak. Dari kejauhan kulihat Hyung oppa dan teman-temannya
sedang berada di dalam lift yang turun dari lantai atas. Aku mencoba untuk
melihat mereka lebih dekat lagi namun dihalangi oleh petugas keamanan.
“HYUNG
OPPA !” suaraku sudah hampir habis karena berteriak-teriak. Mereka pun turun
dari lift yang pintunya terbuat dari kaca dan transparan. Aku sudah putus asa
untuk bertemu dengan Hyung oppa.
*****
Aku
keluar dari kerumunan itu dan kepalaku sudah mulai terasa pusing. Tak lama
kemudian para personil SS501 keluar dari hotel tersebut. Aku tak kuat lagi
menerobos, aku takut terjadi apa-apa dengan bayiku. Tapi tak ada cara lain
lagi, aku menguatkan diriku, aku semakin dekat dengan vannya. Ketika aku siap
menggedor kacanya, van itu jalan. Omona!! Hyung jun oppa, vannya sudah melaju.
Aku berteriak dan berlari mengejar van itu.
“HYUNG
JUN OPPA!!!!” aku berteriak menghabiskan tenaga terakhirku, aku terduduk di
tengah jalan dan semuanya menjadi kabur dari pandanganku.
#####
Hyung
Jun P.O.V
Soori
kenapa kau tak mengangkat teleponmu. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku masih
duduk terpaku di kursi bandara Incheon. Aku masih memikirkan Soori yang dari
tadi tidak mengangkat teleponku.
“Ayo
kita berangkat” Jungmin menarik tanganku agar bangun dari kursiku.
“Tunggu
sebentar” jawabku yang masih mencoba menelepon Soori.
“Ayo,
pesawat sudah mau take off” Hyun Joong datang dengan membawa beberapa lembar
tiket yang sudah di periksa petugas bandara.
“Kau
resah sekali Hyungjun. Wae ?” tanya Young Saeng.
“Anniya.
Ayo. . .” aku berjalan gontai menuju pesawat.
*****
“Aigo,
lihat! Triple S Hongkong banyak sekali” ujar Saengie ketika turun dari pesawat.
“Ne,
ayo cepat” Jungmin sangat semangat. Dia berjalan duluan dan aku mengikuti di
belakangnya.
“HYUNG
OPPA !” teriak seseorang yang sudah tak asing lagi bagiku. Awalnya, aku tidak
menghiraukan panggilan itu.
“HYUNG
JUN OPPA !” teriaknya lagi. Aku menoleh pada asal suara itu.
Soori
? Aku menaikkan kacamataku dan mencoba melihat dengan jelas. Dia benar-benar
Soori ? Kenapa dia bisa ada disini ? Dia. . .Menangis ? Aku menatapnya untuk
beberapa saat.
“Ayo
jalan Hyung Jun” Young Saeng mendorongku dari sana. Aku melirik ke tempat tadi
dan mendapatkan Soori sudah tidak ada di sana. Young Saeng terus mendorongku
sampai hampir ke pintu keluar. Namun aku melepaskan tangannya dan sedikit
berlari ke arah bus. Namun yang kulihat adalah Soori dengan wajah merah karena
menahan tangis.
Soori
! Aku ingin bicara sesuatu padamu. Teriakku dalam hati, aku tersenyum sangat
manis padanya. Aku menghampirinya, namun belum sempat kata-kataku keluar dari
mulutku.
“Cepatlah
Hyung, kita di kejar para Triple S itu” mereka semua mendorongku hingga ke
dalam bus.
“Hyung
Oppa !” teriakan Soori membuat para personil SS501 lainnya menoleh padanya.
Namun mereka tetap mendorongku hingga masuk ke dalam bus.
Aku
ingin mengusap air matamu Soori. Kenapa kau menangis ? ucapku dalam hati ketika
melihat Soori menangis.
“Dia
siapa Hyung ?” pertanyaan Jungmin membuatku sedikit kaget.
“Dia
Soori” jawabku pada Jungmin.
“Nuguseyo
? Soori ?” Jungmin terlihat heran dan menggaruk-garuk kepalanya. Ya ! Aku lupa,
mereka tidak tahu Soori.
“Sudah,
tak usah di pikirkan” aku memalingkan wajahku ke arah Soori lagi. Dia menangis,
wajahnya pucat. Bagaimana ini ? aku sangat bingung. Aku tak tahu harus
bagaimana lagi.
*****
Malamnya
aku tidak bisa tidur karena memikirkan Soori. Masalahnya, dia di Hongkong dan
aku tak tahu bersama siapa. Handphonenya juga tak bisa di hubungi.
Pagi
harinya, aku dan teman-temanku bersiap-siap untuk fitness di gym dekat hotel
kami. Kami turun dari lantai atas menuju lantai paling dasar. Cukup banyak
Triple S yang menunggu kami di lantai dasar. Aku mencoba mencari Soori di
tengah kerumunan Triple S itu. Tapi aku tak melihatnya, mungkin dia tak
ikut-ikutan para Triple S yang ada di sini. Aku pun berjalan tanpa menghiraukan
keadaan di sekelilingku.
Akhirnya,
sampai juga di dalam van, batinku karena aku meneroos para Triple S yang ada di
sana.
“Ayo
jalan” perintah Hyun Joong pada sopir van kami. Van kami pun melaju dan mulai
meninggalkan halaman hotel kami.
“HYUNG
JUN OPPA !” terdengar suara Soori samar-samar di telingaku. Aku melirik ke arah
belakang van, dan yang kutemukan adalah Soori yang terduduk di tengah jalan.
“STOP
! Aku mau turun !” ujarku refleks ketika melihat Soori pingsan di tengah jalan
itu. Van yang ku tumpangi berhenti dan aku segera turun dari van itu.
“Soori
! Soori !” aku menggoncang-goncangkan tubuh Soori. Namun dia tidak bergeming.
Aku membopong tubuh Soori ke dalam van dan menidurkannya di kursi paling
belakang.
“Bawa
kami ke rumah sakit !” perintahku. Aku mengelus-elus rambut Soori dengan
lembut. Teman-temanku memandangku heran ketika aku mengelus rambut Soori.
“Nugu
Hyung Jun ?” tanya Kyu Jong.
“Nanti
aku jelaskan. Cepat jalankan vannya !” teriakku kesal. Van kami pun melaju
dengan cepat sampai ke rumah sakit. Aku membawanya turun dan mengikuti suster
ke ruang UGD. Tapi para perawat tidak memperbolehkanku masuk. Aku menunggunya
di luar dengan cemas. Soori, aku tidak kuat menyembunyikan ini semua. Aku akan
memberitahukan ini ke teman-temanku.
“Bisa
kita semua bicara” ujarku pada teman-temanku yang ternyata mengikutiku turun
dari van. Aku menjelaskan semuanya pada mereka semua. Mereka semua terlihat sangat
heran dan masih belum percaya dengan kata-kataku.
“Kau
gila Hyungjun ? Kau menyembunyikan ini semua dari kami selama bertahun-tahun ?”
Hyun Joong terlihat sedikit kesal.
“Mianhae.
. . Soori sendiri yang tidak mau hal ini diketahui orang lain” aku menunduk dan
menyesali kejadian yang di alami Soori. Seharusnya aku memberitahu mereka dari
awal.
“Gwenchana
Hyungjun” sahut Young Saeng oppa.
“Kau
jaga dia saja disini. Kami ke gym dulu, ya” ujar Kyu Jong kemudian didiikuti
kepergian teman-temanku dari sana.
#####
Soori
P.O.V
Bau
obat-obatan menusuk hidungku ketika aku bangun dari pingsanku. Samar-samar bisa
kulihat ada yang memegangi tanganku sambil tertidur di sampingku.
“Hyung
oppa” panggilku dengan suara yang parau. Orang itu mengangkat kepalanya kemudian
memelukku.
“Soori-ya,
kau tidak apa-apa ? Aku sangat mengkhawatirkanmu” ujar Hyung oppa cemas
kemudian duduk lagi di kursi samping tempat tidurku.
“Tidak
apa-apa oppa” jawabku dengan sedikit senyuman di bibirku.
“Untuk
apa kau ke Hongkong ? Kau itu masih lemah, aku bingung karena tidak bisa
menghubungimu. Apalagi ketika aku melihatmu di bandara” Hyung oppa mengelus
rambutku.
“Aku
ada praktek kerja dari sekolah. Aku terlalu lemah untuk membawa satu orang lagi
di badanku” jawabku. Aku menunggu reaksi dari Hyung oppa, dia masih belum
bereaksi dengan apa yang kuucapkan.
“Mwo
?! Satu orang lagi di badanmu ? Kau. . .” ujarnya kaget. Aku tertawa melihat
ekspresi Hyung oppa.
“Kau
masih belum mengerti ? Kau akan menjadi appa Hyungjun” jawabku sambil mencubit
pipinya.
“Appa
??? kau hamil Soori-ya ?” tanyanya masih sedikit heran.
“Ne.
. .” jawabku singkat.
“Kau
tidak bohong kan ?” tanyanya lagi.
“Sirho
oppa”
Hyung
oppa tersenyum lebar kemudian loncat-loncat kegirangan. Aku tertawa melihat
tingkah Hyung oppa. Dia kemudian duduk lagi di sampingku sambil memegangi
perutku.
“Dia
akan menjadi penyanyi seperti ayahnya” ucap Hyung oppa. Dia seperti sedang
membacakan mantera ke perutku.
“Oppa,
apa yang kau lakukan ?” aku sedikit geli dengan apa yang dilakukan Hyung oppa.
“Diam,
aku sedang mencoba merasakannya” Hyung oppa masih memegangi perutku sambil
melihat ke atas seperti sedang berpikir.
“Dia
belum bergerak oppa, baru 3 minggu” jawabku sambil menyingkirkan tangan Hyung
oppa dari perutku.
“Aaaa.
. . araseo” tawa kami pun meledak di ruangan itu.
******
Beberapa
tahun kemudian . . .
“Appa,
eomma. Aku mau es klim itu”ujar Soo Young sambil menunjuk-nunjuk ke arah toko
es krim yang ramai dengan anak kecil yang sedang makan es krim.
“Kau
mau es krim Soo Young ? Ayo kita kesana” Hyung oppa menggendong Soo Young dan
membawanya masuk ke dalam toko es krim itu. Aku memegangi tangan Soo Young
sampai kami ada di dalam toko es krim itu.
“Kau
mau rasa apa ?” tanyaku pada Soo Young.
“Mmmm”
ia berpikir sambil memasukan jari mungilnya ke dalam mulutnya, “chocolate”
jawabnya lucu.
“Chocolate
? kau mau apa oppa ?” aku bertanya pada Hyung oppa yang sepertinya ingin makan
es krim juga.
“Chocolate
juga” jawab Hyung oppa semangat. Ternyata benar dugaanku, dia ingin makan es
krim juga.
“Ahjumma,
es krim chocolate tiga. Dimakan di sini, ya” ujarku pada ahjumma penjaga meja
kasir. Dia menulis pesanannya kemudian mempersilakan kami untuk duduk.
Setelah
mengetahui aku hamil waktu itu, Hyung oppa membuat konferensi pers di Hongkong.
Awalnya banyak yang tidak menyukai aku sebagai istri Hyung oppa. Bahkan music
di Korea sempat goyah karena kabar pernikahanku dan Hyung oppa yang menyeruak
secara tiba-tiba. Pihak DSP ent. juga kerepotan mengurus berita Hyung oppa yang
sangat mengagetkan. Tapi itu semua berlalu begitu saja diiringi berlalunya
waktu juga. Sekarang aku dan Hyung oppa sudah hidup bahagia tanpa perlu
khawatir ada yang mengusik kehidupan kami. Ditambah lagi kehadiran Kim Soo
Young, anakku dan Hyung oppa. Nama itu di ambil dari gabungan namaku dan Hyung
oppa. Park Soori dan Kim Hyung Jun. Anak kami perempuan dan suaranya bagus
seperti ayahnya. Hyung oppa sangat menyayangi aku dan Soo Young. Bahkan dia
rela keluar dari SS501 agar bisa hidup tenang bersamaku dan Soo Young.
“Saranghae
Soori-ya” bisik Hyung oppa ketika kami duduk di toko es krim itu.
“Saranghae
Hyungjun oppa” balasku.
“Soo
Young juga” sambung Hyung oppa. Kami mencium pipi Soo Young di sebelah kanan
dan kirinya.
“Eomma,
appa. Pipiku basah” ujar Soo Young sambil mengusap pipinya dengan kedua
tangannya. Aku dan Hyung oppa tertawa melihat Soo Young melakukan itu.
Aku
harap kehidupan aku dan Hyung oppa begini selamanya. Tanpa khawatir dengan fans
yang selalu mengikuti Hyung oppa. Gomawo oppa, kau rela berkorban untukku dan
Soo Young.
Kim Hyung Jun & Park Soo Ri
Kim Soo Young
Always and Forever
_THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar