[Multi Chapter] LOVE IN THE ICE Chapter
2
Author : Choi Hye Sun ( Citra IU Cassielfishy ) aka
admin Hyesun
Title : Love In The Ice
Genre : Romance, Family
Length : One Shoot
PG :
General
Cast : 1. Lee Ryeona (
Karina Citra Ayu )
2. Kim Jong Woon aka Yesung
3. Oh Se Hun EXO
4. Choi Hye Sun ( Citra IU Cassielfishy )
5. LeeTeuk as Ryeona’s father
6. Lee So Ra as Ryeona’s Mothers
7. Choi Si Won as coach
8. Sully F(X)
Note : Tribute to Everyone who
have a dream…. I say… Catch it !! And be brave
Disclaimer : Cast belong to God…. This FF belong to
author..... Cerita murni hasil pemikiran author, please don’t be a plagiator,
take out with full credits*biarpun aku juga gak ngerti*, jangan share/bagikan
FF ini tanpa seijin author. Please RCL if you done to read it…
OST
: Love In The Ice (DBSK), It Has To Be You (Yesung),
*****************
#####
tes...
ada
yg nunggu FF ini kah?
Gak
ada ya?
Mian
XP
#author
gak jd publish
Hahahaha....
Publish
dink...
Met
baca mian makin lama makin Gaje
Kalau
ada yg nanya apa q pernah main Skate jwbn a gak..
Aku
cuma melajarin gerakan dr film Ice Princess ama surfing di googleXD
#komen
kepanjangan
oh
iya author baru punya blog #katrok
kapan2
mampir yah
www.Choihyesun930413.wordpress.com
****************
~Author POV~
Mobil
Jaguar berwarna hitam itu melesat memasuki halaman rumah megah yang memiliki
hiasan air mancur ditengah halamannya. Mobil berhenti tepat didepan pintu utama
rumah bergaya modern itu, beberapa saat kemudian pintu kemudi terbuka.
Nampaklah seorang supir berseragam membuka dua pintu belakang mobil itu secara
bergantian. Dari pintu kanan turun seorang namja berseragam SMU dengan elegan,
ia melampirkan tas dipunggung kanannya tanpa mempedulikan penumpang mobil yang
satunya dia terus berjalan.
“Sehun-ah….”panggil
namja yang baru saja keluar dari pintu penumpang sebelah kiri. Namja yang
dipanggil Sehun itu dengan cueknya terus berjalan hingga ia sampai terlebih
dulu ke ruang depan dari pada namja yang memanggilnya tadi, namja itu bahkan
belum masuk ke rumah.
“Sehun-ah……….”
Namja itu berhasil menyusul Sehun dan menepuk bahunya. Sehun mengangkat bahunya
kasar supaya tangan yang menyentuh bahunya menyingkir.
“Sehun-ah
besok peringatan kematian eomma………..”
“………………………..”
Sehun tidak merespon apa-apa, wajahnya sama sekali tidak menampakkan ekspresi
yang berbeda, wajahnya masih datar.
“Sehun-ah….kau
boleh membenciku, tapi tolong sekali saja dalam setahun kau bisakan
memperlihatkan pada eomma kalau kita baik-baik saja……………..” Sehun terus
berjalan hingga ia menghilang dibalik pintu kamarnya yang tertutup.
“Sehun-ah…………………”
#####
~Ryeona POV~
Kriiiiiiiiiiiiiiiiiing………………………….
Lagi-lagi
aku terlambat, rasanya belakangan aku jadi sering terlambat. Apa karena
aku tertular bad habit Hye Sun itu ya. Oh iya, kemana duo tengil Hye Sun
dan Jong Woon itu, bukannya mereka ‘sealiran’ denganku, apa mereka melakukan
kemajuan besar sampai-sampai hari ini mereka tidak terlambat. Kalau iya rasanya
aku harus memberi mereka ucapan selamat.
Treeet………….treeett…………….
From : Hye Sun
Dear, are you miss me?
*aiiishh yeoja ini menyebalkan =,=*
Mianhae hari ini mungkin kau tidak akan melihat aku
maupun Jong Woon disekolah, kami ada di JeJu
Sampai ketemu besok dear…
PS : Tolong katakan pada Siwon-jussi hari ini kami absen
latihan,gomawo
:*
Jadi dia dan Jong Woon sedang ada di JeJu, kenapa mereka kesana? Dan….hanya
berdua? Aku jadi curiga, jangan-jangan mereka menikah(?)Aiisshh…terserahlah aku
tidak peduli dengan mereka. Aku melihat kesekeliling rombongan siswa yang
terlambat sedang digiring ke halaman sekolah oleh Guru Killer yang sama saat
pertama kali aku bertemu Hye Sun dan Jong Woon. Bagus, aku ada dideretan paling
belakang jadi sangat mudah bagiku untuk kabur. Mianhae, aku melakukan ini………
salahkan Hye Sun yang sudah menulariku hal buruk ini*jitak author*
#####
~Author POV~
Ryeona
mengendap-endap untuk lolos dari pengawasan guru killer yang makin hari
terlihat makin sadis itu. Dengan tubuh mungilnya Ryeona sukses mengendap keluar
dari gerombolan murid-murid terlambat, Ryeona menuju kesuatu tempat.
Satu-satunya tempat yang membuatnya nyaman, yang membuatnya bisa menjadi
dirinya sendiri, gelanggang ice skating.
Ryeona
tiba didepan pintu bangunan besar disudut sekolahnya itu dengan senyum yang
mengembang, ia tidak sabar untuk meluncur. Ia belajar beberapa gerakan dirumah
dan ia ingin langsung mempraktekan, beruntung untuk soal ice skates Ryeona
tidak perlu pusing. Ada Hye Sun yang memberikannya ice skates yang sudah tidak
terpakai, berbekal pengalaman Ryeona tidak menyimpan sepatu luncurnya dirumah
melainkan ia tinggalkan di loker wanita gelanggang sekolahnya ini.
Pintu gelanggang terbuka dan seketika udara dingin menerpa sekujur tubuhnya,
sensasi dingin yang mendebarkan ini yang membuatnya merasa lebih hidup
sekarang. Ryeona memandang kesekeliling ice rink, sepi. Tidak ada satu
orangpun disana, baguslah. Kadang kenyamanan memang hanya bisa kau dapatkan
saat kau sendirian, mungkin itu juga yang Sehun pikirkan karena Sehun memang
tidak suka meluncur jika ada banyak orang. Ryeona menghembuskan nafas pelan
lalu segera menuju ruang loker wanita untuk berganti baju training dan
mengambil ice skates. Sebenarnya ia berharap ada Sehun di ice rink itu,
ia suka melihat namja itu meluncur di ice rink dengan gerakan-gerakan
hebatnya, lutz nya, loop nya, spin*gerakan memutar
ditempat dengan satu kaki*nya, Sherlock holmes akan terlihat berkilau
saat ia memecahkan kasus, seorang Michael Jackson akan berkilau saat ia
menyanyi dan dance Moon Walk nya, dan Sehun terlihat sangat berkilau
saat ia ada di ice rink meluncur dengan skill mumpuninya. Ia
yakin suatu hari nanti Sehun pasti akan menjadi bintang skate yang
memukau banyak orang.
Ryeona meraih karet kuncir dari dalam tasnya dan mengikat rambut sebahunya
dengan satu ikatan. Ia keluar dari ruang loker dengan menenteng ice skates nya,
baru ia selesai mengikat semua tali sepatu luncurnya ia melihat namja itu di ice
rink sedang meluncur dengan seragam sekolah lengkap.
“Sehun…………”
nama itu terucap sesaat sebelum senyum Ryeona mengembang. Ryeona tidak mau
mengganggu kedamaian Sehun yang masih meluncur, kebetulan memang jarang sekali
orang lain bisa melihat Sehun meluncur, namja itu benar-benar tidak suka
meluncur dihadapan banyak orang, anggota club skate sekolah mereka saja hanya
pernah melihat Sehun meluncur beberapa kali selama Sehun bergabung dengan club
dan kebanyakan mereka melihat Sehun meluncur saat dikejuaraan.
Bruuuuuuuuuuuuuk…………………………
Mata
Ryeona terbelalak lebar saat ia melihat Sehun terjatuh, namja itu bukan tidak
sengaja terjatuh tapi Ryeona yakin namja itu tadi sengaja memperlambat
kekuatannya saat melakukan lutz sehingga ia jatuh.
“Pabo,
apa yang sebenarnya ia pikirkan??” runtuk Ryeona dalam hati. Ryeona tidak
beranjak dari tempatnya, ia masih bersembunyi dideretan kursi penonton. Sedang
Sehun, namja itu hanya diam sambil duduk diatas bongkahan es di ice rink, namja
itu tidak menampakkan ekspresi apa-apa tapi matanya tidak dingin seperti
biasanya, mata namja itu kosong. Seperti hanya ada tubuh disana tapi jiwanya
sedang melayang ketempat lain.
Sehun
kali ini mendongakkan wajahnya melihat kearah atap gelanggang yang lumayan
tinggi, namja itu kembali memperlihatkan ekspresi datar dan pandangan
kosongnya. Kalau Ryeona punya kemampuan mind reader ia ingin sekali
membaca pikiran namja itu, Sehun memang namja yang unik. Entah kenapa Ryeona
selalu kesulitan menerka isi pikiran namja itu, yah..mungkin saja jika Sehun
mau membuka suara sedikit saja mungkin orang lain akan lebih bisa memahaminya
tapi sayang sekali namja itu hanya bicara jika memang situasi mengharuskannya
bicara, jika tidak dia memilih diam. Atau bahkan menghilang, namja yang unik.
Ryeona
sudah gatal ingin menghampiri Sehun yang dari tadi hanya duduk diam, Sehun hari
ini terlihat lain. Dan Ryeona kira ‘hal lain’ kali ini bukanlah sesuatu yang
baik, pasti ada sesuatu yang memenuhi pikiran namja sedingin es itu.
Ryeona
bangkit dan mulai berjalan turun, ia mulai menuruni tiap anak tangga di deretan
kursi penonton untuk mencapai ice rink, tempat Sehun berada.
Tepat
disisa anak tangga kedua ia merasa ada seseorang yang menarik tangannya, orang
itu membawanya bersembunyi kebalik kursi penonton terdekat.
“Ahjussi………………..”
“Ne…………”
Siwon jussi yang saat ini sedang memakai pollo shirt abu-abu dan celana pendek
membuatnya kaget, ahjussi ini kenapa tiba-tiba saja ada disini. Bukankah tadi
tidak ada satupun orang.
“Ahjussi
whaeyo?? aku ingin melihat Sehun kesana, aku takut dia terluka tadi dia
terjatuh cukup keras”kata Ryeona dengan nada khawatir.
“Dia
baik-baik saja…….. justru akan menjadi tidak baik-baik saja jika kau kesana
sekarang……..” Siwon-jussi tidak menatap Ryeona saat bicara, tidak seperti yang
dilakukan gadis itu saat bicara pada Pelatih club ice skate nya. Siwon-jussi
justru memfokuskan pandangannya kearah Sehun.
“Maksud
anda ahjussi??” tanya Ryeona bingung.
“Sekarang
tanggal 18 Maret kan??” Tanya Siwon-jussi, akhirnya kali ini Siwon-jussi
menatap mata bulat Ryeona.
“Ne,
whaeyo ahjussi??”
“……………………………………………………….”
Siwon-jussi lama terdiam kemudian ia menghembuskan nafas pelan sambil
menampakkan ekspresi yang benar-benar sendu “Ini hari terakhir Sehun melihat
eommanya…………………”
“Maksud
ahjussi eommanya……….”
“Eomma
Sehun meninggal tepat dihari ini, Sehun selalu ada di gelanggang ini tiap 18
Maret aku tidak tahu pasti kenapa..tapi aku yakin dia sedang mengenang
eommanya………………..”
“Oh,
aku turut menyesal………..” kata Ryeona salah tingkah, ia benar-benar tidak tahu.
“Gwenchana……….
Sekarang kita biarkan saja Sehun sendiri dulu, jangan ganggu dia…..”
“Ne…………….”
Ryeona kini lebih tenang ia memantapkan diri hanya melihat Sehun dari jauh,
namja itu pasti saat ini sedang sangat sedih, meski Sehun tidak menangis
–sebenarnya ekspresinya terlalu datar untuk orang sedih- tapi Ryeona merasa
namja itu sedang sangat rapuh saat ini, mungkin air mata Sehun benar-benar
telah membeku seperti bongkahan es yang ada di ice rink sekarang.
“Emmmm
Ryeona……………” kata Siwon-jussi sambil menepuk bahu Ryeona pelan, membuat
pikirannya yang dipenuhi Sehun tiba-tiba buyar.
“Ne
ahjussi………….” Ryeona menatap Siwo-jussi dengan khidmat, apakah ada hal lain
dari Sehun yang masih harus ia ketahui.
“Kau
ada disini karena bolos hukuman terlambat ya???”
“Mwooo???
…………………………………………..a………………a………………….i…………..i…………………”
“Tidak
perlu bohong aku tahu……………. dan biang keroknya pasti Hyesun…….aku tidak
menyalahkanmu, hanya merasa kasian kau mengenal yeoja mengerikan seperti
dia…………..”
“Ahjussi
juga merasa seperti itu???”
#####
“Hatsyiiiiiiiiiiiiiim…………………………”
Hye Sun bersin sekali saat ia dan Jongwoon sedang menapaki anak tangga disebuah
bukit di Jeju untuk mencapai makam eomma Jong Woon.
“Kau
sakit?”tanya Jong Woon.
“Aniya,
aku sehat-sehat saja………cisshh…atau ada orang yang sedang membicarakanku…….”
Hyesun mengusap hidungnya pelan.
“Kau
sungguh berlebihan…………..” kata Jong Woon sambil tertawa kecil.
“Pabo,
itu yang aku baca di komik-komik…………….”
“Kau
terlalu percaya komik………………”
“Ya
! Kau tidak berhak menghinaku !!!” Hyesun mengangkat kakinya yang mengenakan
high heels ujung runcing berhak 10 senti lalu menancapkannya ke sepatu kiri
Jong Woon.
“Aaaaaaaaawwwwwwwww……………….”pekik
Jong Woon.
“Rasakan
!!!” Hyesun meninggalkan Jong Woon yang masih kesakitan dan berjalan terus
kearah puncak bukit.
“Aku
akan mengadukanmu pada eomma ku nanti, aku akan mengadukan semua penindasanmu
padaku!!!”raung Jong Woon, ia sengaja menambah volume suaranya agar Hyesun bisa
mendengarnya.
“Ahjuma
lebih percaya padaku dari pada kau…………….” teriak Hyesun yang sudah meninggalkan
Jong Woon jauh.
“Aiiisssssshhh……………………
kau memang selalu curang Choi Hyesun, bahkan ibuku lebih mempercayaimu dari
pada anaknya sendiri……………..”
#####
~Jong Woon POV~
“Jong
Woon cepat beri salam pada ahjuma…………..” Hyesun yang tadi kasar tiba-tiba saja
berubah manis, nah memang itu kebiasaan dia sejak kecil jika dia berhadapan
dengan eomma. Ia selalu merebut makananku dan saat aku menangis karena ulahnya
eomma datang menghampiri kami. Ia akan bertanya apa yang terjadi dan ia
bertingkah manis didepan eomma dia berpura-pura sebagai ‘korban’ dan aku
‘tersangka’ otomatis eomma lebih memihak yeoja sok manis berumur 5 tahun itu
yang dikira masih sangat polos*eomma telah tertipu* dari pada Jong Woon berumur
6 tahun.
“Ahjuma………Jong
Woon sudah datang…..” dia tersenyum sok manis, iya….senyumnya memang manis tapi
aku selalu bergidik saat dia tersenyum. Yeoja ini mengerikan-_-
Aku
memperkecil jarak kami aku berdiri disebelah Hyesun yang ada didepan makam
eomma, gundukan tanah besar yang ditumbuhi rumput-rumput pendek itu cukup
terawat, pasti appa rutin datang dan membersihkan makam eomma, aku tidak yakin
Sehun akan terima jika aku memanggil ayahnya appa. appa kandungku memang sudah
lama meninggal, sejak appa meninggal itulah eomma menikah dengan appa Sehun.
Satu-satunya wajah appa yang aku ingat adalah wajah appa Sehun, dan bukankah
itu lebih baik. Karena dialah satu-satunya appa yang akan banyak menghiasi hari-hariku
kelak, itu yang aku pikirkan dulu. Tapi sepertinya aku salah, semenjak eomma
meninggal appa jarang dirumah. Aku hanya tau appa mengurus perusahaannya yang
memiliki banyak cabang di korea maupun di luar korea. Appa pasti sangat
kesepian hingga ia menyibukan diri seperti itu, aku tidak menyalahkannya, aku
memakluminya.
Aku
menyerahkan buket bunga mawar ditanganku pada Hyesun, karena aku akan melakukan
penghormatan pada mendiang eomma. Aku mengambil beberapa langkah kebelakang
lalu bersujud memberikan penghormatan pada eomma. Setelah selesai aku
meletakkan buket bunga diatas pusara eomma.
“Eomma…………apakah
anda baik-baik saja?”
“Ahjuma………….anda
sehat-sehat sajakan disana?? Syukurlah anda pasti sehat………….”
“Hyesun
kau mencoba melawak??”bisikku.
“Aniya………baik,lanjutkan
saja biar kali ini aku diam…………..” Apa benar dia bisa diam??-_-
“Eomma
kami selalu mendoakan eomma….Jangan cemas soal appa dan Sehun. Mereka baik-baik
saja eomma, Sehun titip salam padaku untuk eomma dia bilang dia tidak bisa ikut.”
“Dia minta eomma jangan cemas, eomma tahukan dia adalah anak eomma yang paling
mirip dengan eomma, permainan skates nya sama hebatnya dengan eomma…………….. Oh
Sehun akan sama hebatnya dengan bintang Skate Korea Yoon Ji Hye……….”
“Jong
Woon……….” Aku merasakan tangan Hyesun menyentuh bahuku, apa-apaan ini kenapa
mataku berkaca-kaca. Pabo…..
“Eomma…………….kami
menyayangi eomma. Semoga eomma damai di alam sana, Saranghae…………….”
#####
~Author POV~
Jong Woon dan Hyesun menuruni anak tangga menuju kaki bukit tempat mobil mereka
terparkir. Keduanya hanya diam sambil terus melangkah turun, sesekali angin
pantai menerpa mereka menggembungkan pakaian yang mereka kenakan, rambut mereka
kadang melayang-layang terkena angin itu. Makam ibu Jong Woon memang berada
dibukit dekat pantai di Jeju, bahkan di kaki bukit ini padang bunga krisan
menyambut tiap orang yang datang, tempat peristirahatan abadi yang sangat
indah. Mungkin inilah bentuk cinta sejati yang mampu appa Jong Woon dan Sehun
berikan bagi tidur panjang mendiang istrinya yang paling ia cintai, buktinya
sampai hari inipun appanya tidak pernah menikah lagi biarpun istrinya sudah
pergi sepuluh tahun lebih.
“Jong
Woon………….apa benar yang kau katakan pada ahjuma tadi. Mmmmm………..tentang Sehun,
apa kalian sudah bisa akur???”
“Hmmm…..menurutmu???”
“Kau
pembohong besar Jong Woon…………………….”
“Nah
itu kau tahu………………..”
“Tapi
berbohong demi kebaikan itu menurutku tidak apa-apa…………..kerja bagus Jong Woon,
kau sudah bertambah dewasa………” Hye Sun mengusap kepala Jong Woon sayang.
“Gomawo
kau selalu menemaniku melihat eomma setiap tahun…… kau memang sahabatku yang
baik. Meski lebih banyak menyebalkannya-_-“
“Iya
aku tau……………hahaha…………..”kali ini Hyesun tertawa cengengesan sambil
menepuk-nepuk punggung Jong Woon.
“Choi
Hyesun hentikan………………”
“Whae???
Hahahahaha……………..”
Bruuuuuuuuuuuuuuuuuuuk……………………………
Hyesun
terjungkal kedepan.
“Rasakan……………hahahaha”
Jong Woon memegang perutnya sambil tertawa terbahak-bahak. Posisi Hye Sun
terjatuh benar-benar lucu. Mirip seperti bayi yang sedang merayap.
“Hweeeeeeeee………..appo……………………..”
“Hye
Sun-ah…………..”
“Whaeyo????
cepat bantu aku berdiri !!!!”
“Shireoo…………
Hyesun-ah………………………… kenapa CD-mu motifnya norak sekali, polkadot………..”
Hyesun
membelalakan matanya, sial roknya tersingkap.
“Ya
! Kim Joong Woon……………kemari kau !!!!!”
“Andweeeeeeeeeeeeeeeeee…………………………………….”
#####
Hari
mulai gelap dan Sehun terlihat akan segera keluar dari gelanggang, Ryeona dan
Siwon-jussi sudah pergi sejak siang lalu. Hari ini tidak ada latihan, itu yang
Siwon-jussi putuskan.
Sehun
mematikan semua lampu dan mengunci pintu gelanggang, ia ketua club jadi wajar
kalau dia memiliki akses bebas untuk keluar masuk gelanggang.
“Sehun-ah……………………”
dari belakang ada yang menyergap Sehun. Dua tangan sudah melingkari pinggangnya
erat.
“Lepas………………..”
Sehun dengan kasar melepas pelukan erat dari yeoja itu.
“Kau………………”
Sehun menatap sinis yeoja yang ada dihadapannya, yeoja itu memakai kaos
bertuliskan ‘I LOVE NYC’ dengan bawahan legging hitam dan rambut keriting
kecil. Make up yang yeoja itu pakai natural dengan menonjolkan bibirnya yang
memang sudah asli merekah.
“Changi………….aku
pulang………………………… kau tidak senang aku pulang???” Yeoja itu mencoba meraih
tangan Sehun, tapi Sehun menangkis tangan yeoja itu.
“Kenapa
kau kembali, bukankah kau yang dulu meninggalkanku……………kau sudah tidak pernah
aku harapkan lagi Sully……………..”
“Mwoo???
Changi are you kidding me? kapan aku pernah bilang kita berakhir….?”
“Tapi
kau juga tidak pernah memintaku untuk menunggu, tidak………bahkan kau tidak pernah
bicara padaku tentang beasiswa Ice Skates itu, kenapa aku harus tau dari orang
lain? Dan itulah yang membuatku sadar kita memang tidak bisa melanjutkan ini
semua…………….”
“Changi………………………….aku
masih sangat mencintaimu, bukankah kau juga begitu?” Sully meraih tangan Sehun
kemudian menempelkannya ke dada kirinya.
“Lihat,
jantungmu tidak pernah berbohong, ia berdebar sangat kencang….kau juga masih
sangat mencintaikukan????”
“Cisssshh………………
sudah, terima saja semua ini sudah berakhir………………..” Sehun melepaskan tangan
Sully dan berjalan pergi.
“Sehun-ah
!!!! Jangan pernah lupakan impian kita……………….. Kita bermimpi untuk menjadi
Skaters professional bersama. Aku………dan kau di Ice Rink yang sama. Kita akan
menjadi pasangan figure skates yang memukau banyak orang……………Jangan lupakan itu
Sehun-ah………………..” Kaki Sully melemas, tubuhnya perlahan-lahan merosot ke tanah.
Tangisnya pecah, isakannya tidak bisa ia bendung. Tapi Sehun benar-benar tidak
kembali, namja itu lenyap bersama pekatnya malam.
#####
T.B.C
**************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar