Minggu, 01 April 2012


[Multi Chapter] LOVE IN THE ICE Chapter 2




Author  : Choi Hye Sun ( Citra IU Cassielfishy ) aka admin Hyesun

Title       : Love In The Ice

Genre   : Romance, Family

Length  : One Shoot

PG          : General

Cast       : 1. Lee Ryeona ( Karina Citra Ayu )
                  2. Kim Jong Woon aka Yesung
                  3. Oh Se Hun EXO
                  4. Choi Hye Sun ( Citra IU Cassielfishy )
                  5. LeeTeuk as Ryeona’s father
                  6. Lee So Ra as Ryeona’s Mothers
                  7. Choi Si Won as coach
                  8. Sully F(X)

Note      : Tribute to Everyone who have a dream…. I say… Catch it !! And be brave

Disclaimer : Cast belong to God…. This FF belong to author..... Cerita murni hasil pemikiran author, please don’t be a plagiator, take out with full credits*biarpun aku juga gak ngerti*, jangan share/bagikan FF ini tanpa seijin author. Please RCL if you done to read it…

OST                : Love In The Ice (DBSK), It Has To Be You (Yesung),


*****************

#####


tes...
ada yg nunggu FF ini kah?
Gak ada ya?
Mian
XP
#author gak jd publish
Hahahaha....
Publish dink...
Met baca mian makin lama makin Gaje
Kalau ada yg nanya apa q pernah main Skate jwbn a gak..
Aku cuma melajarin gerakan dr film Ice Princess ama surfing di googleXD
#komen kepanjangan
oh iya author baru punya blog #katrok
kapan2 mampir yah
www.Choihyesun930413.wordpress.com

****************

~Author POV~

Mobil Jaguar berwarna hitam itu melesat memasuki halaman rumah megah yang memiliki hiasan air mancur ditengah halamannya. Mobil berhenti tepat didepan pintu utama rumah bergaya modern itu, beberapa saat kemudian pintu kemudi terbuka. Nampaklah seorang supir berseragam membuka dua pintu belakang mobil itu secara bergantian. Dari pintu kanan turun seorang namja berseragam SMU dengan elegan, ia melampirkan tas dipunggung kanannya tanpa mempedulikan penumpang mobil yang satunya dia terus berjalan.

“Sehun-ah….”panggil namja yang baru saja keluar dari pintu penumpang sebelah kiri. Namja yang dipanggil Sehun itu dengan cueknya terus berjalan hingga ia sampai terlebih dulu ke ruang depan dari pada namja yang memanggilnya tadi, namja itu bahkan belum masuk ke rumah.

“Sehun-ah……….” Namja itu berhasil menyusul Sehun dan menepuk bahunya. Sehun mengangkat bahunya kasar supaya tangan yang menyentuh bahunya menyingkir.

“Sehun-ah besok peringatan kematian eomma………..”

“………………………..” Sehun tidak merespon apa-apa, wajahnya sama sekali tidak menampakkan ekspresi yang berbeda, wajahnya masih datar.

“Sehun-ah….kau boleh membenciku, tapi tolong sekali saja dalam setahun kau bisakan memperlihatkan pada eomma kalau kita baik-baik saja……………..” Sehun terus berjalan hingga ia menghilang dibalik pintu kamarnya yang tertutup.

“Sehun-ah…………………”

#####

~Ryeona POV~

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiing………………………….

Lagi-lagi aku terlambat, rasanya belakangan aku jadi sering terlambat.  Apa karena aku tertular bad habit Hye Sun itu ya. Oh iya, kemana duo tengil Hye Sun dan Jong Woon itu, bukannya mereka ‘sealiran’ denganku, apa mereka melakukan kemajuan besar sampai-sampai hari ini mereka tidak terlambat. Kalau iya rasanya aku harus memberi mereka ucapan selamat.

Treeet………….treeett……………. 
From : Hye Sun


Dear, are you miss me?
*aiiishh yeoja ini menyebalkan =,=*
Mianhae hari ini mungkin kau tidak akan melihat aku
maupun Jong Woon disekolah, kami ada di JeJu

Sampai ketemu besok dear…
PS : Tolong katakan pada Siwon-jussi hari ini kami absen latihan,gomawo
 :*


                Jadi dia dan Jong Woon sedang ada di JeJu, kenapa mereka kesana? Dan….hanya berdua? Aku jadi curiga, jangan-jangan mereka menikah(?)Aiisshh…terserahlah aku tidak peduli dengan mereka. Aku melihat kesekeliling rombongan siswa yang terlambat sedang digiring ke halaman sekolah oleh Guru Killer yang sama saat pertama kali aku bertemu Hye Sun dan Jong Woon. Bagus, aku ada dideretan paling belakang jadi sangat mudah bagiku untuk kabur. Mianhae, aku melakukan ini……… salahkan Hye Sun yang sudah menulariku hal buruk ini*jitak author*


#####


~Author POV~

Ryeona mengendap-endap untuk lolos dari pengawasan guru killer yang makin hari terlihat makin sadis itu. Dengan tubuh mungilnya Ryeona sukses mengendap keluar dari gerombolan murid-murid terlambat, Ryeona menuju kesuatu tempat. Satu-satunya tempat yang membuatnya nyaman, yang membuatnya bisa menjadi dirinya sendiri, gelanggang ice skating.
Ryeona tiba didepan pintu bangunan besar disudut sekolahnya itu dengan senyum yang mengembang, ia tidak sabar untuk meluncur. Ia belajar beberapa gerakan dirumah dan ia ingin langsung mempraktekan, beruntung untuk soal ice skates Ryeona tidak perlu pusing. Ada Hye Sun yang memberikannya ice skates yang sudah tidak terpakai, berbekal pengalaman Ryeona tidak menyimpan sepatu luncurnya dirumah melainkan ia tinggalkan di loker wanita gelanggang sekolahnya ini.

                Pintu gelanggang terbuka dan seketika udara dingin menerpa sekujur tubuhnya, sensasi dingin yang mendebarkan ini yang membuatnya merasa lebih hidup sekarang. Ryeona memandang kesekeliling ice rink, sepi. Tidak ada satu orangpun disana, baguslah. Kadang kenyamanan memang hanya bisa kau dapatkan saat kau sendirian, mungkin itu juga yang Sehun pikirkan karena Sehun memang tidak suka meluncur jika ada banyak orang. Ryeona menghembuskan nafas pelan lalu segera menuju ruang loker wanita untuk berganti baju training dan mengambil ice skates. Sebenarnya ia berharap ada Sehun di ice rink itu, ia suka melihat namja itu meluncur di ice rink dengan gerakan-gerakan hebatnya, lutz nya, loop nya, spin*gerakan memutar ditempat dengan satu kaki*nya, Sherlock holmes akan terlihat berkilau saat ia memecahkan kasus, seorang Michael Jackson akan berkilau saat ia menyanyi dan dance Moon Walk nya, dan Sehun terlihat sangat berkilau saat ia ada di ice rink meluncur dengan skill mumpuninya. Ia yakin suatu hari nanti Sehun pasti akan menjadi bintang skate yang memukau banyak orang.

                Ryeona meraih karet kuncir dari dalam tasnya dan mengikat rambut sebahunya dengan satu ikatan. Ia keluar dari ruang loker dengan menenteng ice skates nya, baru ia selesai mengikat semua tali sepatu luncurnya ia melihat namja itu di ice rink sedang meluncur dengan seragam sekolah lengkap.

“Sehun…………” nama itu terucap sesaat sebelum senyum Ryeona mengembang. Ryeona tidak mau mengganggu kedamaian Sehun yang masih meluncur, kebetulan memang jarang sekali orang lain bisa melihat Sehun meluncur, namja itu benar-benar tidak suka meluncur dihadapan banyak orang, anggota club skate sekolah mereka saja hanya pernah melihat Sehun meluncur beberapa kali selama Sehun bergabung dengan club dan kebanyakan mereka melihat Sehun meluncur saat dikejuaraan.

Bruuuuuuuuuuuuuk…………………………

Mata Ryeona terbelalak lebar saat ia melihat Sehun terjatuh, namja itu bukan tidak sengaja terjatuh tapi Ryeona yakin namja itu tadi sengaja memperlambat kekuatannya saat melakukan lutz sehingga ia jatuh.

“Pabo, apa yang sebenarnya ia pikirkan??” runtuk Ryeona dalam hati. Ryeona tidak beranjak dari tempatnya, ia masih bersembunyi dideretan kursi penonton. Sedang Sehun, namja itu hanya diam sambil duduk diatas bongkahan es di ice rink, namja itu tidak menampakkan ekspresi apa-apa tapi matanya tidak dingin seperti biasanya, mata namja itu kosong. Seperti hanya ada tubuh disana tapi jiwanya sedang melayang ketempat lain.

Sehun kali ini mendongakkan wajahnya melihat kearah atap gelanggang yang lumayan tinggi, namja itu kembali memperlihatkan ekspresi datar dan pandangan kosongnya. Kalau Ryeona punya kemampuan mind reader ia ingin sekali membaca pikiran namja itu, Sehun memang namja yang unik. Entah kenapa Ryeona selalu kesulitan menerka isi pikiran namja itu, yah..mungkin saja jika Sehun mau membuka suara sedikit saja mungkin orang lain akan lebih bisa memahaminya tapi sayang sekali namja itu hanya bicara jika memang situasi mengharuskannya bicara, jika tidak dia memilih diam. Atau bahkan menghilang, namja yang unik.

Ryeona sudah gatal ingin menghampiri Sehun yang dari tadi hanya duduk diam, Sehun hari ini terlihat lain. Dan Ryeona kira ‘hal lain’ kali ini bukanlah sesuatu yang baik, pasti ada sesuatu yang memenuhi pikiran namja sedingin es itu.

Ryeona bangkit dan mulai berjalan turun, ia mulai menuruni tiap anak tangga di deretan kursi penonton untuk mencapai ice rink, tempat Sehun berada.

Tepat disisa anak tangga kedua ia merasa ada seseorang yang menarik tangannya, orang itu membawanya bersembunyi kebalik kursi penonton terdekat.

“Ahjussi………………..”

“Ne…………” Siwon jussi yang saat ini sedang memakai pollo shirt abu-abu dan celana pendek membuatnya kaget, ahjussi ini kenapa tiba-tiba saja ada disini. Bukankah tadi tidak ada satupun orang.

“Ahjussi whaeyo?? aku ingin melihat Sehun kesana, aku takut dia terluka tadi dia terjatuh cukup keras”kata Ryeona dengan nada khawatir.

“Dia baik-baik saja…….. justru akan menjadi tidak baik-baik saja jika kau kesana sekarang……..” Siwon-jussi tidak menatap Ryeona saat bicara, tidak seperti yang dilakukan gadis itu saat bicara pada Pelatih club ice skate nya. Siwon-jussi justru memfokuskan pandangannya kearah Sehun.

“Maksud anda ahjussi??”  tanya Ryeona bingung.

“Sekarang tanggal 18 Maret kan??” Tanya Siwon-jussi, akhirnya kali ini Siwon-jussi menatap mata bulat Ryeona.

“Ne, whaeyo ahjussi??”

“……………………………………………………….” Siwon-jussi lama terdiam kemudian ia menghembuskan nafas pelan sambil menampakkan ekspresi yang benar-benar sendu “Ini hari terakhir Sehun melihat eommanya…………………”

“Maksud ahjussi eommanya……….”

“Eomma Sehun meninggal tepat dihari ini, Sehun selalu ada di gelanggang ini tiap 18 Maret aku tidak tahu pasti kenapa..tapi aku yakin dia sedang mengenang eommanya………………..”

“Oh, aku turut menyesal………..” kata Ryeona salah tingkah, ia benar-benar tidak tahu.

“Gwenchana………. Sekarang kita biarkan saja Sehun sendiri dulu, jangan ganggu dia…..”

“Ne…………….” Ryeona kini lebih tenang ia memantapkan diri hanya melihat Sehun dari jauh, namja itu pasti saat ini sedang sangat sedih, meski Sehun tidak menangis –sebenarnya ekspresinya terlalu datar untuk orang sedih- tapi Ryeona merasa namja itu sedang sangat rapuh saat ini, mungkin air mata Sehun benar-benar telah membeku seperti bongkahan es yang ada di ice rink sekarang.

“Emmmm Ryeona……………” kata Siwon-jussi sambil menepuk bahu Ryeona pelan, membuat pikirannya yang dipenuhi Sehun tiba-tiba buyar.

“Ne ahjussi………….” Ryeona menatap Siwo-jussi dengan khidmat, apakah ada hal lain dari Sehun yang masih harus ia ketahui.

“Kau ada disini karena bolos hukuman terlambat ya???”

“Mwooo??? …………………………………………..a………………a………………….i…………..i…………………”

“Tidak perlu bohong aku tahu……………. dan biang keroknya pasti Hyesun…….aku tidak menyalahkanmu, hanya merasa kasian kau mengenal yeoja mengerikan seperti dia…………..”

“Ahjussi juga merasa seperti itu???”


#####

“Hatsyiiiiiiiiiiiiiim…………………………” Hye Sun bersin sekali saat ia dan Jongwoon sedang menapaki anak tangga disebuah bukit di Jeju untuk mencapai makam eomma Jong Woon.

“Kau sakit?”tanya Jong Woon.

“Aniya, aku sehat-sehat saja………cisshh…atau ada orang yang sedang membicarakanku…….” Hyesun mengusap hidungnya pelan.

“Kau sungguh berlebihan…………..” kata Jong Woon sambil tertawa kecil.

“Pabo, itu yang aku baca di komik-komik…………….”

“Kau terlalu percaya komik………………”

“Ya ! Kau tidak berhak menghinaku !!!” Hyesun mengangkat kakinya yang mengenakan high heels ujung runcing berhak 10 senti lalu menancapkannya ke sepatu kiri Jong Woon.

“Aaaaaaaaawwwwwwwww……………….”pekik Jong Woon.

“Rasakan !!!” Hyesun meninggalkan Jong Woon yang masih kesakitan dan berjalan terus kearah puncak bukit.

“Aku akan mengadukanmu pada eomma ku nanti, aku akan mengadukan semua penindasanmu padaku!!!”raung Jong Woon, ia sengaja menambah volume suaranya agar Hyesun bisa mendengarnya.

“Ahjuma lebih percaya padaku dari pada kau…………….” teriak Hyesun yang sudah meninggalkan Jong Woon jauh.

“Aiiisssssshhh…………………… kau memang selalu curang Choi Hyesun, bahkan ibuku lebih mempercayaimu dari pada anaknya sendiri……………..”


#####

~Jong Woon POV~

“Jong Woon cepat beri salam pada ahjuma…………..” Hyesun yang tadi kasar tiba-tiba saja berubah manis, nah memang itu kebiasaan dia sejak kecil jika dia berhadapan dengan eomma. Ia selalu merebut makananku dan saat aku menangis karena ulahnya eomma datang menghampiri kami. Ia akan bertanya apa yang terjadi dan ia bertingkah manis didepan eomma dia berpura-pura sebagai ‘korban’ dan aku ‘tersangka’ otomatis eomma lebih memihak yeoja sok manis berumur 5 tahun itu yang dikira masih sangat polos*eomma telah tertipu* dari pada Jong Woon berumur 6 tahun.

“Ahjuma………Jong Woon sudah datang…..” dia tersenyum sok manis, iya….senyumnya memang manis tapi aku selalu bergidik saat dia tersenyum. Yeoja ini mengerikan-_-

Aku memperkecil jarak kami aku berdiri disebelah Hyesun yang ada didepan makam eomma, gundukan tanah besar yang ditumbuhi rumput-rumput pendek itu cukup terawat, pasti appa rutin datang dan membersihkan makam eomma, aku tidak yakin Sehun akan terima jika aku memanggil ayahnya appa. appa kandungku memang sudah lama meninggal, sejak appa meninggal itulah eomma menikah dengan appa Sehun. Satu-satunya wajah appa yang aku ingat adalah wajah appa Sehun, dan bukankah itu lebih baik. Karena dialah satu-satunya appa yang akan banyak menghiasi hari-hariku kelak, itu yang aku pikirkan dulu. Tapi sepertinya aku salah, semenjak eomma meninggal appa jarang dirumah. Aku hanya tau appa mengurus perusahaannya yang memiliki banyak cabang di korea maupun di luar korea. Appa pasti sangat kesepian hingga ia menyibukan diri seperti itu, aku tidak menyalahkannya, aku memakluminya.

Aku menyerahkan buket bunga mawar ditanganku pada Hyesun, karena aku akan melakukan penghormatan pada mendiang eomma. Aku mengambil beberapa langkah kebelakang lalu bersujud memberikan penghormatan pada eomma. Setelah selesai aku meletakkan buket bunga diatas pusara eomma.

“Eomma…………apakah anda baik-baik saja?”

“Ahjuma………….anda sehat-sehat sajakan disana?? Syukurlah anda pasti sehat………….”

“Hyesun kau mencoba melawak??”bisikku.

“Aniya………baik,lanjutkan saja biar kali ini aku diam…………..” Apa benar dia bisa diam??-_-

“Eomma kami selalu mendoakan eomma….Jangan cemas soal appa dan Sehun. Mereka baik-baik saja eomma, Sehun titip salam padaku untuk eomma dia bilang dia tidak bisa ikut.” “Dia minta eomma jangan cemas, eomma tahukan dia adalah anak eomma yang paling mirip dengan eomma, permainan skates nya sama hebatnya dengan eomma…………….. Oh Sehun akan sama hebatnya dengan bintang Skate Korea Yoon Ji Hye……….”

“Jong Woon……….” Aku merasakan tangan Hyesun menyentuh bahuku, apa-apaan ini kenapa mataku berkaca-kaca. Pabo…..

“Eomma…………….kami menyayangi eomma. Semoga eomma damai di alam sana, Saranghae…………….”


#####

~Author POV~

                Jong Woon dan Hyesun menuruni anak tangga menuju kaki bukit tempat mobil mereka terparkir. Keduanya hanya diam sambil terus melangkah turun, sesekali angin pantai menerpa mereka menggembungkan pakaian yang mereka kenakan, rambut mereka kadang melayang-layang terkena angin itu. Makam ibu Jong Woon memang berada dibukit dekat pantai di Jeju, bahkan di kaki bukit ini padang bunga krisan menyambut tiap orang yang datang, tempat peristirahatan abadi yang sangat indah. Mungkin inilah bentuk cinta sejati yang mampu appa Jong Woon dan Sehun berikan bagi tidur panjang mendiang istrinya yang paling ia cintai, buktinya sampai hari inipun appanya tidak pernah menikah lagi biarpun istrinya sudah pergi sepuluh tahun lebih.

“Jong Woon………….apa benar yang kau katakan pada ahjuma tadi. Mmmmm………..tentang Sehun, apa kalian sudah bisa akur???”

“Hmmm…..menurutmu???”

“Kau pembohong besar Jong Woon…………………….”

“Nah itu kau tahu………………..”

“Tapi berbohong demi kebaikan itu menurutku tidak apa-apa…………..kerja bagus Jong Woon, kau sudah bertambah dewasa………” Hye Sun mengusap kepala Jong Woon sayang.

“Gomawo kau selalu menemaniku melihat eomma setiap tahun…… kau memang sahabatku yang baik. Meski lebih banyak menyebalkannya-_-“

“Iya aku tau……………hahaha…………..”kali ini Hyesun tertawa cengengesan sambil menepuk-nepuk punggung Jong Woon.

“Choi Hyesun hentikan………………”

“Whae??? Hahahahaha……………..”


Bruuuuuuuuuuuuuuuuuuuk……………………………


Hyesun terjungkal kedepan.

“Rasakan……………hahahaha” Jong Woon memegang perutnya sambil tertawa terbahak-bahak. Posisi Hye Sun terjatuh benar-benar lucu. Mirip seperti bayi yang sedang merayap.

“Hweeeeeeeee………..appo……………………..”

“Hye Sun-ah…………..”

“Whaeyo???? cepat bantu aku berdiri !!!!”

“Shireoo………… Hyesun-ah………………………… kenapa CD-mu motifnya norak sekali, polkadot………..”

Hyesun membelalakan matanya, sial roknya tersingkap.

“Ya ! Kim Joong Woon……………kemari kau !!!!!”

“Andweeeeeeeeeeeeeeeeee…………………………………….”


#####

Hari mulai gelap dan Sehun terlihat akan segera keluar dari gelanggang, Ryeona dan Siwon-jussi sudah pergi sejak siang lalu. Hari ini tidak ada latihan, itu yang Siwon-jussi putuskan. 

Sehun mematikan semua lampu dan mengunci pintu gelanggang, ia ketua club jadi wajar kalau dia memiliki akses bebas untuk keluar masuk gelanggang.

“Sehun-ah……………………” dari belakang ada yang menyergap Sehun. Dua tangan sudah melingkari pinggangnya erat.

“Lepas………………..” Sehun dengan kasar melepas pelukan erat dari yeoja itu.

“Kau………………” Sehun menatap sinis yeoja yang ada dihadapannya, yeoja itu memakai kaos bertuliskan ‘I LOVE NYC’ dengan bawahan legging hitam dan rambut keriting kecil. Make up yang yeoja itu pakai natural dengan menonjolkan bibirnya yang memang sudah asli merekah.

“Changi………….aku pulang………………………… kau tidak senang aku pulang???” Yeoja itu mencoba meraih tangan Sehun, tapi Sehun menangkis tangan yeoja itu.

“Kenapa kau kembali, bukankah kau yang dulu meninggalkanku……………kau sudah tidak pernah aku harapkan lagi Sully……………..”

“Mwoo??? Changi are you kidding me? kapan aku pernah bilang kita berakhir….?”

“Tapi kau juga tidak pernah memintaku untuk menunggu, tidak………bahkan kau tidak pernah bicara padaku tentang beasiswa Ice Skates itu, kenapa aku harus tau dari orang lain? Dan itulah yang membuatku sadar kita memang tidak bisa melanjutkan ini semua…………….”

“Changi………………………….aku masih sangat mencintaimu, bukankah kau juga begitu?” Sully meraih tangan Sehun kemudian menempelkannya ke dada kirinya.

“Lihat, jantungmu tidak pernah berbohong, ia berdebar sangat kencang….kau juga masih sangat mencintaikukan????”

“Cisssshh……………… sudah, terima saja semua ini sudah berakhir………………..” Sehun melepaskan tangan Sully dan berjalan pergi.

“Sehun-ah !!!! Jangan pernah lupakan impian kita……………….. Kita bermimpi untuk menjadi Skaters professional bersama. Aku………dan kau di Ice Rink yang sama. Kita akan menjadi pasangan figure skates yang memukau banyak orang……………Jangan lupakan itu Sehun-ah………………..” Kaki Sully melemas, tubuhnya perlahan-lahan merosot ke tanah. Tangisnya pecah, isakannya tidak bisa ia bendung. Tapi Sehun benar-benar tidak kembali, namja itu lenyap bersama pekatnya malam.


#####

T.B.C

**************

Tidak ada komentar: